KUESIONER PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air

No. 416 Tahun 1990 Tentang : Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air

LAMPIRAN A DATA HASIL PENGUJIAN KARBON AKTIF KAYU BAKAU

LAMPIRAN 1. Foto Dokumentasi Lokasi Sampel Kualitas Air

No. 416 Tahun 1990 Tentang : Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l

Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No Seri D

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner yang digunakan pada penelitian dampak pemupukan N dosis tinggi pada usahatani sayuran dataran tinggi.

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Lampiran 1 ph. Hasil seperti pada tabel berikut : Tabel 1 Hasil pengukuran ph sebelum dan sesudah elektrokoagulasi ph. Pengambilan Sampel 1 4,7 6,9

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

V. KESIMPULAN DAN SARAN

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2003 PEMERIKSAAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUMUR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA DUMAI TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

LAMPIRAN F. Persyaratan Kualitas Air Minum

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT

UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PENGAWASAN DAN RETRIBUSI PEMERIKSAAN KWALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 18 TAHUN 2002 TENTANG PENGAWASAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

KONDISI SUMUR GALI dan KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli PADA AIR SUMUR GALI DI DESA BOKONUSAN KECAMATAN SEMAU KABUPATEN KUPANG TAHUN 2017

LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet

GUBERNUR JAWA TIMUR, 4. Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 1999 tentang Perusahaan Umum Jasa Tirta I ;

Lampiran I. Gambar Sampel. Air setelah penambahan pree chlorination

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Tahnia Nazthalia (2012) mengadakan penelitian Analisa Kebutuhan Air

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB V HASIL PENELITIAN. berturut turut disajikan pada Tabel 5.1.

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

Repository.Unimus.ac.id

TARIF LINGKUP AKREDITASI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 582 TAHUN 1995 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PENGAMBILAN SAMPEL AIR (ANALISIS AIR) (situs Ini Asa, Cerita dan Tujuan Analis Kesehatan) Oleh : OKTIA EKA RINASIH NIM : G0C015051

EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK

PENGARUH KONSTRUKSI SUMUR TERHADAP KANDUNGAN BAKTERI ESCHERCIA COLI PADA AIR SUMUR GALI DI DESA DOPALAK KECAMATAN PALELEH KABUPATEN BUOL

BAB I PENDAHULUAN. untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia menggunakan air untuk

Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 Tentang : Pengendalian Pencemaran Air

LAMPIRAN I. No Jenis Parameter Satuan 1 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

METODELOGI PENELITIAN. penduduk yang dilalui saluran lindi bermuara ke laut dengan jarak drainase 2,5

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 58/MENLH/12/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT LINGKUNGAN HIDUP

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut :

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEMERIKSAAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

I. PENDAHULUAN. sekaligus faktor utama penunjang pembangunan ekonomi karena peningkatan

Air mineral alami SNI 6242:2015

Repository.unimus.ac.id

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DATA KUALITAS AIR SUMUR PERIODE APRIL TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM

Tabel.1. Data Absorbansi Larutan Standar Unsur Nikel ( Ni ) Bulan II 0,0000 0,0000 0,0100 0,0015 0,0200 0,0030 0,0300 0,0044 0,0400 0,0057

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut

PENGAWASAN KUALITAS AIR

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah

Air mineral SNI 3553:2015

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 65 TAHUN 1999

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria mutu air berdasarkan kelas (PP Nomor 82 Tahun 2001) PARAMETER SATUAN KELAS I II III IV FISIKA

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

KAJIAN KUALITAS AIR SUMUR SEBAGAI SUMBER AIR MINUM DI KELURAHAN GUBUG KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

GUBERNUR KEPALA DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Menimbang :

Transkripsi:

LAMPIRAN Lampiran 1. Lembar Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN JARAK SEPTIC TANK, KONSTRUKSI SUMUR GALI, DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli AIR SUMUR GALI PENDUDUK DI DESA MEKAR MAKMUR KECAMATAN SEI LEPAN KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2016 IDENTITAS RESPONDEN 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Alamat : 6. Pendidikan : PENGETAHUAN RESPONDEN 1. Menurut Saudara/i, apakah manfaat air bersih? a. Bisa terhindar dari penyakit b. Aman untuk diminum c. Dapat membersihkan badan 2. Menurut Saudara/i, apa manfaat memasak air terlebih dahulu sebelum diminum? a. Untuk membunuh bakteri dan kuman penyakit b. Agar lebih segar c. Supaya enak diminum 3. Menurut Saudara/i, berasal dari manakah pencemaran air yang paling berpengaruh pada kesehatan manusia? a. Tanah b. Air hujan c. Udara 4. Menurut Saudara/i, pencemaran apakah yang dapat berdampak langsung dan cepat terhadap kesehatan? a. Pencemaran bakteriologis (Escherichia coli) b. Pencemaran kimiawi (besi, timbal) c. Pencemaran fisik (warna, kekeruhan) 5. Menurut Saudar/i, penyakit apa saja yang dapat timbul apabila mengkonsumsi air yang tidak sehat? a. Penyakit saluran pencernaan (diare) b. Penyakit kulit (gatalgatal) c. Penyakit saluran pernapasan (sesak napas) 6. Menurut Saudara/i, apa jenis sarana air bersih yang paling baik menurut kesehatan? a. Perusahaan Air Minum (PAM) b. Sumur Pompa Tangan (SPT) c. Sumur Gali dengan timba (SGL)

7. Menurut Saudara/i, bagaimana sumur gali yang memenuhi syarat? a. Konstruksi harus baik, mempunyai Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) dan jauh dari sumber pencemar b. Jauh dari tumpukan sampah c. Galinya harus dalam 8. Menurut Saudara/i, berapakah jarak sumur gali dari sumber pencemar seperti septic tank? a. > 10 meter b. 10 meter c. < 10 meter 9. Menurut Saudara/i, barapa kedalaman dinding sumur (cincin) yang memenuhi syarat kesehatan dari permukaan tanah? a. 3 meter b. 2 meter c. 1 meter 10. Menurut Saudara/i, apakah manfaat penggunaan dinding sumur? a. Agar tidak terjadi pelongsoran tanah dan mengindari bakteri agar tidak meresap masuk kedalam sumur melalui rembesan air yang ada disekeliling sumur b. Terlihat kuat dan kokoh c. Tidak tahu 11. Menurut Saudar/i, berapakah tinggi minimal bibir sumur? a. 70 cm b. 60 cm c. 50 cm 12. Menurut Saudara/i, berapakah lebar minimal lantai dari tepi bibir sumur? a. 1 meter b. 0,5 meter c. Seluas satu langkah kaki 13. Menurut Saudara/i, apa gunanya bagian dasar sumur diberi kerikil? a. Agar air tidak keruh sewaktu ditimba b. Mencegah air keruh c. Agar timba tidak menyentuh tanah 14. Menurut Saudara/i, dimanakah tempat meletakkan timba yang paling baik untuk mengambil air sumur? a. Digantung b. Bibir sumur c. Lantai 15. Menurut Saudara/i, apa manfaat konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat? a. Agar terhindar dari penyakit b. Agar air rembesan tidak masuk c. Agar air tidak kotor

SIKAP RESPONDEN Pernyataan Apakah Saudara/i setuju kalau sumur gali yang sehat harus mempunyai konstruksi yang baik? Apakah Saudara/i setuju untuk menghindari pengotoran jarak sumur dengan lubang galian tinja harus lebih dari 10 meter? Apakah Saudara/i setuju kalau sumur gali harus dilengkapi dengan cincin sumur? Apakah Saudara/i setuju apabila sumur gali harus dilengkapi dengan bibir sumur yang kedap air minimal 70 cm? Saudara/i setuju apabila sumur gali harus dilengkapi dengan lantai sumur? Bagaimana pendapat Saudara/i terhadap anjuran menyemen lantai sekeliling sumur lebih dari 1 meter? Apakah Saudara/i setuju apabila selesai menimba air, timba harus digantung? Apakah Saudara/i setuju sumur gali harus mempunyai Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang terbuat dari bahan yang kedap air? Bagaimana pendapat Saudara/i apabila dengan memiliki konstruksi sumur gali yang baik dapat mencegah timbulnya penyakit? Apakah Saudara/i setuju air yang baik untuk diminum harus dimasak terlebih dahulu? Raguragu Tidak setuju TINDAKAN RESPONDEN Pernyataan Menggunakan sumber air bersih yang berasal dari sumur gali untuk keperluan seharihari Menyemen disekitar sumur gali minimal radius 1 meter Sesudah menimba air dan/atau ketika timba sedang tidak digunakan timba selalu digantung Jika lantai sumur pecah, segera diperbaiki Melengkapi sumur gali dengan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang kedap air Memasak terlebih dahulu air yang akan dikonsumsi

Lampiran 2. Lembar Observasi Konstruksi Sumur Gali Lembar Observasi Konstruksi Sumur Gali di Mekar Makmur Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Tahun 2016 1. Keterangan No. Responden : Nama : Tanggal Observasi: Jumlah Pemakai : 2. Karakteristik Sumur Konstruksi Sumur Gali Keadaan lebar lantai sumur gali : < 1 meter dan tidak kedap air > 1 meter dan kedap air Keadaan dinding sumur gali dari permukaan tanah : < 3 meter dan tidak kedap air > 3 meter dari kedap air Keadaan tinggi bibir sumur gali : <70 cm dan tidak kedap air > 70 cm dan kedap air Keadaan letak timba pengambil air sumur gali : Terletak di lantai Digantung diatas sumur Keadaan tutup sumur Tidak memiliki tutup Memiliki tutup Saluran Limbah sumur gali Tidak ada Ada memiliki sumber pencemaran seperti kandang ternak, tempat sampah, jamban, dan septic tank Ada Tidak ada Keterangan

SALINAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syaratsyarat Dan Pengawasan Kualitas Air MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilaksanankan pengawasan kualitas air secara intensif dan terus menerus; b. bahwa kualitas air yang digunakan masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan agar terhindar dari gangguan kesehatan; c. bahwa syaratsyarat kualitas air yang berhubungan dengan kesehatan yang telah ada perlu disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan upaya kesehatan semua kebutuhan masyarakat dewasa ini; d. bahwa sehubungan dengan huruf a, b dan c perlu ditetapkan kembali syaratsyarat dan pengawasan kualitas air dengan Peraturan Menteri Kesehatan. Mengingat : 1. Undangundang Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokokpokok Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2068) 2. Undangundang Nomor 11 Tahun 1962 tentang Hygiene Untuk Usahausaha Bagi Umum (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2475); 3. Undangundang Nomor 3 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Pemerintah di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037); 4. Undangundang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuanketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Kesehatan Kepada Daerah (Lembaran Negara Tahun 1987 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3347); 7. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor 02/Men.KLH/I/1988 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan. http://web.ipb.ac.id/~tml_atsp/ Hal 1 dari 10

Menetapkan : MEMUTUSKAN Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Syaratsyarat dan Pengawasan Kualitas Air. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: a. Air adalah air minum, air bersih, air kolam renang, dan air pemandian umum. b. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. c. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan seharihari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. d. Air kolam renang adalah air di dalam kolam renang yang digunakan untuk olah raga renang dan kualitasnya memenuhi syarat kesehatan. e. Air Pemandian Umum adalah air yang digunakan pada tempat pemandian umum tidak termasuk pemandian untuk pengobatan tradisional dan kolam renang, yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan. f. Kakandep adalah Kepala Kantor Departemen Kesehatan Kabupaten/Kotamadya. g. Kakanwil adalah Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi. h. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Departemen Kesehatan. BAB II SYARATSYARAT Pasal 2 (1) Kualitas Air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan mikrobiologi, Fisika, kimia, dan radioaktif. (2) Pengawasan kualitas air sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum dalam lampiran I, II, III, dan IV peraturan ini. BAB III PENGAWASAN pasal 3 (1) Pengawasan kualitas air bertujuan untuk mencegah penurunan kualitas dan penggunaan air yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan, serta meningkatkan kualitas air. (2) Pengawasan kualitas air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Daerah Tingkat II http://web.ipb.ac.id/~tml_atsp/ Hal 2 dari 10

Pasal 4 (1) Kegiatan pengawasan kualitas air mencakup : a. Pengamatana lapangan dan pengambilan contoh air termasuk pada proses produksi dan distribusi. b. Pemeriksaan contoh air. c. Analisis hasil pemeriksaan. d. Perumusan saran dan cara pemecahan masalah yang timbul dari hasil kegiatan a,b, dan c e. Kegiatan tindak lanjut berupa pemantauan upaya penanggulangan/perbaikan termasuk kegiatan penyuluhan. (2) Hasil pengawasankualitas air dilaporkan secara berkala oleh Kepala Dinas Kesehatan Daerah Tingkat II secara berjenjang dengan tembusan kepada Direktur Jenderal. (3) Tata cara penyelenggaraan pengawasan dan syaratsyarat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) serta kualifikasi tenaga pengawas ditetapkan oleh Direktur Jenderal. Pasal 5 Pemeriksaan contoh air dilaksanakan oleh laboratorium yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Pasal 6 (1) Penyampaian dari syaratsyarat kualitas air seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri ini tidak dibenarkan, kecuali dalam keadaan khusus di bawah pengawasan Kepala Dinas Kesehatan Daerah Tingkat II setelah berkonsultasi dengan Kakanwil; (2) Kakanwil dalam Memberikan pertimbangan setelah mendapat petunjuk Direktur Jenderal. Pasal 7 (1) Pembinaan teknis terhadap pengawasan kualitas air di tingkat Pusat dilakukan oleh Direktur Jenderal; (2) Pembinaan teknis terhadap pengawasan kualitas air di tingkat propinsi dilakukan oleh Kakanwil; (3) Pembinaan teknis terhadap pengawasan kualitas air di Daerah Tingkat II dilakukan oleh Kakandep; Pasal 8 Pembiayaan pemeriksaan contoh air yang dimaksudkan dalam Peraturan Menteri ini di bebankan kepada Pemerintah dan masyarakat termasuk swasta berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. Pasal 9 Air yang digunakan untuk kepentingan umum wajib diuji kualitas airnya. http://web.ipb.ac.id/~tml_atsp/ Hal 3 dari 10

BAB IV PENINDAKAN Pasal 10 Barang siapa yang melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuanketentuan dalam Peraturan Menteri ini yang dapat mengakibatkan bahaya bagi kesehatan dan merugikan bagi kepentingan umum, maka dapat dikenakan tindakan administratif dan atau tindakan pidana atau tindakan lainnya berdasarkan perundangundangan yang berlaku. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri ini, maka : a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 01/Birhukmas/I/1975 tentang Syaratsyarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum; b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 172/MenKes/Per/VIII/1977 tentang Syaratsyarat dan Pengawasan Kualitas Air Kolam Renang; c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 257/MenKes/Per/VI/1982 tentang Syaratsyarat dan Pengawasan Kualitas Air Pemandian Umum; Dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 12 Ketentuanketentuan lain yang berhubungan dengan syaratsyarat dan pengawasan kualitas air yang masih berlaku harus disesuaikan dengan peraturan ini. Pasal 13 Halhal yang bersifat teknis yang belum diatur dalam Peraturan Menteri ini, ditetapkan oleh Direktur Jenderal. Pasal 14 Peraturan Menteri ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : J A K A R T A Pada tanggal : 3 September 1990 Menteri Kesehatan Republik Indonesia ttd Dr. Adhyatma, MPH http://web.ipb.ac.id/~tml_atsp/ Hal 4 dari 10

Lampiran I Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal : 3 September 1990 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM No. PARAMETER Satuan Kadar Maksimum yang Keterangan diperbolehkan 1 2 3 4 5 A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. B. a. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. b. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. FISIKA Bau Jumlah zat padat terlarut (TDS) Kekeruhan Rasa Suhu Warna KIMIA Kimia Anorganik Air raksa Alumunium Arsen Barium Besi Fluorida Kadnium Kesadahan (CaCO3) Klorida Kromium, Valensi 6 Mangan Natrium Nitrat, sebagai N Nitrit, sebagai N Perak ph Selenium Seng Sianida Sulfat Sulfida (sebagai H2S) Tembaga Timbal Kimia Organik Aldrin dan Dieldrin Benzena Benzo (a) pyrene Chlordane (total isomer) Coloroform 2,4 D DDT Detergen 1,2 Discloroethane 1,1 Discloroethene Heptaclor dan heptaclor epoxide Hexachlorobenzene GammaHCH (Lindane) Methoxychlor Pentachlorophanol Skala NTU o C Skala TCU 1.000 5 Suhu udara ± 3 o C 15 0,001 0,2 0,05 1,0 0,3 1,5 0,005 500 250 0,05 0,1 200 10 1,0 0,05 6,5 8,5 0,01 5,0 0,1 400 0,05 1,0 0,05 0,0007 0,01 0,00001 0,0003 0,03 0,10 0,03 0,05 0,01 0,0003 0,003 0,00001 0,004 0,03 0,01 Tidak berbau Tidak berasa Merupakan batas minimum dan maksimum http://web.ipb.ac.id/~tml_atsp/ Hal 5 dari 10

No. PARAMETER Satuan Kadar Maksimum yang Keterangan diperbolehkan 1 2 3 4 5 16. 17. 18. C. 1. 2. D. 1. 2. Pestisida Total 2,4,6 urichlorophenol Zat organik (KMnO4) Mikro biologik Koliform Tinja Total koliform Radio Aktivitas Aktivitas Alpha (Gross Alpha Activity) Aktivitas Beta (Gross Beta Activity) Jumlah per 100 ml Jumlah per 100 ml Bq/L Bq/L Keterangan : mg = miligram ml = mililiter L = liter Bq = Bequerel NTU = Nephelometrik Turbidity Units TCU = True Colour Units Logam berat merupakan logam terlarut 0,10 0,01 10 0 0 95% dari sampel yang diperiksa selama setahun. Kadangkadang boleh ada 3 per 100 ml sampel air, tetapi tidak berturutturut 0,1 1,0 Ditetapkan di : J A K A R T A Pada tanggal : 3 September 1990 Menteri Kesehatan Republik Indonesia ttd Dr. Adhyatma, MPH http://web.ipb.ac.id/~tml_atsp/ Hal 6 dari 10

Lampiran II Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal : 3 September 1990 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR BERSIH No. PARAMETER Satuan Kadar Maksimum yang Keterangan diperbolehkan 1 2 3 4 5 A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. FISIKA Bau Jumlah zat padat terlarut (TDS) Kekeruhan Rasa Suhu Warna KIMIA Air raksa Arsen Besi Fluorida Kadnium Kesadahan (CaCO3) Klorida Kromium, Valensi 6 Mangan Nitrat, sebagai N Nitrit, sebagai N ph Selenium Seng Sianida Sulfat Timbal Kimia Organik Aldrin dan Dieldrin Benzena Benzo (a) pyrene Chlordane (total isomer) Coloroform 2,4 D DDT Detergen 1,2 Discloroethane 1,1 Discloroethene Heptaclor dan heptaclor epoxide Hexachlorobenzene GammaHCH (Lindane) Methoxychlor Pentachlorophanol Pestisida Total 2,4,6 urichlorophenol Zat organik (KMnO4) Skala NTU o C Skala TCU 1.500 25 Suhu udara ± 3 o C 50 0,001 0,05 1,0 1,5 0,005 500 600 0,05 0,5 10 1,0 6,5 9,0 0,01 15 0,1 400 0,05 0,0007 0,01 0,00001 0,007 0,03 0,10 0,03 0,5 0,01 0,0003 0,003 0,00001 0,004 0,10 0,01 0,10 0,01 10 Tidak berbau Tidak berasa Merupakan batas minimum dan maksimum, khusus air hujan ph minimum 5,5 http://web.ipb.ac.id/~tml_atsp/ Hal 7 dari 10

No. PARAMETER Satuan Kadar Maksimum yang Keterangan diperbolehkan 1 2 3 4 5 C. Mikro biologik D. 1. 2. Total koliform (MPN) Radio Aktivitas Aktivitas Alpha (Gross Alpha Activity) Aktivitas Beta (Gross Beta Activity) Jumlah per 100 ml Jumlah per 100 ml Bq/L Bq/L Keterangan : mg = miligram ml = mililiter L = liter Bq = Bequerel NTU = Nephelometrik Turbidity Units TCU = True Colour Units Logam berat merupakan logam terlarut 50 10 0,1 1,0 Bukan air perpipaan Air perpipaan Ditetapkan di : J A K A R T A Pada tanggal : 3 September 1990 Menteri Kesehatan Republik Indonesia ttd Dr. Adhyatma, MPH http://web.ipb.ac.id/~tml_atsp/ Hal 8 dari 10

Lampiran III Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal : 3 September 1990 DAFTAR PERSYARATAN AIR KOLAM RENANG No. PARAMETER Satuan Kadar yang diperbolehkan Keterangan Minimum Maksimum 1 2 3 4 5 6 A. 1. FISIKA Bau 2. 3. B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. c. 1. 2. Benda terapung Kejernihan KIMIA Alumunium Kesadahan (CaCO3) Oksigen terabsorbsi (O2) ph Sisa Chlor Tembaga sebagai Cu Mikro biologik Koliform total Jumlah kuman Mangan Jumlah per 100 ml Jumlah per 100 ml 50 6,5 0,2 0,2 500 1,0 8,5 0,5 1,5 0 200 Bebas dari bau yang mengganggu Bebas dari benda terapung Piringan sechi yang diletakkan pada dasar kolam yang terdalam, dapat dilihat dari tepi kolam pada jarak lurus 9 meter Dalam waktu 4 jam pada suhu udara Catatan : Sumber air kolam renang adalah air bersih yang memenuhi persyaratan sesuai surat keputusan Menteri Kesehatan ini Ditetapkan di : J A K A R T A Pada tanggal : 3 September 1990 Menteri Kesehatan Republik Indonesia ttd Dr. Adhyatma, MPH http://web.ipb.ac.id/~tml_atsp/ Hal 9 dari 10

Lampiran III Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal : 3 September 1990 DAFTAR PERSYARATAN AIR KOLAM RENANG No. PARAMETER Satuan Kadar yang diperbolehkan Keterangan Minimum Maksimum 1 2 3 4 5 6 A. 1. 2. 3. FISIKA Bau Kejernihan Minyak Tidak berbau Piringan sechi garis tengah 150 mm pada kedalaman 1,25 m tampak jelas Tidak berbau minyak dan tidak nampak lapisan/film minyak 4. Warna Skala TCU 100 B. 1. 2. 3. 4. C. 1. D. 1. 2. KIMIA Deterjen Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD) Oksigen terlarut (O2) ph Mikro biologik Koliform total Radio Aktivitas Aktivitas Alpha (Gross Alpha Activity) Aktivitas Beta (Gross Beta Activity) Jumlah per 100 ml Bq/L Bq/L 4,0 6,5 1,0 5,0 8,5 200 0,1 1,0 Sebagai O2 Ditetapkan di : J A K A R T A Pada tanggal : 3 September 1990 Menteri Kesehatan Republik Indonesia ttd Dr. Adhyatma, MPH http://web.ipb.ac.id/~tml_atsp/ Hal 10 dari 10

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian

Lampiran 5. Surat Keterangan Selesai Penelitian

Lampiran 6. Hasil Laboratorium

Lampiran 7. Master Data Aspek Pengetahuan No. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 Ptot Pkat 1 1 2 0 2 2 0 2 1 1 2 1 2 1 2 0 19 2 2 1 2 2 1 2 0 2 2 1 1 2 2 2 2 2 24 3 3 2 2 1 1 0 0 2 2 1 2 0 2 2 2 2 21 3 4 2 2 1 1 1 0 2 2 1 2 0 2 2 2 2 22 3 5 2 2 1 2 1 0 2 2 1 2 0 2 0 2 1 20 2 6 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 3 7 1 2 1 0 1 0 0 1 2 0 2 2 1 2 0 15 2 8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 1 27 3 9 1 2 2 1 1 0 0 1 2 2 2 2 1 1 2 20 2 10 2 0 1 0 2 0 0 2 2 1 0 1 0 2 1 14 2 11 2 2 1 2 1 0 1 1 2 1 2 1 0 2 1 19 2 12 1 2 1 1 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24 3 13 1 2 1 1 2 0 0 1 2 1 2 2 1 2 0 18 2 14 0 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 23 3 15 1 2 1 0 2 0 2 2 2 2 1 1 1 2 1 20 2 16 1 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 1 24 3 17 2 2 0 2 2 0 2 1 1 2 2 0 1 2 2 21 3 18 0 0 0 0 2 0 0 2 2 2 1 0 0 2 0 11 2 19 2 2 2 1 1 0 2 1 1 2 0 2 2 2 2 22 3 20 1 2 0 1 2 0 2 2 2 2 1 2 1 2 1 21 3 21 2 2 2 2 1 0 1 2 2 2 2 2 2 2 0 24 3 22 1 0 2 2 1 1 0 1 2 1 2 2 2 2 2 21 3 23 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 2 0 2 1 10 1 24 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 0 1 2 1 24 3 25 1 2 2 2 2 0 2 2 1 2 2 0 1 2 0 21 3 26 1 2 1 0 2 0 2 2 2 2 1 1 1 2 1 20 2 27 0 2 2 0 1 0 0 2 2 2 1 1 0 2 0 15 2 28 1 2 1 0 1 1 0 2 2 2 1 2 2 2 2 21 3 29 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 27 3 30 0 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 0 23 3

Keterangan : Ptot : Total Pengetahuan Pkat : Kategori Pengetahuan Jika Ptot = 21 30, maka Pengetahuan Baik (1) Jika Ptot = 11 20, maka Pengetahuan Cukup (2) Jika Ptot = 0 10, maka Pengetahuan g (3)

Aspek Sikap No. S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 Stot Skat 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 16 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 6 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 19 3 7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 8 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 19 3 9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 10 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 17 3 11 2 2 0 0 2 0 2 2 2 2 14 3 12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 13 2 0 2 1 2 2 2 2 0 2 15 3 14 2 0 1 1 2 2 2 1 1 2 14 3 15 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 17 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 19 3 18 2 0 1 1 2 2 2 1 0 2 13 2 19 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 14 3 20 2 2 2 2 2 2 2 1 0 2 17 3 21 2 1 1 1 1 1 2 1 0 2 12 2 22 2 2 1 1 1 1 2 1 0 2 13 2 23 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 19 3 24 2 1 2 2 2 2 2 1 0 2 16 3 25 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 14 3 26 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 13 2 27 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 28 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 19 3 29 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 30 2 1 1 1 1 1 2 1 0 2 12 2

Keterangan : Stot : Total Sikap Skat : Kategori Sikap Jika Stot = 14 20, maka Sikap Baik (1) Jika Stot = 7 13, maka Sikap Cukup (2) Jika Stot = 0 6, maka Sikap g (3)

Aspek Tindakan No. T1 T2 T3 T4 T5 T6 Ttot Tkat 1 1 0 1 0 1 1 4 2 2 1 0 1 0 1 1 4 2 3 1 0 1 0 1 1 4 2 4 1 1 0 0 1 1 4 2 5 1 0 0 0 1 1 3 2 6 1 0 0 0 1 1 3 2 7 1 1 1 0 0 1 4 2 8 1 1 0 0 0 1 3 2 9 1 0 0 0 0 1 2 1 10 1 1 0 0 0 1 3 2 11 1 1 1 1 1 1 6 3 12 1 1 1 1 0 1 5 3 13 1 1 1 0 0 1 4 2 14 1 1 1 1 0 1 5 3 15 1 1 0 0 0 1 3 2 16 1 0 0 1 0 1 3 2 17 1 1 1 0 1 1 5 3 18 1 0 1 1 1 1 5 3 19 1 0 1 1 1 1 5 3 20 1 0 0 1 0 1 3 2 21 1 0 1 1 0 1 4 2 22 1 1 1 1 0 1 5 3 23 1 1 1 1 1 1 6 3 24 1 0 1 1 0 1 4 2 25 1 0 1 1 0 1 4 2 26 1 1 0 1 0 1 4 2 27 1 0 1 0 1 1 4 2 28 1 0 0 1 1 1 4 1 29 1 0 0 0 0 1 2 1 30 1 1 0 1 1 1 5 3

Keterangan : Ttot : Total Tindakan Tkat : Kategori Tindakan Jika Ttot = 5 6, maka Tindakan Baik (1) Jika Ttot = 3 4, maka Tindakan Cukup (2) Jika Ttot = 0 2, maka Tindakan g (3)

Aspek Konstruksi No. T1 T2 T3 T4 T5 T6 Ttot Tkat Kkat 1 0 1 1 1 0 1 0 4 2 2 0 1 1 1 0 1 0 4 2 3 0 0 0 1 0 1 0 2 1 4 1 1 0 0 0 1 0 3 1 5 0 1 0 0 0 1 0 2 1 6 0 1 1 0 1 1 0 4 2 7 1 0 1 1 0 0 0 3 1 8 1 1 0 0 1 0 0 3 1 9 0 1 1 0 1 0 0 3 1 10 1 1 0 0 1 0 0 3 1 11 1 0 0 1 0 1 0 3 1 12 1 1 1 0 0 0 0 3 1 13 1 1 1 0 0 0 0 3 1 14 1 0 0 1 0 0 0 2 1 15 1 0 0 1 0 0 0 2 1 16 0 1 0 1 0 0 0 2 1 17 1 1 0 0 0 1 0 3 1 18 1 0 0 1 0 1 0 3 1 19 0 0 0 1 1 1 0 3 1 20 1 0 0 1 0 0 0 2 1 21 0 0 0 1 1 0 0 2 1 22 0 1 0 1 1 0 0 3 1 23 1 1 0 1 0 1 0 3 1 24 0 1 0 1 0 0 0 2 1 25 0 0 0 1 0 0 0 1 1 26 1 1 1 0 0 0 0 3 1 27 0 0 0 1 0 1 0 2 1 28 0 0 0 0 0 1 0 1 1 29 0 0 1 0 1 0 0 2 1 30 0 1 1 0 0 1 0 3 1

Keterangan : Ktot : Total Konstruksi Kkat : Kategori Konstruksi Jika Ktot = 4 7, maka Konstruksi Memenuhi Syarat (1) Jika Ktot = 0 3, maka Konstruksi Tidak Memenuhi Syarat (2)

No Jarak (m) Jarak Kategori Jarak Kategori Konstruksi Konstruski Kategori Pengetahuan Pengetahuan Kategori 1 20 2 MS 2 MS 2 Cukup 3 2 20 2 MS 2 MS 3 g 3 3 8 1 TMS 1 TMS 3 g 3 4 10 1 TMS 1 TMS 3 g 3 5 12 2 MS 1 TMS 2 Cukup 3 6 8 1 TMS 2 MS 3 g 3 7 11 2 MS 1 TMS 2 Cukup 3 8 7 1 TMS 1 TMS 3 g 3 9 11 2 MS 1 TMS 2 Cukup 3 10 10 1 TMS 1 TMS 2 Cukup 3 11 8 1 TMS 1 TMS 2 Cukup 3 12 6 1 TMS 1 TMS 3 g 3 13 5 1 TMS 1 TMS 2 Cukup 3 14 10 1 TMS 1 TMS 3 g 3 15 7 1 TMS 1 TMS 2 Cukup 3 16 8 1 TMS 1 TMS 3 g 3 17 8 1 TMS 1 TMS 3 g 3 Sikap Sikap Katego ri Tindakan Tindaka n Kategor i Jumlah E. coli Jumlah E. coli Kategori g 2 Cukup 1 MS (<50) g 2 Cukup 1 MS (<50) g 2 Cukup 2 TMS (>50) g 2 Cukup 2 TMS (>50) g 2 Cukup 1 MS (<50) g 2 Cukup 2 TMS (>50) g 2 Cukup 2 TMS (>50) g 2 Cukup 2 TMS (>50) g 1 Baik 2 TMS (>50) g 2 Cukup 2 TMS (>50) g 3 g 2 TMS (>50) g 3 g 2 TMS (>50) g 2 Cukup 2 TMS (>50) g 3 g 2 TMS (>50) g 2 Cukup 2 TMS (>50) g 2 Cukup 2 TMS (>50) g 3 g 2 TMS (>50) 18 6 1 TMS 1 TMS 2 Cukup 2 Cukup 3 g 2 TMS (>50) 19 5 1 TMS 1 TMS 3 g 3 g 3 g 2 TMS (>50) 20 7 1 TMS 1 TMS 3 g 3 g 2 Cukup 2 TMS (>50) 21 10 1 TMS 1 TMS 3 g 2 Cukup 2 Cukup 2 TMS (>50) 22 8 1 TMS 1 TMS 3 g 2 Cukup 3 g 2 TMS (>50) 23 5 1 TMS 1 TMS 1 Baik 3 g 3 g 2 TMS (>50) 24 7 1 TMS 1 TMS 3 g 3 g 2 Cukup 2 TMS (>50)

25 7 1 TMS 1 TMS 3 g 3 g 2 Cukup 2 TMS (>50) 26 7 1 TMS 1 TMS 2 Cukup 2 Cukup 2 Cukup 2 TMS (>50) 27 4 1 TMS 1 TMS 2 Cukup 3 g 2 Cukup 2 TMS (>50) 28 4 1 TMS 1 TMS 3 g 3 g 1 Baik 2 TMS (>50) 29 8 1 TMS 1 TMS 3 g 3 g 1 Baik 2 TMS (>50) 30 7 1 TMS 1 TMS 3 g 2 Cukup 3 g 2 TMS (>50)

Lampiran 8. Output Analisis Data 1. Analisis Statistik Univariat Karakteristik Responden umur (tahun) 3 8.1 10.0 10.0 16 43.2 53.3 63.3 11 29.7 36.7 100.0 jenis kelamin lakilaki 8 21.6 26.7 26.7 perempuan 22 59.5 73.3 100.0 Total pendidikan Tidak Sekolah 2 5.4 6.7 6.7 SD 13 35.1 43.3 50.0 SMP 8 21.6 26.7 76.7 SMA 7 18.9 23.3 100.0 Total Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategorik Kategorik jarak septic tank (meter) 25 67.6 83.3 83.3 5 13.5 16.7 100.0 Kategorik konstruksi sumur gali 27 73.0 90.0 90.0 3 8.1 10.0 100.0 Kategorik pengetahuan responden 1 2.7 3.3 3.3 11 29.7 36.7 40.0 18 48.6 60.0 100.0

Kategorik sikap responden 5 13.5 16.7 16.7 25 67.6 83.3 100.0 Kategorik tindakan responden 3 8.1 10.0 10.0 18 48.6 60.0 70.0 9 24.3 30.0 100.0 Kategorik jumlah kandungan E. coli 3 8.1 10.0 10.0 27 73.0 90.0 100.0 Aspek Pengetahuan Apakah manfaat air bersih? 4 10.8 13.3 13.3 15 40.5 50.0 63.3 11 29.7 36.7 100.0 Apa manfaat memasak air terlebih dahulu? 4 10.8 13.3 13.3 26 70.3 86.7 100.0 Berasal dari manakah pencemaran air yang paling berpengaruh pada kesehatan manusia? 7 18.9 23.3 23.3 13 35.1 43.3 66.7 10 27.0 33.3 100.0

Pencemaran apakah yang yang dapat berdampak langsung dan cepat terhadap kesehatan? 8 21.6 26.7 26.7 8 21.6 26.7 53.3 14 37.8 46.7 100.0 Penyakit apa saja yang dapat timbul apabila mengkonsumsi air yang tidak sehat? 2 5.4 6.7 6.7 12 32.4 40.0 46.7 16 43.2 53.3 100.0 Apa jenis sarana air bersih yang paling baik menurut kesehatan? 22 59.5 73.3 73.3 3 8.1 10.0 83.3 5 13.5 16.7 100.0 Bagaimana sumur gali yang memenuhi syarat? 9 24.3 30.0 30.0 4 10.8 13.3 43.3 17 45.9 56.7 100.0 Berapakah jarak sumur gali dari sumber pencemar seperti septic tank? 9 24.3 30.0 30.0 21 56.8 70.0 100.0 Barapa kedalaman dinding sumur (cincin) yang memenuhi syarat kesehatan dari permukaan tanah? 9 24.3 30.0 30.0 21 56.8 70.0 100.0

Apakah manfaat penggunaan dinding sumur? 1 2.7 3.3 3.3 6 16.2 20.0 23.3 23 62.2 76.7 100.0 Berapakah tinggi minimal bibir sumur? 6 16.2 20.0 20.0 10 27.0 33.3 53.3 14 37.8 46.7 100.0 Berapakah lebar minimal lantai dari tepi bibir sumur? 4 10.8 13.3 13.3 5 13.5 16.7 30.0 21 56.8 70.0 100.0 Apa gunanya bagian dasar sumur diberi kerikil? 6 16.2 20.0 20.0 12 32.4 40.0 60.0 12 32.4 40.0 100.0 Dimanakah tempat meletakkan timba yang paling baik untuk mengambil air sumur? 1 2.7 3.3 3.3 29 78.4 96.7 100.0 Aspek Sikap Apa manfaat konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat? 8 21.6 26.7 26.7 12 32.4 40.0 66.7 10 27.0 33.3 100.0

Apakah Saudara/i setuju kalau sumur gali yang sehat harus mempunyai konstruksi yang baik? 100.0 Total 37 100.0 Apakah Saudara/i setuju untuk menghindari pengotoran jarak sumur dengan lubang galian tinja harus lebih dari 10 meter? tidak setuju 3 8.1 10.0 10.0 raguragu 8 21.6 26.7 36.7 setuju 19 51.4 63.3 100.0 Total Apakah Saudara/i setuju kalau sumur gali harus dilengkapi dengan cincin sumur? tidak setuju 1 2.7 3.3 3.3 raguragu 8 21.6 26.7 30.0 setuju 21 56.8 70.0 100.0 Total Apakah Saudara/i setuju apabila sumur gali harus dilengkapi dengan bibir sumur yang kedap air minimal 70 cm? tidak setuju 1 2.7 3.3 3.3 raguragu 9 24.3 30.0 33.3 setuju 20 54.1 66.7 100.0 Total Saudara/i setuju apabila sumur gali harus dilengkapi dengan lantai sumur? raguragu 6 16.2 20.0 20.0 setuju 24 64.9 80.0 100.0 Total Bagaimana pendapat Saudara/i terhadap anjuran menyemen lantai sekeliling sumur lebih dari 1 meter? tidak setuju 1 2.7 3.3 3.3 raguragu 7 18.9 23.3 26.7 setuju 22 59.5 73.3 100.0 Total

Apakah Saudara/i setuju apabila selesai menimba air, timba harus digantung? 100.0 Total 37 100.0 Apakah Saudara/i setuju sumur gali harus mempunyai Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang terbuat dari bahan yang kedap air? tidak setuju 1 2.7 3.3 3.3 raguragu 9 24.3 30.0 33.3 setuju 20 54.1 66.7 100.0 Total Bagaimana pendapat Saudara/i apabila dengan memiliki konstruksi sumur gali yang baik dapat mencegah timbulnya penyakit? tidak setuju 9 24.3 30.0 30.0 raguragu 6 16.2 20.0 50.0 setuju 15 40.5 50.0 100.0 Total Apakah Saudara/i setuju air yang baik untuk diminum harus dimasak terlebih dahulu? 100.0 Total 37 100.0 Aspek Tindakan Menggunakan sumber air bersih yang berasal dari sumur gali untuk keperluan seharihari 100.0 Total 37 100.0 Menyemen disekitar sumur gali minimal radius 1 meter 16 43.2 53.3 53.3 14 37.8 46.7 100.0

Sesudah menimba air dan/atau ketika timba sedang tidak digunakan timba selalu digantung 13 35.1 43.3 43.3 17 45.9 56.7 100.0 Jika lantai sumur pecah, segera diperbaiki 15 40.5 50.0 50.0 15 40.5 50.0 100.0 Melengkapi sumur gali dengan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang kedap air 16 43.2 53.3 53.3 14 37.8 46.7 100.0 Memasak terlebih dahulu air yang akan dikonsumsi 100.0 Total 37 100.0 Aspek Konstruksi Sumur Gali Keadaan lebar lantai sumur gali 16 43.2 53.3 53.3 14 37.8 46.7 100.0 Keadaan dinding sumur gali dari permukaan tanah 13 35.1 43.3 43.3 17 45.9 56.7 100.0 Keadaan tinggi bibir sumur gali 20 54.1 66.7 66.7 10 27.0 33.3 100.0

Keadaan letak timba pengambil air sumur gali 13 35.1 43.3 43.3 17 45.9 56.7 100.0 Keadaan tutup sumur 22 59.5 73.3 73.3 8 21.6 26.7 100.0 Saluran limbah sumur gali 16 43.2 53.3 53.3 14 37.8 46.7 100.0 Memiliki sumber pencemar seperti kandang ternak, tempat sampah, jamban, dan septic tank 100.0 Total 37 100.0

Lampiran 9. Gambar Lampiran Gambar lampiran 1. Konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat Gambar lampiran 2. Konstruksi sumur gali yang tidak memnuhi syarat 1

Gambar lampiran 3. Jarak sumur gali dengan septic tank Gambar lampiran 4. Sampel air sumur gali 2

Gambar Lampiran 5. Pemasukan Media ke dalam tabung reaksi Gambar Lampiran 5. Pengujian jumlah E. coli di laboratorium Gambar lampiran 6. Pengujian jumlah E. coli di laboratorium 3

Gambar lampiran 7. Melakukan wawancara dengan masyarakat Desa Mekar Makmur 4