PENGARUH STIMULASI DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK) TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CINUNUK KABUPATEN BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005).

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain perlakuan semu (quasi experiment designs) dengan

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 3-6 BULAN KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

PENGARUH PELATIHAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post

Pengaruh Permainan Edukatif Terhadap Perkembangan Pada Anak Di PAUD Cinta Bunda Desa Baran Sukoharjo

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN.

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode Quasy-Experiment (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH STIMULASI MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4 5 TAHUN DI TAMAN KANAK KANAK PERTIWI TIRIPAN BERBEK NGANJUK

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

BAB III METODA PENELITIAN

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KONSUMSI TELUR AYAM RAS REBUS TERHADAP PENINGKATAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLATEN TENGAH

TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA 5-6 TAHUN DI DESA LINAWAN KECAMATAN PINOLOSIAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

PENGARUH PELATIHAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN METODE OFF THE JOB TRAINING

BAB III METODE PENELITIAN

Rahayu Budi Utami dan Noer Istichomah STIKes Satria Bhakti Nganjuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan anak dibawah lima tahun (Balita) merupakan bagian yang

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi-eksperimen, dengan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Pre-Experimental Design. Penelitian ini terdiri dari satu variabel

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DENGAN PERKEMBANGANANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG

METODE PROYEK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:

KEGIATAN BERNYANYI BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK TK KELOMPOK B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TOODLER DI KELURAHAN SEWU SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design:

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 0 1 TAHUN TERHADAP PENGETAHUAN IBU

BAB III METODE PENELITIAN. semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

HUBUNGAN POLA ASUH DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOMOTOR ANAK USIA 6-12 BULAN

Rustantina 1), Dewi Elliana 2) ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: VIVI ERLITA ANGGRAINI

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan pre-test dan post-test with control group. Tujuan. penelitian ini untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Ahli Madya Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh:

BAB IV METODE PENELITIAN

KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

Pengaruh Permainan Futsal Modifikasi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 4-5 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh penerapan metode pembelajaran Team Based Learning terhadap. Keperawatan STIKES Satria Bhakti Nganjuk.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperiment, dengan desain pre-post test with control group yaitu melibatkan. Tabel 3.1 Rancangan Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

Journal of Health Education

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : KIKI RIZKI ANANDA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

KETERAMPILAN IBU DALAM DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG TERHADAP TUMBUH KEMBANG BAYI SKILLS ON THE DETECTION OF EARLY MOTHER FLOWER GROW WITH BABY ABSTRAK

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode penting dalam masa tumbuh kembang seorang anak adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat

PENGARUH METODE EKSPOSITORI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DASAR MAHASISWA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian pra-experimental menggunakan one graup pre testpost

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH STIMULASI DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK) TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CINUNUK KABUPATEN BANDUNG Ida Widaningsih, Agus Mi raj Darajat, Inggrid Dirgahayu ABSTRAK Deteksi dini tumbuh kembang adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan adanya penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan fenomena dalam penelitian ini di wilayah kerja kabupaten Bandung terdapat 35 anak yang dicurigai mengalami satu penurunan fungsi dari tingkatan usianya, sedangkan cakupan program DDTK yang harus dicapai yaitu 90%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stimulasi deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) terhadap perkembangan anak usia 4-24 bulan yang mengalami satu penurunan fungsi. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan model One group pretest posttest. Responden dalam penelitian ini adalah anak yang berusia 4-24 bulan yang mengalami atau dicurigai mengalami satu penurunan fungsi. Pengambilan sampel dilakukan dengan kriteria inklusi sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan perlakuan selama 1 bulan berturut-turut selama 10 menit/ hari. Dari hasil pnelitian didapatkan pengaruh stimulasi deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) sebelum dan sesudah stimulasi menurun sebanyak 23 anak (65,7%) dan tetap sebanyak 12 anak (34,3%). Hal ini menunjukan adanya pengaruh stimulasi deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) terhadap perkembangan anak usia 4-24 bulan karena nilai significant sig (2tailed) (0,000<0,05). Berdasarkan penelitian tersebut maka disarankan kepada pihak puskesmas untuk menjalakan program deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) untuk melihat pertumbuhan dan perkembanagn anak usia 0-6 tahun agar tumbuh dan berkembang secara optimal, karena terbukti mempunyai pengaruh terhadap perkembanagn dengan menyediakan sarana dan prasarana yang lebih mendukung. ABSTRACT Early detection of growth and development is an activity or investigation to find the deviation of growth and development. Based on this phenomenon in the research work in the area of Bandung regency there are 35 children who were suspected of having a decreasing function of the level of his age, while DDTK program coverage to be achieved, namely 90%. The purpose of this study was to determine the effect of stimulation of the growth and development of early detection (DDTK) on the development of children aged 4-24 months who experienced a decline in function. The research method used was quasi experimental model of One group pretest-posttest. Respondents in this study were children aged 4-24 months who have or suspected of having an impairment. Sampling was carried out with the inclusion criteria, while data collection is done by observation and treatment for 1 month in a row for 10 minutes / day. Of research results obtained earlier detection influence growth stimulation (DDTK) before and after stimulation decreased by 23 children (65.7%) and fixed a total of 12 children (34.3%). This shows the effect of stimulation of the growth and development of early detection (DDTK) on the development of children aged 4-24 months because of significant value sig (2tailed) (0.000 <0.05). Based on these studies it is recommended to run the program the clinic for the early detection of growth and development (DDTK) to see the growth and development of the ank aged 0-6 years in order to grow and develop optimally, because it proved to have an influence on the development of facilities and infrastructure by providing a more supportive.

PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih dalam kandungan. Upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak masih di dalam kandungan sampai 5 tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional, maupun sosial serta memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya. Melalui kegiatan DDTK kondisi terparah dari penyimpangan pertumbuhan anak seperti gizi buruk dapat dicegah, karena sebelum anak jatuh dalam kondisi gizi buruk, penyimpangan pertumbuhan yang terjadi pada anak dapat terdeteksi melalui kegiatan DDTK. Selain mencegah terjadinya penyimpangan pertumbuhan, kegiatan DDTK juga mencegah terjadinya penyimpangan perkembangan dan penyimpangan mental emosional. Berdasarkan data pada tahun 2009 terdapat 388 kasus penyimpangan perkembangan dengan penemuan terlambat karena deteksi yang tidak teratur, sehingga periode emas untuk memberikan intervensi dan stimulasi dini pada anak tersebut tidak dapat dilakukan secara maksimal. Sebagian besar kasus yang ditemukan adalah gangguan bicara dan bahasa 56,61%, autisme 13,15%, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas 12,10% serta keterlambatan duduk atau berdiri 10,09%. Deteksi dini melalui kegiatan DDTK sangat diperlukan untuk menemukan secara dini penyimpangan pertumbuhan, penyimpangan perkembangan dan penyimpangan mental emosional pada anak sehingga dapat dilakukan stimulasi sedini mungkin untuk mencegah terjadinya penyimpangan pertumbuhan, penyimpangan perkembangan dan penyimpangan mental emosional yang menetap. Kegiatan DDTK tidak hanya dilakukan pada anak yang dicurigai mempunyai masalah saja tetapi harus dilakukan pada semua balita dan anak pra sekolah secara rutin. Studi pendahuluan yang peneliti lakukan dalam bentuk wawancara mendalam terhadap penanggung jawab Program DDTK di 3 Puskesmas kabupaten Bandung mendapatkan data sebagai berikut : 1). Semua Puskesmas mengatakan tidak tahu berapa target cakupan yang harus dicapai pada tahun 2009, 2010; pernah memberikan pelatihan/penyuluhan kepada kader dan guru TK untuk melakukan DDTK. 2). Hanya satu Puskesmas yang melibatkan guru TK yang berada di wilayahnya untuk melakukan deteksi dini pertumbuhan (mengukur tinggi badan dan menimbang berat badan). Sedangkan dari hasil wawancara dengan perawat di Puskesmas Cinunuk diperoleh data dari 29 posyandu yang ada diwilayah kerja Puskesmas Cinunuk bahwa ada 5 posyandu yang pernah dilakukan pelatihan kader tentang DDTK. Sedangkan data hasil observasi diposyandu yang dilakukan peneliti untuk dilakukan test DDTK hasil yang didapatkan sebanyak 35 anak tidak lulus test perkembangan DDTK yaitu dicurigai mengalami satu penurunan fungsi. Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang ada, peneliti tertarik untuk meneliti tentang Pengaruh Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) Terhadap Perkembangan Anak Usia 4-24 Bulan di wilayah Kerja Puskesmas Cinunuk kabupaten Bandung. METODE PENELITIAN Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu, dengan tujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan. Desain ini tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas. Disebut eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya, karena variabel-variabel yang seharusnya dikontrol atau dimanipulasi tidak dapat atau sulit dilakukan. Oleh sebab itu, validitas penelitian menjadi kurang cukup untuk disebut eksperimen yang sebenarnya (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian mengenai pengaruh stimulasi deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) terhadap perkembangan anak usia 4-24 bulan di wilayah kerja puskesmas Cinunuk. Design atau rancangan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancangan One Group Pretest Posttest. Rancangan ini tidak ada kelompok pembanding (kontrol), tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen (program) (Notoatmodjo, 2010). Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen/terikat (Sugiyono, 2010).Variabel bebas adalah variabel independen, sebab, mempengaruhi (Nooatmodjo, 2002). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK). Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah perkembangan anak. Populasi penelitian ini adalah seluruh anak yang ada di RW 16 dimana jumlah keseluruhan yaitu 121 anak yang ada di posyandu RW 16 wilayah kerja puskesmas Cinunuk. Sampel dalam penelitian ini menggunkan teknik non random sampling dengan pendekatan pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dimana purposive sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, dengan ciri dan syarat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoadmojo,2005). Berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan dengan mengukur perkembangan anak yang mengalami 1 penurunan fungsi, maka populasi yang telah ditetapkan untuk diambil sampel adalah 35 anak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian dilakukan untuk memperoleh data-data yang dapat menunjang penelitian dengan cara : 1. Mengidentifkasi dan melakukan wawancara dan observasi kepada ibu dan anak yang memenuhi syarat kriteria inklusi.

2. Menyampaikan informed consent yang meliputi maksud dan tujuan, dengan dibantu oleh kader. 3. Sebelum dilakukan stimuasi DDTK, responden sebanyak 35 orang dilakukan pengukuran stimulasi DDTK pertama. Hasil pengukuran tersebut dijadikan sebagai data pre stimulasi. 4. Ibu diajarkan stimulasi DDTK oleh kader sehingga ibu dapat mengikuti stimulasi DDTK yang diajarkan dan menganjurkan untuk dipraktekan di rumah kepada anaknya. 5. Setelah selesai melakukan stimulasi 1 bulan kemudian, dilakukan pengukuran perkembangan kedua. Hasil tersebut dapat kita gunakan sebagai data post stimulasi. 6. Setelah dilakukan intervensi, peneliti kemudian melakukan pengumpulan hasil pencatatan perkembangan pre dan post. 7. Setelah terkumpul dilakukan pengitungan rata-rata perkembangan pre, rata-rata perkembangan post dan selisih dari perekembangan. 8. Data kemudian dikumpulkan kemudian diolah lalu dianalisa dan diperoleh hasilnya dengan menggunakan bantuan komputerisasi. Analisa Univariat untuk mengetahui gambaran perkembangan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan stimulasi deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) tersebut dinilai berdasarkan perhitungan perolehan skor tertinggi, kemudian nilai tersebut dipersentasikan dengan menggunakan rumus presentasi. Analisa bivariat pada penelitian ini menggunakan metode paired t test statistik dan bantuan komputerisasi soft ware SPSS 17.0, yaitu utuk menguji efektivitas suatu perlakuan terhadap suatu besaran variable yang ingin ditentukan, misalnya untuk mengetahui pengaruh metode perlakuan yang diajarkan dan tidak diajarkan untuk menstimulasi deteksi dini tumbuh kembang. Selanjutnya nilai masing-masing responden dibandingkan antara sebelum dan sesudah perlakuan. Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel independent dan dependen. Sesuai dengan tujuan penelitian maka analisa bivariat ini meliputi pengaruh antara stimulasi DDTK terhadap tumbuh kembang anak. Sebelum dilakukan uji bivariat, peneliti terlebih dahulu melakukan uji normalitas data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test. Bila hasil Kolmogorov-Smirnov test, data berdistribusi normal, maka akan dilakukan analisa data menggunakan uji paired T test, Sedangkan bila hasil penelitian, data tidak berdistribusi normal maka analisa data akan menggunakan uji Wilcoxon signed rank test. Kiteria pengujian adalah apabila Pvalue alpha dengan derajat kepercayaan 5% (0,05) maka pengaruh tersebut secara statistik ada pengaruh bermakna, tetapi jika Pvalue > alpha (0,05) maka secara statistik tidak signifikan atau tidak ada pengaruh yang bermakna dan Z tabel -1,96. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kerja puskesmas Cinunuk Kabupaten Bandung, Penelitian dilaksanakan dari tanngal 13 maret sampai 3 agustus 2012. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh stimulasi deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) terhadap perkembangan anak usia 4-24 bulan di wilayah kerja puskesmas Cinunuk kabupaten Bandung, dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, yang terdiri dari tabel pre, post dan pengaruh stimulasi deteksi dini tumbuh kembang yang disertai uraian. Penelitian dengan judul pengaruh stimulasi deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) terhadap perkembanagn anak Bandung dilaksanakan pada tanggal 3 juli sampai dengan 3 agustus 2012 di Desa Cinunuk, dengan melakukan observasi, dengan jumlah smpel 35 anak. Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk table univariat dan bivariat. Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Perkembangan Anak Usia 4-24 Bulan Sebelum di Lakukan Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) Pre Test DDTK Frekwensi Persentase Tindak lanjut 35 100 Tidak dirujuk 0 0 Dirujuk 0 0 Total 35 100 Berdasarkan table 4.2 jumlah anak sebelum dilakukan stimulasi DDTK yang ditindak lanjut dirumah yaitu 35 anak (100%), tidak dirujuk 0 anak (0%) dan yang dirujuk 0 anak (0%). Kebutuhan akan stimulasi mental ( ASAH ) Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini mengembangkan perkembangan mental psikososial: kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktifitas dan sebagainya. Dari kebutuhan dasar anak yang ke 3 untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal maka stimulasi merupakan hal yang penting untuk kita perhatikan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, maka disini terdapat 35 batita yang mengalami satu penurunan fungsi maka harus segera dan cepat untuk mendapatkan stimulasi yang tepat agar anak dapat berkembang sesuai dengan usianya Dengan ditemukan secara dini penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan. Pada penelitian ini jumlah anak pada saat pre yaitu 35 anak dan saat di observasi tidak sesuai dengan umur yaitu mengalami satu penurunan fungsi di gerakan kasar, gerakan halus, bicara aktif, pengamatan dan sosialisasi, sehingga responden kelompok intervensi dapat dikatakan anak mengalami satu penurunan fungsi dari usianya. Nilai Perkembangan Anak Setelah di Berikan Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang. Dibawah ini digambarkan perkembangan anak gerakan kasar, gerakan halus, pengamatan, bicara aktif dan sosialisasi yang dikategorikan sesuai umur dan tidak sesuai umur setelah diberikan stimulasi deteksi tumbuh kembang sep-

erti dapat dilihat pada table 4.2 dibawah ini: Tabel 4.2 Distribusi Jumlah Perkembangan Anak Usia 4-24 Bulan Setelah di Lakukan Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) Post DDTK Frekwensi Persentase Tindak Lanjut 12 34,3 Tidak Dirujuk 23 65,7 Dirujuk 0 0 Total 35 100 Berdasarkan table 4.2 jumlah anak setelah dilakukan stimulasi DDTK yang ditindak lanjut dirumah yaitu 12 anak (34,3%), tidak dirujuk 23 anak (65,7%) dan yang dirujuk 0 anak (0%). Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembanagn kemampuan berbahasa, kreatifitas, kecerdasan sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perekembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Bahkan ada sarjana yang mengatakan bahwa the child is the father of the man sehingga setiap kelainan atau penyimpangan sekecil apapun apabila tidak terdeteksi apalagi tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia kelak kemudian hari.(soetjiningsih, 2012). Pada hasil penelitian ini, kelompok intervensi anak yang mengalami satu penurunan fungsi dari usianya yaitu 35 anak, sedangkan setelah diberikan intervensi stimulasi deteksi dini tumbuh kembang post menjadi 12 anak (34,3%) yang masih tetap atau mengalami satu penurunan fungsi yang berarti harus di tindak lanjut dirumah, sedangkan 23 anak (65,7%) menjadi sesuai dengan usia perkembangannya dan tidak dirujuk. Hasil penghitungan Pengaruh stimulasi deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) terhadap perkembangan anak Bandung. Hasil penghitungan Pengaruh stimulasi deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) terhadap perkembangan anak Bandung, seperti dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.3 Pengaruh Stimulasi Deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) Terhadap Perkembangan Batita di Wilayah Kerja Puskesmas Cinunuk Kabupaten Bandung Kategori Frekwensi P-Value Tindak Lanjut 12 Tidak Dirujuk 23 0,000 Dirujuk 0 Total 35 Berdasarkan tabel 4.3 diatas hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh stimulasi deteksi dini tumbuh kembang terhadap perkembangan anak sebelum dan sesudah diberikan stimulasi tidak dirujuk 23 anak (65,7%) dan yang di tindak lanjut dirumah sebanyak 12 anak (34,3%) yang paling banyak pada motorik kasar yaitu usia 12 bulan. Berdasarkan Hasil Uji Normalitas berdasarkan uji kolmogorov-smirnov test 0,000 sehingga dapat diartikan data tidak terdistribusi normal sehingga rumus yang digunakan uji wilcoxon, maka diperoleh hasil perhitungan sebesar -4,796 sedangkan untuk nilai Z tabel untuk tingkat kepercayaan 95% adalah -1,96, karena nilai Z hitung <Z tabel (-4,796<-1,96) atau p-value = 0,000. Oleh karena itu p-value lebih kecil dibandingkan 5%(0,000<0,05) maka terdapat pengaruh stimulasi deteksi dini tumbuh kembang batita terhadap perkembangan anak Bandung. Selain dilihat dari hasil statistik, secara klinis pengaruh stimulasi deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) terhadap perkembangan anak terbukti ada pengaruhnya yaitu melihat hasil jumlah anak yang mengalami satu penurunan fungsi dari usianya sebelum dan setelah diberikan stimulasi deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) yang mengalami penurunan sebanyak 23 anak yang tadinya 35 anak menjadi 12 anak. Dengan demikian secara klinis pengaruh stimulasi deteksi dini tumbuh kembang terhadap perkembanagn anak menunjukan ada pengaruhnya hal ini terlihat sebelum dan setelah dilakukan stimulasi DDTK pada anak terjadi perubahan yang tadinya 35 anak menjadi 12 anak (34,3%). Adapun beberapa responden yang tetap mengalami satu penurunan fungsi, disebabkan oleh kondisi-kondisi tertentu salah satunya kemungkinan adalah orang tua yang tidak sungguh-sungguh melakukan stimulasi dirumah karena tidak terpantau oleh peneliti. Program stimulasi deteksi dini tumbuh kembang batita jelas mempunyai manfaat yang sangat besar untuk perkembangan. Sehingga dengan adanya hasil penelitian ini dapat memberikan kesempatan kepada kader maupun petugas puskesmas yang bertanggung jawab terhadap kesehatan anak agar dapat mempertahankan kegitan ini karena jelas ada pengaruhnya bagi anak. Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yaitu: 1. Pengukuran stimulasi Deteksi dini tumbuh kembang dalam penelitian ini dibantu oleh beberapa orang kader yang belum memenuhi kriteria pelatihan atau tidak tersertifikasi dalam stimulasi yang harus dilakukan selama 4 bulan dalam penelitian ini hanya di batasi selama 1 bulan. 2. Peneliti tidak dapat mengontrol dengan ketat stimulasi yang dilakukan ibu dirumah dan faktor counfounding yang muncul seperti makanan dan aktifitas anak dirumah. SIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini dilakukan pada 35 anak yang tinggal di wilayah kerja puskesmas Cinunuk kabupaten Bandung, yang terbagi dalam kelompok eksperimen yang berjumlah 35 orang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh stimulasi deteksi dini tumbuh kembang terhadap perkembangan anak usia 4-24 bulan di wilayah kerja pusk-

esmas Cinunuk kabupten Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Jumlah total perkembangan yaitu 35 anak yang harus mendapatkan stimulasi deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) 2. Jumlah total perkembangan anak setelah dstimulasi deteksi dini tumbuh kembang yaitu 12 anak tetap mendapat stimulasi dirumah dan 23 anak tidak dirujuk. 3. Terdapat pengaruh stimulasi deteksi dini tumbuh kembang terhadap perkembangan anak usia 4-24 bulan dengan nilai significant sig -4,796. Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diberikan beberapa saran yaitu : 1. Bagi orang tua Peranan ibu dalam pengasuhan sangat penting, ibu-bapak sebaiknya berperan aktif dalam ikut memantau pertumbuhan dan perkembangan anak dirumah, bila anak mengalami keterlambatan perkembangan ibu segera mendapatkan bantuan secepat mungkin dan mengetahui perangsangan yang harus segera dilakukan dirumah. Semakin cepat ditemukan secara dini dan dirangsang maka hasil yang didapatkan akan senakin baik, begitu juga bantuan yang diberkan semakin cepat akan semakin baik pula hasilnya. 2. Bagi puskesmas Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna tentang pelaksanaan DDTK di Puskesmas, bermanfaat sebagai bahan masukan bagi puskesmas dalam menyusun program kerja terutama dalam hal peningkatan kegiatan program tumbuh kembang anak diwilayah kerja puskesmas. 3. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan dasar dari penelitian selanjutnya, yaitu dengan melakukan penelitian mengenai pengaruh faktor lainya terhadap tumbuh kembang anak ataupun dapat melakukan penelitian yang sama tetapi dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan waktu yang penelitian yang lebih lama dari sampel dalam penelitian ini. Supratini, yuvi. 2004. buku ajar konsep keperawatan anak.jakarta : EGC Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfa beta. Zulkifli. 2009. Psikologi perekembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. A.H Markum. 2002. Buku ajar ilmu kesehatan anak. Jakarta : FKUI (Fakultas kedokteran universitas Indonesia). Azwar. 2005. Sikap Manusia dan Teori Pengukurannya edisi ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.. 2007. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya edisi ke-2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Budiarto. 2002. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. Buku Panduan Pembuatan Skripsi Program S1 Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung. 2009 Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2005. Ilmu kesehatan anak. Jakarta : Salemba Medika Soetjiningsih. 2012. Tumbuh kembang anak. Jakarta : EGC