(MS.6) TAKSIRAN TFR BERDASARKAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA MENGGUNAKAN METODE CAMPURAN Yayat Karyana Jurusan Statistika FMIPA UNISBA Jl. Purnawarman No. 63 Bandung Email : yayatkaryana@gmail.com Abstrak Berdasarkan hasil Sensus Penduduk dari tahun 1961 sampai dengan tahun 2010, jumlah penduduk bertamah terus dan berdasarkan hasil SP 2010 penduduk Indonesia mencapai 237,56 juta orang, namun angka pertumbuhan penduduk mengalami penurunan dari 2,34 % pada periode 1961-1971 menjadi 1,50 % per tahun pada periode 1990-2000 dan periode 2000-2010 (Karyana, 2010). Sampai tahun 2000 ada penurunan angka pertumbuhan tersebut salah satunya disebabkan ada penurunan TFR (Total Fertility Rate) dari 5,6 pada tahun 1970 menjadi 2,26 pada tahun 2005 (BPS, 2006b). Namun angka pertumbuhan pada periode 2000-2010 tidak turun, sehingga diduga bahwa TFR juga tidak turun, bahkan ada kemungkinan naik lagi. Hal ini seiring dengan kurangnya perhatian berbagai pihak terhadap program BKKBN. Karena itu perlu dihitung taksiran TFR berdasarkan hasil proyeksi penduduk menggunakan Metode Campuran. Dari hasil perhitungan didapat nilai TFR ada kecenderungan naik lagi. Kata Kunci : TFR, Proyeksi Penduduk, Metode Campuran. 1. PENDAHULUAN Metode proyeksi penduduk yang biasa digunakan adalah Metode Matematik yang menghasilkan total penduduk saja dan Metode Komponen yang menghasilkan proyeksi total penduduk dan kelompok umurnya (UN,1952). Hasil proyeksi total penduduk dari Metode Matematik lebih baik apabila dibandingkan dengan Metode Komponen. Ini tercermin setelah dilaksanakan Sensus Penduduk (SP), hasil proyeksi Metode Matematik dengan hasil SP angkanya lebih mendekati (Karyana, 2002). Untuk proyeksi penduduk propinsi-propinsi yang dihasilkan melalui Metode Komponen juga kurang memuaskan. Kelemahan pada Metode Komponen adalah angka kematian yang digunakan bukan berdasarkan pola kematian penduduk Indonesia, sehingga wajar kalau terjadi kesalahan proyeksi. Sampai saat ini belum ada angka kematian penduduk Indonesia yang baik. Kelemahan lainnya adalah 282
masih digunakannya AMN atau ASOMR dan ASIMR per propinsi yang mengakibatkan hasil estimasi migrasi bias, karena tidak memperhitungkan penduduk asal dan juga perhitungan menjadi parsial. Untuk mengatasi masalah tersebut diajukan pengembangan Metode Komponen dengan menggunakan Metode Campuran yang merupakan kombinasi antara Metode Matematik dengan Metode Komponen. Pada Metode Campuran total penduduk diambil dari Metode Matematik, sedangkan proporsi per kelompok umur diambil dari Metode Komponen (Karyana, 2002). Apabila kesalahan hasil proyeksi kecil, maka metode ini diharapkan menjadi metode baru sebagai alternatif untuk memperbaiki proyeksi penduduk per kelompok umur. Untuk perencanaan pembangunan nasional dan untuk kepentingan berbagai pihak, BPS membuat proyeksi untuk periode tahun 2000-2025, namun saat ini tidak lagi dapat digunakan karena hasilnya jauh berbeda dengan hasil SP 2010 (Karyana, 2010c). Dengan demikian diperlukan proyeksi baru dan akan dibuat proyeksi penduduk Indonesia tahun 2015-2050 dengan data dasar hasil Sensus Penduduk 2010. Karena itu di sini akan dibahas berapa besar kesalahan proyeksi untuk tahun 2010 dari Metode Komponen dan Metode Campuran dibanding dengan hasil SP 2010, bagaimana proyeksi penduduk Indonesia tahun 2015-2050 dengan menggunakan Metode Campuran, dan berapa laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2015-2050. Dengan demikian tujuan pada penelitian ini adalah mengetahui besar kesalahan proyeksi untuk tahun 2010, membuat proyeksi penduduk Indonesia tahun 2015-2050 dengan menggunakan Metode Campuran, dan mengetahui laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2015-2050. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Matematik Proyeksi penduduk dengan Metode Matematik, umumnya menggunakan model pertumbuhan eksponensial, geometrik, dan linear, atau penduduk tanpa pertumbuhan. Apabila pertumbuhan penduduk mengikuti model pertumbuhan eksponensial, proyeksinya adalah : P(.,t,m e) = P 0 e r n (1) Untuk pertumbuhan geometrik, proyeksinya adalah P(.,t,m g)=p 0(1+r)n (2) Jika pertumbuhan penduduknya linear, proyeksinya adalah P(.,t,m l) = P 0 (1 + r n) (3) di mana : 283
P t adalah proyeksi penduduk pada tahun ke t P 0 adalah penduduk pada tahun dasar proyeksi r adalah angka pertumbuhan penduduk n adalah jangka waktu proyeksi dalam tahun 2.2 Metode Komponen Proyeksi penduduk dengan metode ini adalah dengan memperhatikan komponen demografi yaitu kelahiran, kematian dan migrasi. Jika penduduk awal tahun yang berumur x tahun adalah P(x,a), dan banyak kematian yang berumur x tahun adalah D(x), serta banyak net migran yang berumur x tahun adalah NM(x), maka dengan demikian proyeksi penduduk berumur x ahun pada tahun t adalah : P(x,t,k) = P(x,a) D(x) + NM(x) (4) dengan : D x=p(x,a) (1-S x) (5) NM(x)= ASOMR(x) ASIMR(x) P(x,a) (6) ASOMR(x) adalah Age Specific Out-Migration Rate per orang ASIMR(x) adalah Age Specific In-Migration Rate per orang Khusus untuk x = 0 tahun, proyeksi penduduk berumur 0 tahun yaitu P(0,t,k) didapat dari banyaknya kelahiran selama periode proyeksi, yang didapat dari P(0,t,k) =( ASFR x P f x) S 0 (7) ASFR x adalah Angka Kelahiran per wanita umur 15-49 tahun P f x adalah banyak penduduk yang berumur 15 49 tahun S 0 adalah rasio masih hidup bayi yang baru lahir. Untuk Metoda Komponen diperlukan : 1) Data penduduk pada tahun dasar menurut kelompok umur dan jenis kelamin Data penduduk pada tahun dasar biasanya digunakan hasil Sensus Penduduk (SP) atau hasil Survei Antar Sensus (SUPAS), dan data tersebut sudah dilakukan prorating; 2) Tingkat kematian atau level of mortality (level tabel kematian); 3) Asumsi pola fertilitas yaitu ASFR (Age Specific Fertility Rate); ASFR u Bu k f (8) P u ASFRu = Age Specific Fertility Rate untuk perempuan pada kelompok umur u, u = Kelompok umur, yaitu 15-19, 20-24,...,45-49. B u = Jumlah kelahiran dari perempuan pada kelompok umur u. P u f = Jumlah penduduk perempuan pada kelompok umur u. 284
Apabila ASFR diketahui, maka dapat diketahui juga Angka Kelahiran Total atau TFR (Total Fertility Rate), yaitu TFR 5 ASFR u (9) 4) Rasio Jenis Kelamin saat lahir (sex ratio at birth); 5) Asumsi pola migrasi, dan di sini diperlukan ASNMR (Age Specific Net Migration Rate) per unit proyeksi, dengan rumus : ASNMR u M M iu ou k (10) Pu Mo u = banyaknya migran keluar menurut kelompok umur u M iu = banyaknya migrasi masuk (in) menurut kelompok umur u P u = banyaknya penduduk kelompok umur u pada pertengahan tahun daerah asal k = 1000 2.3 Metode Campuran Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa Metode Campuran adalah metode proyeksi penduduk yang merupakan kombinasi dari Metode Matematik dengan Metode Komponen. Dalam Metode Campuran, proyeksi total penduduk diambil dari hasil proyeksi dengan Metode Matematik, sedangkan distribusi menurut kelompok umur diambil dari hasil proyeksi dengan Metode Komponen. Untuk Metode Komponen, asumsi yang paling sulit diprediksi adalah asumsi angka migrasi. Angka migrasi ini cepat berubah dengan kebijakankebijakan baru. Hasil proyeksi total penduduk dengan Metode Matematik, biasanya paling dekat dengan hasil Sensus Penduduk, yang dianggap merupakan data yang paling representatif. Dengan pertimbangan tersebut, maka dicoba untuk mengkombinasikan hasil dari proyeksi penduduk antara Metode Matematik dengan Metode Komponen, menjadi Metode Campuran. Misal V(x,t,k) adalah proyeksi proporsi penduduk umur x dengan Metode Komponen. V(x,t,k) dapat dihitung dari persaman : V(x,k) = P(x,t,k) / P(.,t,k) (11) dengan P(x,t,k) dari Persamaan (6) dan Persamaan (9), dan P(.,t,k) = P(x,t,k). Misal P(x,t,c) adalah proyeksi penduduk berumur x tahun dengan Metode Campuran. Nilainya didapat dari persamaan : P(x,t,c) = V(x,t,c) P(.,t,c) (12) karena diasumsikan total penduduk hasil proyeksi Metode campuran sama dengan hasil proyeksi Metode Matematik dan distribusi umur proyeksi Metode Campuran sama dengan 285
proyeksi Metode Komponen, maka P(x,t,c) pada persamaan (12) yang merupakan proyeksi umur x tahun pata tahun t dengan Metode Campuran menjadi : P(x,t,c) = V(x,t,k) P(.t,m) (13) V(x,t,k) dari Persamaan (11), dan P(.,t,m) dari Persamaan (1) atau Persamaan (2) atau Persamaan (3). 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Bahan Sebagai bahan pada penelitian ini adalah merupakan data sekunder yang didapat dari BPS yaitu : 1) TFR Penduduk Indonesia tahun 1971-2005 (BPS, 2006b). 2) ASFR Penduduk Perempuan tahun 2005 (BPS, 2006b). 3) Level Mortalitas penduduk Indonesia tahun 1971-2005 (BPS, 2006b). 4) Penduduk Indoenesia tahun 1971-2010 berdasarkan Sensus SP (BPS, 2010). 5) Penduduk Indonesia tahun 2010 berdasarkan kelompok umur (BPS, 2010). 3.2 Metode Metodologi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah meliputi kajian teoritis dan aplikasi, dengan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1) Menaksir model pertumbuhan penduduk Indonesia. 2) Membuat proyeksi total penduduk Indonesia tahun 2015-2050. 3) Mengkaji model mortalitas penduduk Indonesia. 4) Membuat proyeksi mortalitas penduduk Indonesia tahun 2015-2050. 5) Mengkaji model fertilitas penduduk Indonesia. 6) Membuat proyeksi fertilitas penduduk Indonesia tahun 2015-2050. 7) Membuat proyeksi penduduk Indonesia tahun 2015-2050 menggunakan Metode Campuran. 8) Berdasarkan hasil proyeksi dengan Metode Campuran, hitung taksiran ASFR. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan langkah-langkah perhitungan seperti dijelaskan pada bagian 3, hasil perhitungan dan proyeksinya adalah sebagai berikut : 4.1 Taksiran Model Trend Penduduk Indonesia Dengan menggunakan data penduduk Indonesia tahun 1971-2005 trend pertumbuhan penduduk Indonesia dapat dilihat pada gambar di bawah ini : 286
Trend Penduduk Indonesia y = 2,953x - 5699, R² = 0,996 Tahun Gambar 1. Trend Pertumbuhan Penduduk Indonesia Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa taksiran model trend pertumbuhan penduduk Indonesia adalah linier dengan persamaan : ^ Y t 5699,7 2,9533 _ t (14) di mana : Y t adalah banyaknya penduduk pada tahun t Dengan menggunakan taksiran model pada Persamaan 4.1, maka didapatkan proyeksi penduduk tahun 2010 yaitu sebanyak 236,433 juta orang. Selain mengunakan model linier, dihitung juga model pertumbuhan menggunakan model eksponensial, namun jumlah kuadrat kekeliruan menggunakan model linier lebih kecil dibandingkan dengan jumlah kuadrat kekeliruan menggunakan model eksponensial. 4.2 Proyeksi Total Penduduk Tahun 2015-2050 Hasil proyeksi total penduduk dengan menggunakan Metode Matematik, hasil Sensus Penduduk dan SUPAS yang dilaksanakan oleh BPS disajikan pada gambar di bawah ini. 287
PENDUDUK INDONESIA HASIL SP DAN PROYEKSI y = 2,967x - 5728, R² = 0,999 Penduduk Tahun Gambar 2. Penduduk Indonesia Hasil SP dan proyeksi 4.3 Proyeksi Penduduk Tahun 2015-2050 Menggunakan Metode Campuran Proyeksi total penduduk dengan menggunakan Metode Matematik, dan proyeksi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin dengan Metode Komponen, maka proyeksi penduduk dengan Metode Campuran pada tahun 2015-2050 di bawah ini. UMUR Tabel 1. Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2015 Dan 2020 T A H U N 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2045 0-4 22,4 22,4 22,5 22,6 23,1 23,8 24,7 25,5 5-9 21,7 22,4 22,5 22,7 23,0 23,6 24,3 25,3 10-14 20,8 21,8 22,6 22,7 23,1 23,4 24,0 25,0 15-19 20,6 20,8 21,9 22,8 23,1 23,6 23,9 24,8 20-24 21,3 20,6 20,9 22,2 23,2 23,6 24,0 24,7 25-29 21,3 21,3 20,7 21,1 22,5 23,6 24,0 24,8 30-34 20,8 21,3 21,3 20,9 21,4 22,8 24,0 24,8 35-39 19,9 20,8 21,3 21,4 21,1 21,7 23,2 24,4 40-49 18,4 19,8 20,7 21,3 21,6 21,3 22,0 23,3 45-49 16,4 18,1 19,6 20,7 21,4 21,7 21,5 22,3 50-55 14,1 16,0 17,8 19,4 20,5 21,3 21,7 22,1 55-60 11,5 13,6 15,4 17,2 18,9 20,0 20,9 21,6 60-65 8,5 10,7 12,7 14,6 16,4 18,0 18,8 19,5 65-70 5,8 7,6 9,6 11,5 13,2 14,9 17,0 17,8 70-74 3,8 4,8 6,3 8,1 9,7 11,2 12,9 14,0 75+ 4,4 4,7 5,6 7,1 9,1 11,3 13,8 15,8 Jumlah 251,6 266,5 281,3 296,2 311,0 325,9 340,7 355,6 288
4.4 Perhitungan TFR Tahun 2015 Pada proyeksi penduduk perempuan tahun 2015 menggunakan Metode Komponen telah diambil asumsi TFR=2,276 per wanita umur 15-49 tahun. Tetapi hasil proyeksi penduduk dengan Metode Campuran telah mengasilkan proyeksi yang berbeda. Karena itu ditaksir berapa perkiraan TFR berdasarkan hasil proyeksi dengan Metode Campuran. Tahun 2015 taksiran TFR=2,282, sedangkan tahun berikutnya disajikan pada Tabel 3. Terlihat adanya trend kenaikan TFR mulai tahun 2025. Tabel 2. Taksiran TFR Tahun 2015 UMUR PR 2010 P MH 2015 RATA - RATA ASFR 2010 KEL/TH ASFR 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 0-4 10651323 10999612 5-9 10133191 10582941 10-14 10106553 10102284 15-19 10462131 10070876 10266504 43 443023 43 20-24 10525599 10406682 10466140 116 1184829 113 25-29 10474139 10452867 10463503 124 1267251 121 30-34 10279801 10386994 10333398 95 978771 95 35-39 9516275 10173714 9844995 53 546051 55 40-44 8402418 9386188 8894303 19 195754 22 45-49 7264141 8239915 7752028 5 51514 7 50-54 5898735 7058130 55-59 4442617 5650870 60-64 3247230 4157134 65-69 2413880 2915623 70-74 1932275 2016459 75 + 2260105 2476823 455 JUMLA H 11801041 3 12507711 3 2276 4667195 456 TFR 2282 Perkiraan TFR tahun 2010 yang didasarkan pada hasil SP 2010 untuk berumur 0-4 tahun atau didasarkan kelahiran pada tahun periode 2010-2015, menghasilkan perkiraan TFR yang lebih tinggi lagi yaitu TFR= 2,47. Namun nilai ini penggunaannya harus sangat hati-hati, karena masih adanya kemungkinan kesalahan pada hasil SP 2010. Bahkan beberapa pakar demografi masih meyakini bahwa di Indonesia saat ini tidak terjadi ledakan penduduk (Ananta, 2011), sehingga TFR juga masih akan turun. 289
Tabel 3. Taksiran TFR Penduduk Ndonesia Tahun 2015-2050 TAHUN 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 TFR 2,47*) 2,28 2,27 2,27 2,29 2,31 2,35 2,38 2,44 Keterangan : *) Taksiran berdasarkan P 0-4 hasil SP 2010 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dengan menggunakan data dasar jumlah penduduk hasil SP 2010 dan metode proyeksi penduduk menggunakan Metode Campuran, maka dapat disimpulkan : 1. Proyeksi penduduk Indonesia tahun 2015, tahun 2020, tahun 2025, tahun 2030, tahun 2035, tahun 2040, tahun tahun 2045 dan tahun 2050 menggunakan Metode Campuran, berturut-turut adalah 251, 64 juta, 266,490 juta, 281,185 juta, 311,032 juta, 325,880 juta, 340,728 juta dan 355,575 juta orang. 2. Taksiran TFR tahun periode 2015-20, 2020-2025, 2025-2030, 2030-2035, 2035-2040, 2040-2045 dan 2045-2050 berturut-turut adalah 2,28; 2,27; 2,27; 2,29; 2,31; 2,35; 2,38 dan 2,44 5.2 Saran TFR yang dihitung di sini didasarkan pada hasil proyeksi penduduk menggunakan Metode Campuran yang merupakan metode baru untuk menaksir TFR, karena itu penggunaannya masih perlu hati-hati, dan apabila metode ini akan digunakan harus diperhatikan asumsi-asumsi yang diambil misalnya level tabel kematian, Ratio at birth dan model pertumbuhan penduduk. 6. DAFTAR PUSTAKA Ananta, Aris. (2011), Pertumbuhan Penduduk dan Ketahanan Pangan, http://mletico.com (Cited: 20 Oktober 2011). Biro Pusat Statistik. (2006a), Penduduk Indonesia -Hasil Survei Penduduk Antar Sensus Tahun 2005, Jakarta. ------------------------. (2006b), Estimasi Parameter Demografi : Fertilitas, Mortalitas dan Migrasi, Jakarta. Karyana, Yayat. (2002). Proyeksi Penduduk Dengan Menggunakan Metoda Campuran. Jurnal BERKALA ILMIAH MIPA UGM. Yogyakarta. Nomor : 3. Halaman 36-46. ---------------------. (2008). Proyeksi Penduduk dan Probematikanya. Makalah disampaikan pada Seminar Sosialisasi BPS Kabupaten Subang. ---------------------. (2010a). MALPE dan MAPE Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2005 dari Metode Komponen dan Metode Campuran. Prosiding Seminar Nasional Matematika UNPAR Bandung. 290
---------------------. (2010c), Proyeksi Penduduk Indonesia Sampai Dengan Tahun 2060 Dengan Data Dasar Hasil SUPAS 2000. Deseminasi Hasil Penelitian/PKM Dosen UNISBA 2010. United Nations. (1952). Methods for Population Projection by Sex and Age. Manual III, Population Studies No : 25 U.N., Departement of Economic and Social Affairs, New York. 291