BAB I PENDAHULUAN. perumahan (subprime mortgage default) di Amerika serikat. Krisis ekonomi AS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. kredit tersebut. Karena Bank Sentral Amerika yang sering di sebut The Fed,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan investasi yang dilakukan di pasar finansial akan selalu disertai

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terintegrasinya ekonomi domestik dengan ekonomi dunia membuat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. berdampak kepada Indonesia. Krisis keuangan tersebut disebabkan oleh jatuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan menjadi salah satu sektor yang berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan Amerika pada beberapa tahun terakhir telah membawa dampak runtuhnya

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, kas perusahaan dan informasi lainnya yang berkaitan dengan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (BEI) merupakan satu-satunya pasar modal yang ada di Indonesia

I. PENDAHULUAN. krisis kredit properti (subprime mortgage crisis) di Amerika Serikat (AS) telah

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. di bidang perbankan. Bank merupakan lembaga keuangan yang peranannya

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran bunga secara periodik. Menurut Abdul Halim (2015 : 9) obligasi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di suatu negara. Investasi di Indonesia telah melekat dengan pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

Ratih Kusuma Wardhani F UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN. obligasi sebagai alternatif sumber pendanaan dan atau permodalan

1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Perkembangan obligasi korporasi

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan perusahaan lain. Ketidakmampuan perusahaan dalam. mengantisipasi perkembangan global dengan memperkuat fundamental

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Modal memegang peranan penting dalam perusahaan untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. atau menerbitkan surat utang (obligasi). Obligasi (bond) dapat didefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Peringkat Global Competitive Index

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian modern dan era globalisasi saat ini pasar modal di suatu

BAB I tahun 1998 salah satunya berdampak pada sektor industri Property dan Real Estate.

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas melalui pasar modal. dua kelompok yakni aset finansial yang marketable dan yang non

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

I. PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia telah memainkan berbagai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendapatan tetap tersebut diperoleh dari pokok obligasi dan bunga yang akan

menyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar (default risk). Hal ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan dan ekonomi makro seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sedangkan yang lain adalah lembaga keuangan non-bank (LKBB). Bank

BAB I PENDAHULUAN. institution) sendiri mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkembangkan perekonomian nasional.

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB I PENDAHULUAN. merupakan biaya yang ditanggung pemerintah untuk melakukan peminjaman, dan

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang yang. membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas di Asia (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting di dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

I. PENDAHULUAN. melakukan berbagai transaksi bisnis dan pembayaran-pembayaran tagihan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tidak seluruhnya disebabkan karena terjadinya krisis moneter saja tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus menerbitkan nilai sekuritas sebagai salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. Objek dari penelitian ini adalah perusahaan multifinance di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini, semakin pesat perkembangan teknologi informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Oktober 1988, dan Desember Kebijakan-kebijakan tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gagasan mengenai konsep ekonomi Islam secara Internasioanal muncul pada. tentang ekonomi Islam di Mekkah pada tahun 1976.

BAB I. Pendahuluan. yang berbeda. Sebuah studi menyatakan bahwa pada tahun 1990, hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu

BAB I PENDAHULUAN. kisaran 6% per tahun (sumber : Selain itu salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkembang. Untuk mencapai hal tersebut tentu diperlukan biaya.

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi perusahaan go public. Salah satu jenis perusahaan go public

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan pertumbuhan perekonomian, pasar modal menjadi pilihan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan erat dengan pasar modal. Dengan adanya pasar modal,

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

I. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Krisis global tahun 2008 disebabkan oleh permasalahan pembayaran kredit perumahan (subprime mortgage default) di Amerika serikat. Krisis ekonomi AS terjadi karena dorongan konsumsi yang terlalu tinggi di luar batas kemampuan pendapatan yang dimiliki. Lembaga keuangan mengalami kebangkrutan karena kehilangan likuiditas akibat piutang perusahaan pada kreditur perumahan telah digadaikan kepada lembaga pemberi pinjaman. Hal ini menyebabkan kebangkrutan pada perusahaan-perusahaan tersebut karena tidak mampu membayar seluruh hutangnya yang mengalami jatuh tempo pada saat yang bersamaan. Runtuhnya perusahaan-perusahaan financial seperti Lehman Brothers dan Goldman Sachs tersebut mengakibatkan bursa saham Wall Street menjadi tidak berdaya. Subprime mortgage yang menyebabkan krisis di Wall Street serta di pasar keuangan global pada umumnya tidak lain merupakan inovasi pada produk keuangan. Inovasi yang cepat dalam produk keuangan seperti sekuritisasi (contoh: collateralized debt obligation) dan credit default swap turut memperburuk kondisi keuangan global pada tahun 2008. Collateralized debt obligation (CDO) memungkinkan kredit dengan tingkat kolektibilitas rendah (subprime mortgage) menjadi aset yang dapat diperdagangkan. Keadaan tersebut 1

diperburuk oleh adanya credit default swap (CDS) yang berfungsi sebagai pengalihan risiko gagal bayar dari suatu aset. Booming pada sektor perumahan menjadikan subprime mortgage tumbuh signifikan sebagai aset yang diperdagangkan pada pasar keuangan global. Sejalan dengan hal tersebut, perdagangan CDS juga meningkat, tidak hanya sebagai hedging terhadap risiko gagal bayar namun juga sebagai spekulasi dari para pelaku pasar. Data Bank for International Settlement (BIS) menunjukkan telah terjadi peningkatan yang cukup pesat atas perdagangan CDS. Sejak diperkenalkan pada awal 2005, nilai kontrak CDS meningkat pesat sampai dengan USD 41,9 Triliun per Desember 2008. Gambar 1.1. Jumlah Outstanding Transaksi CDS (dalam Triliun USD) Sumber: Central Banks of the G10 Countries, Australia, Spain, Switzerland (BIS) 2

Tahun 2009 outstanding transaksi CDS mengalami penurunan drastis setelah terjadinya krisis ekonomi yang disebabkan adanya gagal bayar (default) berbagai surat utang yang mengalami jatuh tempo pada saat yang bersamaan. Gagal bayar pada berbagai surat utang secara bersamaan tersebut terjadi karena peningkatan transaksi CDS (Credit Default Swap) yang tidak hanya digunakan untuk hedging namun juga sebagai spekulasi. Krisis keuangan AS tahun 2008 menimbulkan domino effect pada sektor perbankan dan lembaga keuangan seperti perusahaan sekuritas, reksadana, dana pensiun dan asuransi di AS, Eropa dan Asia. Hal tersebut diakibatkan oleh meluasnya perdagangan CDO (subprime mortgage) serta CDS ke pasar keuangan global. Investor global mengalami kerugian berupa terhentinya pembayaran bunga serta pokok investasi dari subprime mortgage yang dimiliki. Pada saat yang bersamaan, investor yang sebelumnya turut mengasuransikan subprime mortgage melalui pembelian CDS, melakukan klaim penggantian pokok pada perusahaan penjual CDS. Dengan demikian, tidak hanya investor yang menanggung kerugian, namun pihak penerbit CDS yang bertindak sebagai insurance juga turut merugi. Dampak dari krisis tersebut sangat signifikan bagi pasar keuangan AS pada khususnya dan pasar keuangan global pada umumnya. Beberapa perusahaan dan perbankan terkemuka AS mengalami kerugian besar. Lehman Brothers merupakan salah satu bank penerbit CDO yang mengalami kerugian sangat besar dan akhirnya dilikuidasi oleh pemerintah AS. Di sisi lain, perusahaan asuransi terkemuka AIG, sebagai penerbit CDS terbesar, juga mendapatkan kerugian 3

akibat klaim dari berbagai investor pembeli CDS, sehingga mendorong pemerintah AS memberikan bantuan likuiditas untuk menyelamatkannya. Kejatuhan berbagai perusahaan dan perbankan terkemuka akibat meluasnya praktik CDO dan CDS seolah tanpa warning apapun, hal ini dikarenakan credit rating untuk perusahaan dan perbankan tersebut masih berada di level yang aman. Dalam hal ini terjadi ketidakakuratan antara peringkat rating yang diberikan oleh lembaga pemeringkat dengan risiko gagal bayar (Credit Default Swap) perusahaan atau perbankan tersebut. Credit rating masih menunjukkan level yang aman sedangkan nilai CDS sudah berada di level yang tinggi. Nilai CDS yang tinggi mencerminkan tingginya risiko gagal bayar atas surat utang (obligasi). Tingginya nilai CDS juga mencerminkan semakin tinggi permintaan atas CDS tersebut yang merupakan indikasi semakin banyak pihak yang berekspektasi surat utang tersebut memiliki potensi lebih besar untuk mengalami gagal bayar (default). Credit default swap (CDS) dapat dijadikan indikator untuk menilai probability of default obligasi. Pergerakan CDS dipengaruhi oleh perubahan variabel ekonomi makro antara lain GDP growth, foreign reserve, foreign exchange, dan interest rate. Perubahan pada variabel makroekonomi akan menimbulkan perubahan persepsi pelaku pasar yang berimbas pada pergerakan CDS. 1. 2. Rumusan Masalah Pada periode krisis ekonomi 2008, investor dan pelaku pasar salah menilai risiko pada pasar keuangan akibat rating investasi perusahaan bermasalah yang 4

masih pada level investment grade di tengah Credit Default Swap (CDS) yang meningkat. Fundamental perekonomian suatu negara yang tercermin pada variabel ekonomi makro merupakan suatu acuan untuk menilai prospek investasi di suatu negara. Perubahan kondisi makro suatu negara akan menyebabkan perubahan persepsi pelaku pasar terhadap prospek investas di negara tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut akan dilakukan penelitian mengenai pengaruh makroekonomi yang bersifat fundamental terhadap pergerakan Credit Default Swap (CDS) atas obligasi pemerintah pada negara-negara berkembang di Asia Tenggara. 1. 3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan variabel makroekonomi (GDP growth, foreign reserve foreign exchange, dan interest rate) terhadap pergerakan Credit Default Swap (CDS). 1. 4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak untuk kepentingan praktis maupun kepentingan teoritis. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Empiris Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian yang telah dilakukan sebelumnya khususnya yang terkait dengan bidang ilmu manajemen keuangan 5

internasional yaitu tentang pengaruh perubahan variabel makroekonomi (GDP growth, foreign reserve foreign exchange, dan interest rate) terhadap pergerakan Credit Default Swap (CDS) pada negara-negara berkembang di Asia Tenggara. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran pada investor dalam melakukan analisis terhadap probability of default pada suatu obligasi berdasarkan perubahan variabel makroekonomi (GDP growth, foreign reserve foreign exchange, dan interest rate) terhadap pergerakan Credit Default Swap (CDS) obligasi pemerintah (government bond) suatu negara. 1. 5. Sistematika Pembahasan Pembahasan penelitian ini akan dibagi menjadi lima bagian utama yaitu sebagai berikut: 1. Bagian pertama, akan berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan. 2. Bagian kedua, akan dibahas tentang landasan teori yang mendukung penelitian, penelitian-penelitian terdahulu, serta hipotesis penelitian. 3. Bagian ketiga, akan dijelaskan tentang metode penelitian yang digunakan. 4. Bagian keempat, akan dilakukan analisa pengaruh perubahan variabel makroekonomi (GDP growth, foreign reserve foreign exchange, dan interest rate) terhadap pergerakan Credit Default Swap (CDS) pada negara-negara berkembang di Asia Tenggara. 6

5. Bagian kelima, akan dibuat kesimpulan dari data yang telah dianalisa, keterbatasan penelitian serta saran-saran yang berkaitan dengan penelitian di masa yang akan datang. 7