I. PENDAHULUAN. dari semakin tumbuh dan berkembangnya pembangunan industri properti seperti

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang dianalisis dan digunakan dalam penelitian ini adalah data

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan dapat berasal dari internal yaitu dari modal sendiri dan eksternal yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) adalah pasar berbagai instrumen. keuangan jangka panjang seperti saham, obligasi, waran yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah gedung, perkantoran, mall, hotel,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, di

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan di pasar modal Indonesia. Saham dapat didefinisikan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham (Sartono, 2002). pemilik atau pemegang saham dapat tercapai (Linda, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia secara efektif, dengan di dukung oleh sumber-sumber lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya. Ketersediaan modal akan membuat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pasar modal merupakan suatu sarana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilik atau pemegang saham dapat tercapai (Nugroho, 2014). bertujuan untuk mencapai keuntungan maksimal dengan menggunakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik investasi yang mereka pilih. Pasar modal menjadi salah satu pilihan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi di pasar modal agar bisa mengambil keputusan tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Akan tetapi usaha-usaha tersebut belum menunjukan hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (shareholder). Pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. sistem ekonomi untuk industri yang sama. Pertumbuhan perusahaan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian perusahaan. Obligasi (bond)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,

Pendahuluan. Universitas Esa Unggul

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur merupakan suatu cabang industri yang

BAB I PENDAHULUAN. harus dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan baik seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas

Judul : Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Automotive And

BAB I PENDAHULUAN. imbalan dari investasinya tersebut. Investasi yang akan dilakukan oleh investor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA BANK-BANK YANG GO PUBLIC DI BEI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar. Pertumbuhan menggambarkan sesuatu yang hidup dan

BAB II URAIAN TEORITIS. minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dan purposive

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP EARNING PER SHARE PADA PT BUMI SERPONG DAMAI, Tbk DAN ENTITAS ANAK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang relatif sulit dipecahkan. Dipandang dari sisi kreditur,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. modal perusahaan, investor tidak dapat dipisahkan dari informasi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi kesulitan keuangan (financial distress) terjadi sebelum kebangkrutan,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, namun disisi lain penggunaan financial leverage dapat berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modal merupakan unsur penting dalam suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. hanya dapat dinilai berdasar dampaknya pada harga saham biasa perusahaan.

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan pembangunan di Indonesia berkembang cukup pesat yang menyebabkan kondisi perekonomian semakin membaik pada saat ini. Kondisi tersebut terlihat dari semakin tumbuh dan berkembangnya pembangunan industri properti seperti pertokoan dan perumahan. Berkembangnya industri tersebut berdampak pula bagi perkembangan industri semen, sebagai bahan baku utama pembangunan. Para investor pun semakin gencar dalam menanamkan sahamnya ke industri semen ini. Selain itu, banyaknya perusahaan pesaing merupakan faktor yang tidak kalah penting dalam menentukan pemasaran barang suatu perusahaan. Menghindari terjadinya kesulitan keuangan dapat didukung dengan manajemen perusahaan yang efektif dan efisien, termasuk dari segi pengelolaan dan pemanfaatan semua kekayaan yang dimiliki perusahaan melalui perencanaan dan pelaksanaan yang baik, sehingga tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai. Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya selalu bertujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan tersebut adalah faktor permodalan perusahaan. Keputusan mengenai struktur modal adalah keputusan yang paling penting bagi manajer

2 keuangan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi saham perusahaan. Tujuan perusahaan dapat tercapai atau tidak bergantung pada kinerja perusahaan selama periode tertentu. Suatu analisis kinerja keuangan sangat diperlukan untuk dapat menilai keberhasilan perusahaan pada periode tertentu. Analisis kinerja keuangan perusahaan dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang berisi tentang berbagai informasi prestasi perusahaan di masa lampau dan dapat dijadikan dasar untuk penetapan kebijakan perusahaan di masa yang akan datang. Laporan keuangan dapat dijadikan alat untuk menilai posisi keuangan perusahaan selama periode tertentu sehingga melalui analisis laporan keuangan dapat diperkirakan apakah kondisi keuangan perusahaan baik atau buruk, yang sangat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan, seperti: para pemilik perusahaan, manajer perusahaan, kreditur, investor, perbankan, pemerintah dan pihak lainnya. Analisis, menilai posisi keuangan, dan potensi atau kemajuan perusahaan, salah satu faktor yang mendapat perhatian adalah leverage perusahaan, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan perusahaannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Leverage perusahaan dibagi menjadi dua yaitu leverage keuangan dan leverage operasi. Penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis dan melihat pengaruh leverage keuangan perusahaan dalam skripsi ini terdiri dari sepuluh periode. Leverage keuangan (financial leverage) adalah suatu ukuran yang menunjukkan sampai

3 sejauh mana sekuritas berpenghasilan tetap (hutang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal perusahaan. (J.Fred Weston dan Eugene F. Brigham, 1997:150). Penggunaan hutang dalam struktur modal perusahaan memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelemahannya antara lain semakin tinggi rasio hutang, maka tingkat risiko akan tinggi, dan suku bunganya akan lebih tinggi. Jika laba perusahaan tidak dapat menutupi beban bunganya maka akan terjadi kebangkrutan. Kebangkrutan perusahaan dapat dihindari jika aktiva yang dibiayai dengan hutang dapat memberi penghasilan yang lebih besar dibandingkan biaya hutangnya sehingga leverage keuangan mampu menambah laba perusahaan. Maka, Laba Per Saham (Earnings Per Share) juga akan mengalami pertumbuhan yang baik. Perubahan struktur modal perusahaan, juga akan mempengaruhi risiko yang terkandung pada saham biasa perusahaan. Pada struktur modal perusahaan terdapat rasio hutang yang jika rasio hutang sudah melampaui target, maka ada kemungkinan saham perlu dijual. Harga saham yang tinggi akan mempengaruhi para investor untuk membeli saham atau menamkan modalnya di perusahaan tersebut. Sedangkan kenaikan harga saham ini harus diimbangi dengan meningkatnya tingkat pengembalian (return). Peningkatan penggunaan hutang meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan pada umumnya, tetapi lebih banyak hutang berarti juga lebih banyak risiko yang ditanggung oleh pemegang saham, yang akan mempengaruhi harga saham. (Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston, 2001: 17). Rasio hutang merupakan kekuatan dalam keuangan perusahaan.

4 PT Semen Cibinong Tbk dan PT Semen Gresik Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri semen yang sangat populer. Sejak awal Februari hingga akhir pekan lalu, saham sektor semen secara rata-rata membukukan kenaikan 2,03 persen ditengah marak terjadinya koreksi harga saham sektor lain. Dalam periode itu, kenaikan tertinggi dipegang saham Semen Gresik sebesar 4,21 persen dari Rp 38 ribu menjadi Rp 39.600 per saham. Sedangkan saham Semen Cibinong (Holcim) stagnan di level Rp 650 per lembar. (dikutip dari Tempo Interaktif, Jakarta). Semakin berkembangnya pembangunan industri properti di Indonesia yang menyebabkan semakin tinggi konsumsi masyarakat terhadap semen merupakan peluang yang sangat baik bagi PT Semen Cibinong Tbk dan PT Semen Gresik Tbk untuk mampu memenuhi permintaan yang ada. Berarti kedua perusahaan tersebut perlu melakukan pengelolaan dan pendayagunaan aktiva serta pemanfaatan sumber-sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien, sehingga mampu mempertahankan kestabilan kondisi keuangan perusahaanya. Tabel 1. Perkembangan Aktiva PT Semen Cibinong Tbk dan PT Semen Gresik Tbk tahun 1999-2008. Periode Total Aktiva (dlm juta rupiah) Perkembangan (%) (Tahun) Semen Cibinong Semen Gresik Semen Cibinong Semen Gresik 1999 8.973.829 7.089.638 - - 2000 6.796.443 7.502.821-24,26 5,83 2001 5.972.061 8.763.075-12,13 16,79 2002 7.713.791 6.939.238 29,16-20,81 2003 7.647.642 6.559.495-0,86-5,47 2004 7.520.403 6.665.831-1,66 1,62 2005 7.324.210 7.297.859-2,61 9,48 2006 7.065.846 7.496.419-3,53 2,72 2007 7.208.250 8.515.227 2,01 13,59 2008 7.674.980 10.602.963 6,47 24,52 rata-rata -0,82 5,36 Sumber: Laporan keuangan (www.idx.co.id)

5 Besar kecilnya kekayaan perusahaan dapat diketahui dengan melihat besarnya total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan. Total aktiva yang dimiliki PT Semen Cibinong Tbk cenderung menurun sedangkan PT Semen Gresik Tbk mengalami cenderung meningkat. Total aktiva tertinggi pada PT Semen Cibinong Tbk selama periode 1999-2008 adalah pada tahun 1999 sebesar Rp 8.973.829.000.000,00 dan pada tahun berikutnya menurun menjadi Rp 6.796.443.000.000,00. Perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya untuk melakukan kegiatan operasinya melalui dua sumber dana dalam struktur modalnya, yaitu modal sendiri yang disebut modal internal dan modal pinjaman atau hutang, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek. Bagi perusahaan yang sedang berkembang modal yang berasal dari hutang sangat diperlukan. Penurunan total aktiva pada PT Semen Cibinong Tbk dikarenakan jumlah modal sendiri yang digunakan perusahaan ini sedikit. Mereka lebih banyak menggunakan hutang dalam struktur modalnya daripada penggunaan modal sendiri. Hutang yang dipinjam juga jumlahnya semakin menurun dari tahun ke tahun. Maka, total aktiva PT Semen Cibinong Tbk semakin menurun dari tahun ke tahun. Sedangkan total aktiva PT Semen Gresik Tbk semakin meningkat hingga pada tahun 2008 mencapai Rp 10.602.963.000.000,00. Mereka memiliki modal sendiri yang lebih besar daripada penggunaan hutangnya, karena perusahaan semen ini merupakan salah satu perusahaan BUMN yang menjual sahamnya kepada

6 masyarakat (go public). Pemerintah Indonesia memiliki saham sebesar 51,01% lebih besar dari investor 25,53% dan masyarakat 23,46%. Tabel 2. Perkembangan Hutang PT Semen Cibinong Tbk dan PT Semen Gresik Tbk tahun 1999-2008 Periode Jumlah Hutang (dlm juta rupiah) Perkembangan Hutang (%) (tahun) Semen Cibinong Semen Gresik Semen Cibinong Semen Gresik 1999 10.171.914 4.426.873 - - 2000 14.927.712 4.498.267 46,75 1,61 2001 5.966.313 5.601.461-60,03 24,52 2002 5.205.296 3.667.590-12,75-34,52 2003 4.990.592 3.168.286-4,12-13,61 2004 5.366.866 2.960.744 7,54-6,55 2005 5.481.781 2.761.749 2,14-6,72 2006 4.967.178 1.915.243-9,38-30,65 2007 4.950.893 1.795.641-0,32-6,24 2008 5.137.054 2.429.248 3,76 35,28 rata-rata -2,94-4,09 Sumber : laporan keuangan (www.idx.co.id) Tabel 2 menunjukan kondisi perkembangan hutang PT Semen Cibinong Tbk dan PT Semen Gresik Tbk. Data tersebut menujukan bahwa persentase perkembangan hutang PT Semen Cibinong Tbk dan PT Semen Gresik Tbk mengalami flutktuasi. Penggunaan hutang pada PT Semen Cibinong Tbk cenderung menurun, tetapi lebih tinggi daripada penggunaan hutang PT Semen Gresik Tbk. Pada PT Semen Cibinong Tbk penggunaan hutang tertinggi terjadi pada tahun 2000 sebesar Rp 14.927.712.000.000,00 dan tahun berikutnya menurun drastis hingga Rp 5.966.513.000.000,00. Jumlah tersebut tetap lebih tinggi daripada PT Semen Gresik Tbk, penggunaan hutang tertinggi pada tahun 2001 sebesar Rp 5.601.461.000.000,00 dan selanjutnya mengalami penurunan menjadi Rp 3.667.590.000.000,00.

7 Penggunaan hutang pada perusahaan yang diukur dari leverage keuangannya, akan menambah modal pinjaman yang tentunya mempengaruhi laba yang diperoleh. Perubahan dalam penggunaan hutang (leverage keuangan) akan mengakibatkan perubahan laba yang berakibat juga pada Laba Per Saham (EPS). Tabel 3. Perkembangan EPS PT Semen Cibinong Tbk dan PT Semen Gresik Tbk tahun 1999-2008 Periode Jumlah EPS (dlm juta rupiah) Perkembangan EPS (%) (tahun) Semen Cibinong Semen Gresik Semen Cibinong Semen Gresik 1999 22 406 - - 2000-6017 578-274,5 42,36 2001 782 535-112,99-7,44 2002 66 453-91,56-15,33 2003 23 628-65,15 38,63 2004-70 858-404,34 36,62 2005-44 1689-37,14 96,85 2006 23 2184-152,27 29,31 2007 22 2993-4,34 37,04 2008 37 426 68,18-85,76 rata-rata -31,39 19,14 Sumber : Laporan keuangan (www.idx.co.id) Tabel 3 menunjukan kondisi perkembangan EPS pada PT Semen Gresik Tbk lebih tinggi daripada perkembangan PT Semen Cibinong Tbk. Jumlah EPS tertinggi pada PT Semen Gresik Tbk adalah pada tahun 2007 Rp 2.993,00. Sedangakan pada PT Semen Cibinong Tbk EPS tertinggi hanya mencapai Rp 782,00. Sehingga perkembangan rata-rata EPS PT Semen Gresik Tbk 19,14% lebih tinggi daripada PT Semen Cibinong Tbk -31,39%. Perkembangan EPS yang menurun disebabkan oleh laba perusahaan yang menurun. Berarti aktiva perusahaan yang dibelanjakan menggunakan modal perusahaan tidak dapat

8 memberikan pengembalian yang baik atau dengan kata lain tidak menghasilkan laba yang tinggi, sehingga EPS menjadi rendah. Tjiptono dan Hendy (2001) menyatakan semakin tinggi nilai EPS akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Tabel 4. Perkembangan Harga Saham Perusahaan pada PT Semen Cibinong Tbk dan PT Semen Gresik Tbk tahun 1999-2008 Periode Harga Saham Perkembangan Harga Saham (%) (tahun) Semen Cibinong Semen Gresik Semen Cibinong Semen Gresik 1999 500 1107 - - 2000 435 580-13 -47,60 2001 435 550 0-5,17 2002 3910 815 798,85 48,18 2003 405 785-89,64-3,68 2004 575 1850 41,97 135,66 2005 475 1780-17,39-3,78 2006 670 3630 41,05 103,93 2007 1750 5201 161,19 43,27 2008 630 4013-64 -22,84 rata-rata 95,45 27,55 Sumber : Laporan keuangan (www.idx.co.id) Harga saham PT Semen Cibinong Tbk lebih rendah daripada Harga saham PT Semen Gresik Tbk. Harga saham terendah PT Semen Cibinong Tbk periode 1999-2008 terjadi pada tahun 2003 yaitu Rp 405,00. Sedangkan pada PT Semen Gresik terjadi tahun 2001 Rp 550,00. Harga saham tertinggi pada PT Semen Cibinong Tbk tahun 2002 yaitu Rp 3.910,00. Sedangkan PT Semen Gresik Tbk harga saham tertinggi berada pada tahun 2007 sebesar Rp 5.201,00. Uraian-uaraian tersebut menunjukan bahwa perkembangan rata-rata hutang PT Semen Cibinong Tbk lebih besar dibandingkan PT Semen Gresik Tbk. Tetapi

9 penggunaan hutang dalam struktur modal PT Semen Cibinong Tbk tidak mampu membantu perusahaan untuk mendapatkan laba yang maksimum. Hal tersebut terlihat dari perkembangan EPS PT Semen Cibinong Tbk yang lebih kecil dari PT Semen Gresik Tbk yang menggunakan proporsi hutang yang lebih kecil. Bahkan EPS PT Semen Cibinong Tbk negatif sebesar -31,39%. Perkembangan EPS yang buruk tersebut, mengharuskan PT Semen Cibinong Tbk memiliki harga saham yang baik, agar para investor tertarik untuk menanamkan modalnya. Hal tersebut perlu dilakukan agar perusahaan dapat membiayai beban bunga dan hutang. Sedangkan tabel 4, dapat dilihat harga saham setiap tahun pada PT Semen Cibinong Tbk tidak mencerminkan harga yang tinggi dibandingkan dengan harga saham PT Semen Gresik Tbk yang menunjukkan nilai yang cukup baik, karena semakin meningkat. Menurut Saifulah (2002) meneliti tingkat leverage keuangan terhadap EPS perusahaan makanan dan minuman. Hasilnya menunjukan bahwa tingkat leverage keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap EPS. Hasil penelitian tersebut juga diperkuat oleh Nur Fadjri Asyik (2000) yang meneliti 21 macam rasio keuangan dalam meneliti laba, dengan sampel 50 perusahaan manufaktur. Hasil penelitiannya menemukan bahwa tingkat leverage keuangan memiliki pengaruh yang signifikan dalam memprediksi laba. Hasil penelitian Madichah dengan penelitiannya yang berjudul Pengaruh Leverage keuangan, Dividend Per Share, dan Earnings Per Share terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur di BEJ periode 2000-2002 adalah EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan. Sedangkan pada penelitian ini, data-data yang ada menunjukan

10 pernyataan yang bertolak belakang dengan penelitian terdahulu. Oleh sebab itu, penulis mengajukan judul penelitian ini untuk melihat perbedaannya. Judul yang diambil penulis adalah: Leverage Keuangan dan Earnings per Share (EPS) serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham pada PT Semen Cibinong Tbk dan PT Semen Gresik Tbk B. Rumusan Masalah Faktor permodalan merupakan hal yang penting dalam pengambilan keputusan seorang manajer keuangan. Struktur modal suatu perusahaan terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman, yaitu hutang. Rasio hutang merupakan kekuatan dalam keuangan perusahaan. PT Semen Cibinong Tbk dan PT Semen Gresik Tbk menggunakan hutang dengan proporsi yang berbeda. PT Semen Cibinong Tbk menggunakan hutang dalam jumlah besar. Tetapi penggunaan hutang tersebut tidak mampu membantu perusahaan mendapatkan laba yang maksimum. Semua hutang, beban bunga dan biaya pinjamannya dapat ditutupi dengan menjual saham biasa perusahaan. Tetapi harga saham PT Semen Cibinong lebih rendah dari PT Semen Gresik Tbk. Harga saham yang rendah dapat mengurangi minat investor dalam menanamkan modalnya. Uraian-uraian tersebut mendasari penulis untuk merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan Leverage Keuangan dan EPS pada PT Semen Cibinong Tbk dan PT Semen Gresik Tbk?

11 2. Apakah leverage keuangan dan EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada PT Semen Cibinong Tbk dan PT Semen Gresik Tbk? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penulisan ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh leverage keuangan dan EPS terhadap harga saham pada PT Semen Cibinong Tbk dan PT Semen Gresik Tbk yang telah go publik di BEI periode 1999-2008. Manfaat Penelitian adalah: 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen perusahaan dalam menentukan kebijaksanaan hutang di masa yang akan datang. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam menanamkan modalnya pada PT Semen Cibinong Tbk dan PT Semen Gresik Tbk. D. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam menjalankan usaha bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan mempertahankan aktivitas operasionalnya. Cara agar hal tersebut dapat tercapai yaitu dengan kemampuan para manajer mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Salah satu bidang yang harus dikuasai oleh seorang manajer dalam suatu perusahaan adalah bidang keuangan.

12 Modal adalah kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya. Perencanaan jumlah modal yang tepat, pemilihan sumber daya serta pengawasan alokasi dana tersebut akan sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya sebuah perusahaan dalam menjaga kelangsungan usahanya. Sumber modal perusahaan dapat berasal dari dalam maupun luar perusahaan. Modal yang berasal dari luar perusahaan disebut hutang. Modal ini berupa hutang atau pinjaman yang berasal dari bank, lembaga keuangan non bank dan pihak ketiga lainnya. Sumber ini, bila digunakan secara tepat dalam operasional perusahaan akan dapat meningkatkan pendapatan, tetapi disamping itu juga dapat meningkatkan risiko perusahaan. Semua perusahaan cenderung memerlukan hutang dalam aktivitasnya. Salah satu perusahaan yang menggunakan hutang dalam struktur modalnya adalah perusahaan-perusahaan pada perusahaan semen. Perusahaan semen sangat berkembang pesat di Indonesia sejalan dengan semakin berkembangnya pembangunan. Suatu perusahaan dapat menjaga kestabilan usahanya demi kelangsungan hidup perusahaan dan tercapainya tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan nilai perusahaan. Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut, perusahaan perlu menjaga dan meningkatkan pendapatan operasinya. Modal yang diperlukan perusahaan dapat diperoleh dari hutang dan modal sendiri. Penggunaan hutang diharapkan dapat membantu perusahaan untuk memperoleh laba yang maksimum, yang akan berdampak pada Earnings Per Share (EPS). Jika terjadi penurunan pada laba, berarti penggunaan hutang tidak mampu membantu perusahaan, sehingga

13 perusahaan harus menjual sahamnya untuk menutupi biaya beban dan pinjaman dari hutang tersebut. Cara tersebut dapat mempengaruhi harga saham perusahaan. Nilai perusahaan sangat dipengaruhi oleh besarnya tingkat perolehan laba perusahan dan juga pendapatan. Semakin tinggi nilai suatu perusahaan maka semakin tinggi juga minat para investor untuk menanamkan modal pada perusahaan tersebut. Dengan besarnya modal yang ada, maka perusahaan dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik dan dapat meningkatkan keuntungan, sehingga tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan dapat tercapai. Kerangka Pemikiran dalam penelitian ini terlihat dalam bagan dibawah ini: Struktur Modal Modal Sendiri Hutang Hutang Lancar Hutang Tetap Perusahaan High Debt SMCB Perusahaan High Debt SMGR Perbandingan Earnings Per Share Earnings Per Share Harga Saham Harga Saham Gambar 1. Kerangka Pemikiran Hasil Perbandingan

14 E. Alat Analisis 1. Analisis Kuantitatif Alat analisis kuantitatif yang digunakan antara lain: a. Secara Keuangan Alat ini digunakan untuk menganalisis permasalahan dan mencari permasalahan secara kuantitatif dalam bentuk rasio. Rasio yang digunakan adalah rasio hutang (Debt Ratio). Rasio hutang menunjukan besarnya total hutang perusahaan yang disediakan oleh pihak kreditur dibandingkan dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. b. Secara Statistik Alat analisisnya menggunakan model analisis regresi linear berganda yaitu: 1. Regresi Linear Berganda Y = a + b 1 x 1 + b 2 x 2 + e Keterangan: Y a b 1, b 2 x 1 x 2 e = Harga Saham = nilai intersep = koefisien arah regresi = variabel Debt Ratio (DR) = variabel EPS = error

15 Kemudian dilakukan pengujian untuk hipotesis yang ada. Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini, dengan tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05 adalah: a. Uji-f Uji-f digunakan untuk pengujian homogenitas varians. Jika f hitung f tabel, maka Ho diterima. Jika f hitung f tabel, maka Ho ditolak. b. Uji-t (t-test) Teknik statistik parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata dua sampel bila datanya berbentuk interval atau ratio adalah menggunakan t-test. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak. 2. Untuk menguji perbandingan harga saham antara kedua perusahaan dapat digunakan uji statistik yaitu uji beda dua rata-rata. Alat analisis yang digunakan adalah two paired test yang bertujuan mengetahui apakah perbedaan dua rata-rata tersebut disebabkan oleh faktor kebetulan atau benar-benar berbeda. Data diproses dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution). Dengan ketentuan: Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

16 2. Analisis Kualitatif Analisis ini digunakan untuk mencari pemecahan dan memberikan penjelasan terhadap hasil perhitungan yang diperoleh pada analisis kuantitatif dengan menggunakan pendekatan teori. F. Hipotesis Latar belakang, permasalahan, dan kerangka pemikiran dijadikan dasar bagi penulis untuk mengajukan masalah: Leverage keuangan dan EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada PT Semen Cibinong Tbk dan PT Semen Gresik Tbk. Dimana kriteria hipotesis adalah sebagai berikut: Ho : β = 0, tidak berbeda nyata dengan nol / tidak signifikan Ha : β 0, berbeda nyata dengan nol / signifikan t hitung < t tabel : Ho diterima, dan Ha ditolak t hitung > t tabel : Ho ditolak, dan Ha diterima Artinya: apabila Ho diterima berarti variabel bebas yang diuji berpengaruh secara tidak signifikan terhadap variabel terikat. Jika Ho ditolak berarti variabel bebas yang diuji berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.