BAB I PENDAHULUAN. Suci Amalia, 2014 PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI STRUKTUR BUMI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. habis untuk diamati, dipelajarai dan dikembangkan. Hakikat alam adalah guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

SKRIPSI. Disusun Oleh: : JUNI WIHAYANI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Seperti halnya yang tercantum pada Undang-undang No. 20 Tahun Sejalan dengan pernyataan di atas, Munib (Daryanto, 2004: 34)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu ukuran bagi seorang guru sebagai tolak ukur kesuksesan guru

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tugas yang sangat komplek dan berat, karena sebagian besar guru,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neni Trisiwi, 2013

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

I. PENDAHULUAN. globalisasi yang berkembang sangat pesat diperlukan praktek pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. berkwalitas, karena matematika merupakan sarana berfikir bagi siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pada pengalaman langsung dan nyata bagi para peserta didik dalam

I. PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip sains yang hanya terdapat dalam buku pelajaran.

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Subkhi Prihanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Verra Septia Nursari, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kata pengajaran atau teaching. Pembelajaran merupakan

Keterampilan proses sains menurut Rustaman (2003, hlm. 94), terdiri dari : melakukan pengamatan (observasi), menafsirkan pengamatan (interpretasi),

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, mungkin sejak lahir sampai akhir hayat.

BAB I PENDAHULUAN. 1. IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang alam.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

Oleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 40 Undang-Undang RI No 20 Tahun 2013 Pendidik dan Kependidikan berkewajiban :

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru kimia SMA Surya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maulana Malik Ibrohim, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. atau penghargaan ). Belajar yang dapat mencapai tahapan ini disebut dengan belajar

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha sadar untuk membekali

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang- Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kata Kunci: model STAD, pembelajaran, IPA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa:

BAB I. PENDAHULUAN. bukan hanya perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, tetapi lebih dari itu,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Laharja Ridwan Mustofa, 2013

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI PECAHAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. dan Sund dalam Takari, (2009:149), mendefinisikan IPA sebagai Pengetahuan

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. dan berdasarkan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk. nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa SD khususnya. bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Nuri Annisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pendidikannya (Rusman, 2012 : 93). kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah pengorganisasian mata

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelajaran yang lain itupun siswa juga belum paham. Ukuran tersebut

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada hakikatnya adalah proses pemberian pengalaman belajar secara langsung agar siswa dapat mengembangkan kompetensinya untuk lebih mendalami alam sekitar secara ilmiah. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Oleh karena itu pembelajaran IPA tidak hanya berupa penguasaan kumpulan pengetahuan saja, melainkan suatu proses penemuan. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari tujuan, materi, metode, media dan evaluasi. Suatu sistem akan berjalan dengan baik jika seluruh komponennya pun tersedia dan berjalan dengan baik. Tidak adanya salah satu komponen atau kurang berjalannya salah satu komponen dapat mempengaruhi suatu sistem. Siswa SD berada pada taraf berpikir operasional konkret. Menurut Wahidah (2012) bahwa pada tahap operasional konkret anak-anak mengembangkan kemampuan berfikir sistematis, namun hanya ketika mereka dapat mengacu kepada objek-objek atau aktivitas konkret. Oleh karena itu media pembelajaran pun memegang peranan yang penting dalam membantu siswa. Taraf berpikir manusia yaitu berpikir dari yang konkret ke abstrak dan dari sederhana ke kompleks. Hal ini berkaitan erat dengan penggunaan media yang erat kaitannya dengan cara berpikir tersebut sebab melalui media pembelajaran hal-hal yang abstrak dapat dikonkretkan dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan. Menurut Morgan (dalam Sagala 2013, hlm. 13) belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Hal ini sejalan dengan pembelajaran IPA yang pada hakikatnya adalah memperoleh pengalaman langsung. Belajar akan lebih mudah jika bermakna bagi siswa atau mempunyai relevansi dengan 1

2 pengalamannya. Untuk memperoleh pengalaman tersebut diperlukan media pembelajaran yang akan menjembatani pengalaman belajar siswa konkret sampai ke abstrak sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Peneliti menganggap bahwa media tiga dimensi memiliki kelebihan dibandingkan dari yang Materi struktur bumi merupakan materi yang bersifat abstrak. Planet bumi tidak dapat dihadirkan secara langsung pada siswa. Jika hakikat pembelajaran IPA itu mendapatkan pengalaman langsung, maka dibutuhkan perantara untuk memberikan pengalaman pada siswa. Media sebagai bagian dari sistem pembelajaran memegang peranan penting dalam membantu keberhasilan pembelajaran. Berdasarkan observasi dan hasil wawancara dengan guru beserta kepala sekolah penggunaan media pembelajaran di kelas masih belum optimal, meskipun sekolah menyediakan media pembelajaran yang dapat digunakan. Di kelas V A pembelajaran lebih banyak ceramah dan latihan soal termasuk pada materi-materi yang bersifat abstrak. Sumber belajar yang digunakan didominasi oleh penggunaan LKS dan buku pelajaran yang hanya digunakan pada saat di sekolah. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih banyak yang berada di bawah KKM yang penyebabnya diantaranya adalah penggunaan media yang masih kurang pada materi-materi yang bersifat abstrak. Presentase siswa yang telah mencapai KKM adalah 27,77 %. Nilai tersebut adalah nilai rata-rata ulangan siswa kelas V A SDN 3 Cikidang pada Mata Pelajaran IPA semester II tahun ajaran 2013/2014 dengan kondisi kurangnya penggunaan media pembelajaran terutama pada materi-materi yang bersifat abstrak. Untuk memahami suatu materi yang bersifat abstrak, dibutuhkan media yang akan menjadi perantara untuk memahami sesuatu yang konkret tersebut. Dalam materi struktur bumi ini media yang dapat digunakan diantaranya adalah gambar, video, dan media tiga dimensi. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan media tiga dimensi berupa model dengan jenis model susun. Pemilihan media ini disesuaikan dengan karakteristik materi yang akan dipelajari, yaitu struktur bumi.

3 dengan media yang lain karena dapat menghadirkan gambaran objek secara utuh pada siswa sehingga siswa pun dapat memahaminya secara utuh. Sebagaimana menurut teori psikologi Gestalt yang beranggapan bahwa tingkat kejelasan atau keberartian dari apa yang diamati dalam situasi belajar lebih meningkatkan belajar. Adapun Menurut Moedjiono (1992) kelebihan dari media visual tiga dimensi: 1) Memberikan pengalaman secara langsung 2) Penyajian secara konkrit dan menghindari verbalisme 3) Dapat menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara kerjanya 4) Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas 5) Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas. Selain itu telah ada penelitian-penelitian terdahulu yang mendukung. Diantaranya adalah penelitian yang dilaksanakan oleh Temmy Ahmad Wildansyah pada tahun 2012 dengan judul Pemanfaatan Media Tiga Dimensi Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Alat Pencernaan Pada Manusia Pada Mata Pelajaran IPA SDN Cibeber I Kabupaten Cianjur.Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada hasil belajar siswa. Adapula penelitian yang dilaksanakan oleh Eneng Utari pada tahun 2012 dengan judul Pemanfaatan Media Tiga Dimensi Dalam Pemahaman Siswa Kelas IV Di SD Karang Pakuan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa yang terlihat pada perolehan nilai rata-rata setiap siklusnya. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti tentang penggunaan media tiga dimensi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Penggunaan Media Tiga Dimensi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Struktur Bumi di kelas V A SDN 3 Cikidang B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya,rumusan masalah secara umum adalah BagaimanakahPenggunaan Media Tiga Dimensi Untuk

4 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Materi Struktur Bumi di kelas V A SDN 3 Cikidang? Sedangkan rumusan masalah secara khusus dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah perencanaanpenggunaan media tiga dimensi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi struktur bumi kelas V A SDN 3 Cikidang? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media tiga dimensiuntuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi struktur bumi di kelas V A SDN 3 Cikidang? 3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa melaluipenggunaan media tiga dimensi pada mata pelajaran IPA materi struktur bumi di kelas V A SDN 3 Cikidang? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, secara umum penelitian ini memiliki tujuan untukmendeskripsikan bagaimana penggunaan media tiga dimensi untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V A SDN 3 Cikidang pada mata pelajaran IPA materi struktur bumi. Sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan : 1. Bagaimana perencanaan penggunaan media tiga dimensi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi struktur bumi di kelas V A SDN 3 Cikidang 2. Bagaimana pelaksanaan penggunaan media tiga dimensi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Struktur Bumi di kelas V A SDN 3 Cikidang 4. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa melaluipenggunakan media tiga dimensi pada materi struktur bumi di kelas V A SDN 3 Cikidang D. Manfaat Hasil Penelitian

5 Adapun manfaat dari penelitian tindakan kelas ini diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Bagi Siswa a. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi struktur bumi b. Dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna 2. Bagi Guru a. Memberikan informasi dan wawasan mengenai media pembelajaran yang dapat digunakan pada mata pelajaran IPA materi struktur bumi yaitu salah satunya adalah media tiga dimensi b. Memberikan informasi dan wawasan pembuatan dan penggunaan media tiga dimensi 3. Bagi Sekolah a. Turut memberikan suatu kontribusi bagi peningkatan kualitas sekolah melalui peningkatan pembelajaran di kelas. b. Sebagai bahan pertimbangan sekolah dalam pengembangan dan penyempurnaan program pembelajaran IPA, salah satunya adalah dengan mengoptimalkan media pembelajaran. c. Memberikan sumbangan berupa media pembelajaran tiga dimensi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. 4. Bagi Peneliti a. Memperoleh gambaran perencanaan penggunaan media tiga dimensi pada materi struktur bumi b. Memperoleh pengalaman langsung pada peneliti tentang penggunaan media tiga dimensi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi struktur bumi c. Bisa diterapkan pada mata pelajaran lain dengan pokok bahasan tertentu E. Hipotesis Tindakan

6 Berdasarkan kajian literatur dapat dirumuskan hipotesis tindakan dari penelitian tindakan kelas ini adalah bahwa penggunaan media tiga dimensi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi struktur bumi di kelas V A SDN 3 Cikidang F. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahapahaman istilah pada penelitian ini maka dibuat batasan-batasan pada bagian definisi operasional ini berkaitan dengan istilah pada hal yang akan diteliti. 1. Media Tiga Dimensi Media tiga dimensi adalah media yang dapat dipandang dari berbagai arah berupa tiruan/model susun yang diperkecil dari obyek nyata untuk mendeskripsikan struktur bumi yang digunakan ketika menjelaskan, bertanya, menjawab dan diskusi tentang materi struktur bumi. 2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran sebagaimana terdeskripsikan dalam indikator capaian kompetensi sebagai penjabaran dari Kompetensi Dasar yang diukur melalui tes bentuk isian singkat. 3. Struktur Bumi Struktur bumi adalah salah satu pokok bahasan pada mata pelajaran IPA Kelas V Semester II dengan Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam Kompetensi Dasar7.3 Mendeskripsikanstrukturbumi.