Meningkatkan Pemahaman Konsep Struktur Dan Fungsi Bagian Tumbuhan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Inpres 2 Sidole

dokumen-dokumen yang mirip
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Inquiri Tentang Perubahan Sifat Benda Dalam Pembelajaran IPA di Kelas IV SDN Siniu

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Benda Cair Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran Sains Siswa Kelas IV SD Inpres 2 Sienjo

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Ogowele Pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan Melalui Penerapan LKS Bergambar

Nuriati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling

Samriani. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Wahida, Lestari, M.P. Alibasyah, dan Minarni Rama Jura

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Pokok Bahasan Daun dan Fungsinya di SDN Lutungan

Ruiyati, Samsurizal M. Suleman, dan Lestari MP Alibasyah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok di Kelas IV SDN 1 Balukang

Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Siswa Kelas IV SDN 1 Siwalempu

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Tolitoli

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

Rukmia. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 LUBUK BASUNG

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas 1V SDK Padat Karya

Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Kontekstual (CTL) Pada Perubahan Sifat Benda Siswa Kelas V SDN 3 Ogotua

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menyentuh segala aspek kehidupan dan melahirkan

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI KELAS IV SDN NO. 3 PANII

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN 1 Balukang

Cindra Dewi, Muchlis Djirimu, dan Lestari Alibasyah. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen Pada Materi Perubahan Wujud Benda Dalam Mata Pelajaran IPA Kelas VSDN Lenju

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Manggalai Dalam Pembelajaran IPA Khususnya Materi Gaya Melalui Pendekatan Inkuiri

Sri Listia Wati,Najamuddin Laganing, dan Yusdin Gagaramusu ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Kabinuang Dalam Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Diskusi Kelas

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAMELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Firman P., I Made Tangkas, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS VIIB SMP NEGERI 10 PALU ABSTRAK

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas pada Siswa Kelas IV SDN No. 1 Balukang 2

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA

Konseling dan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

Penggunaan Alat Peraga Konkrit Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN No. 3 Ogoamas I Kecamatan Sojol Utara Kabupaten Donggala

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN S LEARNING IN SCIENCE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action

Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

Penerapan Metode Pembelajaran Kontruktivistik Pada Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di Kelas IV Pada SDN Pembina Salakan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan.

Penerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika di sekolah dasar mempunyai kedudukan yang

Penerapan Experiential Learning

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Apal

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

(Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tentang Perubahan Wujud Benda Melalui Model Pembelajaran Inkuiri di Kelas IV SD Kristen 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Arif Firmansyah*

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN NO. 1 OTI MENULIS SURAT DINAS MELALUI PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Di Kelas IV SDN 1 Siwalempu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Mimbala Pada Pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN CTL DI KELAS V SD INPRES 03 TERPENCIL BAINA A

BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 2 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nendi Rohaendi,2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No 2 Ogoamas II Pada Sifat-sifat Balok Dan Kubus Menggunakan Pendekatan Kontekstual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn Melalui Metode Tanya Jawab di Kelas III SDN Ambelang

Transkripsi:

Meningkatkan emahaman Konsep Struktur Dan Fungsi Bagian Tumbuhan Melalui endekatan Kontekstual ada Siswa Kelas IV SD Inpres 2 Sidole Nurmin, Achmad Ramadhan, dan Ratman Mahasiswa rogram Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu endidikan Universitas Tadulako ABSTRAK enelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SD Inpres 2 Sidole, sebanyak 16 orang siswa yang terdiri dari 9 orang perempuan dan 7 orang laki-laki pada tahun pelajaran 2013/2014 semester ganjil dengan mata pelajaran sains standar kompetensi memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya endekatan kontekstual dilaksanakan melalui 7 komponen yaitu: konstruktivisme, inquiry, bertanya, masyarakat belajar, permodelan, refleksi, penilaian sebenarnya. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap konsep struktur dan fungsi bagian tumbuhan dengan menggunakan pendekatan kontekstual maka yang perlu diperhatikan adalah aktifitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar dengan memperhatikan 7 komponen utama pendekatan kontekstual. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pendekatan kontekstual dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep struktur dan fungsi bagian tumbuhan kelas IV SD Inpres 2 Sidole yang dilihat dari hasil tes formatif pada setiap siklusnya. Hasil analisis data disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep struktur dan fungsi bagian tumbuhan. endekatan kontekstual perlu dijadikan referensi dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada konsep struktur dan fungsi bagian tumbuhan. Kata Kunci: emahaman Konsep, endekatan Kontekstual I. ENDAHUUAN Mata pelajaran sains di sekolah dasar merupakan mata pelajaran inti, dimana mata pelajaran ini membahas tentang suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan bijaksana. Hal ini sejalan dengan Wahyana (Trianto, 2008) menyatakan bahwa sains adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. 191

Sehubungan dengan itu dalam Kurikulum Tingkat Satuan endidikan 2006 (KTS) menyebutkan bahwa salah satu kajian materi yang harus dikuasai siswa kelas IV SD pada mata pelajaran sains adalah struktur dan fungsi bagian tumbuhan. Dimana dalam KTS disini, sains bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai: (1) memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam. (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan sains sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SM/ MTs. Sejalan dengan itu Abruscatto (Khaerudin, 2005) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar adalah: (1) mengembangkan kognitif siswa, (2) mengembangkan efektifitas siswa, (3) mengembangkan psikomotorik siswa (4) melatih siswa berpikir kritis agar nantinya siswa dapat menghadapi tantangan hidup yang semakin kompetitif serta mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang mungkin dapat terjadi di lingkungan tempat siswa berada. Dari penjelasan di atas tampak bahwa pembelajaran sains di sekolah dasar sangatlah penting, olehnya itu dalam pembelajaran selayaknyalah guru menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa dapat memahami prinsip dan konsep sains yang diajarkan, dengan memberikan kesempatan kepada siswa mengkonstruksi pemikirannya sendiri menemukan prinsip dan konsep sains tersebut dengan menghubungkan antara materi dengan fenomena-fenomena alam yang terjadi dilingkungan siswa, sehingga dengan begitu siswa dapat lebih memahami konsep dan prinsip sains yang diajarkan. Di samping itu pembelajaran sains di SD diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang gejala- 192

gejala alam dan peristiwa-peristiwa alam yang terjadi di lingkungan tempat siswa berada. Hal tersebut di atas merupakan pembelajaran sains di sekolah dasar yang diharapkan dapat tercapai sesuai tujuan pembelajaran, namun pada kenyataanya belum sesuai harapan. Hal ini diungkapkan oleh Mususc (Haeruddin, 2005) bahwa Dalam kenyataanya sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari bagaimana pemanfaatannya dalam kehidupan nyata. Berdasarkan prapenelitian yang dilakukan penulis belum sesuai harapan. Hal ini disebabkan karena cara mengajaran guru masih bersifat konvensional (tanya jawab, ceramah, dan penugasan) guru dalam mengajar hanya mengejar target kurikulum tanpa memperhatikan apakah konsep yang diajarkan sudah dipahami siswa atau belum selain itu guru lebih banyak menggunakan metode ceramah tanpa mengunakan pendekatan-pendekatan yang relevan dengan pembelajaran. Di SD Inpres 2 Sidole dijumpai masalah-masalah yaitu banyak siswa yang mendapat nilai rendah, hal ini disebabkan karena siswa kurang mampu memahami dan menerapkan konsep yang diterima dari guru, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dalam kehidupan yang nyata. Hal ini disebabkan karena materi pelajaran khususnya konsep struktur dan fungsi bagian tumbuhan diterima hanya melalui informasi verbal, siswa tidak dibiasakan aktif menemukan sendiri pengetahuan atau informasi sesuai dengan kehidupan nyata peserta didik sehingga pemahaman siswa terhadap konsep yang diajarkan rendah, kondisi tersebut terjadi pada siswa kelas IV SD Inpres 2 Sidole. Hal ini terungkap sesuai dengan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti di SD tersebut. Dari data hasil observasi selama pembelajaran struktur dan fungsi bagian tumbuhan berlangsung terungkap bahwa (1) proses pembelajaran sains terhadap mata pelajaran struktur dan fungsi bagian tumbuhan di sekolah dasar belum sepenuhnya melibatkan siswa secara aktif dalam mengaktualisasikan pemikirannya sendiri, dengan mengutamakan pemahaman konsep kepada siswa dalam memperoleh pengetahuan, hal ini disebabkan karena umumnya guru hanya menggunakan metode ceramah serta jarang menggunakan pendekatan 193

pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran, (2) siswa kurang mamahami konsep yang diajarkan guru (3)siswa hanya memperoleh pengetahuan berdasarkan informasi dari guru, bukan berdasarkan pengalaman siswa itu sendiri, (4) siswa kurang diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri materi yang sesuai dengan pola pikirnya, antara struktur dan fungsi bagian tumbuhan dengan fenomena-fenomena yang ada di lingkungan sekitar siswa. Selanjutnya wawancara kepada guru dan siswa terungkap bahwa guru beranggapan jika menggunakan metode lain dalam pembelajaran selain dari metode ceramah, dan lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa mengkonstruksi pemikirannya sendiri dalam memahami materi akan menghabiskan banyak waktu sementara waktu mengajar mereka terbatas. Selain data hasil wawancara dengan guru, penulis juga memperoleh data dari hasil wawancara dengan siswa, dari data hasil wawancara dengan siswa terungkap bahwa siswa beranggapan kurang menyukai pembelajaran yang diajarkan guru, yang dikarenakan guru lebih banyak berceramah saja kepada siswa dalam mengajarkan struktur dan fungsi bagian tumbuhan tanpa menggunakan pendekatan lain dalam pembelajaran. Untuk itu perlu adanya penanganan sedini mungkin agar pemahaman siswa terhadap konsep lebih meningkat. Olehnya itu penulis tertarik untuk melakukan tindakan perbaikan dengan menerapkan metode pembelajaran yang akan dicobakan yang diperkirakan dapat meningkatkan pemahaman siswa khususnya dalam memahami konsep struktur dan fungsi bagian tumbuhan dengan menggunakan pendekatan kontekstual. endekatan kontekstual adalah pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan dapat mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hal tersebut relevan dengan Kunandar (2007: 296) mengemukakan bahwa: endekatan kontesktual adalah konsep belajar yang membantu guru menghubungkan antara materi pembelajaran yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan 194

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap konsep materi yang diajarkan. Sejalan dengan itu Muslich (Usman Samantowa, 2006) menyatakan bahwa pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuaan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas sedikit demi sedikit dan proses mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupanya. Dari penjelasan di atas nampak bahwa pendekatan kontekstual memungkinkan siswa menghubungkan antara hal-hal yang telah dipelajarinya dengan fenomena-fenomena yang ada di lingkunganya sehingga menguatkan pemahaman siswa terhadap suatu permasalahan atau dapat memperoleh pemahaman yang baru dalam suatu permasalahan. Dalam hal ini dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep yang diajarkan. Berdasarkan permasalahan di atas maka, penulis bermaksud melakukan enelitian Tindakan Kelas (TK) dengan judul Meningkatkan emahaman Konsep Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan Melalui endekatan Kontekstual pada Siswa Kelas IV SD Inpres 2 Sidole. Tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep struktur dan fungsi bagian tumbuhan dengan menggunakan pendekatan kontekstual siswa kelas IV SD Inpres 2 Sidole. II. METODE ENEITIAN elaksanaan penelitian ini, mengikuti model penelitian bersiklus yang mengacu pada desain penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Suharsimi (2010:137) yaitu perencanaan tindakan, 195

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. enelitian ini dilaksanakan pada seluruh siswa kelas IV SD Inpres 2 Sidole yang berjumlah 16 siswa, yang terdiri dari aki-laki 7 dan erempuan 9. Rencana tindakan yaitu menyusun rencana yang akan dikembangkan di dalam pembelajaran. erencanaan ini disusun secara fleksibel untuk mengantisipasi berbagai pengaruh yang timbul di lapangan, sehingga penelitian dapat dilaksanakan secara efektif. Dalam kaitan ini, maka rencana penelitian disusun secara reflektif dan kolaborasi antara peneliti dan guru kelas. elaksanaan Tindakan, yaitu praktek pembelajaran nyata berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun bersama peneliti dan guru sebelumnya. Tindakan ini dimaksudkan untuk memperbaiki keadaan atau kegiatan pembelajaran di kelas yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Observasi, tahap observasi adalah mengamati seluruh proses tindakan dan pada saat selesai tindakan. Fokus observasi adalah aktivitas guru dan siswa. Aktivitas guru dapat diamati mulai pada tahap pembelajaran, saat pembelajaran, dan akhir pembelajaran. Kegiatan observasi dilakukan secara kolaboratif antara guru dan teman sejawat. Refleksi dilakukan untuk mengkaji dan merenungkan kembali informasi-informasi awal berkenaan dengan adanya ketidaksesuaian dengan praktek pembelajaran. Refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisis data, baik observasi maupun data hasil evaluasi. Refleksi ini dilakukan secara bersama (kolaboratif) antara peneliti, teman sejawat, dan guru untuk menemukan bahan perbaikan untuk rencana tindakan selanjutnya. Apabila kriteria yang ditetapkan tecapai, maka siklus tindakan dihentikan. Sebaliknya, jika belum berhasil pada siklus tindakan tersebut, maka peneliti mengulang siklus tindakan dengan memperbaiki kinerja pembelajaran pada tindakan berikutnya sampai berhasil. Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan selama dan setelah penelitian, pada saat refleksi dari setiap tindakan pembelajaran. Teknik yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992), yang terdiri dari tiga tahap kegiatan yaitu: 1) mereduksi data, 2) menyajikan data, dan 3) menarik kesimpulan dan verifikasi. 196

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi indikator proses dan hasil dalam penerapan pendekatan keterampilan proses dalam meningkatkan pemahaman konsep sifat bahan padat dan kegunaannya. Adapun kriteria yang digunakan untuk mengungkapkan tingkat penguasaan siswa dalam memahami materi adalah sesuai dengan kriteria standar yang di ungkapkan Nurkancana (1986:39) yaitu Tingkat penguasaan 90% - % dikategorikan sangat tinggi, -89% dikategorikan tinggi, 65% - 79% dikategorikan sedang, 55% - 64% dikategorikan rendah dan 0% - 54% di kategorikan sangat rendah. Berdasarkan kriteria standar tersebut, maka peneliti menentukan indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini tercapai apabila setiap siswa kelas IV SDN 2 Sidole, setiap siklus telah meningkat dan menunjukkan tingkat pencapaian ketuntasan 70% dan siswa memperoleh nilai minimal 7,0. III. HASI DAN EMBAHASAN embahasan hasil penelitian yang terdiri atas aktivitas siswa dalam memahami materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan melalui beberapa langkah pembelajaran yakni (1) orientasi siswa kepada masalah, (2) mengelola pengetahuan awal siswa terhadap masalah, (3) mengorganisasikan serta membimbing penyelidikan individual dan kelompok, (4) menganalisis serta mengevaluasi proses pemecahan masalah, dan (5) mengembangkan dan menyajikan hasil karya pada siklus pertama, siklus kedua mengalami peningkatan yang signifikan. Hasil tindakan siklus 1 sudah mulai terlihat adanya peningkatan namun belum mencapai hasil yang diharapkan, hal ini dilihat dari kemampuan siswa dalam memahami materi belum sesuai dengan yang diharapkan, sebagaimana dilihat dari kemampuan siswa dalam menghubungkan antara materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan dengan konteks keseharian siswa, serta kemampuan siswa dalam mengemukakan jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru selama proses pembelajaran, belum sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. enyebab belum tercapainya hasil belajar yang diharapkan, dikarenakan guru dalam menerapkan pembelajaran belum sepenuhnya 197

mengaplikasikan pembelajaran secara optimal sesuai dengan yang rancangan awal pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi yang dilakukan pada akhir tindakan siklus 1, terlihat adanya peningkatan kemampuan siswa terhadap penggunaan pendekatan kontekstual pada pelajaran sains yakni tentang struktur dan fungsi bagian tumbuhan. Siswa yang memperoleh nilai 70 sebanyak 6 orang siswa atau 37, 5% dengan rata-rata 51, 87 meningkat dari hasil tes awal, yakni hanya 0%. Dengan rata- rata 27, 81%. Melihat kekurangan-kekurangan yang ada serta kemampuan siswa terhadap materi yang diajarkan pada tindakan siklus 1 belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yakni minimal 70% siswa memperoleh nilai 70, maka penelitian dilanjutkan pada siklus 2. ada tindakan siklus 2 Keberhasilannya sudah mencapai target yang diinginkan, hal ini dilihat selama proses pembelajaran berlangsung, dan berdasarkan tes formatif yang diberikan keberhasilannya sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan, dimana dalam pembelajaran pada tindakan siklus 2 ini juga menerapkan pendekatan kontekstual sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami konsep yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurhadi (Kunandar, 2006: 14) mengemukakan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami materi, yaitu dengan menerapkan pembelajaran kontekstual berbasis masalah kepada siswa. Berdasarkan hasil observasi pada tindakan siklus 2 kegiatan guru (peneliti) dan siswa meningkat, dimana kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus 1 sudah dapat diperbaiki. Guru (peneliti) sudah mampu menggunakan waktu secara efisien sehingga semua kegiatan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan. Siswa sudah memperhatikan penjelasan guru (peneliti), sudah berani menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti sehubungan dengan materi yang dipelajari. Dari hasil evaluasi siklus 2, siswa memperoleh nilai 70 sebanyak 16 orang atau % dengan rata-rata 90, 62 ini berarti mengalami peningkatan dibandingkan hasil evaluasi siklus 1 yakni hanya 37, 5% atau hanya 6 orang siswa 198

yang memperoleh nilai 70. Kesimpulan dari data yang telah diperoleh pada hasil evaluasi siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada grafik berikut ini: 150 50 0 % 37,5% 0% Tes Awal Siklus I Siklus II Gambar 1. Grafik hasil belajar siswa pada tes awal, siklus 1 dan siklus 2 Dari grafik di atas dapat ditarik kesimpulan tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran sains dengan menggunakan pendekatan kontekstual bahwa tes awal 0% siswa yang memperoleh nilai 70 atau dengan nilai rata-rata siswa 27, 81 hal ini mengalami peningkatan pada siklus 1 yaitu 37, 5% siswa yang memperoleh nilai 70 atau dengan nilai rata-rata siswa 51, 87. Sedangkan pada siklus 2 hasil evaluasi mencapai % siswa yang memperoleh nilai 70 atau dengan nilai rata-rata 90,62. Indikator keberhasilan yang telah ditentukan dalam penelitian ini telah tercapai yaitu minimal 70% siswa telah memperoleh nilai 70. Ini berarti hipotesis tindakan telah tercapai yaitu dengan menggunakan pendekatan kontekstual pemahaman siswa meningkat khususnya pada mata pelajaran sains. Keberhasilan tindakan dari siklus kesiklus dikarenakan guru dapat melaksanakan rancangan pembelajaran dengan baik sesuai dengan pendekatan yang digunakan, serta kesesuaian dan ketepatan pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kontekstual dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan telah tercapai dengan baik, siswa juga sudah mampu menemukan pola hubungan yang bermakna antara materi dengan konteks keseharian siswa dilingkungannya, dimana guru mengaitkan antara materi dengan konteks keseharian siswa dilingkungannya sehari-hari. 199

Hal ini sejalan dengan pendapat Elaine (2006) mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual dapat mengembangkan dan meningkatkan pemahaman siswa dalam memecahkan suatu masalah yang ada dilingkungannya, dengan mengaitkan antara pelajaran dengan situasi dunia nyata maka siswa dengan muda memahami konsep yang diajarkan oleh guru. Tabel 1. Daftar Sebaran Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres 2 Sidole Melalui endekatan Kontekstual No Nama / Nilai Awal Nilai siklus 1 Nilai Siklus 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Andre Junianto Enjeli Natan Hensi Aksen Sirampe Elwin Geling Jenife Tinting Anda Ida Adelia Enjeli yohanes Natan Tini Yanti 45 45 50 20 25 10 25 10 25 25 35 10 35 25 25 35 90 90 30 30 30 50 30 30 50 30 40 40 70 70 90 90 90 Jumlah 445 830 1450 Rata-rata 27,81 51,87 90,62 Ketuntasan secara klasikal 0% 37,5% % 200

IV. ENUTU Kesimpulan Dari hasil analisis data penelitian dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran dapat ditarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah. Hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) melalui pendekatan kontekstual pada mata pelajaran sains, maka pemahaman siswa dapat meningkat, (2) gambaran peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran sains, melalui pendekatan kontekstual adalah pada tes awal pemahaman siswa 0% siklus pertama yakni 37, 5%, dan siklus kedua meningkat menjadi lebih baik yakni %. Hasil dari siklus kedua ini sudah mencapai standar nilai yang telah ditetapkan yakni, apabilah pemahaman siswa terhadap konsep mencapai 70% yang mendapat nilai 70, maka pembelajaran dikatakan berhasil. Saran Adapun saran yang dianggap perlu dikemukakan berdasarkan pembahasan dalam perbaikan pembelajaran ini adalah: 1. Dalam menyampaikan materi, sebaiknya guru memilih metode yang sesuai dengan materi pembelajaran agar siswa dapat memahami materi yang diajarkan. 2. Kepada eneliti berikutnya agar mengembangkan penelitian dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam meningkatkan kompetensi siswa yang lain. 201

DAFTAR USTAKA Conny R. Semiawan. 2008. Belajar dan embelajaran rasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks. Depdikbud. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan endidikan (KTS). Jakarta: Depdiknas. Elaine B. Johnson. 2008. Contextual Teaching & learning Menjadikan Kegiatan Belajar- Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: MC. Gusarmin, sofyan & Amirundin. 2007. Modul Diklat rofesi Guru Modal-Modal embelajaran I. Kendari: Universitas Haluoleo. Haeruddin. 2005. embelajaran SAINS Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makassar: State Univerty Of Macassar ress. Khaeruddin & Eko Hadi Sujiono. 2005. embelajaran Sains (IA) Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makassar: UNM Makassar. Khaeruddin & Sudjiono. 2005. embelajaran sains (IA) Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makassar: Badan enerbit Makassar. atri. 2004. embelajaran Banguan Ruang Secara Konstruktivis dengan Menggunakan Alat eraga di Kelas V SDN 10 Watampone. Tesis Tidak Dipublikasikan: Universitas Negeri Malang. Nurkancana. 1986. Evaluasi endidikan. Surabaya: Usaha Nasional. 202