ANALISIS KINERJA EKSPOR 5 KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN INDONESIA TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis.

I. PENDAHULUAN. (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman. bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan.

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. sawit, serta banyak digunakan untuk konsumsi makanan maupun non-makanan.

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia

I. PENDAHULUAN. Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian. komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. bermakana. Peranansektor ini dalam menyerap tenaga kerja tetap menjadi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

VI. PERKEMBANGAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Karet Alam Indonesia

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang. melimpah dan dikenal dengan sebutan negara agraris, sehingga pertanian

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris sebagian penduduknya adalah petani. Hal

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama

1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang

I. PENDAHULUAN. di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan

I. PENDAHULUAN. ternak. Penanaman tanaman dengan sistem agroforestri ini dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona perekonomian di

V. GAMBARAN UMUM EKONOMI KELAPA SAWIT DAN KARET INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. melimpah, menjadikan negara ini sebagai penghasil produk-produk dari alam

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tidak terlepas dari perekenomian yang berbasis dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi apabila barang yang dihasilkan oleh suatu negara dijual ke negara lain

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sentra bisnis yang menggiurkan. Terlebih produk-produk tanaman

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, artinya kegiatan pertanian

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemasaran barang dan jasa. Dalam merebut pangsa pasar, kemampuan suatu

I. PENDAHULUAN. menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik khususnya pada hasil perkebunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

BAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau juga diolah

BAB I PENDAHULUAN. pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis

PELUANG DAN PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor, karena

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Sektor pertanian tidak hanya sebagai

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

BAB V GAMBARAN UMUM PRODUK PERTANIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Kegiatan ini diperlukan oleh

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

TERM OF REFERENCE (TOR) PENUNJUKAN LANGSUNG TENAGA PENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG AGRIBISNIS TAHUN ANGGARAN 2012

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

I. PENDAHULUAN. terjadinya krisis moneter, yaitu tahun 1996, sumbangan industri non-migas

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

PERTANIAN.

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya

Transkripsi:

ANALISIS KINERJA EKSPOR 5 KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN INDONESIA TAHUN 2012-2016 Murjoko Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret email: murjoko@outlook.com Abstrak Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi besar di bidang pertanian. Sebagai negara agraris dengan wilayah yang cukup luas dan subur, beberapa subsektor pertanian Indonesia menjadi penyumbang devisa yang cukup besar, salah satunya subsektor perkebunan. Beberapa dari komoditas perkebunan yang ada di Indonesia merupakan komoditas yang menjadi unggulan dan mampu bersaing dengan pasar global. Dikatakan unggulan karena beberapa komoditas tersebut merupakan komoditas dengan volume ekspor terbesar dibandingkan dengan komoditas-komoditas lainnya. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menganalisis kinerja ekspor lima komoditas perkebunan unggulan Indonesia dan membandingkan kinerja ekspor diantara kelima komoditas tersebut. Objek dari analisis ini yaitu kelapa sawit, karet, kelapa, kopi, dan kakao. Data yang digunakan adalah data sekunder dari tahun 2012 hingga 2016. Analisis dilakukan secara deskriptif untuk melihat kinerja ekspor masing-masing komoditas dari tahun ke tahun kemudian dilakukan perbandingan kinerja ekspor diantara kelima komoditas perkebunan unggulan Indonesia. Hasil analisis menunjukan bahwa kinerja ekspor komoditas kelapa sawit mengalami fluktuasi yang cukup tajam selama lima tahun terakhir. Sedangkan kinerja ekspor karet stagnan, kakao cenderung mengalami penurunan dan hanya komoditas kelapa dan kopi yang mengalami tren kenaikan. Dari perbandingan kinerja ekspor kelima komoditas tersebut menunjukkan bahwa kelapa sawit merupakan komoditas dengan volume ekspor paling besar dengan volume ekspor mencapai 2,4 juta ton di tahun 2016, diikuti oleh empat komoditas lainnya secara berturut-turut yaitu karet (184,4 ribu ton), kelapa (148,3 ribu ton), kopi (27,5 ribu ton), dan kakao (26,3 ribu ton). Kata kunci: lima komoditas perkebunan unggulan, ekspor PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris dengan potensi yang besar di bidang pertanian. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki wilayah yang cukup luas serta letak geografis yang berada di daerah khatulistiwa sehingga memungkinkan kegiatan pertanian dapat dilakukan sepanjang waktu. Sebagai negara agraris, sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian, karena sebagian besar penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor ini. Sektor pertanian yang ada di Indonesia mencakup 5 subsektor yaitu subsektor pertanian rakyat (pertanian dalam arti sempit), subsektor perkebunan, subsektor kehutanan, subsektor peternakan, dan subsektor perikanan. Salah satu subsektor yang memegang peranan penting dalam perkembangan perekonomian di Indonesia adalah subsektor perkebunan. Subsektor ini menyediakan lebih dari 19,4 juta lapangan kerja bagi penduduk Indonesia. Selain itu, subsektor perkebunan juga menambah devisa negara secara signifikan. Sebenarnya terdapat lebih dari 100 komoditas perkebunan yang dapat dikembangkan di Indonesia. Lima belas diantaranya merupakan komoditas unggulan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi serta berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelima belas komoditas tersebut antara lain cengkih, cokelat/kakao, kapas, karet, kayu manis, kelapa, kelapa sawit, kemiri, kopi, lada, pala, tebu, teh, tembakau, dan vanili (Suwarto et al., 2014). Jika melihat data volume ekspor selama lima tahun terkhir (2012-2016) yang dicatat oleh Kementerian Pertanian, maka terdapat lima komoditas yang paling dominan dan memiliki volume ekspor paling besar yaitu THE 5 TH URECOL PROCEEDING 268 ISBN 978-979-3812-42-7

komoditas kelapa sawit, karet, kelapa, kopi dan kakao. Dengan demikian, sebagai komoditas unggulan dengan volume ekspor paling besar dan dominan, maka komoditas kelapa sawit, karet, kelapa, kopi, dan kakao merupakan lima komoditas yang sangat penting dalam menyumbang devisa negara. Dalam hal ini penulis ingin melihat bagaimana kinerja ekspor masing-masing komoditas selama lima tahun terakhir (2012-2016) dan membandingkan kinerja ekspor diantara lima komoditas perkebunan tersebut. Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi penulisan makalah ini yang berjudul Analisis Kinerja Ekspor 5 Komoditas Perkebunan Unggulan Indonesia 2012-2016. METODE PENELITIAN Kajian ini terfokus pada lima jenis komoditas perkebunan unggulan Indonesia yaitu kelapa sawit, karet, kelapa, kopi, dan kakao. Kinerja ekspor yang dibahas dalam kajian ini berfokus pada total volume ekspor, baik yang berupa produk mentah atau olahan. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang bersumber dari Kementerian Pertanian. Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis untuk melihat kinerja ekspor masing-masing komoditas dari tahun ke tahun dan membandingkan kinerja ekspor diantara lima komoditas perkebunan unggulan Indonesia. HASIL DAN PEMBAHASAN Kinerja Ekspor 5 Komoditas Perkebunan Unggulan Indonesia 1. Kinerja ekspor komoditas kelapa sawit Indonesia membutuhkan pahlawan perekonomian dan diyakini bahwa kelapa sawit adalah salah satu diantaranya. Sangat dipahami bahwa pembangunan agribisnis kelapa sawit merupakan industri yang diyakini bisa membantu pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Hal ini dikarenakan industri kelapa sawit merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, kondisi lahan di Indonesia yang relatif subur, tenaga kerja yang produktif, dan sinar matahari yang melimpah sepanjang tahun. Kelapa sawit merupakan tanaman yang paling produktif dengan produksi minyak per hektar paling tinggi dari seluruh tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Agribisnis kelapa sawit adalah salah satu dari sedikit industri yang merupakan keunggulan kompetitif Indonesia untuk bersaing di tingkat global (Pahan, 2006). Kinerja ekspor komoditas kelapa sawit yang ditunjukkan dalam besaran volume ekspor selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 1. Kinerja Ekspor Komoditas Kelapa Sawit 2012 1.999,9 1.751,5 2013 2.773,2 1.845,0 2014 1.841,7 1.330,1 2015 2.419,0 1.435,8 2016 2.422,3 1.193,3 Ekspor Komoditas Kelapa Sawit 1999,9 2773,2 1841,7 2419 2422,3 Gambar 1. Diagram Kinerja Ekspor Komoditas Kelapa Sawit Berdasarkan data pada Tabel 1 dan diagram diatas, dapat dilihat bahwa kinerja ekpor komoditas kelapa sawit menunjukkan tren yang cenderung fluktuatif. Terlihat bahwa volume ekspor tertinggi komoditas ini terjadi pada tahun 2013 dengan volume ekspor sebesar 2,7 juta ton. Sedangkan volume ekspor terendah terjadi pada tahun 2014 dengan volume ekspor sebesar 1,8 juta ton. Sementara pada tahun 2016 lalu, komoditas ini berhasil membukukan kinerja ekspor dengan volume sebesar 2,4 juta ton dan dengan nilai ekspor sebesar 1,193 milyar USD. Kinerja ekspor komoditas kelapa sawit yang cenderung fluktuatif ini disebabkan oleh masih tidak stabilnya kondisi perekonomian global sehingga mengakibatkan fluktuasi permintaan komoditas kelapa sawit di pasar dunia. Selain THE 5 TH URECOL PROCEEDING 269 ISBN 978-979-3812-42-7

itu, melemahnya harga komoditas pesaing seperti harga minyak kedelai yang murah, serta isu-isu lingkungan juga turut mempengaruhi ketidakstabilan kinerja ekspor komoditas ini. 2. Kinerja ekspor komoditas karet Tanaman karet memiliki peranan yang besar dalam kehidupan perekonomian Indonesia. Banyak penduduk Indonesia yang hidup dengan mengandalkan komoditas penghasil getah ini. Karet tak hanya diusahakan oleh perkebunanperkebunan besar milik negara yang memiliki areal ratusan ribu hektar, tetapi juga diusahakan oleh swasta dan rakyat (Tim Penulis PS, 2008). Saat ini Indonesia merupakan negara produsen karet terbesar kedua di dunia setelah Thailand. Kinerja ekspor komoditas karet yang ditunjukkan dalam besaran volume ekspor Tabel 2. Kinerja Ekspor Komoditas Karet 2012 174,9 591,7 2013 199,5 569,0 2014 221,2 506,1 2015 189,5 282,1 2016 184,4 215,8 Ekspor Komoditas Karet 174.9 199.5 221.2 189.5 184.4 Gambar 2. Diagram Kinerja Ekspor Komoditas Karet Berdasarkan data pada Tabel 2 dan diagram diatas, dapat dilihat bahwa kinerja ekpor komoditas karet menunjukkan tren yang cenderung stagnan dan sedikit mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir. Terlihat bahwa volume ekspor tertinggi komoditas ini terjadi pada tahun 2014 dengan volume ekspor sebesar 221,2 ribu ton. Sedangkan volume ekspor terendah terjadi pada tahun 2012 dengan volume ekspor sebesar 174,9 ribu ton. Sementara pada tahun 2016 lalu, komoditas ini berhasil membukukan kinerja ekspor dengan volume sebesar 184,4 ribu ton dan dengan nilai ekspor sebesar 215,8 juta USD. Kinerja ekspor komoditas karet yang cenderung stagnan ini disebabkan oleh masih lesunya permintaan komoditas karet dari negara-negara tujuan ekspor seperti Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, dan India. Lesunya permintaan karet ini juga menyebabkan rendahnya harga karet akhirakhir ini. Bahkan tiga negara produsen karet yakni Indonesia, Thailand, dan Malaysia sengaja melakukan pembatasan ekspor karet melalui kesepakatan Agreed Export Tonnage Scheme (AETS). Kesepakatan AETS ini bertujuan untuk menyiasati rendahnya harga karet di pasar global agar harga karet kembali meningkat. 3. Kinerja ekspor komoditas kelapa Kelapa merupakan komoditas yang sangat strategis bagi masyarakat Indonesia karena tidak hanya berperan penting dalam aspek ekonomi, tetapi juga memiliki peran sosial dan budaya. Daging buah kelapa dapat diolah menjadi produk santan, kopra, dan minyak kelapa. Selain itu, manfaat kelapa tidak hanya sebatas pada daging buahnya saja, tetapi seluruh bagian tanaman kelapa juga mempunyai manfaat yang besar. Dengan demikian, tidak heran jika kelapa disebut sebagai pohon kehidupan (Asnawi dan Darwis, 1985). Kinerja ekspor komoditas kelapa yang ditunjukkan dalam besaran volume ekspor Tabel 3. Kinerja Ekspor Komoditas Kelapa 2012 228,7 224,1 2013 118,8 65,2 2014 125,9 89,6 2015 161,2 102,8 2016 148,3 96,9 THE 5 TH URECOL PROCEEDING 270 ISBN 978-979-3812-42-7

Ekspor Komoditas Kelapa 228.7 118.8 125.9 161.2 148.3 Gambar 3. Diagram Kinerja Ekspor Komoditas Kelapa Berdasarkan data pada Tabel 3 dan diagram diatas, dapat dilihat bahwa kinerja ekspor komoditas kelapa menunjukkan tren yang cenderung meningkat selama empat tahun terakhir, meskipun sempat terjadi penurunan yang sangat tajam di tahun 2012. Terlihat bahwa volume ekspor tertinggi komoditas ini terjadi pada tahun 2012 dengan volume ekspor sebesar 228,7 ribu ton. Sedangkan volume ekspor terendah terjadi pada tahun 2013 dengan volume ekspor sebesar 118,8 ribu ton. Sementara pada tahun 2016 lalu, komoditas ini berhasil membukukan kinerja ekspor dengan volume sebesar 148,3 ribu ton dan dengan nilai ekspor sebesar 96,9 juta USD. Kinerja ekspor komoditas kelapa yang cenderung meningkat ini sejalan dengan semakin tingginya permintaan pasar global terhadap komoditas ini. Selain itu, akhir-akhir ini kelapa telah menjadi salah satu komoditas ekspor yang sangat penting karena seluruh aspek atau bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan. Berbagai macam produk yang dapat dihasilkan dari komoditas ini antara lain nata de coco, kecap, minuman air kelapa, desiccated coconut, virgin coconut oil, coconut milk, minyak kelapa, arang, matras, sampai bahan bangunan dan kerajinan. Kedepan pemerintah Indonesia perlu melakukan upaya untuk meningkatkan produksi kelapa dalam negeri agar selain untuk meningkatkan volume ekspor juga untuk memenuhi kebutuhan kelapa di pasar domestik. 4. Kinerja ekspor komoditas kopi Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor dunia. Kopi menjadi salah satu komoditas dengan peranan yang cukup besar bagi negaranegara berkembang, baik sebagai penghasil devisa maupun sebagai mata pencaharian bagi rakyatnya. Produksi serta ekspor kopi dunia didominasi oleh negara-negara berkembang seperti Brazil, Kolombia, Vietnam dan Indonesia. Berdasarkan data yang dimiliki oleh ICO ( International Coffee Organization), keempat negara tersebut tercatat sebagai negara pengekspor serta produsen kopi terbesar di dunia (Saputra, 2011). Kinerja ekspor komoditas kopi yang ditunjukkan dalam besaran volume ekspor Tabel 4. Kinerja Ekspor Komoditas Kopi 2012 15,4 57,3 2013 30,1 78,4 2014 26,1 58,2 2015 33,9 97,3 2016 27,5 73,8 15.4 30.1 26.1 Ekspor Komoditas Kopi 33.9 27.5 Gambar 4. Diagram Kinerja Ekspor Komoditas Kopi Berdasarkan data pada Tabel 4 dan diagram diatas, dapat dilihat bahwa kinerja ekspor komoditas kopi meskipun terlihat fluktuatif, namun secara keseluruhan selama lima tahun terakhir menunjukkan adanya tren yang cenderung meningkat. Terlihat bahwa volume ekspor tertinggi komoditas ini terjadi pada tahun 2015 dengan volume ekspor sebesar 33,9 ribu ton. Sedangkan volume ekspor terendah terjadi pada tahun 2012 dengan volume ekspor sebesar 15,4 ribu ton. Sementara pada tahun 2016 lalu, komoditas ini berhasil membukukan kinerja ekspor dengan volume sebesar 27,5 ribu ton dan dengan nilai ekspor sebesar 73,8 juta USD. THE 5 TH URECOL PROCEEDING 271 ISBN 978-979-3812-42-7

Kinerja ekspor komoditas kopi yang cenderung meningkat ini dipicu oleh tingkat konsumsi kopi yang terus mengalami kenaikan. Hal ini ditandai dengan menjamurnya kafe maupun gerai-gerai kopi di banyak tempat sehingga mengakibatkan kenaikan permintaan kopi dunia. Namun, melihat kinerja ekspor kopi tahun 2016 lalu yang menurun dari tahun sebelumnya, pemerintah Indonesia perlu mewaspadai kondisi tersebut agar penurunan kinerja ekspor ini tidak berlanjut di tahun-tahun berikutnya. 5. Kinerja ekpor komoditas kakao Kakao memiliki sumbangsih nyata terhadap perekonomian Indonesia dalam bentuk devisa dari ekspor biji kakao dan hasil industri kakao. Sumbangsih lain adalah penyediaan bahan baku untuk industri dalam negeri, baik industri bahan makanan maupun industri kosmetik/farmasi. Selain itu, hal yang tidak kalah penting dari sumbangsih komoditas ini adalah sebagai penyedia lapangan pekerjaan bagi jutaan penduduk Indonesia. Hal ini karena dalam pengolahan kakao membutuhkan beberapa proses, mulai dari penanaman, pemeliharaan, proses pemanenan, pengolahan, industri, sampai pada pemasarannya (Wahyudi et al., 2008). Kinerja ekspor komoditas kakao yang ditunjukkan dalam besaran volume ekspor Tabel 5. Kinerja Ekspor Komoditas Kakao 2012 46,0 134,1 2013 34,0 87,9 2014 25,4 82,9 2015 26,5 97,5 2016 26,3 103,0 Ekspor Komoditas Kakao 46 34 25.4 26.5 26.3 Gambar 5. Diagram Kinerja Ekspor Komoditas Kakao Berdasarkan data pada Tabel 5 dan diagram diatas, dapat dilihat bahwa kinerja ekpor komoditas kakao menunjukkan tren yang cenderung menurun. Terlihat bahwa volume ekspor tertinggi komoditas ini terjadi pada tahun 2012 dengan volume ekspor sebesar 46 ribu ton. Sedangkan volume ekspor terendah terjadi pada tahun 2014 dengan volume ekspor sebesar 25,4 ribu ton. Sementara pada tahun 2016 lalu, komoditas ini berhasil membukukan kinerja ekspor dengan volume sebesar 26,3 ribu ton dan dengan nilai ekspor sebesar 103 juta USD. Kinerja ekspor komoditas kakao yang cenderung menurun ini disebabkan oleh adanya kebijakan pemerintah untuk melakukan pengolahan kakao di dalam negeri. Hal ini karena selama ini ekspor kakao masih berupa bahan mentah. Meskipun dengan adanya kebijakan ini mengakibatkan pemasukan devisa negara dari komoditas kakao menurun, namun kebijakan ini akan memberikan nilai tambah pada produk kakao sehingga dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja Indonesia. Kedepan, pemerintah perlu meningkatkan kualitas hasil olahan kakao agar produk hasil olahannya bisa bersaing secara global sehingga produk hasil olahan kakao tidak hanya ditujukan untuk konsumsi dalam negeri tetapi juga bisa diekspor ke negara lain. Perbandingan Kinerja Ekspor 5 Komoditas Perkebunan Unggulan Indonesia THE 5 TH URECOL PROCEEDING 272 ISBN 978-979-3812-42-7

Perbandingan Ekspor 5 Komoditas Perkebunan Unggulan Indonesia Kelapa Sawit Karet Kelapa Kopi Kakao Gambar 6. Diagram Perbandingan Kinerja Ekspor 5 Komoditas Perkebunan Unggulan Indonesia Lima Terakhir Berdasarkan pada diagram diatas, dapat dilihat bahwa komoditas kelapa sawit merupakan komoditas dengan volume ekspor terbesar dibandingkan dengan empat komoditas unggulan lainnya. Bahkan, volume ekspor kelapa sawit mencapai hitungan juta ton, sementara volume ekspor empat komoditas lainnya hanya pada hitungan ribu ton. Secara berturut-turut berdasarkan data volume ekspor terakhir (tahun 2016), komoditas dengan volume ekspor terbesar adalah kelapa sawit dengan volume ekspor sebesar 2,4 juta ton, kemudian diikuti oleh empat komoditas lainnya yaitu karet sebesar 184,4 ribu ton, kelapa sebesar 148,3 ribu ton, kopi sebesar 27,5 ribu ton, dan terakhir kakao sebesar 26,3 ribu ton. komoditas dengan volume ekspor paling besar dengan volume ekspor mencapai 2,4 juta ton, diikuti oleh empat komoditas lainnya secara berturut-turut yaitu karet sebesar 184,4 ribu ton, kelapa sebesar 148,3 ribu ton, kopi sebesar 27,5 ribu ton, dan terakhir kakao sebesar 26,3 ribu ton. REFERENSI Asnawi, S. dan S.N. Darwis.1985. Prospek Ekonomi Tanaman Kelapa dan Masalahnya di Indonesia. Manado: Balai Penelitian Kelapa. Pahan, Iyung. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya. Saputra, Rizky. 2011. Analisis Penawaran Kopi Indonesia 2001-2009. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Surakarta Suwarto, Yuke Octavianty, dan Silvia Hermawati. 2014. Top 15 Tanaman Perkebunan. Jakarta: Penebar Swadaya. Tim Penulis PS. 2008. Panduan Lengkap Karet. Jakarta: Penebar Swadaya. Wahyudi, T., T.R. Panggabean, dan Pujiyanto. 2008. Panduan Lengkap Kakao. Jakarta: Penebar Swadaya. KESIMPULAN Berdasarkan uraian dan paparan di atas, kajian tentang Analisis Kinerja Ekspor 5 Komoditas Perkebunan Unggulan Indonesia 2012-2016 ini menyimpulkan bahwa: 1. Kinerja ekspor 5 komoditas perkebunan unggulan Indonesia secara keseluruhan selama lima tahun terakhir menunjukkan bahwa komoditas kelapa sawit mengalami tren yang cenderung fluktuatif, sedangkan komoditas karet cenderung stagnan, komoditas kelapa dan kopi mengalami tren yang cenderung meningkat, serta komoditas kakao cenderung menurun. 2. Perbandingan kinerja ekspor lima komoditas perkebunan unggulan Indonesia berdasarkan data volume ekspor terakhir (tahun 2016) menunjukkan bahwa kelapa sawit merupakan THE 5 TH URECOL PROCEEDING 273 ISBN 978-979-3812-42-7