Budaya Banten Tingkat Awal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

MASA BERCOCOK TANAM DAN DAN BERTERNAK a. Kehidupan sosial-ekonomi Manusia Purba pada Masa Bercocok Tanam Kehidupan manusia senantiasa mengalami

BAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah...

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.5. Nekara. Arca perunggu. Alat dari besi.

03FDSK. Dasar Dasar Desain 2. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

NIRMANA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL. Nama : Deddy Award Widya Laksana, M.Pd

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH NIRMANA 2 DIMENSI

BAB I PENDAHULUAN. setelah ditenun dengan tali sebagai perintang atau menolak warna. Ikat celup di

05FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. logam tertentu. Kemampuan ini sangat mengagumkan dan revolusioner. Sehingga

Makalah Perkembangan Kebudayaan Gerabah di Indonesia

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB I PENDAHULUAN. 2003: 13). Megalitik berasal dari kata mega yang berarti besar dan lithos yang

KUMPULAN BENDA-BENDA KOLEKSI BERDASARKAN JAMAN/MASA DARI MUSEUM BULELENG

Kebudayaan Masyarakat Prasejarah di Indonesia. SMA kelas X Semester 2 Tahun 2008/2009 Artmy Tirta Ikhwanto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.

[PENGANTAR DESAIN GRAFIS T.I D3-UDINUS

02FDSK. Dasar Dasar Desain 2. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

Contoh lukisan daerah Bali. Contoh lukisan daerah kalimatan

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak

PENERAPAN BATIK KE DALAM DESAIN ARSITEKTUR Menggunakan Metoda Analogi Lucia ina

Kajian Perhiasan Tradisional

Geometri Serat Kertas

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

GAMBAR ORNAMEN. Dwi Retno SA., M.Sn

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Seni Budaya merupakan satu diantara mata pelajaran yang ada di

Proyeksi Eropa, Aksonometri, dan Gambar Perspektif

PS. DESAIN INTERIOR FDIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA. Melalui pendidikan jasmani siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1. Menhir. Waruga. Sarkofagus. Dolmen

PRASEJARAH INDONESIA

MENGGAMBAR PERSPEKTIF

BAB III METODE PENCIPTAAN

PENGGUNAAN UNSUR AKSARA NUSANTARA PADA HURUF MODERN

Mengenal Jenis, Bentuk, dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah Setempat

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB IV ANALISIS KARYA

BAB II LANDASAN TEORI. sudah tersebar diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Tembikar atau keramik atau porselen

ORNAMEN Pengertian ornamen secara umum Istilah ornamen berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasisedang dalam bahasa Inggris

GERABAH MAMBANG JOMBANG: TRADISI PRASEJARAH YANG MASIH BERLANGSUNG SAMPAI SEKARANG SEBAGAI WUJUD ENKULTURASI. Oleh: Andik Suharyanto

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

Hasil Kebudayaan masa Praaksara

Pencerminan dan Simetri Lipat

BAB 2 GAMBARAN UMUM TEMBIKAR TRADISI SA HUYNH-KALANAY DI ASIA TENGGARA

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II

BAB 1: SEJARAH PRASEJARAH

MATA KULIAH PROYEKSI DAN PERSPEKTIF. Arsianti Latifah, S.Pd., M.Sn. Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS UNY

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora

BAB VIII TATA RIAS KOREKTIF

Membuat Kubus dari Kertas Yuk Sambil Mempraktekkan Teori Bruner. Fadjar Shadiq, M.App.Sc. &

Desain Motif Teralis Pintu dan Jendela Dari Bentuk Geometri Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

2016 ANALISIS PROSES PEMBUATAN BONEKA KAYU LAME D I KAMPUNG LEUWI ANYAR KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

DOKUMENTASI PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA (KRIYA KERAMIK) WADAH

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)

BAB I PENDAHULUAN. 1


PERSEPSI BENTUK. Ragam Bentuk Modul 5. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

MODUL SENI RUPA KELAS X (Semester 1) TAHUN AJARAN BAB 1 BERKARYA SENI RUPA 2 DIMENSI

MENGGAMBAR KONSTRUKTIF

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal ,2,3,4, dan 5. 2,3,4,5, dan 1. 3,4,5,1, dan 2.

BAB I PENDAHULUAN. pengorbanan yang telah diberikan baik dari jiwa dan raga. membawa ilmu fotografi melalui sekolah-sekolahyang didirikan Belanda.

MENGGAMBAR PROYEKSI BENDA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

NIRMANA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL. Nama : Deddy Award Widya Laksana, M.Pd

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

BAB III Membuat Sketsa

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

Kerajinan Fungsi Hias

Komposisi dalam Fotografi

Bau Mene Balai Arkeologi Jayapura Jalan Isele Waena Kampung Jayapura

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, yang sampai sekarang masih banyak anak-anak yang belum tahu

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

Inisiasi 2 Geometri dan Pengukuran

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

BAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya

Transkripsi:

XIX. Budaya Banten Tingkat Awal Penelusuran sejarah kebudayaan manusia sangat diperlukan sebagai rekam jejak untuk mengetahui tingkat peradaan suatu bangsa. Asal usul manusia yang tinggal di wilayah tertentu dapat menjadi tolok ukur untuk menentukan, salah satunya, ciri khas yang dilahirkan di wilayah tersebut dikarenakan kondisi bentang alamnya. Sehingga kita tidak mudah mengklaim bahwa sesuatu tersebut adalah ciri khas dari masyarakat yang menempatinya. Selain itu, lebih jauh lagi, Anda dapat mencoba untuk menelusuri bagaimana sejarah manusia di bumi pada waktu bersamaan namun di tempat/wilayah yang berbeda. Sebagai contoh, apa yang terjadi di tanah arab dan apa yang terjadi di tanah jawa pada waktu yang bersamaan. Sehingga Anda dapat membaca bagaimana cucu-cucu Adam berpencar ke berbagai belahan bumi. Dan secara tidak langsung itu dapat menambah keimanan Anda kepada Tuhan Yang Maha Esa. 86. Bukti peninggalan masyarakat Banten zaman prasejarah dapat ditemukan di daerah Cigeulis, desa Marapat, kecamatan Cigeulis, kabupaten Pandeglang. Beberapa bukti peninggalannya berupa kapak penetak dan kapak perimbas yang diduga dibuat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. 87. Bukti peninggalan masyarakat Banten pada masa bercocok tanam dan beternak dapat ditemukan di dusun Nyawana, desa Sukamenak, kecamatan Cikeusal, kabupaten Serang. Bukti peninggalannya ditemukan alat berupa beliung persegi. Bukti lain juga dapat ditemukan di kampung Odel, kecamatan Kasemen, kabupaten Serang. Di kampung Odel ditemukan alat serpih, bilah, batu inti, beliung persegi, fragmen, keramik, dan manik-manik. Gejala dari masa bercocok tanam timbul sekitar 6000 SM. 88. Bentuk beliung persegi dari situs Odel terdiri dari beberapa variasi yaitu, beliungnya berpunggung tinggi, dan penampang lintangnya berbentuk segitiga. Bentuk tersebut mungkin memiliki simbol tertentu, hal ini masih perlu dikaji kembali. 89. Teknik pembuatan keramik Odel hampir sama dengan teknik pembuatan keramik prasejarah pada umumnya. Yaitu teknik tatap batu dan hiasannya dengan menggunakan teknik tera dan sebagian kecil menggunakan teknik gores. Ragam hiasnya memakai pola hias segitiga, tumpal, dan belah ketupat. https://sekolahsenibudaya.wordpress.com/ Page 1

Perlu diketahui bahwa kesamaan teknik dan pola hias yang digunakan ini umum terjadi di hampir setiap wilayah pada masa prasejarah. Yang perlu Anda kritisi adalah bagaimana aktivitas sosial masyarakat prasejarah pada masa itu. 90. Bukti peninggalan masyarakat Banten pada masa perundagian dapat kita ketahui dengan ditemukannya situs kubur Anyar Lor sekitar 200-500 SM. Yaitu, berupa sistem penguburan dalam tempayan. Perlu diketahui sistem penguburan ini pernah dijumpai di situs Plawangan, di Rembang dan di Gilimanuk, Bali. Coba Anda renungkan, bagaimana kesamaan tersebut bisa terjadi. 91. Sistem penguburan tersebut disertai dengan bekal kubur, di dalam tempayan berupa periuk kecil (dulang), pedupaan, dan kendi. Sedangkan di luar tempayannya berupa cawan, periuk kecil, manik-manik kalsedon atau kaca, gelang perunggu yang dihias dengan pola hias pilin. 92. Di Banten pernah ditemukan sebuah nekara yang bentuknya seperti dandang terbalik dengan bagian atas yang datar dan bagian bawah yang terbuka, mempunyai bidang pukul yang menutup badan nekara, bahu berbentuk cembung dan bagian tengahnya hanya sedikit yang membentuk pinggang kemudian melurus ke bawah seolah-olah bagian atas lebih besar daripada bagian bawah dan dihias dengan bintang bersudut 12 dan pita. (Atau nekara tersebut kemungkinan bisa dikaji dengan penampang yang dibalik (atas menjadi bawah atau bawah menjadi atas), hal ini masih perlu dikaji). Nekara ini ada kemiripan dengan nekara yang ditemukan di Cina, Sulawesi, Flores, Kalimantan, Vietnam, bahkan hampir ke wilayah Eropa Timur. Bisa Anda bayangkan bagaimana masyarakat banten pada saat itu telah memiliki hubungan dengan masyarakat di belahan bumi lainnya. XX. Beberapa Asas Merancang Dwimatra A. Definisi Merancang 93. Merancang ialah proses mencipta rupa untuk maksud tertentu. Karya rancang haruslah memiliki fungsi praktis/kegunaan. Seorang perancang harus mencari cara terbaik agar susuatu itu dapat dibuat, dibentuk, digunakan, dan dikaitkan https://sekolahsenibudaya.wordpress.com/ Page 2

dengan lingkungannya. Ciptaan seorang perancang jangan hanya indah, melainkan harus memiliki kegunaan dan memadukan dengan selera zaman. B. Bahasa Rupa 94. Bahasa rupa itu meliputi a. Asas (kesatuan, keseimbangan, kesederhanaan, aksentuasi) b. Kaidah (harmoni/selaras, kontras, repetisi/irama, gradasi) c. Unsur (garis, raut (bidang/bentuk), ruang, tekstur, warna, dan gelap terang), dan d. Konsep rupa (isi, visi, misi) C. Unsur Rancang 95. Terdapat empat unsur rancang, yaitu: a. Unsur konsep, meliputi: 1) Titik 2) Garis 3) Bidang 4) Bangun b. Unsur rupa, meliputi: 1) Raut, sebagai penampilan diri yang paling utama dari benda itu. 2) Ukuran 3) Warna 4) Barik/tekstur c. Unsur pertalian, meliputi: 1) Arah 2) Kedudukan, atau posisi benda di dalam frame/bingkainya. 3) Ruang 4) Gaya berat, dapat menjadi kesan visual yang bersifat ringan atau berat, mantap atau limbung. d. Unsur peranan, meliputi 1) Imba, yaitu raut yang meniru-niru bentuk di alam. 2) Makna, akan ada jika bentuk rancang memiliki pesan. https://sekolahsenibudaya.wordpress.com/ Page 3

3) Tugas, akan ada jika bentuk rancang melayani maksud tertentu. 96. Simpai acuan merupakan bingkai yang bisa berwujud maupun tidak berwujud yang merupakan bagian yang menyatu dengan rancang. 97. Bidang gambar terdapat dalam simpai acuan, berada dalam bidang datar dan mewujudkan dimensi, terlihat seakan-akan ada di atas, di belakang, atau membujur dari permukaan datar. 98. Bentuk ialah raut yang memiliki ukuran, warna, dan barik/tekstur tertentu. 99. Racana adalah suatu cara kita mencipta, membangun, atau memadukan beberapa bentuk. XXI. Beberapa Asas Merancang Trimatra 100. Untuk memulai berpikir trimatra, pertama-tama kita harus mengetahui tiga arah utama. Trimatra terdiri atas panjang, lebar, dan tinggi. Untuk mendapatkan ketiga arah ketiga matra sebuah benda, kita harus mengukur benda itu ke arah tegak, lintang dan bujur. Jadi ketiga arah utama terdiri atas arah tegak ke atas dan bawah, arah lintang kiri dan kanan dan arah bujur ke depan dan belakang. 101. Setiap bentuk trimatra dapat ditempatkan dalam sebuah kubus khayal sehingga tiga tampak dasarnya dapat ditentukan. Tiga tampak dasar itu ialah tampak denah/atas, tampak muka/depan, dan tampak lambung/samping. 102. Unsur ragang digunakan untuk menunjukan komponen geometri sebuah racana trimatra. Unsur ragang terdiri dari: (1) sudut-sudut, (2) garis-garis yang dihasilkan dari pertemuan dua bidang atau lebih, (3) sisi/bidang sebagai permukaan luar, dan (4) Titiktitik yang dihasilkan dari pertemuan garis yang membentuk sudut. 103. Gatra adalah bentuk yang diulang-ulang, beragam ataupun tidak beragam bentuk dan ukurannya, yang jika dipadukan dengan baik akan menghasilkan bentuk baru yang lebih besar. 104. Perulangan memiliki ciri gatra yang memiliki unsur serta ukuran yang sama. 105. Roncetan memiliki ciri gatra yang memiliki unsur sama namun ukurannya berbeda dan dibuat secara berulang-ulang secara teratur. https://sekolahsenibudaya.wordpress.com/ Page 4

Join grup facebook: SeRBu SaKoTa (Seni Rupa dan Budaya SMA Satu Kota Tangerang) https://sekolahsenibudaya.wordpress.com/ Page 5