KONSTRUKSI TANGGA. Minggu X

dokumen-dokumen yang mirip
DINDING, KUSEN, PINTU DAN JENDELA (Lanjutan)

SISTEM PEMBEBANAN STRUKTUR RANGKA

ANALISIS STRUKTUR TANGGA PROYEK PEMBANGUNAN RSUD CIDERES MAJALENGKA. Abstraksi

MENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA

KONSTRUKSI BETON TANGGA

PENGANTAR GAMBAR PERSPEKTIF

MENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA KAYU

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL KEJURUAN

GAMBAR PERSPEKTIF SATU TITIK HILANG

MENGGAMBAR KONTRUKSI TANGGA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 5 LANTAI DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pentingnya Tangga kebakaran. Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars.

BAB 5 HASIL RANCANGAN

Ma ruf Hadi Sutanto NIM : D NIRM :

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG

EVALUASI TANGGA KEBAKARAN SEBAGAI SARANA EVAKUASI KEBAKARAN ( STUDI KASUS UMB TOWER )

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian :

MODEL PONDASI PAKU BUMI ULIR UNTUK PEKERJAAN BANGUNAN SATU LANTAI

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KEPANJEN MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS UNTUK DIBANGUN DI ACEH

PERTEMUAN X LANTAI DAN TANGGA. Oleh : A.A.M

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah.

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berikut ditampilkan bentuk kuda-kuda berdasarkan bentang kuda-kuda konstruksi kayu berdasarkan bentang kaki kuda-kuda berikut. 1) Bentang 3-4 Meter

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur.

DISABILITAS DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI TEMPAT KERJA

PERENCANAAN BANGUNAN INFRAKSTRUKTUR PENDIDIKAN (GAZEBO) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 5 LANTAI + 1 BASEMENT DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian

BAB V KONSEP PERANCANGAN

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

LAMPIRAN. Proposal Penelitian Studi Evaluasi Jalur Evakuasi Terhadap Keselamatan Karyawan Pada Wisma Barito Pasific

RINCIAN KEGIATAN DAN ALOKASI PERTEMUAN DALAM SEMESTER

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

menggunakan ketebalan 300 mm.

KATA PENGANTAR. Buku ini juga di dedikasikan bagi tugas semester 5 kami yaitu struktur dan utilitas 2. Semoga buku ini bermanfaat.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan jaman, kemajuan disegala bidang dapat terlihat dan

MENGGAMBAR KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

BAB V KESIMPULAN. Kedoya Jakarta Barat, dapat diambil beberapa kesimpulan: ganda dengan ukuran 50x50x5 untuk batang tarik dan 60x60x6 untuk batang

DINDING DINDING BATU BUATAN

Minggu 1 : Pengantar pondasi Minggu 2 : Eksplorasi tanah Minggu 3 : Parameter pendukung pondasi Minggu 4 : Tipe keruntuhan Minggu 5 : Daya dukung

PEMBOROSAN BIAYA PEMBANGUNAN AK1BAT PENULANGAN YANG TIDAK SESUAI ATURAN TEKNIK. Tri Hartanto. Abstrak

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

METODE PELAKSANAAN Pekerjaan Bekisting Raka Pratama

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI ( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SUKOHARJO

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu:

Gambar IV-1, Pondasi Menciptakan Kestabilan dan Kekokohan

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

EBOOK PROPERTI POPULER

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

BAB III LANDASAN TEORI. diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SHERWALL PADA GEDUNG BANK BCA CABANG RUNGKUT SURABAYA

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

BAB I. Laporan Praktikum 1

MEMASANG KONSTRUKSI TANGGA BATA

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

RETAINING WALL DAN BASEMENT

PERATURAN BANGUNAN /BUILDING REGULATION

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

BAB V KONSEP PERENCANAAN

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

Gedung Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Barwijaya merupakan gedung yang terdiri dari 9 lantai yang dibangun dalam rangka untuk memenuhi

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN

STUDI PENYIMPANGAN UKURAN BATU BATA MERAH

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29

Struktur dan Konstruksi II

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

KONSTRUKSI TANGGA Minggu X 1. CAKUPAN ISI - Fungsi, jenis, persyaratan dan bahan tangga - Konstruksi tangga dan hubungannya dengan elemen lainnya 2. TUJUAN PEMBELAJARAN (Learning Outcome) Memahami fungsi, jenis, bahan, komponen dan persyaratan tangga serta mampu merencanakan serta membuat gambar kerja detail tangga untuk bangunan rumah tinggal 3. KRITERIA PENILAIAN (Assesment Criteria) Mengerti dan dapat menggambarkan rencana dan detail tangga bangunan rumah tinggal dengan baik dan benar 4. METODA PENILAIAN (Assesment Method) Tanya-jawab dan pemberian Tugas 5. PENYAMPAIAN (Delivery) - Perkuliahan - Diskusi - Visualisasi Contoh - Studio 6. SUMBER PUSTAKA - Sugihardjo, BaE.; Gambar-Gambar Dasar Ilmu Bangunan, Bina Bangunan - Moore, Fuller; Understanding Structures, Mc. Graw Hill - Snyder, James, C.; Pengantar Arsitektur, Erlangga - Jassin, Mauro Budi; Teknik Menggambar Arsitektur, - Erick; Ilmu Konstruksi Bangunan, Kanisius - Subarkah Imam; Konstruksi Bangunan Tidak Bertingkat - Frick, Heinz; Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu - Susilo, Ir, MM.; Diktat Perkuliahan Konstruksi Bangunan I, Jurusan Arsitektur UMB. 7. MATERI PENUGASAN - Tugas : Rencana dan detail tangga

KONSTRUKSI TANGGA Pada bangunan lebih dari satu lantai (bertingkat), keberadaan tangga menjadi sebuah komponen penting dan paling sering/biasa digunakan sebagai alat Bantu transportasi vertikal. Dalam bangunan (rumah tinggal) posisi/letak tangga haruslah diusahakan pada daerah yang mudah dijangkau dari segala ruangan. Dianjurkan dalam satu bangunan terdapat minimal dua buah tangga untuk mengantisipasi keadaan darurat (kebakaran). Tangga dapat terbuat dari pasangan batu, kayu, besi, baja dan beton. Selanjutnya dalam materi ini hanya akan dibahas konstruksi tangga dari bahan kayu. Adapun sebuah tangga harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: Lebar Tangga Lebar tangga yang biasa digunakan (dan diijinkan) dalam bangunan rumah tinggal adalah minimal 80 cm (tangga utama, bukan tangga service). Sedangkan untuk tangga service minimal lebarnya 60cm. Tangga dalam bangunan rumah tinggal tidak diharuskan memiliki bordes (space datar pada ketinggian tertentu untuk beristirahat), karena biasanya hanya terdiri dari 2 atau 3 lantai saja. Apabila terdapat bordes, maka lebarnya biasanya minimal adalah sama lebar dengan lebar tangga. Dalam satu tangga dimungkinkan untuk terdapat lebih dari satu bordes (lihat bagian pembahasan bordes). Lebar tangga minimal untuk 1 orang adalah 60 cm. Maka untuk desain tangga: Untuk 1 orang = 60 cm Untuk 2 orang 2 x 60 = 120 cm Untuk 3 orang 3 x 60 = 180 cm Lebar tangga tersebut adalah lebar tangga bersih. Tidak termasuk railling dan atau batas dinding.

Perhitungan kebutuhan tangga untuk bangunan umum dihitung 60cm lebar tangga untuk tiap 100 orang. Misalnya bangunan teater dengan kapasitas 1.000 orang membutuhkan lebar tangga 1.000/100 x 60cm = 6m. Untuk itu dapat dipakai 1 tangga denga lebar 6m atau dua buah tangga dengan lebar masing-masing 3m. Namun demikian apabila masih dimungkinkan sebaiknya menggunakan lebar minimal 1.20 cm, yang merupakan lebar tangga standart keamanan/keadaan darurat (emergency stairs). Kemiringan Tangga Pada dasarnya kemiringan tangga dibuat tidak terlalu curam agar memudahkan orang naik tanpa mengeluarkan banyak energi, tetapi juga tidak terlalu landai sehingga tidak akan menjemukan dan memerlukan banyak tempat karena akan terlalu panjang. Kemiringan tangga yang wajar dan biasa digunakan adalah berkisar antara 25 o - 42 o. untuk bangunan ruah tinggal biasa digunakan kemiringan 38 o. Lebar dan Tinggi Anak Tangga Satu langkah manusia arah datar adalah 60-65 cm, sedangkan untuk melangkah naik perlu tenaga 2 kali lebih besar daripada melangkah datar. Oleh karena itu, perbandingan yang baik adalah (L + 2T) = 60 s/d 65 cm L = lebar anak tangga (lebar injakan = aantrede) T = tinggi anak tangga (tinggi tanjakan = optrade) Biasanya, T berkisar antara 14 20 cm agar masih terasa mudah di daki L berkisar antara 22,5 30 cm agar tapak sepatu dapat berpijak dengan baik.

Jumlah Anak Tangga Jumlah anak tangga dalam satu tangga diusahakan tidak lebih dari 12 buah apabila lebih dianjurkan untuk menggunakan bordes. Hal ini untuk mencapai kenyamanan pengguna terutama penyandang cacat dan orang tua. Kalau keadaan memaksa, misalnya karena keterbatasan ruangan yang ada, maka dimungkinkan jumlahnya maksimal 16 anak tangga, hal ini mengacu kondisi maksimal kemampuan (kelelahan) tubuh manusia. Jumlah anak tangga = tinggi floor to floor 1 cm T Untuk menghindari kecelakaan, apabila dimungkinkan sebaiknya anak tangga dibuat seragam ukurannya, baik tinggi ataupun lebarnya. Apabila tidak dimungkinkan, anak tangga yang berbeda ukurannya diletakkan pada bagian paling bawah (antisipasi keamanan). Contoh Perhitungan Tangga Misalkan tinggi lantai (floor to floor) = 320 cm Ukuran Anak Tangga Dicoba : t = 16 cm, I = 26 cm Maka : 2 t + l = (2 x 16) + 26 = 58 < 60. tangga terlalu landai, melelahkan. Dicoba : t = 20 cm, l = 28 cm Maka : 2 t + l = (2 x 20) + 28 = 68 > 65. tangga terlalu curam, cepat lelah. Dicoba : t = 18 cm, l = 28 cm Maka : 2 t + l = (2 x 18) + 28 = 64 cm boleh dipakai. Jumlah Anak Tangga Jumlah anak tangga = 320/18 1 = 16,78 buah Maka jumlah yang dipakai: Alternatif 1: Jumlahnya dibulatkan ke atas (17 buah), selisihnya dibagi rata. 320/t 1 = 17, maka t dibuat 17,8 cm

Alternatif 2: Tinggi seluruh anak tangga dibuat sama, kecuali anak tangga terbawah dengan ukuran yang berbeda. Karena jumlahnya lebih dari 12 anak tangga (17 anak tangga), maka anak tangga ke 9 dapat menjadi bordes. Bordes Bordes adalah bagian datar (anak tangga yang dilebarkan) pada ketinggian tertentu yang berfungsi untuk beristirahat. Bordes tangga dapat dibagi menjadi 3 model dengan aturan ukuran yang berbeda, yaitu: bordes tangga lurus, bordes tangga L dan bordes tangga U. Sandaran Tangan Sandaran tangan (Railling) tangga perlu dibuat untuk kenyamanan dan keselamatan pengguna tangga, terutama tangga bebas, yang tidak diapit oleh dinding. Tinggi yang biasa digunakan adalah antara 80 100 cm. Railing harus dibuat dari bahan yang halus/licin, sehingga nyaman dan tidak melukai tanggan. Railing biasanya bertumpu pada baluster (tiang penyangga). Ruang Tangga dan Konstruksi Tangga Ruang tangga adalah ukuran modul ruang yang dibutuhkan untuk perletakan tangga. Ruang tangga harus cukup cahaya dan ventilasi. Ukuran ruang tangga ditentukan o!eh jumlah anak-tangga dan bentuk tangganya. Sebagai contoh dari hasil hitungan di atas. dengan 3 macam bentuk tangga, dipakai untuk bangunan rumah tinggal. dengan lebar 100 cm, jumlah anaktangga 17 buah dan dengan memakai bordes, maka ukuran ruang tangganya adalah:

Teknologi Bangunan Bertingkat Rendah I Modul Perkuliahan 2011 I Minggu X

Konstruksi tangga dapat dibuat menjadi satu dengan rangka bangunan ataupun dibuat terpisah. Apabila dibuat menjadi satu, maka kerugiannya adalah apabila bangunan mengalami penurunan, sudut kemiringan tangga akan berubah. Apabila strukturnya dibuat terpisah, maka hal tersebut tidak akan terjadi, namun membutuhkan ruang yang lebih besar. Terpisah keseluruhan, termasuk pondasi tersendiri dan ranga tidak bergabung dengan rangka bangunan, diberi sela + 5 cm. Lubang Tangga Lubang tangga adalah lubang pada plat lantai atas dimana terdapat perletakan tangga. Lubang tangga harus sedemikan rupa sehingga tidak mengganggu kenyamanan pengguna tangga. Ukuran tinggi bebas (tinggi plat lantai/plafond/balok/lisplank sampai dengan anak tangga yang tepat dibawahnya) adalah berkisar 190-200 cm. Ukuran panjang lubang tangga adalah: P = Ptangga nl Ptangga = jumlah L + lebar bordes P Ptangga L nl = Panjang lubang tangga = Panjang tangga = Lebar tangga = Jumlah lebar tangga sampai dengan tinggi bebas Tangga Melingkar Tangga lingkar dapat berupa tangga lingkar murni atau dikombinasikan dengan tangga lurus. Cara membuatnya dapat dipakai metode sebagai berikut:

Teknologi Bangunan Bertingkat Rendah I Modul Perkuliahan 2011 I Minggu X

Teknologi Bangunan Bertingkat Rendah I Modul Perkuliahan 2011 I Minggu X

Teknologi Bangunan Bertingkat Rendah I Modul Perkuliahan 2011 I Minggu X

Teknologi Bangunan Bertingkat Rendah I Modul Perkuliahan 2011 I Minggu X

Teknologi Bangunan Bertingkat Rendah I Modul Perkuliahan 2011 I Minggu X

Tangga Baja