BAB I PENDAHULUAN. paling pesat, baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Maka tepatlah bila

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bantu Anak Belajar Membaca

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk. mengungkapkan berbagai keinginan dan kebutuhannya.

Oleh: Sri Yuliani TK Dharma Wanita 1 Kedungsigit, Karangan, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tertulis dalam pasal 1 butir 14 Undang-undang RI Nomor 20. tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari learning disability. Learning

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia Dini. 1. Pengertian Kemampuan Membaca Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan suatu alat. Perkembangan adalah bertambahnya keterampilan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF DI KELOMPOK B TK CEMPAKA KEBON GULO MUSUK TAHUN AJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih delapan (0-8) tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangann berpikir anak-anak usai Taman Kanak-Kanak atau

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK HURUF TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Usia ini merupakan masa emas atau Golden Age, dimana seluruh. aspek pertumbuhan dan perkembangan sangatlah pesat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuni Juniasih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berperan penting bagi manusia adalah pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. cara belajar anak dibuat yang menyenangkan. Di usia 5 6 tahun anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia pra sekolah. Masa anak usia dini itu dapat disebut sebagai masa peka

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa usia Taman Kanak-kanak (TK) merupakan fase yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan adalah keinginan setiap orang tua (Ummu Shofi, 2008 : 2006).

sampai pada yang lebih rumit, Risal (2012)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resha Aprylet, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mengingat, berpikir, bahasa, sosial emosional dan fisik, sehingga dalam kegiatan

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha

BAB II KAJIAN TEORITIS. membaca mencakup : membaca merupakan suatu proses. Membaca. bahwa membaca pada anak usia dini adalah keterampilan membaca dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki

METODE MEMBACA SUKU KATA BERPENGARUH TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AWAL PADA ANAK KELOMPOK B TK. PERTIWI JUWIRING KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Kita tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan anak usia dini (TK) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN PERMAINAN KARTU KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK MASYITHOH NGASEM SEWON BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pendidikan Nasional berupaya terus menerus untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang

PENGARUH METODE SENSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Widi Prastiwi 1, Samidi 2, Lies Lestari 2 PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi manusia di samping sebagai makhluk individu yang

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Program Sarjana S -1 Studi PG Pendidikan Anak Usia Dini

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB II LANDASAN TEORI. terampil dan cekatan. Kata mampu mendapat imbuhan ke-an menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Nurmalasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pemikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pendidikan yang dilakukan pada anak sejak lahir hingga usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini yaitu anak yang berusia empat sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

BAB I PENDAHULUAN. tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak- Kanak termasuk jenjang Pendidikan Anak Usia

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

PERMAINAN KARTU HURUF DI TAMAN KANAK-KANAK AGAM ELIFIA

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB II LANDASAN TEORITIS. Taman Kanak-kanak. Dalam kehidupan sehari-hari bahasa menjadi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. anak usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA DINI MELALUI METODE CERITA GAMBAR SERI

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun menurut. Undang-Undang Republik Indonesia, dan 0-8 tahun menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan metode Mueller dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Kemampuan Berbahasa untuk Anak Usia Dini. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhanya.

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita perlu diberikan pelajaran yang sama seperti anak-anak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Maka tepatlah bila dikatakan bahwa usia dini adalah usia emas, di mana anak sangat berpotensi mempelajari banyak hal dengan cepat. Dalam perkembangan bahasa anak, Piaget (Santrok, 2002) menyatakan bahwa, bahasa dapat membantu perkembangan kognitif. Bahasa dapat mengarahkan perhatian anak pada benda-benda baru atau hubungan baru yang ada di lingkungan, mengenalkan anak-anak pada pandanganpandangan yang berbeda dan memberikan informasi pada anak. Selanjutnya Tarigan (1998) yang mengatakan bahwa, salah satu aspek perkembangan bahasa yang harus dikembangkan pada anak TK adalah kemampuan membaca dan menulis. Pengembangan kemampuan membaca anakanak TK perlu dilaksanakan dengan berdasarkan karakteristik perkembangan anak. Membaca merupakan kemampuan yang sangat fundamental, karena kemampuan membaca menjadi dasar untuk mengetahui banyak pengetahuan tentang dunia di luar anak. Selain itu kemampuan membaca, memegang peranan yang sangat penting karena kemampuan membaca menjadi aspek dasar untuk mengembangkan kemampuan yang lain. Pada anak TK keterampilan membaca difokuskan pada pembelajaran membaca awal atau membaca dini. Pada anak TK keterampilan membaca difokuskan pada pembelajaran membaca dini. Menurut Tampubolon (1993:62) membaca dini sudah perlu 1

2 diberikan, sebagai salah satu usaha menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca pada anak, dan sekaligus mempersiapkannya memasuki pendidikan dasar. Selanjutnya Tampubolon (1993:63) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan membaca dini adalah: membaca yang diajarkan secara terprogram (secara formal) kepada anak prasekolah. Anak yang diajarkan membaca dini umumnya lebih maju di sekolah daripada anak-anak yang belum pernah memperoleh membaca dini. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca dini atau membaca permulaan adalah pengajaran membacamenyuarakan huruf-huruf yang disajikan yang diberikan kepada anak yang baru belajar membaca di lembaga pendidikan formal sebagai bekal untuk belajar membaca di sekolah dasar. Namun fenomena yang terjadi saat ini budaya baca tulis belum sepenuhnya berkembang di masyarakat. Karena itu jika ingin berhasil dalam pembangunan di masa depan, pengembangan budaya baca tulis mutlak diperlukan. Yang menjadi persoalan sekarang adalah, kapan kemampuan membaca dan menulis mulai diajarkan? Jawaban pertanyaan itu sebenarnya masih menjadi polemik. Bagaimana tidak? Sebagian ahli mengatakan membaca dan menulis baru dapat diajarkan setelah anak masuk SD sebagaimana kebijakan kurikulum TK sekarang ini. Tetapi banyak juga ahli yang mengatakan bahwa membaca dan menulis harus diajarkan sejak dini. Dari hasil penelitian Durkin (Dhieni, 2007: 5.2) tentang pengaruh membaca dini pada anak-anak. Dia menyimpulkan bahwa tidak ada efek negatif pada anak-anak yang diajar membaca dini. Seperti yang dikemukakan oleh Durkin (Dhieni, 2007: 5.2) telah

3 mengadakan penelitian tentang pengaruh membaca dini pada anak-anak. Dia menyimpulkan bahwa tidak ada efek negatif pada anak-anak yang diajar membaca dini. Sejalan dengan pendapat tersebut, Steinberg (Dhieni, 2007: 5.2) juga mengemukakan bahwa, anak-anak yang mendapatkan pelajaran membaca dini umumnya lebih maju di sekolah. Hal tersebut masih diperkuat oleh pendapat Moleong (Dhieni, 2005: 5.3) yang mengatakan salah satu aspek yang harus dikembangkan pada anak TK adalah kemampuan membaca dan menulis. Berdasarkan pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengembangan kemampuan membaca di TK dapat dilaksanakan selama masih dalam batas-batas aturan praskolastik dan sesuai dengan karakteristik anak, yakni belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar. Untuk mengajarkan kemampuan membaca pada anak TK, guru perlu mengetahui tahapan perkembangan kemampuan membaca pada anak. Menurut Cochrane Efal (Dhieni, 2005: 5.9), perkembangan dasar kemampuan membaca pada anak usia 4-6 tahun berlangsung dalam lima tahap yakni: (1) tahap fantasi (magical stage), pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku. Anak mulai berpikir bahwa buku itu penting dengan cara membolak-balik buku. Kadang anak juga suka membawa-bawa buku kesukaannya; (2) tahap pembetukan konsep diri (self concept stage), anak memandang dirinya sebagai pembaca dan mulai melibatkan dirinya dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku: (3) tahap membaca gambar (bridging reading stage), anak menyadari cetakan yang tampak dan mulai dapat menemukan kata yang sudah dikenal; (4) tahap pengenalan bacaan (take-off reader stage), anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat (graphoponic, semantic dan syntactic) secara bersama-sama. Anak mulai tertarik pada bacaan dan mulai membaca tanda-tanda yang ada di lingkungan seperti membaca kardus susu, pasta gigi dan lain-lain: dan (5) tahap membaca lancar (independent reader stage), anak dapat membaca berbagai jenis buku secara bebas. Orang tua dan guru masih harus tetap membacakan buku pada anak. Tindakan tersebut dimaksudkan dapat mendorong anak untuk memperbaiki bacaannya.

4 Untuk membantu perkembangan membaca anak agar berkembang dengan baik perlu diberikan rangsangan yang memadai dan tepat sesuai dengan karakteristik perkembangan anak. Rangsangan atau stimulasi yang diberikan kepada anak menjadi salah satu faktor keberhasilan pada perkembangan bahasa anak. Mengajarkan membaca pada anak dapat dilakukan oleh para orang tua, guru-guru di kelompok bermain, dan di TK dengan tujuan agar anak dapat mengembangkan minat dan kebiasaan membaca (Tampubolon, 1993: 45). Namun demikian membaca bukanlah suatu kegiatan pembelajaran yang mudah. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan anak dalam membaca. Secara umum, faktor-faktor tersebut datang dari guru, anak, kondisi lingkungan, materi pelajaran, serta metode pembelajaran (Sugiarto, 2002). Faktorfaktor tersebut terkait dengan jalannya proses belajar membaca, dan jika kurang diperhatikan hal tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan membaca pada anak. Seperti halnya kondisi objektif kemampuan membaca dini anak TK Cempaka Indah Kecamatan Campaka, berdasarkan hasil pengamatan pendahuluan pada pembelajaran membaca dini anak TK kelompok B kemampuan membaca anak tersebut masih belum memuaskan, baru sebagian kecil yang sudah dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana yang di berikan kepada anak. Anak masih kesulitan dalam membaca rangkaian huruf, kadang-kadang salah dalam mengucapkan bunyi hurufnya. Respon anak dalam membaca kata atau prase yang diberikan oleh guru ternyata masih kurang, nampak acuh tak acuh saja. Berdasarkan pengamatan terhadap cara pembelajaran membaca dini bagi anak TK yang digunakan oleh guru TK masih sering ditemui dalam pelajaran membaca

5 hanya mengenal huruf-huruf tunggal, membaca alfabet, menyanyikan nyanyian alfabet, membentuk huruf di atas garis yang sudah ditentukan sebelumnya, atau menyuruh anak mengoreksi bentuk huruf di atas garis yang sudah dicetak merupakan contoh praktik yang tidak cocok diterapkan karena menekankan perkembangan keterampilan secara terpisah. Hal ini diduga yang menyebabkan kemampuan membaca dini anak masih belum berhasil dengan memuaskan. Karena itu diperlukan praktik pengajaran membaca yang cocok untuk anak dengan memperhatikan perbedaan tingkat kemampuan anak dan tipe pembelajaran pada tiap anak. Adanya kendala dan kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran perkembangan membaca pada anak TK Cempaka Indah, maka diperlukan metode yang tepat dalam mengembangkan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi yang menitik beratkan pada kemampuan pemahaman akan kata yang mereka dengar (reseptif) atau mereka ucapkan (ekspresif). Dalam membantu perkembangan membaca anak TK, harus menggunakan pendekatan visual, suara, dan linguistik untuk bisa belajar membaca dengan fasih. NAEYC (National Association for the Education of Young Children) dalam Sessiani (2007: 6) memberikan rekomendasi bentuk dan metode pengajaran membaca pada anak TK, yaitu berupa bentuk praktik yang cocok dan tidak cocok untuk dikembangkan dalam pendidikan masa awal anak-anak yang berkaitan dengan perkembangan bahasa. Oleh karena itu metode yang diterapkan hendaknya tidak hanya menstimulus salah satu modalitas/indera saja, akan tetapi harus mencakup

6 keseluruhan modalitas yang dimiliki oleh anak. Artinya semakin banyak benda yang dilihat, didengar, diraba, maka akan makin pesat berlangsungnya perkembangan persepsi dan makin banyak tanggapan yang diperoleh maka makin pesat pulalah perkembangan bahasa anak. Salah satu metode yang mendasarkan pada asumsi yang melibatkan berbagai modalitas atau indra anak yaitu metode multi. Menurut Yusuf, (2003: 69) metode multi mendasarkan pada asumsi bahwa anak akan belajar lebih baik jika materi pelajaran disajikan dalam berbagai modalitas, yaitu visual (penglihatan), auditory (pendengaran), kinesthetic (gerakan), dan tactile (perabaan), yang sering disebut VAKT. Metode multi menekankan pengajaran membaca melalui prinsip VAKT, dengan melibatkan beberapa modalitas alat indera. Dengan melibatkan beberapa modalitas alat indera, proses belajar diharapkan mampu memberikan hasil yang sama bagi anak-anak dengan tipe pembelajaran yang berbeda-beda. Pendekatan yang sesuai dengan tipe pembelajaran anak akan memberi lebih banyak kesempatan bagi anak untuk menggali kemampuan dan potensinya. Prinsip VAKT dalam praktiknya diterapkan dengan menggunakan alat bantu, yang mewakili fungsi dari masingmasing alat indera yang ada. Hasil penelitian Sessiani (2007) menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari metode multi dalam meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak Taman Kanak-kanak. Sementara itu hasil penelitian Saputro (2011) bahwa, pelaksanaan pembelajaran multi pada siswa kelas I SD dilaksanakan melalui beberapa fase yang dapat dirangkum dalam kegiatan

7 pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Dalam hal ini metode multi saat belajar membaca diberikan secara visual, auditoris, taktil, dan kinestetik dan terbukti mampu meningkatkan kepekaan alat indera dan akhirnya mempertajam perhatian yang berguna bagi proses belajar. Pembelajaran multi dilakukan dengan proses penelurusan/perabaan dengan jari tangan dan mengkoordinasi gerakan tubuh (taktil kinestetik), kemudian saat menelusuri tersebut anak melihat dan mengucapkan kata dengan keras (visual-auditoris). Selain itu pembelajaran dengan metode multi dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak. Kemampuan membaca permulaan anak meningkat dari 52,3% pada kondisi awal menjadi 71,2% pada siklus I, kemudian meningkat menjadi 92,3% pada akhir siklus II. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti akan menggunakan metode multi untuk mengembangkan kemampuan membaca dini secara optimal sesuai minat dan usianya dengan melakukan penelitian yang berjudul: Meningkatkan Kemampuan Membaca Dini Anak Taman Kanak-kanak melalui Penerapan Metode Multi (Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelas B Taman Kanak-kanak Cempaka Indah Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013). B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut yaitu: (1) kurangnya motivasi anak dalam belajar membaca: (2) kemampuan membaca anak tersebut masih belum

8 memuaskan; (3) kemampuan guru TK dalam mengajarkan membaca masih rendah; (4) kurangya variasi guru dalam menggunakan metode pembelajaran. Permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan membaca dini anak TK Cempaka Indah Kecamatan Campaka Purwakarta sebelum menggunakan metode multi pada tahun pelajaran 2012-2013? 2. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran membaca dini dengan menggunakan metode multi pada anak TK Cempaka Indah Kecamatan Campaka Purwakarta pada tahun pelajaran 2012-2013? 3. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca dini anak TK Cempaka Indah Kecamatan Campaka Purwakarta setelah menggunakan metode multi pada tahun pelajaran 2012-2013? C. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran membaca dini dengan menggunakan metode multi untuk meningkatkan kemampuan membaca dini anak TK yang diterapkan di TK Cempaka Indah Kecamatan Campaka Purwakarta Purwakarta. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah ingin mengetahui: 1. Kemampuan membaca dini anak TK Cempaka Indah Kecamatan Campaka Purwakarta sebelum menggunakan metode multi pada tahun pelajaran 2012-2013.

9 2. Proses pelaksanaan pembelajaran membaca dini dengan menggunakan metode multi pada anak TK Cempaka Indah Kecamatan Campaka Purwakarta pada tahun pelajaran 2012-2013. 3. Peningkatan kemampuan membaca dini anak TK Cempaka Indah Kecamatan Campaka Purwakarta setelah menggunakan metode multi pada tahun pelajaran 2012-2013. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana dalam meningkatkan pengetahuan tentang pelaksanaan proses pembelajaran dalam kemampuan membaca dini pada anak TK Cempaka Indah Kecamatan Campaka Purwakarta. 2. Bagi pengelola dan guru TK Cempaka Indah Kecamatan Campaka Purwakarta, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan TK agar lebih berkualitas dalam rangka membina anak dalam kemampuan membaca dini. 3. Bagi Program PGPAUD, diharapkan dapat memberikan konstribusi sebagai bahan bacaan agar dapat meningkatkan dan mengembangkan program pembelajaran khususnya program guru pendidikan anak usia dini. E. Struktur Organisasi Penulisan Skripsi Laporan penelitian ini ditulis berdasarkan pedoman penelitian yang berlaku pada UPI Bandung, secara rinci pelaporannya adalah sebagai berikut:

10 Bab I Pendahuluan yang berisi: (a) latar belakang penelitian, (b) identifikasi dan perumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) struktur organisasi penulisan skripsi. Bab II berisikan landasan pustaka tentang teori-teori yang berkaitan dengan pembelajaran membaca dini dan metode multi, yaitu: (a) tinjauan tentang pendidikan anak usia dini; (b) membaca dini pada anak taman kanakkanak; (c) metode multi; (d) kerangka berpikir penelitian; (e) penelitian terdahulu yang relevan; dan (f) hipotesis penelitian. Bab III membahas metodologi penelitian terdiri dari: (a) lokasi dan subjek penelitian, (b) desain penelitian; (c) metode penelitian; (d) definisi operasional; (e) instrumen penelitian; (f) teknik pengumpulan data; dan (g) analisis data. Bab IV berisi: (a) deskripsi data awal penelitian; (b) pelaksanaan dan hasil penelitian; (c) dan pembahasan penelitian. Bab V berisikan kesimpulan dan rekomendasi. Daftar Pustaka