BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. akan membahas tentang pengertian entrepreneur, karakteristik entrepreneur, Tipe-tipe

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Divisi Regional Wilayah Barat Medan. Hasil penelitian menunjukkan

ANALISIS PENGARUH ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT TIGA PUTRA ADHI MANDIRI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR Pengertian Kepemimpinan Entrepreneurial

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk

BAB II LANDASAN TEORITIS. kegiatan-kegiatan kelompok yang terorganisir dalam usaha-usaha menentukan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI

BAB I PENDAHULUAN. diubah dengan Undang Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Pendetakan tradisional

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam

ANALISIS PENGARUH ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT TIGA PUTRA ADHI MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 2 Landasan Teori

BAB II LANDASAN TEORI. perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving force yang

BAB II LANDASAN TEORI

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. intrapreneurship sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Zimmerer dalam Winardi (2003, p.17) Entrepreneur adalah orang

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis.

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan yang unggul, salah satu bagian terpenting yaitu adanya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B A B I PENDAHULUAN. Instansi pemerintah merupakan salah satu bentuk organisasi publik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya. perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bekerja merasa kebutuhannya sudah terpenuhi,maka akan timbul kepuasan bekerja dalam diri

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH INSENTIF, PELATIHAN, MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU PADA MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA PERGURUAN DARUL MAIMANAH PEMATANG SIANTAR

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN PROPOSISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi dikemukakan

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi di hari esok, segalanya serba tak menentu, akan tetapi kondisi ini

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori Manajemen Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai tinggi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya UKDW

BAB I PENDAHULUAN. oleh kalangan orang banyak, baik dalam organisasi yang kecil maupun dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang mendasari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

GAMBARAN UMUM KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KEDUA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap orang yang bekerja mengharapkan untuk memperoleh kepuasan

PERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1

BAB II RERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan tindak pidana dan oleh hakim dijatuhi hukuman masuk ke Lembaga

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tercapai produktivitas kerja karyawan. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah

Transkripsi:

9 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Entrepreneur Entrepreneur leadership merupakan suatu bagian entrepreneur. Dalam bagian ini akan membahas tentang pengertian entrepreneur dan ciri-ciri entrepreneur 2.1.1.1 Pengertian Entrepreneur Menurut Winardi (2008: 305) Entrepreneur merupakan seorang individu yang menerima resiko, dan yang melaksanakan tindakan-tindakan untuk mengejar peluang-peluang dalam situasi dimana pihak lain dapat melihatnya atau merasakannya, bahkan ada kemungkinan bahwa pihak lain tersebut sebagai problem atau bahkan ancaman. Menurut Thornberry (2006:3),Entrepreneur adalah seorang dimana ia mempunyai ide yang inovatif, dapat melihat peluang yang ada di dalam pasar dan dapat membuat mimpi-mimpi mereka menjadi sebuah realitas yang gemilang. Menurut Kasmir (2007: 18), Entrepreneur adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko berarti bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Menurut Hisrich, Peter dan Shepherd (2008: 9), Entepreneur adalah seorang yang mengabungkan sumber daya, tenaga kerja, bahan baku, serta asset lain untuk menghasilkan nilai yang lebih besar dari sebelumnya, juga seorang yang memperkenalkan perubahan, inovasi dan tatanan baru. Menurut Zimmerer, Scarborough, dan Wilson (2005: 20), Entrepreneur adalah orang atau individu yang melakukan proses penciptaan bisnis baru dengan menghadapi resiko-resiko dan ketidak pastian yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan dan pertumbuhan bisnisnya melalui identifikasi peluang yang signifikan dan pengalokasian sumber daya yang diperlukan. 9

10 Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa entrepreneur adalah Seseorang yang memiliki keberanian mengambil resiko dalam ketidakpastian dengan cara menggabungkan sumber daya yang ada dapat menghasilkan nilai yang lebih besar dari sebelumnya serta memiliki ide inovatif sebagai peluang bisnis yang belum ada menjadi ada. 2.1.1.2 Ciri-Ciri Entrepreneur Menurut Alma (2008: 33) ada tiga tipe utama dari seorang entrepreneur adalah sebagai berikut: 1) Craftman Wirausaha ahli pada umumnya adalah seorang penemu dalam bidang penelitian yang menjual lisensinya idenya untuk dijadikan produk komersial. 2) The Promoter Seorang individu yang berlatar belakang marketing yang kemudian mengambangkan perusahaannya sendiri. 3) General Manager Seorang individu yang ideal yang secara sukses bekerja pada perusahaan dan menguasai banyak keahlian. 2.1.2 Leadership Leadership merupakan cara dan bagaimana entrepreneur dalam mempengaruhi dan mampu mendorong orang-orang yang bekerja bersamanya untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Dalam bagian bab ini akan membahas tentang Pengertian Leadership, tipe-tipe Pemimpin, dan Sifat-Sifat Seorang Pemimpin. 2.1.2.1 Pengertian Leadership Menurut George R. Terry (2006) dalam Irawanto (2008: 3-4), Kepemimpinan adalah kegiatan-kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan kelompok. Menurut Dubrin (2005: 3) Kepemimpinan adalah upaya orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis penting

11 yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai. Menurut Siagian (2002: 62) dalam Intan dan Michael (2011: 11) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain (para bawahannya) sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin. Menurut Ida Ayu Brahmasari dan Agus Suprayetno (2008), Kepemimpinan atau Leadership adalah suatu proses dimana seseorang dapat menjadi pemimpin (leader) melalui aktivitas yang terus menerus sehingga dapat mempengaruhi yang dipimpinnya (followers) dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Menurut Kartini Kartono (2006:7) Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Leadership merupakan kemampuan yang dimiliki seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain merespon guna mencapai tujuan perusahaan atau organisasi. 2.1.2.2Sifat-Sifat Seorang Pemimpin Menurut Samsudi (2006: 293) beberapa sifat pemimpin yang berguna dan dapat dipertimbangkan adalah sebagai berikut: 1) Keinginan untuk menerima tanggung jawab Seorang pemimpin harus dapat menerima kewajiban untuk mencapai suatu tujuan yang berarti, bersedia tanggung jawab pada pimpinannya atas segala yang dilakukan oleh bawahannya. 2) Kemampuan untuk "Perceptive" Perceptive menunjukan kemampuan untuk mengamati atau menemukan kenyataan dari suatu lingkungan. Setian pimpinan harus mengena tujuan organisasi sehingga dapat bekerja untuk mencapai tujuan tersebut 3) Kemampuan untuk bersifat objektivitas

12 Objektivitas adalah kemampuan untuk melihat suatu peristiwa atau merupakan perluasan dari kemampuan persepsi. Perseptivitas menimbulkan kepekaan terhadap fakta, kejadian, dan kenyataan yang lain. 4) Kemampuan untuk berkomunikasi Kemampuan untuk memberikan dan menerima informasi merupakan keharusan bagi seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah orang yang bekerja dengan menggunakan bantuan orang lain. Oleh karena itu, pemberian perintah dan penyampaian informasi kepada orang lain mutlak perlu dikuasai. Beberapa sifat dalam teori mengenai kepemimpinan menurut Winardi (2008;33) yaitu 1. Teori otokratis Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah, pemaksaan dan tindakan yang agak arbiter dalam hubungan pimpinan dengan pihak bawahan. 2. Teori psikologis Pendekatan ini kepada kepemimpinan menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpin adalah mengembangkan sistem motivasi terbaik. 3. Teori sosiologis Pihak lain menganggap bahwa kepemimpinan terdiri dari usaha-usaha yang melancarkan aktivitas para pemimpin dan yang berusaha untuk menyelesaikan setiap konflik organisatoris antara pengikut 4. Teori suportif Pihak pemimpin beranggapan bahwa para pengikutnya ingin berusaha sebaik-baiknya dan dapat memimpin dengan sebaik-baiknya melalui tindakan membantu mereka 5. Teori Laissez Faire Pemimpin memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada bawahan dalam hal menentukan aktivitas mereka. 6. Teori perilaku pribadi Kepemimpinan dapat pula dipelajari berdasarkan kualitas pribadi ataupun pola-pola kelakuan para pemimpin. Pemimpin tidak berkelakuan sama ataupun melakukan tindakan identik dalam situasi yang dihadapinya.

13 7. Teori sifat Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain: Intelegensi, Inistif, Energi atau rangsangan, Kedewasaan emosional, Persuasif, Skill communicative, Kepercayaan kepada diri sendiri, Perspektif, Kreativitas dan partisipasi sosial. 8. Teori situasi Pada teori ini dianggap bahwa kepemimpinan terdiri dari tiga macam elemen yakni: pemimpin, pengikut, situasi. Situasi dianggap elemen yang paling penting karena memiliki banyak variabel. 2.1.3 Entrepreneurial Leadership Entrepreneurial Leadership merupakan variabel independen yang pertama (X1) dalam mempengaruhi dan mampu mendorong orang-orang yang bekerja bersamanya untuk mencapai tujuan dan juga bisa bijaksana dalam mengambil keputusan. Dalam bagian ini akan membahas mengenai Pengertian Entrepreneurial Leadership, Dimensi-dimensi Entrepreneurial Leadership dan Elemen Entrepreneurial Leadership. 2.1.3.1 Pengertian Entrepreneurial Leadersip Menurut Winardi (2008: 20) Entrepreneurial Leadership adalah Entrepreneur yang inovatif bereksperimentasi secara agresif, dan mereka terampil mempraktekkan transformasi-tranasformasi kemungkinankemungkinan atraktif. Menurut Stevenson dan Gumpert dalam Winardi (2008: 99), Entrepreneurial adalah kultur korporat yang memusatkan perhatian pada munculnya peluang-peluang baru, alat-alat untuk mengkapitalisasinya, dan pembentukan struktur yang tepat untuk melaksanakan upaya-upaya tersebut. Menurut Corbin (2007: 61), Entrepreneurial Leadership adalah gaya kepemimpinan yang mampu mendelegasikan, mampu membangun karyawankaryawan berperilaku tanggung jawab, mampu membuat dan menetapkan keputusan, dan bekerja secara independen. Goosen (2007: 104) Entrepreneurial leadership, baik individu maupun organisasi menciptakan kebudayaan entrepreneur dengan

14 mengembangkan pelatihan budaya kewirausahaan dan penggabungan prosesproses entrepreneur, serta inisiatif-inisiatif baru yang brilliant. Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan, entrepreneurial leadership merupakan gaya kepemimpinan yang berorientasi kepada peluang dan menempatkan kekuasaan ditangan satu orang, mampu menciptakan peluang, serta mampu mengatur dan mengendalikan sumber daya secara efektif menggunakan keterampilan dan strategis untuk mencapai keuntungan. 2.1.3.2 Dimensi Entrepreneurial Leadership Menurut J. Winardi (2008: 193-196), terdapat lima dimensi di dalam perusahaan yang dijalankan dengan Entrepreneurial Leadership, yaitu: 1) Orientasi yang didorong persepsi peluang Seorang entrepreneur tergantung kepada persepsinya tentang peluang yang ada Entrepreneur menggunakan sistem-sistem perencanaan pengukuran kinerja guna mengendalikan sumber-sumber daya yang ada. 2) Komitmen terhadap peluang-peluang Entrepreneur dengan jelas bersedia menerima resiko dari keputusan dan peluang-peluang yang diambilnya.dan entrepreneur dengan teliti dan dalam jangka waktu singkat mampu melihat suatu peluang dan memanfaatkannya. 3) Komitmen sumber-sumber daya Seorang entrepreneur terbiasa dengan kondisi dimana ia menyalurkan sumber-sumber daya dan memantaunya secara periodik. 4) Pengendalian sumber-sumber daya Entrepreneur yang menyediakan sumber-sumber daya bagi perusahaan, juga ikut mengendalikan.mereka disiplin dalam aturan mengendalikan sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan, sehingga bersikap kurang fleksibel, namun bukan pula memaksa.terhadap pihak-pihak yang bekerja dengannya didalam perusahaan, seorang yang memimpin secara entrepreneurial akan senantiasa memberikan ide-ide kepada mereka. Ikut membantu mereka dalam mengalami kesulitan dalam mencari suatu metode atau cara terbaik yang dapat ditempuh dalam perusahaan. 5) Visi yang Realistik

15 Entrepreneur memang bersedia mengambil resiko yang telah diperhitungkan, hal ini dikarenakan mereka memiliki visi yang realistik yang sudah mereka rencanakan dalam pencapaian tujuan.visi tesebut pun direalisasikan dengan mendukung penuh orang-orang dalam perusahaannya (Michael dan Intan, 2011; Putrimaskusuma, 2009). Agar berhasil, Seorang wirausahawan harus memikul berbagai peranan, tugas, dan tanggung jawab, tetapi tidak ada yang lebih penting daripada peranan pemimpin oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan dalam kepemimpinan wirausaha atau Entrepreneurial Leadership yaitu Pemimpin yang baik harus mampu memengaruhi karyawan dengan memberikan bimbingan atau konsultasi dan memberi motivasi. 2.1.4 Motivasi Motivasi merupakan variabel independen yang kedua (X 2 ) dalam penelitian ini. Dalam bagian ini akan membahas mengenai Pengertian Motivasi, dan Jenis-Jenis Motivasi. 2.1.4.1 Pengertian Motivasi motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya menurut bukunya Robbins dan Judge (2008: 222). Motivasi adalah dorongan atau gejolak yang timbul dari dalam diri manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhannya sesuai dengan keinginan masing-masing (Afin Murti, 2012: 63). Motivasi menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2008:219) adalah pemberian daya gerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agarmereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan. Menurut Hasibuan (2012: 141), Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Motivasi adalah kondisi yang menggerakan karyawan agar mampu mencapai tujuan dari motifnya (Mangkunegara, 2007: 93).

16 Menurut Saydam (2000: 327) dalam Kadarisma (2012:276), pengertian motivasi dalam kehidupan sehari-hari diartikan sebagai keseluruhan proses pemberian dorongan atau rangsangan kepada para karyawan sehingga mereka bersedia bekerja dengan rela tanpa dipaksa. Menurut Kadarisma (2012: 278), Motivasi kerja adalah penggerak atau pendorong dalam diri seseorang untuk mau berperilaku dan bekerja dengan giat dan baik sesuai dengan tugas dan kewajiban yang telah diberikan kepadanya. Jadi menurut yang dikemukakan di atas dapat di uraikan bahwa motivasi merupakan kegiatan atau cara untuk mendorong seseorang atau dalam diri manusia agar mau berperilaku, bekerja secara sesuai keingian diri sendiri tanpa dipaksa untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan yang telah ditentukan agar optimal. 2.1.4.2 Jenis-Jenis Motivasi Menurut Hasibuan (2012: 150), Mengatakan bawah jenis-jenis motivasi adalah sebagai beriku: 1) Motivasi Positif Motivasi positif maksudnya manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar. Dengan motivasi positif, semangat kerja bawahan akan meningkat karena umumnya manusia senang menerima yang baik-baik saja. 2) Motivasi Negatif Motivasi negatif maksudnya manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapat hukuman. Dengan motivasi negatif ini semangat bekerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik. Menurut Winardi (2007: 7), Mengatakan bawah jenis-jenis motivasi adalah sebagai berikut: 1. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam situasi kerja dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan staf. Motivasi ini sering juga disebut motivasi murni, yakni motivasi yang sebenarnya timbul dari

17 dalam diri sendiri. Motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar. Motivasi intrinsik didefinisikan juga sebagai motivasi yang hidup dalam diri individu dan berguna dalam situasi kerja yang fungsional. Dalam hal ini pujian atau hadiah atau sejenisnya tidak diperlukan karena tidak akan menyebabkan individu bekerja untuk mendapatkan pujian atau hadiah itu. 2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar. Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan sebab tidak semua pekerjaan dapat menarik minat bawahan atau sesuai dengan kebutuhan. Dalam keadaan ini motivasi terhadap pekerjaan perlu dibangkitkan oleh manajer agar mereka mau dan ingin bekerja secara lebih baik. 2.1.4.3 Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg) Frederick Herzberg (1950) dalam Hasibuan (2012: 157), seorang profesor ilmu jiwa pada Universitas di Cleveland, Ohio, mengemukakan Teori Motivasi Dua Faktor atau Herzberg's Two Factors Motivation Theory. Menurut Frederick Herzberg (1996) dalam Robbins (2008: 218) ada dua jenis faktor yang mempengarhi motivasi kerja, yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. 1) Faktor-Faktor Intrinsik yang berkaitan dengan isi pekerjaan, antara lain: a. Tanggung Jawab (Responsibility), besar kecilnya tanggung jawab yang dirasakan dan diberikan kepada seorang karyawan. b. Kemajuan (Advancement), besar kecilnya kemungkinan karyawan dapat maju dalam pekerjaannya. c. Pekerjaan Itu Sendiri (the work itself), besar kecilnya tantangan yang dirasakan oleh karuawan dari pekerjaannya. d. Pencapaian (achievement), besar kecilnya kemungkinan karyawan mendapatkan prestasi kerja, mencapai kinerja tinggi. e. Pengakuan (Recognition), besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada karyawan atas kinerja yang dicapai. 2) Faktor-Faktor Ekstrinsik yang menimbulkan ketidakpuasan serta berkaitan dengan konteks pekerjaan, antara lain:

18 a. Kebijakan dan Administrasi perusahaan (company policy and administration), derajat kesesuaian yang dirasakan karyawan dari semua kebijakan dan peraturan yang berlaku dalam organisasi. b. Kondisi kerja (working condition), derajat kesesuaian kondisi kerja dengan pelaksanaan tugas pekerjaannya. c. Gaji dan Upah (wagesand salaries), derajat kewajaran dari gaji yang diterima sebagai imbalan kinerjanya. d. Hubungan Antar Pribadi (interpersonal relation), derajat kesesuaian yang dirasakan dalam berinteraksi dengan karyawan lain. e. Kualitas supervisi (Quality supervisor), derajat kewajaran penyeliaan yang dirasakan dan diterima oleh karyawan. (Michael dan Intan, 2010: 25-26) Dari faktor motivasi tersebut umumnya motivasi yang tinggi dihubungkan kinerja dengan kinerja yang baik. Sebaliknya, motivasi yang rendah dihubungkan dengan kinerja yang buruk. Kinerja karyawan kadang-kadang tidak berhubungan dengan kompetensi yang dimiliki, karena terdapat faktor dari mempengaruhi kinerja. 2.1.5 Kinerja Karyawan Kinerja Karyawan merupakan variabel dependen (Y) dalam penelitian ini. Dalam bagian ini akan membahas mengenai Pengertian Kinerja Karyawan, Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja, dan Aspek-Aspek Kinerja. 2.1.5.1 Pengertian Kinerja Karyawan Menurut Hasibuan (2012: 94) Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Menurut Mangkunegara (2007: 67) Kinerja Karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Cash dan Fischer (1987) dalam Brahmasari (2008), Kinerja sering disebut dengan performance atau result yang diartikan dengan apa yang telah dihasilkan oleh individu karyawan.

19 Menurut As'ad dalam Brahmasari (2008), mengemukakan bahwa kinerja seseorang merupakan ukuran sejauh mana keberhasilan seseorang dalam melakukan tugas pekerjaannya. Jadi Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, kinerja adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh karyawan dalam melaksanakan tugastugas dan tolak ukur dimana karyawan melakukan sesuai dengan dibebankan kepadanya yang didasari atas tanggung jawab, pengalaman, kecakapan dan kesungguhan karyawan itu sendiri. 2.1.5.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja menurut Mathis dan Jackson (2006, p113-114)ada 3 faktor utama yang mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu : 1) Kemampuan Individual Kemampuan individual karyawan ini mencakup bakat, minat, dan faktor kepribadian.tingkat keterampilan, bahan mentah yang dimiliki seseorang berupa pengetahuan, pemahaman, kemampuan, kecakapan interpersonal, dan kecakapan tekhnis. Dengan demikian, kemungkinan seorang karyawan akan mempunyai kinerja yang baik, jika karyawan tersebut memiliki keterampilan yang baik maka karyawan tersebut akan menghasilkan kinerja yang baik pula. 2) Usaha yang dicurahkan Usaha yang dicurahkan dari karyawan bagi perusahaanadalah etika kerja,kehadiran, dan motivasinya. Tingkat usahanya, merupakan gambaran motivasi yang diperlihatkan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Dari itu, kalaupun karyawan mempunyai tingkat keterampilan untuk mengerjakan pekerjaan, akan tetapi tidak akan bekerja dengan baik jika hanya sedikit upaya. Hal ini berkaitan dengan perbedaan antara tingkat keterampilan dengan tingkat upaya. Tingkat keterampilan merupakan cermin dari apa yang dilakukan, sedangkan tingkat upaya merupakan cermin apa yang dilakukan. 3) Dukungan Organisasional Dalam dukungan organisasional, perusahaan menyediakan fasilitas bagi karyawan meliputi pelatihan, peralatanteknologi, dan manajemen atau rekan kerja. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak

20 dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah apa yang mempengaruhi sebanyak mereka memberikan kontribusi pada organisasi. 2.1.5.3 Aspek-Aspek Kinerja Mangkunegara (2007: 17-18) mengemukakan aspek-aspek yang dinilai dalam kinerja mencakup: kesetiaan, hasil kerja, kejujuran, kedisiplinan, kerjasama, kepemimpinan, kepribadian, prakarsa, kecakapan, dan tanggung jawab. Sedangkan menurut Husein Umar dalam Mangkunegara (2007: 18), membagi aspek-aspek kinerja sebagai berikut: 1) Mutu Pekerjaan 6) Kerja Sama 2) Kejujuran Karyawan 7) Keandalan 3) Inisiatif 8) Pengetahuan tentang pekerjaan 4) Kehadiran 9) Tanggung Jawab 5) Sikap 10) Pemanfaatan waktu kerja Setelah menjelaskan pengertian dan teori dari kinerja karyawan, Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja, dan Aspek-Aspek Kinerja maka dapat diambil keputusan dalam menentukan kerangka pemikiran tersebut. 2.2 Kerangka Pemikiran Menurut Sugiyono (2012: 89) Kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel independen atau variable bebas (X) dan variable dependen atau variabel terikat (Y). Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat). Sedangkan variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012: 59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah Entrepreneurial Leadership (X 1 ) dan Motivasi Kerja (X 2 ), sedangkan yang menjadi variabel dependennya adalah Kinerja Karyawan (Y).

21 (Kerangka Pemikiran) H 1 Entrepreneurial Leadership(X 1 ) - Orientasi strategi yang didorong persepsi peluang - Komitmen terhadap peluang - Komitmen terhadap sumber daya - Pengendalian sumber daya - Visi yang realistik (J. Winardi; 2008) Motivasi (X 2 ) - Faktor Intrinsik - Faktor Ekstrinsik (Frederick Herzberg; 1950) H 3 Kinerja Karyawan (Y) - Kemampuan Individual - Usaha yang dicurahkan - Dukungan Organisasional (Mathis dan Jackson; 2006) H 2 Sumber: Hasil Pengolahan Data Gambar 2.1 - Kerangka Pemikiran Di dalam variabel tersebut ada Variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel independen atau variable bebas (X) dan variable dependen atau variabel terikat (Y), Dalam penelitian ini H 1 yang diketahui di gambar 2.1 bahwa variabel independennya (X 1 ) Entrepreneurial Leadership memiliki dimensi/bagian yaitu Orientasi strategi yang didorong persepsi peluang, Komitmen terhadap peluang, Komitmen terhadap sumber daya, Pengendalian sumber daya dan Visi yang realistik terhadap variabel

22 dependennya (Y) kinerja karyawan yaitu Kemampuan Individual, Usaha yang dicurahkan dan Dukungan Organisasional, Dalam penelitian ini H 2 yang diketahui di gambar 2.1 bahwa variabel independennya (X 2 ) motivasi memiliki dimensi bagian yaitu faktor Intrinsik dan faktor Ekstrinsik terhadap variabel dependennya (Y) kinerja karyawan yaitu Kemampuan Individual, Usaha yang dicurahkan dan Dukungan Organisasional dan Dalam penelitian ini H 3 yang diketahui di gambar 2.1 bahwa variabel independennya (X 1 ) Entrepreneurial Leadership dan (X 2 ) motivasi memiliki dimensi bagian terhadap variabel dependennya (Y) kinerja karyawan. Jadi setelah mendapatkan Kerangka Pemikiran maka selanjutnya masuk ke hipotesis yang dapat di rumusan masalah dalam penelitian. 2.3 Hipotesis Menurut Sugiyono (2012: 93), Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada faktafakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.jadi Hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban yang empiris dengan data. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1) Hipotesis 1 Ho : Tidak ada pengaruh signifikan Entrepreneurial Leadership terhadap Kinerja Karyawan PT. KARUNIA LESTARI XPRESIF. Ha : Ada pengaruh signifikan Entrepreneurial Leadership terhadap Kinerja Karyawan PT. KARUNIA LESTARI XPRESIF. 2) Hipotesis 2 Ho : Tidak ada pengaruh signifikan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. KARUNIA LESTARI XPRESIF. Ha : Ada pengaruh signifikan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. KARUNIA LESTARI XPRESIF. 3) Hipotesis 3 Ho : Tidak ada pengaruh signifikan Entrepreneurial Leadership dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. KARUNIA LESTARI XPRESIF.

23 H 1 : Ada pengaruh signifikan Entrepreneurial Leadership dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. KARUNIA LESTARI XPRESIF.

24