II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan kering masam cukup luas yaitu sekitar 99,6 juta hektar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting, tanah sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat

Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7.

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih

SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

TINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol atau dikenal dengan nama Podsolik Merah Kuning (PMK)

Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Vermikompos adalah pupuk organik yang diperoleh melalui proses yang

II. PEMBENTUKAN TANAH

I. PENDAHULUAN. Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume

HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah

BAB II TI JAUA PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara pedologi, tanah didefinisikan sebagai bahan mineral ataupun organik di

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH

PENENTUAN BULK DENSITY ABSTRAK

KADAR AIR TANAH ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh. Ferdy Ardiansyah

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan

Seisme/ Gempa Bumi. Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 03: Batuan & Tanah

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2)

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA III DERAJAT KERUT TANAH

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

I. PENDAHULUAN. Tanah itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan salah satu tanaman hortikultura, yang sangat cocok

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperlukan dalam bidang pertanian.dalam menentukan sifat tanah serta

KARAKTERISITK SIFAT FISIK TANAH PADA LAHAN PRODUKSI RENDAH DAN TINGGI DI PT GREAT GIANT PINEAPPLE

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Infiltrasi adalah gerakan air permukaan tanah masuk ke dalam

TINJAUAN PUSTAKA. dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium

17/02/2013. Matriks Tanah Pori 2 Tanah. Irigasi dan Drainasi TUJUAN PEMBELAJARAN TANAH DAN AIR 1. KOMPONEN TANAH 2. PROFIL TANAH.

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas,

IV. SIFAT FISIKA TANAH

METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. menerus menyebabkan kerusakaan sifat fisik tanah dan selanjutnya akan

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

SOIL COMPONENT EKOSARI R. 2011

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak Geografis. Daerah penelitian terletak pada BT dan

PENENTUAN BOBOT ISI TANAH(BULK DENSITY) UJI LAB

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 02: MORFOLOGI TANAH

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

PENGANTAR ILMU PERTANIAN PERTEMUAN KE-8 SUMBERDAYA LAHAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

BKM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter dan Kurva Infiltrasi

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6

DASAR-DASAR ILMU TANAH

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Kandungan hara pada 1m3 limbah cair setara dengan 1,5 kg urea, 0,3 kg SP-36,

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sifat-sifat Tanah. Sifat Morfologi dan Fisika Tanah. Sifat morfologi dan fisika tanah masing-masing horison pada pedon pewakil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam daur hidrologi, energi panas matahari dan faktor faktor iklim

TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

Transkripsi:

9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah sebagai media tumbuh tanaman Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat, cair, dan gas yang mempunyai sifat dan perilaku yang dinamik. Benda alami ini terbentuk oleh hasil kerja interaksi antara iklim (i) dan jasad hidup (o) terhadap bahan induk (b) yang dipengaruhi relief tempatnya terbentuk (r), dan waktu (w) yang digambarkan dalam fungsi T = f (i, o, b, r, w) Dimana T merupakan simbol yang menyatakan tanah dan masing-masing peubah adalah faktor-faktor pembentuk tanah (Arsyad, 2010). Tanah pada masa kini sebagai media tumbuh tanaman didefinisikan sebagai lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi dan unsur-unsur esensial sedangkan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara dan zat-zat adiktif bagi tanaman (Hanafiah, 2008).

10 2.2 Tanah masam dan permasalahannya Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian baik untuk tanaman pangan, perkebunan maupun tanaman hutan. Secara alami kesuburan tanah marginal tergolong rendah. Hal ini ditunjukan dengan reakasi tanah yang masam, cadangan hara rendah, basa-basa dapat ditukar dan kejenuhan basa rendah, sedangkan kejenuhan alumunium tinggi sampai sangat tinggi. Sebagian besar tanah marginal dari batuan sedimen masam diklasifikasikan sebagai Ultisol (Suharta, 2010). Ultisol dapat berkembang dari berbagai bahan induk, dari yang bersifat masam hingga basa. Namun sebagian besar bahan induk jenis tanah ini berasal dari batuan sedimen masam. Ultisol dicirikan oleh adanya akumulasi liat pada horizon bawah permukaan sehingga mengurangi daya resap air dan meningkatkan aliran permukaan dan erosi tanah. Erosi menjadi salah satu kendala fisik pada tanah Ultisol dan sangat merugikan karena dapat menurunkan kesuburan tanah. Tingkat kesuburan tanah ini seringkali hanya ditentukan oleh kandungan bahan organik pada lapisan permukaan atas tanah atau topsoil, sehingga jika lapisan ini tererosi maka tanah akan menjadi miskin bahan organik dan hara (Prasetyo dan Suriadikarta, 2006). Pada umumnya Ultisol berwarna kuning kecokelatan hingga merah. Warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain bahan organik, kandungan mineral primer fraksi ringan seperti kuarsa memberikan warna putih keabuan, serta oksida

11 besi seperti goethit dan hematit yang memberikan warna kecokelatan hingga merah (Prasetyo dan Suriadikarta, 2006). Profil jenis tanah ini tersususun atas horizon O (Ao) dan horizon A1 tipis diatas horizon A2 berwarna pucat (lightcolored beached A2) kebawahnya meliputi horizonn B yang lebih banyak mengandung lempung (more clayey) berwarna merah, merah kekuningan atau kuning, berangsur beralih ke bahan induk mengandung silika. Vegetasi alamnya hutan sembarang (coniferous or deciduous) dengan iklim panas sedang (warm temperate) sampai basah tropika (tropical humid) dan drainase alam yang baik (Darmawijaya, 1997). 2.3 Bahan Kasar Tanah Jenis bahan kasar yang sering dijumpai pada jenis tanah Ultisol adalah konkresi besi dan mangan atau dikenal dengan nama krokos, pasir kuarsa dan batu kuarsa. Adanya Konkresi menunjukkan bahwa tanah mengalami siklus pembasahan (reduksi) dan pengeringan (oksidasi) bergantian. Pada saat basah, besi dan mangan terlarut, kemudian pada kondisi kering mengalami pengendapan menjadi oksida. Mikroorganisme juga dapat berperan mengesktrak besi dan mangan dari bahan organik, sehingga membentuk konkresi. Di daerah tropika basah dengan drainase baik, konkresi ini umumnya berwarna merah, menunjukkan kandungan Fe yang tinggi (Afandi, 2010). Konkresi adalah konsentrasi lokal berbagai senyawa kimia yang berbentuk butirbutir atau batang-batang keras. Bentuk, besar dan warnanya berbeda-beda tergantung susunan kimianya. Konkresi Fe dan Mn merupakan campuran bahan-

12 bahan tanah yang direkatkan oleh akumulasi oksida-oksida Fe dan Mn berwujud konkresi dalam bentuk bundar atau lonjong yang padat dan keras sebesar 0,05-20 mm. Terbentuk karena adanya adanya reaksi oksidasi dan reduksi secara bergilir akibat turun naiknya permukaan air tanah. Makin merah warna konkresi makin besar kadar Fe-nya sedangkan makin hitam maka makin tinggi kadar Mn-nya. Seringkali konkresi terdapat sebagai sisipan dalam horizon yang mengalami gleisasi (Darmawijaya, 1997). Bahan kasar tanah fragmentasi batuan merupakan partikel tanah yang memiliki diameter lebih dari atau sama dengan 2 mm. Bahan kasar tanah tanah atau fragmentasi batuan tertanam dalam tanah dan berpengaruh penting terhadap sifat fisik tanah seperti kerapatan isi, porositas, kadar air dan juga berpengaruh terhadap proses air dalam tanah seperti infiltrasi, evaporasi dan aliran permukaan atau run off (Poesen and Lavee, 1994). Bahan kasar adalah bagian dari fraksi tanah yang berada didalam lapisan tanah atau pada permukaan tanah yang memilki ukuran lebih besar dari 2 mm. Bahan kasar bisa berupa kerikil yaitu bahan kasar yang memilki diameter lebih besar dari 12 mm sampai 7,5 cm dan batuan kecil berupa bahan kasar atau batuan yang memiliki diameter 7,5 cm sampai 25 cm (Arsyad, 2010). 2.4 Tekstur Tanah Dan Modifier Tekstur tanah menunjukan kasar atau halusnya suatu tanah. Tekstur menunjukan perbandingan relatif pasir, debu dan liat atau kelompok partikel dengan ukuran lebih kecil dari kerikil (diameternya kurang dari 2 milimeter). Beberapa tanah

13 mengandung jumlah kerikil, batu atau fragmen kasar lainya yang nyata lebih besar dari ukuran butir-butir pasir (Foth, 1994). Tekstur tanah, biasa juga disebut besar butir tanah, termasuk salah satu sifat tanah yang paling sering ditetapkan. Hal ini disebabkan karena tekstur tanah berhubungan erat dengan pergerakan air dan zat terlarut, udara, pergerakan panas, berat volume tanah, luas permukaan spesifik (spesific surface), kemudahan tanah memadat (compressibility), dan lain-lain (Hillel, 1982). Dalam penentuan tekstur tanah untuk jenis tanah yang banyak mengandung bahan kasar maupun krokos maka jenis tekstur mengikuti banyak dan jenis kandungan bahan kasarnya. USDA Soil Survey Staff (1993) telah menetapkan ukuran dan nama bahan kasar, sebagaimana terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Bentuk ukuran dan nama bahan kasar. Bentuk dan ukuran Nama Keterangan Bulat, seperti kubus, atau bersumbu sama: diameter (mm) 2,0-7,5 2,0-5 5,0-20 20-75 75-250 250-600 >60 Kerikil Kerikil halus Kerikil sedang Kerikil kasar Kerakal Batu Bongkah berkerikil berkerikil halus berkerikil sedang berkerikil kasar berkerakal berbatu berbongkah Pipih: Panjang (mm) 2-15 150-380 380-600 >600 Kereweng Batu Bendera Batu Bongkah berkereweng berbatu bendera berbatu berbongkah *USDA Soil Survey Staff (1993); Balai Penelitian Tanah (2004)

14 Berikut ini adalah cara penentuan kelas tekstur berdasarkan banyaknya kandungan bahan kasar yang ada dalam tanah: - Kurang dari 15% dari volume. Tidak perlu menjadi modifier dan bisa diabaikan. - 15-35% dari volume. Istilah/nama dari jenis fragmen batuan dominan menjadi penyebut dari modifier kelas tekstur. Contoh lempung berkerikil, liat berdebu berkerakal. - 35-60% dari volume. Istilah/nama dari jenis fragmen batuan dominan menjadi penyebut dari modifier kelas tekstur diawali dengan kata "sangat" di depannya. Contoh: lempung sangat berkerikil, liat berpasir sangat berkerakal. - Lebih dari 60% volume. Apabila cukup fraksi halus untuk menentukan kelas teksturnya (5% atau lebih dari volume), maka istilah/nama fragmen batuan digunakan sebagai modifier dari kelas tekstur diawali dengan kata "amat sangat". Contoh: lempung amat sangat berkerikil, liat berdebu amat sangat berkerakal (Balai Penelitian Tanah, 2004). 2.5 Sifat fisik tanah Kerapatan isi merupakan sifat tanah yang menggambarkan tingkat kepadatan tanah persatuan volum, biasanya dinyatakan dalam kg m -3. Kerapatan yang tinggi umumnya memiliki struktur tanah yang kompak dan mengandung liat yang tinggi. Tanah yang mengandung bahan organik yang tinggi memiliki kerapatan isi yang rendah. Bila dinyatakan dalam gram per cm 3 kerapatan isi tanah liat yang ada dipermukaan dengan struktur granular besarnya berkisar 1,0 sampai 1,3 g cm -3.

15 Tanah-tanah dipermukaan dengan tekstur kasar mempunyai kisaran 1,3 g cm -3 sampai 1,8 g cm -3. Perkembangan struktur yang lebih besar pada tanah-tanah dipermukaan dengan tekstur halus menyebabkan kerapatan isinya lebih rendah bila dibandingkan dengan tanah berpasir (Foth, 1998). Kerapatan isi atau lebih dikenal dengan Bulk Density pada jenis tanah Ultisol menurut Suharta dan Praetyo (2008), berat isi tanah meningkat dari horizon A ke horizon B sebagai akibat adanya proses illuviasi (akumulasi) liat. Tingginya nilai kerapatan isi pada horizon A tanah marginal sumatera (1,54 g cm -3 ) terjadi akibat adanya pemadatan tanah oleh alat berat. Oleh karena itu kerapatan isi tidak hanya ditentukan oleh tekstur tanahnya tetapi juga dipengaruhi oleh teknologi pengelolaan lahan yanah diterapkan. Ruang pori total adalah volume dari tanah yang ditempati oleh air dan udara. Persentase volume ruang pori total disebut dengan porositas. Dalam penentuan porositas contoh tanah ditempatkan pada tempat berisi air sehingga jenuh dan kemudian contoh tanah ditimbang. Perbandingan berat antara keadaan jenuh dan contoh tanah yang kering oven merupakan volume ruang pori tanah. Apabila tanah memiliki kerapatan isi sebesar 1,3 dan kerapatan partikelnya sebesar 2,6 maka tanah tersebut memiiki ruang pori total sebesar 50% yang dapat mengakibatkan tanah memiliki ciri untuk lapisan-lapisan bajak dengan tekstur medium (Foth,1998). Kadar air tanah total tanah adalah kadar air tanah yang diperoleh dengan jalan pengeringan di dalam oven dengan suhu 105 C hingga bobotnya menjadi tetap.

16 Kadar air tanah dinyatakan dalam bentuk persen berat tanah (gravimetrik) maupun dalam bentuk persen volume (volumetrik). Didalam tanah air berada di ruang pori tanah dan terikat pada bagian padatan (mineral maupun organik) maupun menjadi bagian komponen mineral. Dalam kaitanya dengan pertumbuhan tanaman kadar air akan berhubungan dengan kadar air total, kapasitas lapang dan titik layu permanen (Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah, 2011). Kandungan air tersedia adalah jumlah air yang dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tanaman dalam proses pertumbuhanya. Kandungan air tersedia merupakan selisih antara kandungan air pada kapasitas lapang dengan kandungan air pada titik layu permanen dikalikan dengan kerapatan isi dan ketebalan horizon (Cousin et al., 2003). 2.6 Peranan bahan kasar terhadap sifat fisik tanah. Adanya bahan kasar akan berpengaruh terhadap kerapatan isi tanah. Kerapatan isi pada tanah yang mengandung bahan kasar pada kedalaman tanah 0 57 cm dengan persentase 34,2% 56,9% memiliki nilai kerapatan isi berkisar antara 1,9 2,2 g cm -3 sedangkan untuk tanah biasa yang tidak mengandung bahan kasar memiliki nilai kerapatan isi sebesar 1,1 sampai 1,2 g cm -3 (Cousin et al., 2003). Permukaan tanah yang memiliki banyak bahan kasar tanah dapat berpengaruh terhadap siklus air dalam tanah. Penelitian yang dilakukan oleh Wang et al. (2012) pada skala plot dengan kemiringan 30% menggunakan simulator hujan dengan intensitas rendah 19.7 50.8 mm h -1, sedang 23,8 56,4 mm h -1, dan tinggi 19,7 50,8 mm h -1 menunjukan adanya bahan kasar yang menutupi merata pada

17 permukaan tanah dapat meningkatkan laju infiltrasi, mengurangi aliran permukaan dan meningkatkan Subsurface run off sehingga dapat mengurangi erosi dalam tanah. Secara umum adanya bahan kasar sampai 40% pada permukaan tanah berpengaruh nyata dapat mengurangi aliran permukaan sebesar 24%, 51% dan 64% pada tanah. Kehadiran bahan kasar berupa konkresi Calcium carbonate sebagai hasil dari proses pembentukan tanah pada daerah Loess Plateau, menunjukan adanya kehadiran bahan kasar tanah dapat menyebabkan pengaruh besar terhadap kerapatan isi tanah, struktur, gerakan air tanah dan translokasi zat terlarut dalam tanah. Adanya bahan kasar pada tanah berpengaruh terhadap laju infiltrasi tanah yaitu mengurangi laju infiltrasi tanah pada persentase bahan kasar tertentu namun kembali mengalami laju infiltrasi kembali mengalami peningkatan kembali (Beibei et al., 2009).