PROGRAM PEMBANGUNGAN NASIONAL ( Bagian I)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BAB III PEMBANGUNAN HUKUM

REVITALISASI KEHUTANAN

dilibatkan, diminta pendapatnya sehingga materi konstitusi benar-benar mewakili masyarakat secara keseluruhan.

BAB IV PEMBANGUNAN EKONOMI

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Kab. Minahasa Selatan MISI TUJUAN SASARAN

PRIORITAS 5 MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2011 WILAYAH MALUKU

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 182 dengan UU No. 1 Tahun 2000 sebagai Politik Hukum Nasional untuk Mewujudkan Perlindungan Anak

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI DAN MISI CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI PEMALANG PERIODE

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral.

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

BAB II PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BERSATU MENGATASI KRISIS BANGKIT MEMBANGUN BANGSA

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

SAMBUTAN KEPALA BAPPENAS Dr. Djunaedi Hadisumarto

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2000 TENTANG PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL (PROPENAS) TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

(eksisting condition) dan berbagai potensi sumber daya lokal (sumber daya

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

POLITIK DAN STRATEGI KEAMANAN NASIONAL

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM

MENUJU TEBO SEJAHTERA (MTS): AMAN, HARMONIS DAN MERATA

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Renstra BKP5K Tahun

Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Kediri Tahun

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

dan antar pemangku kepentingan pembangunan. Keseimbangan diartikan sebagai keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial,

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Rencana Strategis

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi saat ini telah banyak perubahan dalam berbagai bidang

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

TUGAS REFORMASI BIROKRASI LAPAN FUNGSI REFORMASI BIROKRASI LAPAN

5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

Transkripsi:

PROGRAM PEMBANGUNGAN NASIONAL ( Bagian I) I. PENDAHULUAN bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang termaktub dalam Krisis keuangan Asia medio 1997 telah mengair.brukkan tatanan perekonomian Indonesia yang yang ditandai oleh anjloknya pertumbuhan ekonomi tahun 1998 menjadi negatif 13,01 persen dan melambungnya inflasi menjadi 77,63 persen. Parahnya dampak resesi ekonomi telah Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. memarakkan konflik sosial yang menganggu ketertiban dan keamanan serta menghambat kelancaran roda perekonomian masyarakat. Dalam keadaan sulit menghadapi dampak krisis yang sangat kompleks dan bersifat multi dimensional, wakil rakyat di Majelis Permusyawatan Rakyat berhasil menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004, yang kemudian oleh DPR dan Pemerintah dijabarkan lebih lanjut dalam UU No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) 2000-2004. Sehubungan dengan konsensus dan komitmen bersama untk kepentingan bersama tersebut mendorong Scripta Economica untuk aktif memasyarakatkan pengetahuan mengenai program pembangunan nasional tersebut guna mempermudah penyamaan persepsi dan koordinasi dalam memobilisasikan potensi dan sumber daya nasional ke arah perwujudan peningkatan kesejahteraan masyarakat, kehdupan beragama dan ketahanan budaya. Sesuai dengan namanya, Program Pembangunan Nasional adalah rencana pembangunan yang berskala nasional dan II. PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL merupakan konsensus dan komitmen bersama seluruh masyarakat Indonesia untuk mewujudkan visi dan misi bangsa. Secara tandas UU No.25 Tahun 2000 tersebut merumuskan pengertian pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan bangsa masyarakat, Sebelum menetapkan priohtas pembangunan nasional, wakil-wakil rakyat dalam lembaga legislatif telah mengidentifikasikan lima permasalahan pokok yang dihadapi bangsa Indonesia, yaitu: 1. merebaknya konflik sosial dan munculnya gejala disintegrasi bangsa; Scripta Economica, Vol.5, No.3, Desember2002 89 Program Pembangunan Nasional

2. lemahnya penegakan hukum dan hak asasi manusia; 2. mewujudkan supermasi hukum dan pemerintahan yang baik; 3. lambatnya pemulihan ekonomi; 3. mempercepat permulihan ekonomi dan memperkuat landasan pembangunan 4. rendahnya kesejahteraan rakyat, meningkatnya penyakit sosial, dan lemahnya ketahanan berkelanjutan dan berkeadilan yang berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan; budaya nasional; 4. membangun kesejahteraan rakyat, 5. kurang berkembangnya kapasitas pembangunan daerah dan masyarakat. meningkatkan kualitas kehidupan beragama, dan ketahanan budaya; Krisis ekonomi telah menyebabkan pendapat 5. meningkatkan pembangunan daerah dan tingkat kesejahteraan masyarakat menurun tajam sehingga jumlah penduduk yang hidup garis kemiskinan terus membengkak. Kondisi tersebut memicu berbagai bentuk ketidakpuasan menjadi kerusuhan dan tindakan main hakim sendiri yang Dari kelima prioritas pembangunan nasional tersebut yang dalam dimensi waktu berjangka panjang, selanjutnya untuk periode 2000-2004 dijabarkan menjadi sembilan bidang pembangunan, selain telah merusak citra bangsa juga merupakan yaitu bidang pembangunan hukum, bidang cerminan luntur dan tergradasinya nilai-nilai moral dan agama yang bangsa Indonesia. Menurunnya kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa tersebut telah menumbuhsuburkan pelbagai penyakit sosial seperti korupsi, kriminalitas, pemakaian obat terlarang, perilaku menyimpang yang melanggar pembangunan ekonomi, bidang pembangunan politik, bidang pembangunan agama, bidang pembangunan pendidikan, bidang ipembangunan sosial dan budaya, bidang pembangunan daerah, bidang pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta bidang pembangunan pertahanan dan keamanan. moralitas serta etika dan kepatutan. Selanjutnya, setiap bidang pembangunan Dari konteks tersebut, disusun lima prioritas pembangunan nasional yang sistematika sebagai berikut: 1. membangun sistem politik yang demokratis yang menunjang dan memperkuat ketahanan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara; dilengkapi dengan uraian mengenai kondisi umum masing-masing bidang pembangunan, kemudian diikuti oleh arah kebijakan, rincian program pembangunan yang berada dalam bidang tersebut dan matriks arah kebijakan dalam GBHN, program nasional dan indikator kerjanya. Scripta Economica, Vol.5, No.3, Desamber2002 90 Program Pembangunan Nasional

III. PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG HUKUM. Pembenahan bidang hukum mendapat urutan menghormati huklum agama dan hukum adat serta memperbarui perundang-undangan warisan kolonial dan hukum nasional yang diskriminatif, termasuk ketidakadilan gender pertama dalam Program Pembangunan Nasional 2000-2004 yang mencerminkan keprihatinan yang dan ketidaksesuaiannya dengan tuntutan reformasi melalui program legislasi; mendalam atas degradasi kepatuhan dan penghormatan masyarakat terhadap nilai-nilai kebenaran dan keadilan sehingga maraknya pelanggaran hak asasi manusia. Materi peraturan perundang-undangan banyak yang bersilangan dan 3. menegakkan hukum secara konsisten untuk lebih menjamin kepastian hukum, keadilan dan kebenaran, supermasi hukum, serta menghargai hak asasi manusia (HAM); tumpang tindih. Kesemuanya itu menimbulkan degradasi bahkan krisis kepercayaan masyarakat terhadap hukum. Apalagi praktek korupsi, kolusi dan nepotisme terus berlanjut bahkan makin parah sehingga dalam pergaulan intemasional, Indonesia tergolong negeri yang paling korup. Tindak 4. melanjutkan ratifikasi konvensi intemasional, terutama yang berkaitan dengan hak asasi manusia sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan bangsa dalam bentuk undangundang; kekerasan dan main hakim sendiri makin sering terjadi bahkan cenderung menjadi hal yang biasa. 5. meningkatkan integritas moral dan keprofesionalan aparat aparat penegak hukum Sehubungan dengan kenyataan tersebut di atas UU No.25 Tahun 2000 tersebut mengutip ulang sepuluh butir arah kebijakan GBHN 1999 sebagai arah kebijakan pembangunan bidang hukum, yaitu: termasuk Kepolisian Negara Republik Indonesia, untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat dengan meningkatkan kesejahteraan, dukungan sarana dan prasarana hukum, pendidikan, serta pengawasan yang efektif; 1. mengembangkan budaya hukum di semua lapisan masyarakat untuk terciptnya kesadaran dan kepatuhan hukum dalam kerangka supermasi hukum dan tegaknya negara 6. mewujudkan lembaga peradilan yang mandiri dan bebas dad pengaruh penguasa dan pihak manapun; hukum; 2. menata system hukum nasional yang 7. mengembangkan peraturan perundangundangan yang mendukung kegiatan menyeluruh dan terpadu dengan mengakui dan perekonomian dalam menghadapi era Scnpta Economics, Vol.5, No.3, Desember 2002 Program Pembangunan Nasional

perdagangan bebas tanpa merugikan kepentingan nasional; kepentingan ekonomi nasional yang akan menghadapi era perdagangan bebas. Penataan hukum nasional berupa penetapan dan 8. menyelenggarakan proses peradilan secara cepat, mudah, dan terbuka serta bebas korupsi, kolusi, dan nepostisme dengan tetap menjungjung tinggi asas keadilan dan kebenaran; penyempurnaan undang-undang bidang hukum sebanyak 32 undang-undang, bidang ekonomi sebanyak 27 undang-undang, bidang politik sebanyak 23 undang-undang, bidang agama sebanyak empat undang-undang, bidang pendidikan satu undang-undang, bidang sosial 9. meningkatkan pemahaman dan penyadaran, serta meningkatkan perlindungan, penghormatan, dan penegakkan HAM dalam seluruh aspek kehidupan; politik sebanyak 14 undang-undang, bidang pembangunan daerah sebanyak lima undangundang, bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup sebanyak 10 undang-undang, dan bidang pertahanan dan keamanan sebanyak empat 10. menyelesaikan berbagai proses peradilan terhadap pelanggaran hukum dan HAM yang belum ditangani secara tuntas. undang-undang. Jumlah undang-undang yang dalam periode 2000-2004 perlu ditetapkan dan disempumakan berjumlah 120 undang-undang Kesepuluh arah kebijakan pembangunan tersebut di atas selanjutnya dijabarkan dan dirumuskan menjadi empat program, yaitu program pembentukan peraturan perundang-undangan, program pemberdayaan lembaga- peradilan IV. PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG EKONOMI Keterpurukan ekonomi akibat krisis ekonomi danlembaga penegak hukum lainnya, program penuntasan kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta pelanggaran HAM, dan program peningkatan kesadaran hukum dan pengembangan budaya hukum. yang dipicu oleh krisis moneter Asia pertengahan 1997 menyebabkan taraf hidup rakyat merosot tajam akibat dari meroketnya inflasi dan terhentinya pertumbuhan ekonomi dan stagnannya berbagai kegiatan perdagangan. Jumlah penduduk miskin dan menganggur meningkat pesat. Kelambanan Pembangunan bidang hukum yang berat dan paling menantang adalah program legislasi nasional yang berperan menata hukum nasional yang pemulihan ekonomi selama ini memperkeras tuntutan reformasi penyeleng-garaan perekonomian nasional yang oleh MPR dirumuskan menjadi 28 menyeluruh dan terpadu sebagai pembela butir arahan kebijakan GBHN di bidang ekonomi Scnpla Economics, Vol.5, No.3, Desember 2002 92 Program Pembangunan Nasional

yang selanjutnya dijadikan tujuh pedoman pembangunan ekonomi, yaitu: masyarakat. Dalam kaitan itu Pemerintah perlu bersikap tidak memihak serta menjaga jarak dengan perusahaan-perusahaan dan 1. pembangunan ekonomi dilaksanakan asosiasiasosiasi perusahaan; berdasarkan sistem ekonomi kerakyaratan untuk mencapai kesejahteraan rakyat yang makin meningkat, merata, dan berkeadilan; 7. pembangunan ekonomi harus berlandaskan keberlanjutan sistem sumber daya alam, lingkungan hidup, dan sistem sosial 2. pembangunan ekonomi berlandaskan pengembangan otonomi daerah dan peran kemasyarakatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. serta aktif masyarakat secara nyata dan konsisten; Pembangunan ekonomi meliputi tujuh sektor pembangunan dan memperkuat kerangka ekonomi 3. pembangunan ekonomi harus menerapkan prinsip efisiensi yang didukung oleh makro. Ketujuh sektor pembangunan ekonomi termaksud adalah: peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan teknologi untuk memperkuat landasan pembangunan berkelanjutan dan 1. sektor penanggulangan kemiskinan dan memenuhi kebutuhan pokok masyarakat; meningkatkan daya saing nasional; 2. sektor pengembangan usaha skala mikro, 4. pembangunan ekonomi berorientasi pada kecil, menengah, dan koperasi; perkembangan globalisasi ekonomi internasional dengan tetap mengutamakan kepentingan ekonomi nasional; 3. sektor penciptaan stabilitas ekonomi dan keuangan 5. pembangunan ekonomi makro harus dikelola 4. sektor pemacu peningkatan daya saing; secara hati-hati, disiplin, dan bertanggungjawab dalam rangka menghadapi ketidakpastian yang 5. sektor peningkatan investasi; meningkat akibat proses globalisasi; 6. sektor penyediaan sarana dan prasarana 6. pembangunan ekonomi dilaksanakan penunjang pembangunan; berlandaskan kebijakan yang disusun secara transparan dan bertanggung-gugat, baik dalam pengelolaan publik, pemerintahan, maupun 7. sektor pemanfaatan kekayaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Scripta Economics, Vol.5, No.3, Desember2002 Program Pembangunan Nasional

Selanjutnya sektor penanggulangan kemiskinan dan memenuhi kebutuhan pokok pangan, hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan; masyarakat dirinci lebih lanjut menjadi: 2. meningkatnya kesempatan kerja dan berusaha 1. penanggulangan kemiskinan yang terdiri dari di pedesaan; program penyediaan kebutuhan pokok untuk keluarga miskin, program pengembangan budaya usaha masyarakat miskin; 3. meningkatnya nilai tambah bagi masyarakat pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan, dan kehutanan; 2. pembangunan ketenagakerjaan yang terdiri program perluasan dan pengembangan kesempatan kerja, program peningkatan kulitas dan produktivitas tenaga kerja, dan program 4. meningkatnya partisipasi masyarakat dan investasi swasta dalam pembangunan pertanian dan pedesaan, dan perlindungan dan pengembangan lembaga tenaga kerja; 5. terpeliharanya sistem sumber dayaalamdan lingkungan. 3. pengembangan sistem dana jaminan sosial hanya terdiri dari dua program, yaitu program pengembangan sistem jaminan sosial dan program asuransi sosial, Upaya pencapaian kelima sasaran tersebut di atas selanjutnya dirinci menjadi 31 (tiga puluh satu) kegiatan berikut ini: 4. pengembangan pertanian, pangan, dan pengairan yang dirinci menjadi tiga program, yaitu program pengembangan agrobisnis, 1. pengembangan komoditas unggulan yang kompetitif di pasar domestik dan intemasional serta sentra-sentra pengembangannya; program peningkatan ketahanan pangan, program pengembangan dan pengelolaan pengairan. 2. pemberdayaan petani dan nelayan dalam penerapan reknologi dan pemanfaatan informasi pertanian; Selaku negara agraris, program pengembangan agrobisnis memegang peran startegis dengan lima sasaran utama berikut ini: 3. pengembangan industri perbenihan tanaman pangan, hortikultura, perikanan, peternakan, perkebunan, dan kehutanan di sentra-sentra 1. meningkatnya produktivitas, kualitas, dan produksi; produksi komoditas unggulan tanaman Scnpta Economics, Vol.5, No.3, Desember 2002 Program Pembangunan Nastonal

4. pengembangan industri dan penerapan alat dan mesin pertanian dan perikanan; 11. pengembangan standardisasi mutu dan 5. perluasan areal tanam dan lahan usaha pertanian serta optimalisasi pemanfaatan lahan hutan dan pesisir; produk tanaman pangan, hortikultura, perikanan, peternakan, perkebunan, dan kehutanan serta penerapan standar dan penilaian kesesuaian internasional; yang berlaku secara 6. pengembangan peta agrobisnis serta peningkatan efisiensi dan konsolidasi agrobisnis, 12. peningkatan efisiensi pemasaran dan pengembangan system informasi agrobisnis; dan pengembangan metode usaha tani konservasi; 13. pengembangan industri pengolahan untuk meningkatkan kualitas dan nilai tambah 7. penyediaan sarana dan prasarana publik untuk mendukung pengembangan agrobisnis di sentra-sentra produksi, termasuk produk-produk tanaman pangan, hortikultura, perikanan, peternakan, perkebunan, dan kehutanan; pengembangan sistem jaringan irigasi, rehabilitasi dan konservasi sumber-sumber air, 14. pengembangan lembaga keuangan pedesaan; dan pasar lokal; 15. peningkatan kualitas masyarakat pertanian 8. peningkatan akses masyarakat pertanian dan nelayan terhadap sumber-sumber permodalan, akses terhadap lembaga keuangan bank dan nonblank, teknologi, informasi, dan pasar; serta kehutanan dan nelayan serta mendorong pengembangan dan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan, hortikultura, perikanan, peternakan, 9. optimalisasi pemanfaatan lahan melalui perkebunan, dan kehutanan; diversifikasi produksi tanaman pangan, hortikultura, perikanan, perkebunan, dan kehutanan; 16. peningkatan kualitas pelayanan publik di bidang agrobisnis, termasuk pengembangan lembaga penyedia teknologi, informasi, 10. penerapan dan perluasan upaya pengendalian hama, penyakit, dan gulma secara penyuluhan, investasi, dan jasa pelayanan lainnya; terpadu; 17. penciptaan iklim usaha yang mendorong berkembangnya agrobisnis dengan nilai Scripta Economics, Vol.5, No.3, Desember2002 95 Program Pembangunan Nasional

tambah yang dinikmati masyarakat pertanian dan nelayan; 26. pengembangan areai pertanian baru melalui pengembangan pedesaan, pengembangan wilayah, dan pengembangan transmigrasi; 18. pengembangan sarana dan prasarana pertanian, perikanan, perkebunan, termasuk penyediaanpupuk, bibit, dan jaringan irigasi; 27. peningkatan kegiatan budi daya laut dan pemanfaatan lahan marginal untuk akua-kultur serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya 19. perbaikan posisi tawar petani/nelayan dalam kegiatan agrobisnis dan silvobisnis melalui perikanan tangkap sesuai dengan prinsip kelestarian; pemberdayaan kelembagaan petani/ nelayan; 28. peningkatan partisipatif masyarakat dan 20. peningkatan daya saaing produk pertanian dan kehutanan; swasta dalam usaha peternakan yang produktif termasuk di dalamnya usaha pelayanan jasa seperti jasa konsultasi dan penyuluhan, 21. pengurangan hambatan perdagangan barang kesehatan hewan, dan penyediaan sarana dan jasa antamegara; pertanian antarwilayah dan produksi; 29. pengembangan agrobisnis peternakan yang 22. penyehatan BUMN pertanian, perikanan, berbasis sumber daya lokal; perkebunan, dan kehutanan; 30. pengembangan hutan rakyat dan 23. pengembangan kemitraan usaha di bidang pengusahaan hasil hutan nonkayu yang dikaitkan dengan industri pengolahan; dan pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, dan kehutanan; 31. peningkatan mutu intensifikasi tanaman 24. peningkatan akses pengusaha mikro, kecil, pangan dan hortikultura. menengah, dan koperasi pertanian terhadap sumber-sumber pendanaan, teknologi, dan informasi; Sebagai negara yang berpenduduk terbanyak ke empat dunia, yaitu sekitar 216 juta jiwa, maka masalah ketahanan pangan merupakan 25. pengembangan perkebunan rakyat dan kawasan industri masyarakat perkebunan; permasalahan nasional yang strategis sehingga perlu dikelola secara seksama karena merupakan kebutuhan pokok dan sumber nafkah utama Scripts Economica, Vol.5, No.3, Desember 2002 95 Program Pembangunan Nasional

2. meningkatnya keanekaragaman dan kualitas konsumsi pangan masyarakat dan menurunnya konsumsi beras per kapita; 3. meningkatnya skor mutu Pola Pangan Harapan dan berkurangnya jumlah keluarga rawan pangan dan gizi; 4. meningkatnya pemanfaatan teknologi produksi pertanian dan pengolahan bahan pangan; 5. terselenggaranya undang-undang dan berkembangnya kapasita kelembagaan pangan yang partisipatif; 6. meningkatnya produktivitas dan kualitas pangan yang dipasarkan; 7. menurunnya volume impor bahan pangan dan meningkatnya bahan pangan substitusi impor; 8. berkembangnya industri dan bisnis pangan; 9. meningkatnya partisipasi masyarakat dan investasi swasta dalam pengembangan bisnis pangan; dan 10. terciptanya system usaha perikanan yang saling mendukung antar perikanan tangkap dan budi daya dalam upaya mendukung ketahanan pangan. (BERSAMBUNG) masyarakat pedesaan. Oleh karena itu, program peningkatan ketahanan pangan diintegrasikan kedalam upaya penanggulangan kemiskinan dan memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Empat tujuan utama program peningkatan ketahanan pangan adalah: 1. meningkatkan keanekaragaman produksi, ketersediaan dan konsumsi pangan bersumber pangan ternak, ikan, tanaman pangan, hortikultura, dan kebun serta produk-produk olahannya; 2. mengembangkan kelembagaan pangan yang menjamin peningkatan produksi; 3. mengembangkan usaha bisnis pangan yang kompetitif dan menghindarkan monopoli usaha bisnis pangan; 4. menjamin ketersediaan gizi dan pangan bagi masyarakat. Keempat tujuan program peningkatan ketahanan pangan tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam 27 kegiatan pokok yang diarahkan untuk mencapai sepuluh sasaran berikut ini: 1. meningkatnya produksi dan ketersediaan beras secara berkelanjutan serta meningkatnya produksi, ketersediaan, dan konsumsi pangan sumber karbohidrat nonberas dan pangan sumber protein; Scripta Economica, Vol.5, No.3, Desember 2002 97 Program Pembangunan Nasional