BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 KONSEP DAN DEFENISI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II URAIAN SEKTORAL. definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN NIAS PADA TAHUN RIZKA RAHMI ZEBUA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. untuk pergerakannya, dan digunakan untuk transportasi darat. Umumnya

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut hasil

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung

BAB 2 TINJAUAN TEORI. akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III URAIAN SEKTORAL

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari

BAB 2 LANDASAN TEORI

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB. III. URAIAN SEKTORAL

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik regional Bruto Kota Medan. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah Daerah Sumatera Utara

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAYAPURA 2010/2011. Gross Regional Domestic Product Of Jayapura Municipality

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

TINJAUAN PUSTAKA. Prediksi pada dasarnya merupakan dugaan atau prediksi mengenai terjadinya

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA

penumpang dalam jumlah besar (masal), memiliki kenyamanan keselamatan perjalanan yang lebih baik dan lebih sedikit halangannya dibandingkan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB 2 LANDASAN TEORI

Produk Domestik Regional Bruto

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

(1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II * 2012** 2013***

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa:

Keterangan * 2011 ** 2012 ***

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

Statistik KATA PENGANTAR

BAB 2 LANDASAN TEORI

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

Katalog BPS :

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada

BAB 2 LANDASAN TEORI

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

Statistik KATA PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah situasi atau kondisi yang akan diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan (kesenjangan) waktu (timelag) antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan waktu peristiwa itu sendiri. Apabila perbedaan waktu tersebut panjang maka peramalan akan menjadi penting dan sangat dibutuhkan, terutama dalam penentuan suatu peristiwa yang akan timbul sehingga dapat dipersiapkan hal-hal ataupun tindakan-tindakan yang diperlukan guna mengantisipasi keadaan tersebut. Kegunaan peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan, pengambilan keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan yang akan terjadi pada waktu keputusan itu dilaksanakan. Keberhasilan dari suatu peramalan sangat ditentukan oleh : a. Pengetahuan teknik tentang pengumpulan informasi (data) masa lalu, data ataupun informasi tersebut bersifat kuantitati. b. Teknik dan metode yang tepat dan sesuai dengan pola data yang telah dikumpulkan.

Data yang dibutuhkan untuk peramalan ini adalah data tahunan, dan bila semakin banyak data yang dimiliki maka semakin banyak pula peramalan yang bisa diperoleh. Metode ini selalu dipergunakan untuk peramalan bagi penyusunan rencana pembangunan Negara dan daerah, perencanaan produk baru, perencanaan ekspansi dan lain-lain. Gambaran perkembangan pada masa lalu yang akan datang diperoleh dari hasil analisa data yang didapat dari penelitian yang telah dilakukan. Perkembangan pada masa depan merupakan perkiraan apa yang akan terjadi, sehingga dapat dikatakan bahwa peramalan selalu diperlukan didalam penelitian. Ketepatan peramalan merupakan hal yang penting, walaupun demikian perlu disadari bahwa suatu ramalan adalah tetap ramalan, dimana pasti selalu ada kesalahan. 2.1.1 Jenis-jenis Peramalan Berdasarkan sifatnya, peramalan dibedakan atas dua macam yaitu : a. Peramalan Kualitatif Peramalan Kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas dua kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang intuisi, pendapat dan pengetahuan serta pengalaman penyusunannya. b. Peramalan Kuantitatif Peramalan Kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Baik tidaknya metode yang dipergunakan ditentukan oleh perbedaan atau penyimpangan antara hasil

ramalan dengan kenyataan yang terjadi. Semakin kecil penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang akan terjadi maka semakin baik pula metode yang digunakan. 2.2 Definisi Metode Peramalan 2.2.1 Pengertian Metode Peramalan Metode Peramalan adalah suatu cara memperkirakan atau mengestimasi secara kuantitatif maupun kualitatif apa yang akan terjadi pada masa depan, berdasarkan data yang relevan pada masa lalu. Metode peramalan ini digunakan dalam peramalan yang obyektif. Sedangkan kegunaan metode peramalan adalah untuk memperkirakan secara sistematis dan pragmatis atas dasar data yang relevan pada masa lalu, dengan demikian peramalan diharapkan dapat memberikan objektivitas yang lebih besar. Metode peramalan juga memberikan urutan pengerjaan dan pemecahan atas pendekatan suatu masalah dalam peramalan, sehingga bila digunakan pendekatan yang sama atas permasalahan, maka akan didapat dasar pemikiran dan pemecahan yang sama, karena argumentasinya sama. Selain itu metode peramalan juga memberikan cara pengerjaan yang teratur dan terarah, sehingga dengan demikian dapat dimungkinkannya penggunaan teknik-teknik penganalisaan yang lebih maju.

2.2.2 Jenis-jenis Peramalan Peramalan Kualitatif dibedakan atas : a. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan antar variabel yang diperkirakan dengan variabel waktu yang merupakan deret berkala (time series). Metode peramalan termasuk dalam jenis ini adalah : 1. Metode Pemulusan (Smoothing) 2. Metode Box Jenkins 3. Metode Proyeksi Trend dengan Regresi b. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan antar variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhinya, yang bukan waktunya, yang disebut dengan Metode Korelasi atau sebab akibat (Metode Kausal). Metode peramalan yang termasuk dalam jenis ini adalah : 1.Metode Regresi dan Korelasi 2. Metode Ekonometrik 3. Metode Input Output 2.2.3 Uraian Metode Peramalan Metode Pemulusan (smoothing) adalah metode peramalan dengan mengadakan penghalusan atau pemulusan terhadap data lalu yaitu dengan mengambil rata-rata dari nilai beberapa tahun untuk menaksir nilai pada tahun yang akan datang. Secara umum metode pemulusan (smoothing) dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu: 1. Metode Perataan (Avarage) a. Nilai Tengah (Mean) b. Rata- rata Bergerak Tunggal (Single Moving Average)

c. Rata-rata Bergerak Ganda (Double Moving Avarage) d. Kombinasi Rata-rata Bergerak Lainnya. 2. Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial a. Pemulusan Eksponensial Tunggal b. Pemulusan Eksponensial Tunggal : Pendekatan Adaptif c. Pemulusan Eksponensial Ganda : Metode Linier Satu-Parameter dari Brown d. Pemulusan Eksponensial Ganda : Metode Dua-Parameter dari Holt e. Pemulusan Eksponensial Triple : Metode Kuadratik Satu-Parameter dari Brown f. Pemulusan Eksponensial Triple : Metode Tiga-Parameter untuk Kecenderungan dan Musiman dari Winter g. Pemulusan Eksponensial : Klasifikasi Pegels 3. Metode Pemulusan a. Metode Kontrol Adaptif dari Chow b. Metode Adaptif Satu-Parameter dari Brown c. Pemulusan Tiga-Parameter Box Jenkins d. Metode Pemulusan Harmonis dari Harrison e. Sistem Pemantauan dari Trigg(Tracking Signal) 2.3 Metode Peramalan Yang Digunakan Untuk mendapatkan suatu hasil yang baik dan tepat maka haruslah diketahui dan digunakan metode peramalan yang tepat. Untuk meramalkan pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor Industri, penulis menggunakan Metode Smoothing Rata-rata Bergerak Ganda (Double Moving Average).

Salah satu cara untuk mengubah pengaruh data masa lalu terhadap nilai tengah sebagai ramalan adalah dengan menentukan sejak awal berapa nilai observasi masa lalu yang akan dimasukkan untuk menghitung nilai tengah. Untuk menggambarkan prosedur ini digunakan istilah rata-rata bergerak (moving average), karena setiap muncul nilai observasi baru, nilai rata-rata baru dapat nilai terbaru. Rata-rata bergerak ini kemudian akan menjadi ramalan untuk priode mendatang. Yang dilakukan disini pada masing-masing langkah sebenarnya hanyalah menghitung kembali rata-rata dengan menambahkan nilai berikutnya dan menggugurkan pengamatan yang terjadi pada M periode sebelumnya. Maka rumus rata-rata bergerak dapat dituliskan dalam bentuk berikut ini: Waktu Rata-rata bergerak Ramalan T XX = XX 1 + XX 2 + + XX TT TT TT FF TT+1 = XX = 1 TT XX ii ii=1 T+1 XX = XX 2 + XX 3 + + XX TT+1 TT TT+1 FF TT+2 = XX = 1 TT XX ii ii=2 T+2 XX = XX 3 + + XX TT+2 TT TT+2 FF TT+3 = XX = 1 TT XX ii ii=3 Karena seorang peramal harus memilih jumlah periode (T) dalam rata-rata bergerak, maka ada baiknya beberapa aspek dari pemilihan ini dikemukakan. 1. MA(1) : yaitu rata-rata bergerak dengan orde 1 2. Xt : Nilai data terakhir yang diketahui yang digunakan sebagai ramalan untuk periode berikutnya.

Pada data pendapatan Produk Domestik Regional Bruto dapat dilihat bahwa data yang diamati merupakan suatu deret yang secara tetap meningkat tanpa unsur kesalahan random yang menghasilkan trend linier meningkat. Dengan menggunakan MA (3) sebagai ramalan untuk periode mendatang. Prosedur Peramalan Rata-rata Bergerak Linier meliputi 3 aspek, yaitu : 1. Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada waktu t (ditulis St) 2. Penyesuaian yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak tunggal dan ganda pada waktu t 3. Penyesuaian untuk kecendrungan dari periode t ke periode t+1 (atau ke periode t+m jika ingin meramalkan m periode masa akan datang). Secara umum penyesuaian prosedur rata-rata bergerak linier dapat diterangkan melalui persamaan berikut ini : SS tt = XX tt +XX tt 1 +XX tt 2 + +XX tt NN+1 NN (2.1) SS tt = SS tt+ss tt 11 +SS tt 22 + +SS tt NN+11 NN (2.2) aa tt = SS tt + (SS tt SS" tt ) = 22SS tt SS" tt (2.3) 22 bb tt = (SS NN 11 tt SS" tt ) (2.4) FF tt+mm = aa tt + bb tt mm (2.5) Dalam metode rata-rata bergerak linier (LMA) ramalan untuk periode t+1 (persamaan 2.5) adalah :

FF tt+mm = aa tt + bb tt = 2SS tt SS" tt + 22 NN 11 (SS tt SS tt ) = 2222 NN 11 SS tt NN+11 NN 11 SS" tt Untuk menghitung nilai kesalahan (error) ramalan tersebut, dapat digunakan rumus dibawah ini : e= XX tt+1 FF tt+1 (2.6) e= (XX tt+1 FF tt+1 )2 (2.7) Bilamana deret data menunjukkan trend, maka MA tunggal akan menghasilkan sesuatu yang menyerupai kesalahan sistematis, dan kesalahan sistematis ini dapat dikurangi dengan menggunakan perbedaan antara nilai rata-rata bergerak tunggal dan nilai rata-rata bergerak ganda. Persamaan (2.1) mempunyai keterangan bahwa saat periode waktu t mempunyai nilai masa lalu sebanyak N. nilai MA (N) tunggal dituliskan dengan S t. persamaan (2.2) menganggap bahwa semua rata-rata bergerak tunggal (S ) telah dihitung. Dengan persamaan (2.2) kita akan menghitung rata-rata bergerak N periode dari nilai-nilai S tersebut. Rata-rata bergerak ganda dituliskan sebagai S. persamaan (2.3) mengacu terhadap penyesuaian MA tunggal S t dengan perbedaan (S t-s t) dan persamaan (2.4) menentukan taksiran kecendrungan dari periode waktu yang satu ke periode berikutnya. Akhir persamaan (2.5) menunjukkan bagaimana memperoleh ramalan untuk m periode kemuka dari t. Ramalan untuk m periode kemuka adalah aa tt dimana merupakan nilai rata-rata yang disesuaikan untuk periode t ditambah m kali komponen kecendrungan bb tt.

Bila semua hasil perhitungan telah didapat, maka semua data yang telah didapat dimasukkan ke dalam contoh tabel berikut ini Tabel 2.1 Rata-Rata Bergerak Ganda 3 Tahunan Sebagai Peramalan Tingkat Pendapatan PDRB Periode (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (Tahun) Pendapat Rata-rata Rata-rata Nilai Nilai Nilai Kesalaha Kesalahan an bergerak bergerak A B a+b(m) n ramalan 3 3 bila Ramalan kuadrat periode periode m=1 (e) (ee 2 ) dari (1) dari (2) 1 X1 - - - - - - - 2 X2 - - - - - - - 3 X3 (2.1) - - - - - - 4 X4 - - - - - - - 5 X5 - (2.2) (2.3) (2.4) - - - 6 X6 - - - - (2.5) (2.6) (2.7) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - N Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Perlu dipahami bahwa tidak ada suatu metode terbaik untuk suatu peramalan. Metode yang memberikan hasil ramalan secara tepat belum tentu tepat untuk meramalkan data yang lain. Dalam peramalan time series, metode peramalan terbaik adalah metode yang memenuhi kriteria ketepatan ramalan. Kriteria ini berupa Mean Squared Error (MSE), Mean Absolute Percentage Error (MAPE), dan Mean Absolute Deviation (MAD).

Untuk nilai tangah kesalahan kuadrat (Mean Square Error) ditulis dengan : MSE= n i= 1 ( ) 2 Xi Fi n Untuk nilai tengah kesalahan persentase absolute (Mean Absolute Percentage Error) ditulis dengan : MAPE= n i=1 PE n Dimana PE merupakan kesalahan persentasenya (Percentage Error) : PE = XX tt FF tt XX tt xx 100 Untuk nilai tengah deviasi absolut (Mean Absolute Deviation) ditulis dengan : MAD = n t= 1 Xi Fi n Sedangkan untuk mengetahui nilai kesalahan dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 2.2 Nilai Kesalahan Periode PBRB Peramalan Kesalahan Kesalahan Kesalahan Kesalahan Kesalahan Sektor Absolute Kuadrat Persentase Persentase Industr (FF ii ) (XX ii FF ii ) XX ii FF ii (XX ii FF ii ) (PE) absolute (AP) i (XX ii ) (XX tt FF tt ) XX tt 100 XX ii FF ii XX ii 1 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 X1 F1 2 X2 F2 3 X3 F3 4 X4 F4 5 X5 F5 6 X6 F6 7 X7 F7 Jlh 2.4 Produk Domestik Regional Bruto Untuk menghitug ataupun mengelola pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada suatu kabupaten terlebih dahulu perlu dimengerti beberapa konsep dan definisi dari unsur-unsur pokok sebagai berikut : a) Output Yang dimaksud dengan output adalah nilai barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Jenis output ada tiga macam, yaitu :

1. Output Utama (output yang menjadi tujuan utama produksi) 2. Output sampingan, dan bukan menjadi tujuan utama produksi 3. Output ikutan yaitu output yang terjadi bersama-sama atau tidak dapat dihindarkan dengan output utamanya. b) Biaya Antara Biaya antara adalah barang-barang tidak tahan lama dan jasa-jasa yang digunakan atau habis dalam proses produksi. Barang-barang yang tahan lama yang pada umumnya lebih dari satu tahun, dan tidak habis dalam proses produksi tidak termasuk sebagai biaya dan disebut sebagai barang modal. c) Nilai Tambah 1. Nilai Tambah Bruto Merupakan selisih antara output dan biaya antara. Dengan kata lain merupakan produk dari proses produksi. 2. Nilai Tambah Netto Nilai Tambah Netto adalah apabila suatu penyusutan dikeluarkan dari nilai tambah bruto, maka akan diperoleh Nilai Tambah Netto. Yang dimaksud dengan Produk Domestik Regional Bruto adalah seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah ditambah dengan pendapatan produk dari luar daerah. Dan adapun pengertian nilai tambah bruto adalah merupakan selisih antara output dan biaya antara, dengan kata lain nilai tambah bruto merupakan produk dari hasil proses produk. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto sektoral yaitu adalah keselurahan produk dari suatu hasil proses produksi dari sektor maupun subsektor (lapangan usaha) dari suatu wilayah ataupun daerah.

Sektor-sektor (lapangan usaha) tersebut terdiri dari : 1. SEKTOR PERTANIAN a. Subsektor Tanaman Bahan Makanan b. Subsektor Tanaman Perkebunan c. Subsektor Peternakan Dan hasil-hasilnya d. Subsektor Kehutanan dan Perkebunan e. Subsektor Perikanan 2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Subsektor Minyak dan Gas Alam b. Subsektor Pertambangan Tanpa Gas c. Subsektor Penggalian 3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN a. Subsektor Industri Besar dan Sedang b. Subsektor Industri Pengilangan Minyak c. Subsektor Industri Kecil Dan Rumah Tangg 4. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Subsektor Listrik b. Subsektor Gas Kota c. Subsektor Air Bersih 5. SEKTOR BANGUNAN 6. SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN a. Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran b. Subsektor Hotel c. Subsektor Restoran

7. SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Subsektor Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut, Sungai, dan Danau 4. Angkutan Udara 5. Jasa Penunjang Angkutan b. Subsektor Komunikasi 8. SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN a. Subsektor Bank b. Subsektor Lenbaga Keuangan Bukan Bank c. Subsektor Jasa Penunjang Keuagan d. Subsektor Sewa Bangunan e. Subsektor Jasa Perusahaan 9. SEKTOR JASA-JASA a. Subsektor Pemerintah b. Subsektor Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumah Tangga Namun penulis hanya membatasi peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas nama Industri.

2.5 Pengolahan dan perhitungan pendapatan PDRB 2.5.1 Perhitungan atas Dasar Harga Berlaku PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam satu periode tertentu, dan biasanya satu tahun yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan. NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari selisih Output dengan biaya antara yang dinilai masing-masing atas dasar harga berlaku adalah menggambarkan perubahan volume kuantum produksi yang dihasilkan dan tingkat perubahan harga masing-masing kegiatan, subsektor dan sektor, maka penilaian NTB/ Output dilakukan sebagai berikut : 1. Untuk sektor-sektor primer yang produksinya bisa diperoleh secara langsung dari alam seperti pertanian, pertambangan dan penggalian, pertama lain dicari kuantum produksi dengan satuan standar yang biasa digunakan. Setelah itu ditentukan kualitas dari jenis barang yang dihasilkan. 2. Untuk sektor-sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri, listrik, gas, dan air bersih serta sektor bangunan, perhitungannya sama dengan sektor primer. Data yang diperlukan adalah data kuantum produksi yang dihasilkan, serta harga produsen masing-masing kegiatan subsektor dan sektor yang bersangkutan. 3. Untuk sektor-sektor umum produksinya berupa jasa seperti sektor perdagangan, restoran dan hotel, pengangkutan dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan lainnya, sewa rumah dan jasa, untuk perhitungan kuantum produksinya dilakukan dengan mencari indikator produksi yang sesuai dengan masing-masing kegiatannya, subsektor dan sektor.

2.5.2 Perhitungan atas dasar Harga Konstan Perhitungan atas dasar harga konstan ini pengertiannya sama dengan harga berlaku tetapi penilaiannya dilakukan dengan satu tahun dasar tertentu. NTB atas dasar harga konstan ini hanya menggambarkan perubahan volume/kuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai dengan harga satu tahun dasar tertentu. Perhitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat perubahan ekonomi secara keseluruhan atau sektoral, juga untuk melihat perubahan struktur perekonomian suatu kabupaten dari tahun ke tahun. Pada dasarnya dikenal empat cara perhitungan nilai tambah atas dasar harga konstan. Masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Revaluasi Revaluasi adalah penilaian kembali dengan cara menilai produksi dan biaya antara (Intermediate Cost) masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar, dan hasilnya merupakan Output dan biaya antara (Intermediate Cost). Dalam praktek, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara yang digunakan, karena mencakup komponen inputyang terlalu banyak disamping data harga yang tersedia tidak memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu biaya antara atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas masing-masing tahun dengan rasio tetap biaya antara terhadap output tahun dasar.

2. Ekstrapolasi Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator produksi seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan yang dihitung. Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap perhitungan output atas dasar harga konstan, kemudian dengan menggunakan rasio terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan. 3. Deflasi Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga perdagangan besar dan sebagainya. Indeks harga diatas dapat pula dipakai secara inflator, dalam keadaan dimana nilai tambah atas dasar harga yang berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga tertentu. 4. Deflasi Berganda Dalam deflasi berganda ini yang di deflasi adalah output dan biaya antara (Intermediate Cost), sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara (Intermediate Cost), yang telah dideflasi tersebut. Indeks harga yang digunakan sebgai deflator untuk perhitungan output atas dasar harga konstan

biasanya merupakan indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan besar sesuai dengan komoditinya, sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga input terbesar. Kenyataan sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara (Intermediate Cost), disamping karena komponennya terlalu banyak, karena indeks harganya belum tersedia secara baik. Oleh karena itu dalam perhitungan harga konstan, deflasi berganda ini belum banyak digunakan Perhitungan komponen penggunaan produk domestik atas dasar harga konstan yand dilakukan dengan menggunakan cara-cara diatas, tetapi mengingat data yang kurang mendukung maka cara deflasi dan ekstrapolasi lebih banyak digunaka 2.6 Uraian Sektoral Produk Domestik Regional Bruto menurut sektor (lapangan usaha) terdiri dari sembilan sektor : 1. Sektor Pertanian Sektor pertanian mencakup segala pengusahaan yang didapatkan dari alam dan merupakan barang-barang biologis atau hidup, dimana hasilnya akan digunakan untuk memenuhi hidup sendiri atau dijual kepada pihak lain. Sektor pertanian ini terdiri dari sub-sub sektor yaitu tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan perikanan.

2. Sektor Pertambangan Dan Penggalian Kegiatan pertambangan dan penggalian adalah kegiatan yang mencakup penggalian, pemboran, penyaringan, pencucian, pemilihan dan pengambilan segala macam barang tambang, mineral dan barang galian yang teesedia di alam, baik berupa benda padat, benda cair maupun gas. Penambangan dan penggalian ini dapat dilakukan dibawah tanah maupun diatas permukaan bumi. Sifat dan tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk menciptakan nilai guna dari barang tambang dan galian sehingga memungkinkan untuk dimanfaatkan, dijual atau diproses secara lanjut. 3. Sektor Industri Pengolahan Kegiatan industri adalah kegiatan untuk merubah bentuk baik secara mekanis maupun kimiawi dari bahan organik atau anorganik produk baru yang lebih tinggi mutunya. Proses tersebut dapat dilakukan dengan mesin atau tangan, baik dibuat di dalam pabrik atau rumah tangga. Termasuk juga disini perakitan bagian-bagian suku cadang barang-barang di pabrik, seperti perakitan mobil dan alat elektronik. 4. Sektor Listrik, Gas Dan Air Bersih Sektor ini terdiri dari 3 sub sektor yaitu subsektor Listrik, subsektor Gas dan subsektor Air Bersih. 4.1 Subsektor Listrik Subsektor ini mencakup pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik, baik yang diselenggarakan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) maupun oleh perusahaan non PLN seperti pembangkitan listrik oleh

Perusahaan Pemerintah Daerah dan listrik yang diusahakan oleh swasta (perorangan maupun perusahaan), dengan tujuan untuk dijual. 4.2 Subsektor Gas Subsektor ini mencakup kegiatan yang meliputi penyediaan gas kota yang disalurkan kepada konsumen dengan menggunakan pipa dimana gas tersebut diperoleh dari proses pembakaran batubara, minyak dan drack dengan produknya berupa gas batubara, gas minyak, gas ckreking, kokas dan minyak ter. Termasuk juga disini kegiatan penyaluran LPG dan gas alam yang tekanannya sudah dinaikkan. 4.3 Subsektor Air Bersih Subsektor ini mencakup kegiatan penampungan, penjernihan dan pendistribusian air bersih kepada rumah tangga, industri, rumah sakit dan penggunaan komersil lainnya. Termasuk juga kegiatan penyediaan air bersih dengan menggunakan kincir air ataupun alat lainnya, yang diusahakan oleh Perusahaan Air Minum (PAM), milik pemerintah daerah Non PAM milik swasta ataupun perorangan. 5. Sektor Bangunan Sektor ini menyangkut kegiatan pembuatan dan perbaikan bangunan (konstruksi), baik yang dilakukan oleh kontraktor umum maupun adalah pembuatan, pembangunan, pemasangan, perbaikan (berat maupun ringan), semua jenis konstruksi seperti bangunan tempat tinggal, jalan, jembatan (laut, udara, sungai), terminal dan sejenisnya.

6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor ini terdiri dari tiga subsektor perdagangan, subsektor hotel dan subsektor restoran. Pada dasarnya ini mencakup kegiatan perdagangan, penyediaan akomodasi (hotel), serta penjualan makanan dan minimum seperti restoran, warung, kedai, pedagang keliling dan sejenisnya 7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan umum untuk barang dan penumpang melalui darat, sungai, danau, penyebrangan dan udara. Termasuk disini yang sifatnya menunjang dan memperlancar kegiatan pengankutan, seperti tempat parkir, terminal/pelabuhan, bongkar muat, keagenan, ekspedisi, bandara, pergudangan dan jalan tol. 8. Sektor Bank dan Lembaga Keuagan Sektor ini meliputi kegiatan pelayanan jasa bank, asuransi, koperasi dan jasa keuagan. Jasa bank meliputi usaha jasa perbankan yang dilakukan oleh bank sentral yaitu Bank Indonesia (BI), Bank Devisa, Bank Tabungan dan Bank Pembangunan. Usahanya meliputi simpan pinjam, mengeluarkan kertas berharga, memberi jaminan bank dan jasa perbankan. 9. Sektor Jasa-jasa Sektor ini mencakup kegiatan pemerintah, pertahanan dan jasa yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta meliputi jasa sosial dan kemasyarakatan, jasa hiburan dan kebudayaan serta jasa perorangan dan rumah tangga.