Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. untuk menyerap dan memisahkan gas-gas impurities seperti H 2 S dan CO 2.Larutan ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disamping mengandung propane dan butane yang berharga bagi industri,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA ABSORPSI

Seminar Skripsi LABORATORIUM THERMODINAMIKA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM BORAT (H 3 BO 3 ) TERHADAP SOLUBILITAS CO 2 DALAM LARUTAN K 2 CO 3 Pembimbing : Dr. Ir. Kuswandi, DEA Ir.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN OTK di bidang Teknik Kimia?

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

Secara umum tahapan-tahapan proses pembuatan Amoniak dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses pemurnian gas, sumber: Metso Automation. Inc

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pemantauan Limbah Cair, Gas dan Padat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

Sulfur dan Asam Sulfat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

SATUAN OPERASI-2 ABSORPSI I. Disusun Oleh:

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar berkuasa. Dan bumi itu kami hamparkan, maka sebaik-baik yang

BAB 6 ANALISIS 6.2. Analisis Perhitungan dan Hasil Perhitungan Absorpsi CO2 dengan Air Menggunakan Analisis Gas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

Larutan dan Konsentrasi

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

HASIL DAN PEMBAHASAN

PLANT 2 - GAS DEHYDRATION AND MERCURY REMOVAL

KIMIA TERAPAN LARUTAN

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

MODEL ABSORPSI MULTIKOMPONEN GAS ASAM DALAM LARUTAN K 2 CO 3 DENGAN PROMOTOR MDEA PADA PACKED COLUMN

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. Bahan yang digunkan NaOH Asam Asetat Indikator PP Air Etil Asetat

PENENTUAN KUALITAS AIR

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

Titik Leleh dan Titik Didih

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

C. ( Rata-rata titik lelehnya lebih rendah 5 o C dan range temperaturnya berubah menjadi 4 o C dari 0,3 o C )

BAB II LANDASAN TEORI

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

A. Sifat Fisik Kimia Produk

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemisahan dengan Pengendapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN...xi

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

EKSTRAKSI ASPHALTENE DARI MINYAK BUMI

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( )

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN

Kelarutan & Gejala Distribusi

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

Difusi adalah Proses Perpindahan Zat dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi di dunia terus berjalan seiring dengan

ANALISA PROSES ABSORBSI LARUTAN COSORB SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI PEMURNIAN GAS CO. Fahriya P.S, Shofi M.S, Hadiyanto

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum

BAB I PENDAHULUAN. energi yang salah satunya bersumber dari biomassa. Salah satu contoh dari. energi terbarukan adalah biogas dari kotoran ternak.

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

Kromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography)

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Tahapan-tahapan disintegrasi, disolusi, dan difusi obat.

Proses Produksi Amonia

a. Pengertian leaching

Transkripsi:

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Larutan Benfield Larutan benfield merupakan suatu bentuk sistem yang berupa larutan yang digunakan untuk menyerap dan memisahkan gas-gas impurities seperti H 2 S dan CO 2.Larutan ini terdiri dari larutan karbonat dan larutan DEA yang mana dapat menyerap kandungan gas-gas impurities tersebut hingga 98%.Larutan carbonat berwarna gelap sedangkan larutan DEA berwarna bening kekuningan.dalam larutan benfield inilah terjadi proses penyerapan gas.kandungan dalam larutan benfield ini dapat dihitung kadarnya melalui suatu titrasi yang dilakukan.nilai-nilai dari parameter yang dihitung dalam larutan benfield ini sangat dipengaruhi oleh temperatur dan SG (Anonim,1996).

2.2 Analisa Benfield Unit 30 menerima feet gas dari condensate recovery unit 20.Gas ini mengandung hidrokarbon berat,karbon dioksida,sejumlah kecil hydrogen sulfide dan merkuri.unit 30 didesain untuk memisahkan elemen-elemen diatas sampai batas batas yang telah ditentukan.hal ini berguna untuk mencegah korosi dan pembekuan pada unit unit kilang.gas yang telah dibersihkan dari merkuri dengan menggunakan karbon aktif yang mengandung banyak sulfur langsung menuju kekarbonat absorber,sejumlah CO 2 dan H 2 S dipisahkan pada bagian ini.hal ini dilakukan dengan mencuci gas dengan larutan potassium karbonat panas dengan penambahan DEA sebagai zat yang membantu proses penyerapan di dalam carbonate absorber. Konsentrasi dari karbonat dan yang dikonversi menjadi bikarbonat ditetapkan secara titrasi asidimetri,karena dalam kandungan ini masih mengandung senyawa senyawa lain,maka diperlukan penetapan terpisah dari Dietanol Amin (DEA) dan vanadium sebagai faktor koreksi pada perhitungan nanti.k 2 CO 3 yang ada dalam larutan akan beraksi dengan HCl dan membentuk KHCO 3 pada ph 8.1 (titik akhir phenolphthalein).

2.2.1. Pembersihan dengan karbonat Gas yang telah di bersihkan dari merkuri langsung menuju karbonat absorber,sejumlah CO 2 dan H 2 S dipisahkan pada system ini.hal ini dilakukan dengan mencuci gas yang masuk dengan larutan potassium karbonat panas dengan tambahan DEA dan amonium metavanadate. DEA dalam larutan membantu untuk mempercepat reaksi penyerapan atau bertindak sebagai katalisator,sedangkan amanium metavadate berfungsi membentuk lapisan pelindung pada pipa baja untuk mencegah korosi. Pada saat gas melewati karbonat absorber,kandungan CO 2 dikurang dari 22% menjadi 1% sebab,syarat kemurnian akhir yang diharapkan adalah kurang dari 100 ppm CO 2 dan H 2 S ini disebut benfield Hi-pure system. Penyerapan dan pemisahan CO 2 ditentukan oleh beberapa factor yang harus diperhatikan setiap saat,yaitu kadar larutan karbonat,temperature,tekanan uap dan tekanan parsial,luas permukaan kontak dan vessel dan penggunaan promotorpromotor.dalam sistem benfield,kadar potassium karbonat dalam range konsentrasi antara 30% - 33% dari persen berat yang akan memberikan hasil terbaik dalam proses penyerapan.

Dengan meningkatnya kadar larutan,laju reaksi akan sedikit berkurang,tapi ini meningkatkan kapasitas penyerapan,dengan demikian diperlukan suatu keseimbangan.untuk memberikan hasil yang terbaik diperlukan juga larutan DEA dengan range 3-4% didalam larutan karbonat sebagai promotor pembantu dalam proses penyerapan. Analisa laboratorium secara rutin yang menjadi acuan pabrik adalah sangat penting untuk pengendalian operasi penyerapan yang baik.hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut : 1. Berat jenis merupakan penuntun yang pentimg untuk kandungan potassium karbonat.pada konsentrasi antara 30% - 33% berat jenis yang dikoreksi harus 1.255 sampai 1.288 pada 100 ºC. 2. % K 2 CO 3 dan % KHCO 3,nilai ini diperoleh dari analisa volumetric (titrasi).nilai tersebut penting untuk memperoleh nilai lain yaitu % EQ K 2 CO 3 dan factor konversi (fc). 3. % EQ K 2 CO 3,ini penting untuk mengontrol keseimbangan jumlah air didalam system.% EQ ini harus dikontrol pada konsentrasi 30% - 33% K 2 CO 3.Hal ini penting agar memberikan cukup karbonat dan sirkulais untuk memaksimalkan penyerapan CO 2.

4. Fraksi konversi,fc ini berarti fraksi dari pengisian pertama K 2 CO 3 yang telah dikonversikan menjadi KHCO 3 melalui reaksi dengan CO 2. Umumnya lean solution akan memberikan sekitar 40% yang terkonversi,jadi mempunyai fc sebesar 0.4. Semakin rendah fc maka semakin baik dan semakin tinggi kemampuan larutan itu untuk menyerap CO 2,sebaliknya semakin tinggi larutan maka semakin tinggi fc larutan maka semakin rendah daya serap CO 2 nya,ini disebut dengan larutan Rich Carbonate atau larutan yang telah banyak mengandung CO 2 dan ini harus diregenerasi.(ali.m,2006) 2.2.2. Penyerapan Proses Setelah melewati karbonat absorber,sisa kandungan gas asam hanya 0.4-0.5% saja.hasil dari kapasitas penyerapan ini dapat dianalisa dari larutan kekuatan yang dapat di operasikan (tentunya disesuaikan dengan feed gas rate).jika spesifikasi yang diminta tidak tercapai,selidiki hal-hal dibawah ini : a. Kualitas selama operasi b. Kualitas larutan c. Potensi untuk peralatan d. Kondisi untuk operasi

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi hasil absorbsi adalah kualitas larutan.dalam operasi,larutan ini terdiri dari : Lean Carbonat,Rich Carbonate,larutan promoter,impurities / kontaminan dan bahan yang tidak diinginkan. Kualitas larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisi zat-zat di atas,ini dapat di analisa dari komposisi larutan karbonat,fraction convert,% DEA dalam larutan karbonat,pengaruh kontaminasi dan water balance. Analisa larutan karbonat mencakup : I.% Berat K 2 CO 3 dan KHCO 3, - Penentuan % berat K 2 CO 3 dan KHCO 3 dianalisa dilaboratorium melalui titrasi dengan menggunakan asam dan indicator. - Kedua analisa ini dipakai sebagai landasan pertama untuk selanjutnya mencari % eqivalen K 2 CO 3 dan fraction convert (fc).jadi analisa ini secara tidak langsung menunjukkan komposisi yang ada dalam lean carbonate yang dioperasikan. Spesifikasi : % WT.K 2 CO 3 adalah 18.0-21.4 Rendah perlu regenerasi Tinggi Absorbsi makin baik

- Lean carbonate % WT.KHCO 3 adalah 15.2-19.1 Tinggi regenerasi kurang baik - Efek terhadap absorbsi jelek. II.Spesifik gravity (SG) SG merupakan petunjuk penting tentang kandungan K 2 CO 3,jadi dengan adanya analisa SG ini,secara langsung dapat dimanfaatkan untuk : - Mengkoreksi konsentrasi larutan (perhatikan larutan ) - Pengaturan suhu operasi - Mempertahankan efisiensi kerja pompa karbonat. Spesifikasi (100 C 0 C) 1.235 1.300 Perubahan SG berbanding lurus dengan perubahan Eq K 2 CO 3. III.% Ekuivalen K 2 CO 3 Analisa ini menunjukkan beberapa % K 2 CO 3 yang baik yang dikonversikan dari %KHCO 3 maupun yang merupakan % K 2 CO 3. Gunanya untuk memperoleh data :

- Penyerapan gas asam yang maksimal - Tindakan yang dilakukan untuk mencegah larutan yang kemungkinan : Salting out,penyumbatan,erosi terhadap lapisan vadasi - Mengatur keseimbangan H 2 O dalam sistem. IV.Fraction convert (Fc) Fc adalah berapa % K 2 CO 3 yang berubah menjadi KHCO 3 didalam jumlah keseluruhan larutan lean carbonate yang dipakai untuk absorbsi. Perhitungan : Fc = % KHCO3x0.69 % EQK2CO3 Penggunaan Fc Lean carbonate yang dipompakan untuk absorbsi diasumsikan sebagai K 2 CO 3.Tetapi dalam proses,larutan tersebut telah diregenerasi tidak semurni K 2 CO 3.Jika masih banyak kandungan KHCO 3,maka praktis komponen tersebut tidak berfungsi untuk menyerap lagi.karena itu diharapkan lean carbonate mempunyai nilai fc yang kecil,artinya kandungan KHCO 3 yang sedikit dalam lean carbonate.jadi fc dapat dijadikan standar untuk menentukan mutu dari regenerasi larutan dalam operasi. Spesifikasi : 2.5 4.0 < 2.5 hati-hati salting out larutan

> 4.0 absorbsi jelek,tingkatan regenerasi. V.% DEA dalam karbonat Walaupun DEA dapat meningkatkan laju penyerapan CO 2,penambahan % DEA lebih tinggi dari di desain,belum tentu berbanding lurus dengan kenaikan laju penyerapan.jadi % DEA dalam larutan karbonat,diharapkan seoptimun mungkin sesuai dengan indikasi performan dari proses unit yang sedang berlangsung. Spesifikasi : 2.5 4.0% < 2.5 % absorbsi jelek > 4.0% tidak ada pengaruh,malah pemborosan. Pengaruh kontaminasi Adanya kontaminan-kontaminan didalam larutan seperti karat,hidrogen cair,kotoran,pelumas dan lain-lain akan mengganggu proses absorbsi acid gas oleh larutan.salah satu akibat yang dapat timbul adalah foaming. Kontaminan menurun surface tension dari larutan (yang dimaksud dengan turunnya surface tension adalah berkurangnya daya molekul larutan untuk menarik molekul gas disekelilingnya disebabkan konsentrasi molekul larutan lebih tinggi dibanding konsentrasi molekul gas).

VI.Foam Height Dengan metoda memberi gelembung gas melalui contoh larutan selama 2 menit, akan timbul pembusaan / foam.tinggi busa / foam heigh diukur dalam satuan cm,pada temperatur 90 100 C. Jika dalam percobaan tinggi busa cukup rendah,kemungkinan terjadinya foaming relatif kecil.foam height ini diharapkan tidak lebih dari 6cm / 90 C. Spesifikasi max 6 : lebih kecil = tidak menjadi masalah Lebih besar = regenerasi jelek VII.Collapse Time Pembusaan yang terjadi dalam analisa foam heigh diatas, kemudian dihitung berapa lama waktu penyusutan busa tersebut sampai hilang,dipakai satuan waktu dalam detik pada temperatur 90 C. Spesifikasi analisa waktu maksimum 10 detik. Lebih kecil = tidak berpengaruh,kalau lebih besar = hati-hati foaming. VIII.Partikulate Matter Analisa ini menyatakan berapa banyak kandungan partikel-partikel padat yang terkandung dalam larutan.hal ini dapat timbul karena : a. Kotoran yang terkontaminasi dalam larutan b. Kemungkinan terjadi kristal,sebab makin tinggi konsentrasi larutan,cendrung terjadi pembentukan kristal pada suhu proses yang normal.

c. Filtrasi sudah tidak bekerja secara sempurna,maka perlu penggantian filter yang baru.seandainya filter masih baik ( P rendah, flow mencukupi / normal).tetapi partikulate matter naik,menandakan akan terjadinya foaming / erosi dalam unit pabrik.(fikri.f,1983) 2.2.3.Absorbsi Absorbsi adalah peristiwa terserapnya suatu zat (absorbat ) oleh zat lain (absorben).absorbsi merupakan salah satu cara untuk memisahkan atau mengurangi sesuatu konstituen dalam fasa gas dengan menggunakan solven penyerap tentu secara selektif yang dapat melarutkan atau menyerap konstituen yang diinginkan.solven penyerap harus dipilih secara tepat ditinjau dari sifat-sifat fisika,kimia,harga, dan batas-batas pemakaian.pada absorbsi gas,uap dapat larut diserap dari campurannya dengan gas yang aktip atau gas yang lembab dengan bantuan zat cair sehingga zat terlarut (solute gas) dapat larut dalam jumlah banyak ataupun sedikit.operasi penyerapan gas dijalankan dengan cairan tertentu,dengan harapan salah satu gas tersebut terserap oleh cairan tertentu.

Pada umumnya proses penyerapan dilakukan dalam suatu menara,baik yang tersusun dari jumlah try (try tower) ataupun yang berisi sejumlah bahan isian pada ketinggian tertentu (packet tower). Absorbsi termasuk proses pemisahan menurut dasar operasi difusional, dengan transfer massa berlangsung secara difusi antara dua fase yang saling berkontak.dalam opersi,alat yang umum digunakan adalah menara isian berbentuk kolom silinder yang dilengkapi dengan saluran pemasukan zat cair terdapat pada bagian atas dan bagian bawah menara. 2.3. Zat yang akan diserap 1.Karbon dioksida (CO 2 ) Karbon dioksida merupakan gas yang tahan api.gas ini memiliki sifat tidak berbau,tidak berwarna.disamping tidak mudah terbakar,co 2 juga dapat larut dalam air membentuk asam karbonat H 2 CO 3, Hidrokarbon dan sebagian besar cairan organik.karbon dioksia sering digunakan pada bahan bakar aerosol, pengujian pada suhu rendah,pemadam kebakaran udara inert,pengolahan air diperkotaan,obatobatan,gas pelindung pengelasan dan lain-lain.

2.Hidrogen sulfida (H 2 S) Gas H 2 S merupakan gas yang sangat berbau dan beracun, karena pada kadar tertentu gas ini dapat menyebabkan kematian pada makhluk hidup.gas ini terkandung dalam bumi,harus dipisahkan terlebih dahulu untuk memudahkan proses pengerjaan selanjutnya.pemisahan gas ini bertujuan untuk menghasilkan sulfur yang berupa serbuk padat yang berwarna kuning dan memiliki bau khas.sulfur ini dapat digunakan untuk obat-obatan,bahan kosmetik dan lain-lain.(kohl.a,1970) 2.4.Prinsip Dasar Perolehan Kadar Dalam Larutan Benfield Prinsip yang digunakan adalah titrasi asam-basa serta penyerapan air sebagai pelarutnya.didalam larutan benfield terkandung karbonat,dimana karbonat merupakan suatu basa,maka zat peniter yang digunakan dalah larutan yang bersifat asam. Dalam memilih suatu asam untuk digunakan dalam larutan standart,hendaknya diperhatikan faktor-faktor berikut : Asam itu harus asam kuat,artinya sangat terdisosiasi Asam itu tidak boleh atsiri (mudah menguap) Larutan asam itu harus stabil Garam dari asam itu harus dapat larut

Asam itu tidak boleh merupakan pengoksid kuat sehingga dapat merusak senyawa organik yang digunakan sebagai indikator.(anonim,1979)