PERANCANGAN MESIN R. AAM HAMDANI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

BAB VI POROS DAN PASAK

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

Belt Datar. Dhimas Satria. Phone :

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

Tujuan Pembelajaran:

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB III ANALISA PERHITUNGAN

SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007)

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB II DASAR TEORI P =...(2.1)

MESIN PEMINDAH BAHAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II LANDASAN TEORI

TUJUAN PEMBELAJARAN. 3. Setelah melalui penjelasan dan diskusi. mahasiswa dapat mendefinisikan pasak dengan benar

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

PERENCANAAN MESIN PENGEPRES PLAT PISAU ACAR KAPASITAS 600 LEMBAR/ JAM

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

1. Kopling Cakar : meneruskan momen dengan kontak positif (tidak slip). Ada dua bentuk kopling cakar : Kopling cakar persegi Kopling cakar spiral

TUGAS PERENCANAAN ELEMEN MESIN I MERANCANG POROS GARDAN DAN JOINT PADA TRUK DENGAN KAPASITAS 5 TON

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

Flat Belt Drives ELEMEN MESIN II

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

METODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN ROUGH MAKER DIAMETER INTERNAL PIPA POLYPROPYLENE Ø 600

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

POROS dengan BEBAN PUNTIR

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

Bab 3 METODOLOGI PERANCANGAN

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI )

Jumlah serasah di lapangan

PERHITUNGAN DAYA DAN KAPASITAS MESIN PRESS SERBUK KAYU SEBAGAI MEDIA PENANAMAN JAMUR TIRAM PUTIH RIKO PRIANDHANY

SKRIPSI ANALISIS KEMBALI BELT CONVEYOR BARGE LOADING DENGAN KAPASITAS 1000 TON PER JAM

Tugas Akhir TM

IV. ANALISA PERANCANGAN

SISTEM POROS PROPELLER

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS

BAB II DASAR TEORI 2.1 Chassis Dynamometer

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

BAB IV ANALISIS TEKNIK MESIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Perhitungan Kapasitas Screw Conveyor perjam Menghitung Daya Screw Conveyor Menghitung Torsi Screw

Transkripsi:

PERANCANGAN MESIN R. AAM HAMDANI

PERANCANGAN MESIN PROSES REKAYASA PERANCANGAN SUATU MESIN BERDASARKAN KEBUTUHAN ATAU PERMINTAAN TERTENTU YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENELITIAN ATAU DARI PELANGGAN LANGSUNG

KRITERIA PERANCANGAN KONSEP : memiliki konsep yang unggul dan mendasar dalam memenuhi permintaan, tuntutan maupun pemecahan masalah dilapangan. NILAI memberi nilai guna, nilai komersial atau nilai sosial yang diminati dan dihargai pengguna. HARGA harga yang layak sesuai dengan konsep dan nilai yang diperoleh pengguna

ILMU PENDUKUNG MECHANICAL ENGINEERING ENGINEERING MATERIAL ENGINEERING ECONOMIC LABORATORY TESTING EMPIRICAL KNOWLEDGE ENGINEERING JUDGEMENT

PROSES PERANCANGAN

ANALISIS PERANCANGAN POROS Sebuah poros adalah bagian mesin yang berputar yang digunakan untuk memindahkan daya dari satu tempat ke tempat yang lain. Tenaga yang dipindahkan pada poros oleh sebuah gaya tangensial dan menghasilkan momen putar yang dipasang dalam tenaga yang diijinkan untuk dipindahkan pada beberapa mesin yang terhubung pada poros. Untuk memindahkan tenaga dari poros ke lainnya, berbagai komponen seperti puli, roda gigi, dan lainlain dipasang pada poros. Komponen yang dipasang di poros dengan menggunakan pena atau spi Selain tenaga putar, ada beban lain yang harus diterima poros yaitu beban dukung

BAHAN POROS Bahan yang umumnya digunakan untuk poros adalah baja menengah. Ketika tegangan tinggi dibutuhkan, maka digunakan baja paduan seperti nikel, krom-nikel atau baja kromvanadium. Poros umumnya dibentuk dengan pengerolan panas dan difinishing untuk mendapatkan ukurannya dengan proses dingin atau pembubutan dan gerinda. Poros yang diroll dingin lebih kuat daripada poros yang diroll panas tapi dengan tegangan sisa lebih tinggi.

JENIS POROS Poros Transmisi Poros ini memindahkan tenaga antara sumber dan mesin yang menyerap tenaga. Poros lurus, poros counter, poros overhead dan semua poros pabrikan adalah poro transmisi. Karena poros ini membawa bagian mesin seperti puli, roda gigi, dan lainnya, maka akan menyebabkan bengkokan yang menyebabkan putus. Poros Mesin Poros ini adalah bagian dari mesin itu sendiri. Poros engkol adalah contoh dari poros mesin.

PERENCANAAN POROS Poros direncanakan atas dasar Kekuatan Kekakuan

Dalam merencanakan poros atas dasar kekuatan, beberapa faktor perlu diperhatikan Poros yang didasarkan hanya untuk momen puntir Poros yang didasarkan hanya untuk momen bengkok Poros yang didasarkan untuk puntiran dan bengkokan Poros yang didasarkan untuk beban axial yang ditambah gabungan puntiran dan bengkokan.

Poros yang hanya mendapat momen puntir Ketika poros didasarkan hanya pada momen puntir atau torsi saja, maka diameter poros bisa didapatkan dengan persamaan torsi T I p r s

Poros yang hanya mendapat momen bengkok / bending moment Poros hanya menerima momen bengkok, maka tegangan maksimum (tarik dan tekan) diberikan persamaan bengkok M I b y

Poros motor/mobil berbentuk tabung baja dengan diameter dalam 30 mm dan tebalnya 4 mm. Engine mobil membangkitkan daya 15 Hp pada putaran 000 rpm. Hitunglah tegangan yang terjadi pada pada poros tersebut.

Contoh Soal Sepasang roda dari sebuah gerbong kereta api membawa beban 5 ton tiap kotak as, bergerak sejauh 10 cm keluar dari pangkalan. Ukuran dari rel adalah 140 cm. Cari diameter as antara roda, jika tegangan tidak boleh lebih dari 1000 kg/cm.

Poros yang menerima gabungan (momenpuntir dan momen bengkok) Ketika poros disiapkan untuk menerima gabungan momen puntir dan momen bengkok, maka poros harus dibuat berdasarkan dua momen yang simultan. Beberapa teori telah dikeluarkan untuk menghitung elastisitas dari bahan ketika poros menerima bermacam jenis gabungan tegangan. Dua teori berikut penting untuk diperhatikan. a. Teori tegangan geser maksimum atau teori Guest s. Ini digunakan untuk bahan ulet. b. Teori tegangan normal maksimum atau teori Rankine s. Ini digunakan untuk bahan rapuh/getas.

Berdasar pada teori tegangan geser maksimum, tegangan geser maksimum pada poros, s 1 f 4 (max) b f c 16 s (max) d 3 1 M T

Sekarang berdasarkan teori tegangan normal maksimum, tegangan normal maksimum pada poros ) ( 1 (max) 3 atau 1 3 16 3 1 3 1 ) ( 1 1 3 3 3 3 3 (max) iv T M M d fb T M M d d T d M d M iii f f f f s b b b

Contoh Soal Sebuah roda gigi dipasang pada poros seperti pada gambar. Diameter roda gigi 1, cm dan 5 hp daya ditransmisikan pada putaran 10 rpm. Asumsikan tegangan geser yang diijinkan 40 kg/cm, cari diameter poros.

Contoh Soal 1. Sebuah poros berputar pada putaran 00 rpm dan memindahkan daya 5 HP. Tegangan geser izin material poros 40 kg/cm. Jika poros menopang beban 90 kg ditengah bentangan yang panjangnya 3 meter, tentukan diameter poros yang aman. Tegangan bending bahan poros tidak lebih dari 560 kg/cm.

TES FORMATIF 1.Secara umum, poros dapat diklasifikasikan menjadi : a. Poros dukung, poros transmisi dan poros propeler b. Poros dukung, poros transmisi dan poros engkol c. Poros yang mendapat beban dukung, poros yang mendapat beban puntir dan poros yang mendapat beban gabungan. d. Poros dukung dan poros transmisi.

. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam merencanakan kekuatan poros diantaranya : a. bahan poros dan beban yang bekerja b. bahan poros, beban yang bekerja dan geometri poros c. Kekuatan poros dan beban yang bekerja d. Tegangan bahan poros, bahan poros dan geometri poros.

3. Beban puntir (torsi) yang diterima poros transmisi dari engine tergantung kepada a. Usaha dan putaran b. Daya dan putaran c. Momen dan putaran d. Daya dan momen

4. Dalam hal penggunaannya, poros biasanya dilengkapi dengan alur untuk pasak. Besar diameter (d) yang aman untuk poros yang mempunyai pasak dengan tinggi pasak t mm adalah : a. d + t b. d + (1/)t c. d + t d. d + 0, t

5. Nama komponen rangkaian batang propeller yang tampak dibawah ini adalah: 1 3 a. 1. Spider and cross,. Balance weight, 3. rear U-joint assembly b. 1.Internal spline for output shaft transmisi,. propeler shaft, 3. rear U- joint assembly c. 1.Internal spline for output shaft transmisi,. propeler shaft, 3. diferensial yoke d. 1. Slip yoke/slip joint,. drive/propeler shaft, 3 rear U-joint assembly.

ESSAY Sebuah poros dibuat dari bahan besi menengah dibutuhkan untuk memindahkan daya 10 HP pada 300 rpm. Panjang poros 3 meter. Poros ini membawa puli dengan berat masing-masing 150 kg dengan jarak masing-masing 1 meter dari ujung poros. Asumsikan nilai keamanan tegangan geser 40 kg/cm, tentukan diameter poros.

SABUK/ BELT PEMINDAH DAYA DAN PUTARAN DAYA YANG DIPINDAHKAN TERGANTUNG KEPADA : a. Gaya tegang tiap sisi sabuk b. Kecepatan sabuk c. Sudut kontak sabuk d. Koefisien gesek antara sabuk dan puli

BAHAH SABUK KULIT COTTON ATAU FABRIC BELT RUBBER BELT

OPEN BELT

CROSS BELT

QUARTER TURN BELT DRIVE

BELT DRIVE WITH IDLER PULLEY

COMPOUND BELT DRIVE

STEPPED OR CONE PULLEY DRIVE

SABUK / BELT

PULLEY

DAYA YANG DIPINDAHKAN P P T T 75 1 v ( T T ). D. 33000 1 n ln T1 T e P T T ). v ( 1