PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM NOVEL SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. disebut bahasa lisan sedangkan yang digunakan secara tertulis yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA WACANA KHOTBAH SALAT TARAWIH DI DESA TLOBONG KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berwujud bahasa. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. anggota kelompok tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. bukan perlu membutuhkan pemahaman yang menyeluruh. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berinteraksi antarindividu maupun kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF PADA WACANA PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MASA JABATAN SKRIPSI

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. wujud kreativitas yang mampu membantu manusia dalam berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan. Seperti yang dinyatakan (Sumarlam, 2008:1) Sarana yang

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan kesantunan antara lain adalah deiksis sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan bersama (Suwito dalam Aslinda dkk, 2010: 06). Bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kegiatan, peradaban kebudayaan manusia. Bahasa adalah alat

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KESANTUNAN DAN FUNGSI PRAGMATIK WACANA TANYA JAWAB KONSULTASI REMAJA RUBRIK DEAR MBAK PIPIET KORAN SUARA MERDEKA SKRIPSI

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

DEIKSIS SOSIAL PADA OPINI SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI APRIL 2012

ANALISIS TEKS INFORMASI LALU LINTAS DI WILAYAH SURAKARTA

WACANA KARTUN EDITORIAL OOM PASIKOM PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK SKRIPSI

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA RUBRIK INDIKATOR HARIAN REPUBLIKA EDISI DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Semantik merupakan ilmu tentang makna, dalam bahasa Inggris disebut meaning.

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

Diajukan oleh: A JUNI, 2015

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Kridalaksana (1983: 107) menjelaskan modalitas memiliki beberapa arti.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2)

MUHAMMAD ARIFIN A

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

ANALISIS PESAN BAHASA KELUHAN WARGA DESA PILANG KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksudkan orang di dalam suatu konteks khusus dan bagaimana konteks itu

BAB I PENDAHULUAN. mengandung banyak pengetahuan didalamnya. Tidak jarang ditemui kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan luar. Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan

BAB I PENDAHULUAN. Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi (fiction), teks naratif

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. dari pembicaraan orang dan umumnya mengenai objek-objek dan kejadiankejadian.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat. Alat komunikasi itu disebut

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

ANALISIS TINDAK TUTUR PADA WACANA STIKER PLESETAN

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

BAB 1 PENDAHULUAN. haruslah digunakan ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

BENTUK PENGACUAN EKSOFORA PADA BAGIAN LATAR BELAKANG SKRIPSI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI UMS, UNS DAN UNIVET

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa selalu digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

Transkripsi:

PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah LILA DEWI TRI RAHMAWATI A 310060227 PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa manusia tidak akan bisa berkomunikasi. Sebagai mahkluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 2006: 2). Komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi (Cangara, 2006: 2). Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam (Cangara, 2006: 19). Dengan kata lain, komunikasi sangat penting bagi kehidupan manusia. Keberadaan bahasa memudahkan seseorang untuk bisa mengeluarkan pendapat dan apa yang dia inginkan. Dwi Sutanto (2007: 1) menyatakan, bahwa setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara atau penulis) maupun sebagai komunikan (penyimak, pendengar, atau pembaca). Manusia memiliki 1

2 potensi atau bekal kodrati untuk menguasai bahasa yang dominan di lingkungannya. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Harimurti Kridalaksana dalam Chaer, 2003: 32). Bahasa dalam konteks wacana, terutama dalam konteks wacana komunikasi, sebetulnya mencakup pengiriman pesan dari sistem syaraf satu orang kepada yang lain, dengan maksud untuk menghasilkan sebuah makna. Komunikasi verbal selalu menggunakan kata. Kata selalu merujuk pada keberadaan sebuah bahasa. Ini berarti bahwa manusia menggunakan simbol bahasa dalam aktifitas komunikasi. Bahasa sebagai alat komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa, manusia dapat berbicara apa saja, yang sengaja maupun tidak. Dengan bahasa pula manusia dapat mencerminkan perasaannya sehingga pembicaraan dapat menimbulkan suasana gembira, marah, merayu, dsb. Bahasa sebagai alat komunikasi juga dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau berita dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar. Makna bahasa merupakan wujud dari penggunaan bahasa yang bergantung pada situasi penggunaan bahasa. Dalam merinci ketergantungan makna bahasa pada konteks situasi berbahasa, para pakar antara lain menyarankan ciri-ciri yang melekat pada situasi harus teridentifikasi. Ciri yang menyangkut penutur dan pendengar, tempat bertutur serta obyek yang

3 dibicarakan, misalnya merupakan unsur-unsur situasi berbahasa. Kajian yang menekankan pada unsur ini lazimnya tercakup dalam bidang pragmatik (Sofa, 2008: 3). Memahami situasi penggunaan bahasa adalah sesuatu yang penting dalam berkomunikasi. Apabila seseorang tidak memahami situasi tersebut, nantinya pasti akan ada kesalahpahaman antara pembicara dan pendengar. Dalam pembicaraan langsung, seperti bercakap-cakap, orang dapat bertanya langsung, apabila orang tersebut tidak mengerti dengan topik yang sedang dibicarakan. Tetapi dalam bahasa tulis orang harus memperhatikan apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh teks terebut. Kata ganti sering digunakan sebagai pengganti ungkapan nominal. Karena itu sering muncul pertanyaan, apa yang dimaksud dengan kata ganti itu atau mengapa kata ganti itu muncul. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini mengacu kepada deiksis. Deiksis merupakan bagian dari pragmatik. Dalam pragmatik kita mengenal yang disebut interaksi dan sopan santun, implikatur percakapan, pertuturan, referensi dan inferensi serta deiksis. Pragmatik berhubungan dengan pemahaman kita terhadap hal-hal di luar bahasa. Akan tetapi, hal-hal yang dibicarakan di dalam pragmatik sangat erat pula kaitannya dengan halhal di dalam bahasa (Ramadhani, 2007: 10). Kajian deiksis menurut Bambang Yudi Cahyono (2002: 217) merupakan kajian tentang suatu cara untuk mengacu hakikat tertentu menggunakan bahasa yang hanya dapat ditafsirkan menurut makna yang diacu oleh penutur dan dipengaruhi oleh situasi pembicaraan. Sidon (dalam

4 Tarmiyanti, 2008: 2) menyebut deiksis merupakan suatu gejala semantis yang terdapat pada kata atau konstruksi yang acuannya dapat ditafsirkan sesuai dengan situasi pembicaraan dan menunjuk pada sesuatu di luar bahasa seperti kata tunjuk, pronominal,dan sebagainya. Penunjukkan dapat ditujukan pada konstituen sebelumnya yang disebut anafora. Penunjukkan dapat pula ditujukan pada konstituen yang disebut kemudian bentuk penunjukkan seperti itu disebut katafora (Sumarlam, 2003: 23). Deiksis berkaitan dengan pengungkapan sesuatu yang menjadi acuan di dalam komunikasi dengan menggunakan sarana bahasa. Deiksis merupakan cara yang paling jelas untuk menggambarkan hubungan antara bahasa dan konteks dalam struktur bahasa itu sendiri. Deiksis baru dapat diketahui maknanya jika diketahui pula siapa, di mana, dan kapan kata itu diucapkan. Jadi pusat orientasi deiksis adalah penutur (Tarmiyanti, 2008: 2). Dengan demikian, deiksis merupakan identifikasi makna sebuah bahasa yang hanya dapat diketahui bila sudah berada dalam peristiwa bahasa karena dipengaruhi oleh konteks situasi pembicaraan yang diacu oleh penutur (Tarmiyanti, 2008: 3). Novel Ayat-ayat Cinta merupakan salah satu novel best seller di Indonesia. Novel ini bertema cinta yang menceritakan kisah cinta tokohnya yaitu Fahri yang berliku dan menemui banyak masalah. Selain kisah cinta, dalam novel ini juga disisipkan unsur agama, sosial, dan pendidikan yang dapat diambil untuk pengalaman batin para pembacanya. Novel ini ditulis oleh

5 Habiburrahman El Shirazi salah satu novelis hebat di Indonesia. Penulis menggunakan bahasa Indonesia sebagai media untuk menyampaikan informasi kepada pembaca. Uniknya, disisipkan pula bahasa Arab yang menunjukkan Mesir sebagai latar novel tersebut dan bahasa Jerman. Adapun novel Ayat-ayat Cinta ini terdapat perbedaan pemakaian deiksis persona pertama seperti contoh berikut. (1) Ana akhukum, Fahri, jawabku. (halaman 34) (2) Mein name ist Aisha, sahutnya sambil menyerahkan kartu nama. Ia lalu menyodorkan notes kecil dan pulpen. (halaman 56) Contoh (1) merupakan contoh penggunann bahasa Arab ana yang berarti saya sebagai deiksis persona pertama tunggal. Contoh (2) merupakan contoh penggunaan bahasa Jerman mein yang berarti saya sebagai deiksis persona pertama tunggal. Latar belakang penulisan penelitian ini adalah ditemukannya deiksis dalam novel Ayat-ayat Cinta. Deiksis tersebut beragam dilihat dari jenisnya. Penggunaan bahasa Arab dan Jerman selain bahasa Indonesia merupakan bentuk deiksis yang beragam. Bentuk-bentuk deiksis tersebut juga memerankan fungsinya masing-masing dalam kalimat, sehingga dapat ditelusuri lebih lanjut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dikemukakan bahwa pokok masalah dalam penelitian ini adalah deiksis sebagai kata ganti dalam novel. Dari pokok masalah itu dapat diidentifikasi rumusan masalah sebagai berikut.

6 1. Bagaimana jenis dan wujud deiksis persona, lokasional, dan temporal dalam novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy? 2. Bagaimana kelas kata pembentuk deiksis persona, lokasional, dan temporal dalam deiksis Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy? 3. Bagaimana fungsi deiksis persona dalam novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy? C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah tersebut penelitian ini bertujuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan jenis dan wujud deiksis persona, lokasional, dan temporal dalam novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy? 2. Mengidentifikasi kelas kata pembentuk deiksis persona, lokasional, dan temporal dalam novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy? 3. Mendeskripsikan fungsi deiksis persona dalam novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy? D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca, dan pengajaran baik secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoritis a. Memperkaya kajian tentang deiksis terutama deiksis persona, lokasional, dan temporal yang ada dalam bahasa Indonesia. b. Memperkaya kajian linguistik terutama kajian pragmatik.

7 2. Manfaat Praktis a. Dapat memberi kemudahan untuk mendeskripsikan ungkapan deiksis persona, lokasional, dan temporal bahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan bagi peneliti. b. Dapat memberi kemudahan dalam memahami deiksis persona, lokasional, dan temporal bahasa Indonesia yang terdapat dalam novel atau karya sastra lainnya bagi pembaca. c. Dapat dijadikan acuan sebagai perbaikan mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya yang berkaitan dengan deiksis.