PENYESUAIAN DIRI Oleh : Weny Hastuti,S.Kep. Abstrak :

dokumen-dokumen yang mirip
Penyesuaian Diri LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

KONSEP KESEHATAN MENTAL LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat beradaptasi dengan baik maka ia akan memiliki kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agni Marlina, 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luas. Fenomena ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Faktor yang mendorong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang sering terjadi pada masa remaja yaitu kasus pengeroyokan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unsur lapisan masyarakat merupakan potensi yang besar artinya bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dimaksud adalah lingkungan sosial yang berisi individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencari pengalaman hidup serta ingin menuntut ilmu yang lebih tinggi di

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI. Widanti Mahendrani 1) 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

Perkembangan Sepanjang Hayat

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. pergolakan dalam dalam jiwanya untuk mencari jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyandang tuna rungu adalah bagian dari kesatuan masyarakat Karena

B A B I PENDAHULUAN. di sepanjang rentang hidup. Salah satu tahap perkembangan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu

kesehatan fisik-jiwa-ruhani dan secara lebih rinci, normal dan abnormal dibahas dalam psikologi kesehatan Islami. Di dalam psikologi kesehatan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. tempat tinggal maupun lingkungan keluarga dengan baik. Namun hal tersebut

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab 2 akan dibahas landasan teori dan variabel-variabel yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. Ketrampilan sosial merupakan kemampuan individu untuk bergaul dan

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil akhir dari pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan. Ketika remaja dihadapkan pada lingkungan baru misalnya lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. lingkungan (Semiun, 2006). Penyesuaian diri diistilahkan sebagai adjustment.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar

Perkembangan Sepanjang Hayat

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu lama dan bersifat residif (hilang-timbul). Sampai saat ini

BAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

HAMBATAN EMOSI DAN PRILAKU. Materi Perkuliahan Jurusan LB FIP UPI

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi merupakan sesuatu yang didambakan oleh semua orang dalam

PERBEDAAN TOLERANSI TERHADAP STRES PADA REMAJA BERTIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT DI KELAS XI SMA ASSALAAM SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan disability (ketidakmampuan) (Maramis, 1994 dalam Suryani,

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP OVER PROTECTIVE ORANGTUA DENGAN KECENDERUNGAN TERHADAP PERGAULAN BEBAS. S k r i p s i

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. A. Latar belakang masalah

PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi muda yang berperan sebagai penerus cita-cita

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan. Hal demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Weiten & Lloyd (2006) menyebutkan bahwa personal adjustment adalah

Nomor : Usia : PETUNJUK PENGISIAN

BAB I PENDAHULUAN. akan tergantung pada orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan

dalam suatu hubungan yaitu pernikahan. Pada kenyataannya tidak semua pasangan pernikahan berasal dari latar belakang yang sama, salah satunya adalah p

BAB II LANDASAN TEORI

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Eka Rezeki Amalia A. ARTIKEL Sumber: Didownload tanggal 21 Maret 2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja menunjukkan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI PERILAKU ONANI PADA REMAJA LAKI-LAKI. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga menurut Lestari (2012) memiliki banyak fungsi, seperti

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya distress ( tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri ), disabilitas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. satu hal penting yang perlu didapatkan oleh setiap manusia. Manusia

Hubungan antara Persepsi Anak Terhadap Perhatian Orang Tua dan Intensitas Komunikasi Interpersonal dengan Kepercayaan Diri pada Remaja Difabel

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

Bab 5. Ringkasan. Dalam bab pertama yang berisi latar belakang penulisan skripsi ini, saya menjabarkan

KEBAHAGIAAN SAUDARA KANDUNG ANAK AUTIS. Skripsi

Transkripsi:

PENYESUAIAN DIRI Oleh : Weny Hastuti,S.Kep. Abstrak : Penyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk bereaksi karena tuntutan dalam memenuhi dorongan/kebutuhna dan mencapai ketentraman batin dalam hubungannya dengan sekitar Penyesuaian diri (adjustment) dilakukan manusia sepanjang hayat karena pada dasarnya manusia ingin mempertahankan eksistensinya. penyesuaian diri sampai tingkat tertentu merupakan syarat mutlak bagi sehat tidaknya seseorang secara mental. Ciri individu dengan penyesuaian diri yang baik diantaranya memiliki persepsi yang akurat terhadap realita, relasi interpersonal baik, mempunyai gambaran diri yang positif tentang dirinya, mampu mengekspresikan perasaannya, serta mampu beradaptasi dengan tekanan dan kecemasan. Seseorang yang berhasil dalam penyesuaian dirinya dapat memenuhi kebutuhan, tanpa melebihkan yang satu dan mengurangi yang lain, tidak mengganggu manusia lain dalam memenuhi kebutuhannya, dan bertanggung jawab terhadap masyarakat. Sedangkan individu yang gagal dalam penyesuaian diri akan menunjukkan gejala tingkah lakunya aneh, prestasinya tidak optimal, dan setiap kali menghadapi masalah yang ringan sekalipun akan menjadi berat. Kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri menyebabkan individu mengalami gangguan mental.semakin lama gangguan tersebut tidak diatasi, maka derajat gangguannya menjadi semakin berat., A. PENDAHULUAN Penyesuaian diri (adjustment) yang dilakukan manusia sepanjang hayat.pada dasarnya manusia ingin mempertahankan eksistensinya, sejak lahir berusaha memenuhi kebutuhannya yaitu kebutuhan fisik, psikis dan social.sejak kecil individu belajar bertingkah laku, tingkah laku yang berhasil dalam memenuhi kebutuhannya berarti dapat menyesuaikan diri dan mengalami keseimbangan. Orang yang mampu menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan sekitarnya dengan baik, belum tentu bias dikatakan sebagai sehat secara mental. Kesehatan mental tidak hanya sekedar dilihat dan diukur dari derajat penyesuaian diri yang tinggi saja, tapi masih ada hal lain yang perlu diperhatikan, seperti misalnya nilai-nilai kebaikan yang dihidupi oleh orang yang bersangkutan. Meskipun penyesuaian diri belum dapat digunakan tolok ukur derajat kesehatan mental seseorang, tapi tidak dapat dipungkiri bahwa penyesuaian diri sampai tingkat tertentu merupakan syarat mutlak bagi sehat tidaknya seseorang secara mental.membicarakan kesehatan mental dengan sendirinya harus juga meliputi pembahaan mengenai

penyesuaian diri, karena salah satu ciri orang yang sehat adalah dia mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. sedangkan adaptasi adalah individu mengubah dirinya sehingga lebih sesuai dengan lingkungan. (Siswanto, 2007) B. PENGERTIAN Beberapa pengertian penyesuain diri, menurut beberapa ahli sebagai berikut: 1. Adjusment involves a reaction of the person to demand imposed upon him. Maka penyesuaian diri termasuk reaksi seseorang karena adanya tuntuan yang dibebankan pada dirinya. (Lazarus, 1961) 2. Kemampuan individu untuk mendapatkan ketentraman secara internal dan hubungannya dengan dunia sekitarnya. (Thorndike dan Hogen cit Fahmi, 1977). 3. Kemampuan individu untuk bereaksi karena tuntutan dalam memenuhi dorongan/kebutuhna dan mencapai ketentraman batin dalam hubungannya dengan sekitar. Secara garis besar penyesuaian diri dapat dipahami sebagai adjustment dan adaptasi.adjustment adalah penyesuaian diri dimana lingkungan diubah supaya lebih sesuai dengan kondisi individu, C. CIRI-CIRI PENYESUAIAN DIRI YANG EFEKTIF Individu yang mampu menyesuaikan diri dengan baik, umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Memiliki persepsi yang akurat terhadap realita. Pemahaman atau persepsi orang terhadap realita yang dihadapi adalah sama. Perbedaan persepsi dipengaruhi oleh pengalaman masing-masing orang yang tentunya berbeda satu sama lain. Orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik memiliki persepsi yang relative objektif dalam memahami realita. 2. Kemampuan untuk beradaptasi dengan tekanan atau stress dan kecemasan. Orang yang mampu menyesuaikan diri, tidak selalu menghindari munculnya tekanan dan kecemasan. Mereka justru belajar untuk mentoleransi dan mau menunda pemenuhan kepuasan selama diperlukan demi

mencapai tujuan tertentu yang lebih penting. 3. Mempunyai gambaran diri yang positif tentang dirinya. Pandangan individu terhadap dirinya dapat menjadi indicator dari kualitas penyesuaian diri yang dimiliki. 4. Kemampuan untuk mengekspresikan perasaannya. Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik mampu menyadari dan merasakan emosi atau perasaan saat itu dialami serta mampu mengekspresikan dalam spectrum yang luas dan juga mampu memberikan reaksireaksi emosi yang realistis dan tetap di bawah control sesuai dengan situasi yang dihadapi. 5. Relasi interpersonal baik. Individu yang memiliki penyesuaian yang baik mampu mencapai tingkat keintiman yang tepat dalam suatu hubungan sosial, mampu menikmati disukai dan direspek oleh orang lain di satu sisi, tetapi mampu memberikan respek dan menyukai orang lain. D. TANDA-TANDA KEADAAN SEJAHTERA DAN BAHAGIA Gail & Seehy (Haber & Runyon, 1984) pernah melakukan penelitian terhadap kurang lebih 60.000 orang dewasa mengenai kebahagiaan. Hasil penelitian mereka menunjukkan adanya sepuluh tandatanda orang yang bias disebut dalam keadaan sehat/bahagia. Kesepuluh tanda-tanda tersebut adalah sebagai berikut : 1. Hidup mereka memiliki arti dan arah 2. Memiliki pengalaman transisi yang penting di masa dewasa dan dapat menangani transisi tersebut dengan cara yang tidak seperti orang kebanyakan, lebih bersifat pribadi dan kreatif. 3. Jarang merasa diperlakukan secara tidak adil atau dikecewakan oleh kehidupan. 4. Mencapai beberapa tujuan hidup yang penting 5. Peduli dengan pertumbuhan dan perkembangan pribadi 6. Memiliki keadaan hubungan mencintai dengan yang dicintai secara mutualisme 7. Memiliki banyak teman 8. Orang yang menyenangkan dan bersemangat

9. Tidak melihat kritik sebagai serangan pribadi yang menurunkan harga diri 10. Tidak memiliki ketakutanketakutan yang umumnya dimiliki orang lain Penelitian tersebut menemukan bahwa kebahagiaan hidup ternyata rata-rata dicapai pada usia pertengahan 50-an bahkan pada usia lebih tua dari itu. Perlu dicatat bahwa penelitian tersebut dilakukan sekitar tahun 1911. Bisa saja dengan perkembangan jaman seperti sekarang, kebahagiaan tersebut bias didapat pada usia yang lebih muda. E. PENYESUIAN DIRI YANG BERHASIL Penyesuaian diri yang berhasil menurut Surachmad cit. Sundari, (2005) adalah : 1. Bilamana dengan sempurna memenuhi kebutuhan, tanpa melebihkan yang satu dan mengurangi yang lain. 2. Tidak mengganggu manusia lain dalam memenuhi kebutuhan yang sejenisnya. 3. Bertanggung jawab terhadap masyarakat dimana ia berada (saling menolong secara positif). F. PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA Menjadi mahasiswa bukanlah merupakan hal-hal bagi sebagian remaja yang telah lulus SMU dan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.kekurangmampuan dalam melakukan penyesuaian diri dengan situasi dan tuntutan yang ada dapat menimbulkan tekanan-tekanan bagi remaja yang bersangkutan. Hal ini bila dibiarkan tanpa penyelesaian akan mempengaruhi kesehatan mental yang bersangkutan. Brouwer (Alisjahbana, dkk, 1983), mencatat beberapa masalah yang harus diperhatikan oleh mahasiswa dalam kaitannya dengan penyesuaian diri dengan situasi dan status baru yang dihadapi, yaitu : 1. Perbedaan cara belajar Pelajar SMU biasanya memiliki cara belajar yang lebih pasif bila disbanding dengan mahasiswa. Perbedaan system paket yang diterapkan di SMU dan system SKS yang berlaku di perguruan tinggi, yang betul-betul menuntut menuntut mahasiswa untuk lebih aktif kalau ingin lulus dengan

nilai yang memuaskan dan dalam jangka waktu yang singkat. 2. Perpindahan tempat Bagi sebagian besar mahasiswa, memasuki perguruan tinggi berarti juga harus berpindah tempat dari tinggal bersama dengan orang tua, menjadi tinggal bersama dengan orang lain, entah itu kost, kontrakan atau tinggal bersama saudara. 3. Mencari teman baru dan hala-hal yang berkaitn dengan pergaulan Berkaitan dengan masalah teman dan pergaulan ini adalah masalah seksualitas.mahasiswa secar biologis seksualitasnya telah matang, namun norma-norma sosial masih menghalangi aktualitas perilaku seksual secara penuh. 4. Perubahan relasi Relasi orang tua-anak, antar saudara, antar teman sepermainan diganti dengan relasi dosenmahasiswa, mahasiswa-mahasisw dan sebagainya. 5. Pengaturan waktu Menjadi mahasiswa untuk sebagian besar berarti bebas mengatur waktu menurut kehendaknya sendiri, karena tidak ada orang lain yang mengontrol. 6. Nilai-nilai hidup Berbagai macam orang yang ditemui serta berbagai macam informasi yang diterima di perguruan tinggi yang biasanya lebih terbuka, bias mengakibatkan mahasiswa yang bersangkutan mengalami krisis nilai. G. INDIVIDU YANG MENGALAMI KEGAGALAN PENYESUAIAN DIRI Ada beberapa gejala yang dapat diamati pada individu yang mengalami kesulitan dan gagal melakukan penyesuaian diri yang efektif. Gejala-gejala tersebut adalah : 1. Tingkah laku yang aneh, eksentrik karena menyimpang dari norma atau standar sosial yang berlaku di lingkungan masyarakat. 2. Individu yang bersangkutan tampak mengalami kesulitan, gangguan atau ketidakmampuan dalam melakukan penyesuaian diri secara efektif dalam kehidupan sehari-hari. Ini tampak pada prestasi yang tidak optimal,

yang tidak sesuai dengan potensi yang dimiliki. 3. Individu yang bersangkutan mengalami distress subjektif yang sering atau kronis. Masalahmasalah yang umum bagi kebanyakan orang dan mudah diselesaikan menjadi masalah yang luar biasa bagi individu tersebut. H. GANGGUAN MENTAL : AKIBAT GAGAL DALAM PENYESUAIAN DIRI Kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri menyebabkan individu mengalami gangguan mental.semakin lama gangguan tersebut tidak diatasi, maka derajat gangguannya menjadi semakin berat dan semakin sulit untuk dipulihkan.oleh karena itu penting bagi masyarakat untuk memahami tanda-tanda awal munculnya gangguan mentl sehingga bisa cepat dilakukan tindakan kuratif. Diantaranya adalah : 1. Gangguan Mental Organik 2. Gangguan Mental Fungsional a. Psikosis 1) Gangguan afektif 2) Schiofrenia 3) Paranoid b. Neurosis 1) Kecemasan 2) Disosiasi a) Amnesia b) Fuga c) Kepribadian majemuk d) Somnabolisme 3) Reaksi Konversi 4) Phobia 5) Obsesif-Kompulsif DAFTAR PUSTAKA Alisjahbana, A., Sidharta, M., Brouwer, M.A.W., 1983, Menuju Kesejahteraan Jiwa, Gramedia, Jakarta. Sundari, S., 2005, Kesehatan Mental dalam Kehidupan, Rineka Cipta, Jakart. Haber, A. & Runyon, R., 1984, Psichology of Adjusment, Homewood, Illinois: The Dorsey Press. Siswanto, 2007, Kesehatan Mental : Konsep, Cakupan dan Perkembangannya, Andi, Yogyakarta. * Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta