ANALISIS DESKRIPTIF SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMA PROGRAM IPA TAHUN AJARAN 2015 / 2016 DITINJAU DARI ASPEK KOGNITIF TIMSS

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS DESKRIPTIF SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMA PROGRAM IPA TAHUN AJARAN 2015 / 2016 DITINJAU DARI ASPEK KOGNITIF TIMSS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROSIDING ISSN: PM-13 PEMETAAN DOMAIN ISI DAN KOGNITIF SOAL UJIAN SEKOLAH/MADRASAH MATEMATIKA SD/MI BERDASARKAN TIMSS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional terdapat penjelasan mengenai standar nasional. dan afektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Wajib belajar 9 tahun menjadi kebutuhan mendasar bangsa Indonesia

Key word : analysis of national exam, conten validity, cognitive domains.

SOAL UJIAN SEKOLAH/MADRASAH MATEMATIKA SD/MI TAHUN AJARAN 2015/2016 BERDASARKAN DOMAIN ISI DAN DOMAIN KOGNITIF TIMSS

PEMETAAN SOAL-SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMA/MA TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN TAHUN AJARAN 2011/2012. (Khususnya aspek kognitif berdasarkan TIMSS)

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25

Karakteristik Soal TIMSS

ANALISIS ISI BUKU MATEMATIKA KURIKULUM 2013 SMP KELAS VIII SEMESTER 1 BERDASARKAN TAKSONOMI TIMSS

MUATAN TAKSONOMI TIMSS SOAL MATEMATIKA UAS KELAS VII TAHUN 2016/2017 DI SMP KABUPATEN SUKOHARJO (Analisis Domain Konten dan Kognitif)

Kata Kunci: analisis soal; buku siswa kurikulum 2013; BSE; domain kognitif 1. PENDAHULUAN

ANALISIS ISI BUKU MATEMATIKA KURIKULUM 2013 SMP KELAS VIII SEMESTER 1 BERDASARKAN TAKSONOMI TIMSS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2003 bahwa

BAB I PENDAHULUAN. berat. Salah satu tantangannya adalah menghadapi persaingan ekonomi global.

PEMETAAN SOAL-SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMA/MA NASKAH PUBLIKASI. Oleh: DWI AMELIA IRAWATI A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Analisis Deskriptif Soal-Soal Dalam Buku Pelajaran Matematika SMP Kelas VIII Semester 1 Ditinjau dari Domain Kognitif TIMSS 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS SOAL DALAM BUKU SISWA MATEMATIKA KURIKULUM 2013 KELAS VIII SEMESTER I BERDASARKAN DIMENSI KOGNITIF DARI TIMSS

PEMETAAN ASPEK KOGNITIF TRENDS INTERNASIONAL MATHEMATICS AND SCIENCE STUDY PADA UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

ASPEK KOGNITIF SOAL MATEMATIKA PADA BUKU TEMATIK KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Perwujudan masyarakat Indonesia yang berkualitas dalam rangka

ANALISIS KESESUAIAN BUKU AJAR MATEMATIKA KELAS VIII SMP DENGAN TAKSONOMI TIMSS

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pengembangan pendidikan. Dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun. sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS ASPEK KOGNITIF PADA SOAL-SOAL LATIHAN BUKU AJAR MATEMATIKA SMA KELAS XII NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS ASPEK KOGNITIF TIMSS 2015 SOAL PADAA BUKU AJAR MATEMATIKA KELAS VIII KURIKULUM 2013

Diajukan Oleh: Novi Dwi Cahyanti A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gina Gusliana, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Yayuk Kuswanti et al., Analisis Soal dalam Buku Siswa Matematika Kurikulum

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi salah satu fokus dalam penyelenggaraan negara. Menurut

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS SOAL MATEMATIKA TIMSS 2011 DENGAN INDEKS KESUKARAN TINGGI BAGI SISWA SMP. Lukman Jakfar Shodiq 1, Dafik 1, I Made Tirta 2

ANALISIS SOAL-SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I WONOSEGORO DITINJAU DARI ASPEK KOGNITIF TAHUN AJARAN 2009/2010 DAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu faktor fisiologis dan faktor

Abstrak. Pendahuluan. Anas et al., Analisis Deskriptif Soal Ujian Nasional Matematika...

PEMETAAN SOAL-SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMA/MA (Analisis isi dan aspek kognitif)

ANALYSIS OF HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) STUDENT IN PROBLEM SOLVING OF PHYSICS SCIENCE NATIONAL EXAMINATON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Hal ini sesuai

ANALISIS MATERI DAN SOAL MATEMATIKA DALAM BUKU TEMATIK KURIKULUM 2013 SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V BERDASARKAN TAKSONOMI TIMSS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat.

Nancy et al., Analisis Tingkat Kognitif Uji Kompetensi pada Buku Sekolah Elektronik (BSE)...

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL INKUIRI PADA MATERI KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA ALJABAR BERBASIS TIMSS PADA SISWA SMP KELAS VIII. Diajukan Oleh: Linggar Galih Mahanani A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengambilan keputusan adalah proses kognitif kritis di setiap bidang kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Adek, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara nasional adalah hasil nilai Ujian Nasional (UN). Permendikbud

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.c.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS SOAL ULANGAN HARIAN BUATAN GURU BIOLOGI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 DITINJAU DARI TINGKAT TAKSONOMI BLOOM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PROSIDING ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 01 Tahun 2014, 8-14 ISSN:

ANALISIS MATERI DAN SOAL MATEMATIKA DALAM BUKU TEMATIK KURIKULUM 2013 SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V BERDASARKAN TAKSONOMI TIMSS

PUBLIKASI ILMIAH AFRINA NUR BAITI A

ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA BERDASARKAN TAKSONOMI TIMSS PADA ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL KELAS VIII SMP KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Qori Magfiroh, 2013

TINGKAT KESIAPAN GURU DAN PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA DALAM KURIKULUM 2013 KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINGKAT KOGNITIF REVISI TAKSONOMI BLOOM PADA SOAL-SOAL DALAM BUKU TEKS MATEMATIKA SMP

Unnes Physics Education Journal

I. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL (UN) MATEMATIKA SMK TAHUN AJARAN 2011/2012 BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO

TINGKAT KOGNITIF SOAL LATIHAN BERDASARKAN TAKSONOMI TIMSS PADA BUKU TEKS MATEMATIKA SMP/MTs KELAS VIII KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL PEMECAHAN MASALAH DALAM BUKU SISWA PELAJARAN MATEMATIKA SMP KELAS VII KURIKULUM 2013

Unnes Journal of Mathematics Education

RATIH DEWI PUSPITASARI K

I. PENDAHULUAN. sains siswa adalah Trends in International Mathematics Science Study

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN PEER LESSON DAN TTW DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu faktor pembentuk pribadi manusia, seseorang

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sains dan teknologi adalah suatu keniscayaan. Fisika adalah

ANALISIS KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA DI KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian Buku Teks (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), 50. Pendidikan (Jakarta: Depdikbud, 2013).

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

Transkripsi:

ANALISIS DESKRIPTIF SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMA PROGRAM IPA TAHUN AJARAN 2015 / 2016 DITINJAU DARI ASPEK KOGNITIF TIMSS Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: NUGRAHANING NISA ALIFIA A410130115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

i

ii

iii

ANALISIS DESKRIPTIF SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMA PROGRAM IPA TAHUN AJARAN 2015 / 2016 DITINJAU DARI ASPEK KOGNITIF TIMSS Abstrak Prestasi matematika Indonesia dalam kancah Internasional masih tergolong sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya peringkat Indonesia menurut TIMSS 2015. Disamping itu, sistem pendidikan Indonesia telah menetapkan Ujian Nasional sebagai alat evaluasi kompetensi siswa. Namun, nilai rata-rata mata pelajaran matematika di Ujian Nasional merupakan yang terendah, sehingga penelitian ini menjadi sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan penyebaran soal-soal Ujian Nasional matematika SMA program IPA tahun ajaran 2015/2016 berdasarkan aspek kognitif TIMSS 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa: 1) Soalsoal Ujian Nasional matematika SMA program IPA tahun ajaran 2015/2016 tersebar kurang merata dari aspek kognitif TIMSS 2015. 2) Presentase masing-masing aspek kognitif terpaut cukup jauh. Dalam kaitannya dengan aspek kognitif, soal-soal tersebut terbagi dalam 3 aspek kognitif, yaitu pengetahuan (knowing), penerapan (applying), dan penalaran (reasoning). 3) Soal-soal Ujian Nasional matematika SMA program IPA tahun ajaran 2015/2016 didominasi oleh aspek pengetahuan (knowing), yaitu sebesar 47,5%. Sedangkan presentase pada aspek penerapan (applying) sebesar 35% dan pada aspek penalaran (reasoning) sebesar 17,5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa soal-soal Ujian Nasional matematika SMA program IPA tahun ajaran 2015/2016 tidak tersebar merata menurut standarisasi aspek kognitif TIMSS 2015. Kata kunci: aspek kognitif, TIMSS, Ujian Nasional SMA. Abstract On international level, Indonesia s mathematics achievement is still on a very low level. It has been proved by Indonesia s low ranking according to TIMSS 2015. Besides, education system in Indonesia has long used National Exam (Ujian Nasional) as a prior way to evaluate students competence. However, average score of Mathematics subject in National Exam is the lowest of all. Furthermore, this research becomes very important to do. This research aims to analyze and describe the mapping of National Exam of Mathematics subject in Science program of Senior High School on academic year 2015/2016 according to TIMSS 2015 cognitive aspects. This research is a kind of qualitative one. Data collection method used in this research is documentation method. Result of the research shows that: 1) the mapping of National Exam of Mathematics subject in Science program of Senior High School on academic year 2015/2016 does not spread equitably according to TIMSS 2015 cognitive aspects. 2) Percentage difference of each cognitive aspect is far enough. In association with cognitive aspects, questions in the exam are divided into 3 cognitive aspects, they are, knowing, applying and reasoning. 3) The questions in National Exam of Mathematics subject in Science program of Senior High School on academic year 2015/2016 are dominated by knowing aspect with a percentage of 47.5%. While the percentage of applying aspect is 30% and reasoning is 22.5%. This research concludes that the mapping of National Exam of Mathematics subject in Science program of Senior High School on academic year 2015/2016 does not spread equitably according to TIMSS 2015 cognitive aspects. Keywords: cognitive aspect, TIMSS, National Exam Senior High School. 1

1. PENDAHULUAN Ujian Nasional merupakan upaya pemerintah untuk mengevaluasi tingkat pendidikan secara nasional dengan menetapkan standarisasi nasional pendidikan. Ujian Nasional menjadi instrumen pengukur standar kompetensi lulusan dari segi aspek kognitif. Dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2005 menyebutkan bahwa hasil Ujian Nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk pemetaan mutu program atau satuan pendidikan, untuk dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, dan untuk mengukur kompetensi mata pelajaran dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional oleh peserta didik, satuan pendidikan, dan atau program pendidikan. Dengan kata lain, Ujian Nasional digunakan sebagai salah satu tolak ukur tingkat pendidikan penduduk yang mana sering dijadikan sebagai salah satu indikator kemajuan sebuah negara. Ujian Nasional saat ini lebih erat berkaitan dengan dimensi kognitif atau akademik siswa. Padahal, pendidikan pada hakekatnya adalah upaya mengubah perilaku peserta didik. Dalam prosesnya, perubahan perilaku membutuhkan banyak aspek penanganan, yaitu meliputi aspek kognitif, sikap (afektif), dan keterampilan gerak (psikomotorik). Namun, sangat disayangkan, Ujian Nasional cenderung mengabaikan aspek afektif dan psikomotorik. Salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional yaitu matematika. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari tingkat sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Pada hasil penelitian Barmoyo dan Wasis (2014) menyimpulkan bahwa soal Ujian Nasional ditinjau dari indikator keterampilan berpikir kritis dominan pada indikator aplikasi sebesar 41%. Sedangkan pada penelitian Poorang, Behzadi, dan Shahvarani (2014) tentang relasi antara proses pemahaman dan kemampuan kognitif siswa pada pelajaran matematika menyatakan bahwa pada evaluasi matematika menerapkan dua dimensi, yaitu konten dan kognitif. Pada hasil penelitian ini, terdapat korelatif yang positif antara pemahaman dengan tingkat kognitif dalam matematika bermakna berdasarkan TIMSS yang memiliki tiga tingkatan, yaitu pengetahuan (knowing), penerapan (applying), dan penalaran (reasoning). Data dari Kemdikbud, capaian rata-rata nilai Ujian Nasional 2016 untuk jenjang SMA mengalami penurunan dibanding tahun 2015. Rata-rata nilai Ujian Nasional SMA 2015 adalah 61,93 dan rata-rata nilai Ujian Nasional SMA 2016 adalah 55,3 yang artinya mengalami penurunan 6,9 poin. Sedangkan untuk hasil Ujian Nasional matematika SMA program IPA 2

pada tahun 2015/2016 memiliki rata-rata sebesar 59,17. Hasil tersebut tergolong rendah jika dibandingkan dengan nilai rata-rata mata pelajaran yang lain. Diperoleh nilai rata-rata untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 75,26, Bahasa Inggris sebesar 65,83, Fisika sebesar 67,43, Kimia sebesar 59,98, dan Biologi sebesar 64,04. Di level internasional, ada studi khusus tentang prestasi matematika dan sains siswa sekolah lanjutan tingkat pertama bernama TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study). Dasar penilaian prestasi matematika dan sains dalam TIMSS dikategorikan ke dalam dua domain, yaitu isi dan kognitif. Pada domain isi, ada 5 aspek yang diuji, yaitu bilangan, aljabar, geometri, data, dan peluang. Pada domain kognitif, soal-soal Matematika dalam studi TIMSS diuji 3 aspek, yaitu pengetahuan (knowing), penerapan (applying), dan penalaran (reasoning). Pada hasil TIMSS dari tahun ke tahun, peringkat matematika Indonesia tergolong masih sangat rendah. Padahal, dari hasil penelitian yang dilakukan Pogoy, dkk (2015) tentang korelasi domain isi dan domain kognitif pada prestasi matematika di beberapa negara menyimpulkan bahwa domain kognitif seperti pengetahuan (knowing), penerapan (applying), dan penalaran (reasoning) memiliki hubungan yang sangat positif untuk prestasi matematika. Dalam kaitannya dengan domain kognitif, hasil penelitian Ceylan (2013) tentang pengamatan konten sains dan skor domain kognitif berkaitan dengan rendah dan tingginya prestasi sekolah di Turki adalah skor rata-rata dari domain penalaran lebih tinggi daripada skor rata-rata domain pengetahuan dan penerapan. Sedangkan pada penelitian Tyumeneva, Valdman, dan Karnoy (2014) menemukan adanya hubungan yang sama antara tingkat subjek penguasaan dan transfer ilmu pengetahuan semua aspek kognitif, termasuk pada aspek penerapan (applying). Pada penelitian lain, Kablan dan Kaya (2013) tentang domain kognitif TIMSS pada prestasi matematika dan sains berdasarkan gaya belajar menemukan adanya skor bervariasi secara signifikan pada domain penerapan (applying) dan domain penalaran (reasoning) dibandingkan dengan domain pengetahuan (knowing). Berdasarkan fakta-fakta di atas penulis tertarik melakukan penelitian guna mengetahui pemetaan soal-soal Ujian Nasional matematika SMA program IPA tahun ajaran 2015/2016 berdasarkan aspek kognitif TIMSS 2015. Menurut TIMSS 2015, aspek kognitif terdiri dari pengetahuan (knowing), penerapan (applying), dan penalaran (reasoning). 3

2. METODE Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif jenis analisis dokumen. Metode ini dipilih sebagai metode penelitian karena data yang digunakan bersumber pada soal-soal Ujian Nasional matematika SMA program IPA tahun ajaran 2015/2016. Sampel sumber data dalam penelitian ini adalah soal-soal Ujian Nasional matematika SMA program IPA tahun ajaran 2015/2016 berdasarkan aspek kognitif TIMSS 2015. Dokumen yang diteliti yaitu naskah soal Ujian Nasional matematika SMA program IPA tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri dari 40 soal dengan 20 paket. Namun, pada penelitian ini, hanya 1 paket soal yang dianalisis, mengingat semua paket sebenarnya memiliki konten yang sama. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi dilakukan terhadap 1 paket berkas soal Ujian Nasional Matematika SMA Program IPA tahun ajaran 2015/2016 yang diperoleh dari SMA Negeri 1 Welahan yang akan dianalisis berdasarkan tabel domain kognitif TIMSS 2015 yang didapat dari website resmi TIMSS 2015 Mathematics Framework. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis interaktif, yang meliputi tiga kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber untuk keabsahan data, yaitu dengan 3 narasumber ahli. Narasumber pertama adalah peneliti sendiri selaku mahasiswa. Narasumber kedua adalah guru mata pelajaran matematika SMA, yaitu Erna Sulistyowati, S.Pd. dan narasumber ketiga adalah dosen FKIP matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta, yaitu Naufal Ishartono, S.Pd, M.Pd. Data yang terkumpul dianalisis kemudian dilakukan uji keabsahan datanya dengan triangulasi sumber tersebut berdasarkan mathematics cognitive domains TIMSS Advanced 2015 Assessment. Data dikelompokkan ke masing-masing aspek setiap domain kognitif TIMSS 2015, kemudian persentase tiap domain kognitif TIMSS 2015 pada 40 soal tersebut dihitung. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek kognitif TIMSS 2015 terdiri atas pengetahuan (knowing), penerapan (applying), dan penalaran (reasoning). Pada analisis data yang dilakukan oleh peneliti sebagai narasumber pertama, dari total 40 soal, ditemukan 19 soal pengetahuan (knowing), 12 soal penerapan (applying), dan 9 soal penalaran (reasoning). Pada 19 soal pengetahuan (knowing) ditemukan 13 soal menghitung (compute), 2 soal mengenali (recognize), dan 4 soal yang menguji kemampuan mengambil informasi (retrieve). Pada 12 soal penerapan (applying), ditemukan 7 soal menentukan (determine), 3 soal mengimplementasikan (implement), dan 2 soal merepresentasikan (represent/model). Terakhir, pada 9 soal penalaran (reasoning), ditemukan 4

3 soal analisis (analyze), 5 soal menghubungkan (integrate), dan 1 soal menarik kesimpulan (draw conclusion). Pada analisis data yang dilakukan oleh narasumber kedua, dari total 40 soal, ditemukan 23 soal pengetahuan (knowing), 11 soal penerapan (applying), dan 6 soal penalaran (reasoning). Pada 23 soal pengetahuan (knowing) ditemukan 1 soal mengingat kembali (recall), 2 soal mengenali (recognize), 17 soal menghitung (compute), dan 3 soal yang menguji kemampuan mengambil informasi (retrieve). Pada 11 soal penerapan (applying), ditemukan 4 soal menentukan (determine), 4 soal merepresentasikan (represent/model), dan 3 soal mengimplementasikan (implement). Terakhir, pada 6 soal penalaran (reasoning), ditemukan 2 soal analisis (analyze) dan 4 soal menghubungkan (integrate). Sedangkan pada analisis data yang dilakukan oleh narasumber ketiga, dari total 40 soal, ditemukan 18 soal pengetahuan (knowing), 15 soal penerapan (applying), dan 7 soal penalaran (reasoning). Pada 18 soal pengetahuan (knowing) ditemukan 2 soal mengenali (recognize), 12 soal menghitung (compute), dan 4 soal yang menguji kemampuan mengambil informasi (retrieve). Pada 15 soal penerapan (applying), ditemukan 8 soal menentukan (determine), 3 soal merepresentasikan (represent/model), dan 4 soal mengimplementasikan (implement). Terakhir, pada 7 soal penalaran (reasoning), ditemukan 2 soal analisis (analyze), 4 soal menghubungkan (integrate), dan 1 soal menarik kesimpulan (draw conclusion). Dari hasil analisis ketiga narasumber yang diperoleh, dengan teknik dokumentasi dari ketiga narasumber tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dari total 40 soal, ditemukan 19 soal pengetahuan (knowing), 14 soal penerapan (applying), dan 7 soal penalaran (reasoning). Pada 19 soal pengetahuan (knowing) ditemukan 2 soal mengenali (recognize), 13 soal menghitung (compute), dan 4 soal yang menguji kemampuan mengambil informasi (retrieve). Pada 14 soal penerapan (applying), ditemukan 7 soal menentukan (determine), 3 soal merepresentasikan (represent/model), dan 4 soal mengimplementasikan (implement). Terakhir, pada 7 soal penalaran (reasoning), ditemukan 2 soal analisis (analyze), 4 soal menghubungkan (integrate), dan 1 soal menarik kesimpulan (draw conclusions). Berikut adalah pemaparan kesimpulan dari hasil analisis ketiga narasumber dalam bentuk tabel. 5

Tabel 1. Kesimpulan Hasil Analisis Data No. Dimensi Kognitif Domain Aspek Jumlah soal Recall - 1 Knowing Recognize 2 Compute 13 Retrieve 4 Determine 7 2 Applying Represent/Model 3 Implement 4 Analyze 2 Integrate/Synthesize 4 3 Reasoning Evaluate - Draw Conclusion 1 Generalize - Justify - Total 40 Jumlah per aspek Hasil pemetaan soal-soal matematika SMA program IPA tahun ajaran 2015/2016 ditinjau dari aspek kognitif TIMSS 2015 menunjukkan bahwa untuk masing-masing aspek berbeda dan memiliki rentang yang cukup jauh. Jika dihitung persentasenya, jelas sekali perbedaan yang cukup signifikan antara ketiga aspek tersebut. Berikut adalah persentase aspek kognitif dalam bentuk gambar 1. 19 14 7 Soal UN Matematika SMA Program IPA 2015/2016 17,5% 35% 47,5% Knowing Applying Reasoning Gambar 1. Pemetaan Soal-Soal UN Matematika SMA Program IPA tahun ajaran 2015/2016 ke dalam Aspek Kognitif menurut TIMSS 2015 Hal ini senada dengan hasil penelitian Barmoyo dan Wasis (2014) meneliti tentang analisis soal-soal dalam BSE (Buku Sekolah Elektronik), UN (Ujian Nasional), dan TIMSS 6

(Trends in International Mathematics and Science Study) ditinjau dari domain kognitif dan indikator keterampilan berpikir kritis. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa soal Ujian Nasional ditinjau dari domain kognitif dominan pada aspek pengetahuan (knowing), yaitu sebesar 35% dan aspek penerapan (applying) sebesar 35%. Jika dibandingkan dengan penelitian ini, keduanya memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah pada Ujian Nasional ditinjau dari domain kognitif dominan pada aspek pengetahuan (knowing) dan persentase aspek penerapan (applying) sebesar 35%. Sedangkan perbedaannya adalah pada persentase aspek pengetahuan (knowing). Sedangkan jika dibandingkan dengan hasil penelitian Ceylan (2013) yang menyimpulkan bahwa domain penalaran lebih tinggi daripada domain pengetahuan dan penerapan berbanding terbalik pada penelitian yang dilakukan penulis, yaitu skor domain penalaran lebih rendah dibandingkan dengan domain pengetahuan dan penerapan. Pembelajaran matematika hendaknya tidak hanya terfokus pada aspek pengetahuan (knowing) saja. Harus ada porsi berimbang antara aspek pengetahuan (knowing), penerapan (applying) dan penalaran (reasoning). Jika ketiga hal tersebut tersebar secara merata pada soalsoal Ujian Nasional Matematika, maka evaluasi terhadap kompetensi Matematika siswa bisa berjalan optimal. Seperti pada penelitian Pogoy, dkk (2015) yang menunjukkan adanya pengaruh domain kognitif pada prestasi matematika di setiap negara. Dapat disimpulkan bahwa jika penyebaran aspek kognitif pada soal Ujian Nasional matematika tidak merata, maka hal itu juga akan berpengaruh pada prestasi matematika Indonesia. Penelitian Arikan (2015) yang meneliti tentang validitas matematika domain kognitif TIMS juga menunjukkan bahwa setiap guru harus lebih menekankan domain kognitif ketika pembelajaran matematika. Hal ini dapat menjadi dasar adanya kemajuan prestasi matematika Internasional. Dalam kaitannya dengan hasil analisis penelitian ini, penyebaran soal Ujian Nasional matematika tahun ajaran 2015/2016 cenderung tekstual. Hal ini selaras pada penelitian Kaniawati dan Ramalis (2012) yang menunjukkan bahwa kemampuan proses kognitif siswa terendah adalah kemampuan menentukan dan menyelesaikan soal. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa adanya skor bervariasi secara signifikan pada domain penerapan (applying) dan penalaran (reasoning) serta pada domain pengetahuan (knowing) dan penalaran (reasoning). Hal ini selaras dengan penelitian Kablan dan Kaya (2013) yang menunjukkan adanya skor bervariasi secara signifikan pada domain penerapan (applying) dan penalaran (reasoning). 7

Dari fakta-fakta tersebut, jelas bahwa komposisi aspek kognitif pada soal-soal Ujian Nasional matematika SMA program IPA tahun ajaran 2015/2016 kurang seimbang dan merata. Oleh karena itu, soal-soal yang mencakup aspek penerapan (applying) dan aspek penalaran (reasoning) perlu ditingkatkan. 4. Simpulan Berdasarkan hasil analisis deskriptif pemetaan soal-soal Ujian Nasional matematika SMA program IPA tahun ajaran 2015/2016, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa kurang meratanya penyebaran aspek kognitif menurut TIMSS 2015. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan persentase perbandingan masing-masing domain kognitif yang berbeda cukup jauh. Pada soal-soal Ujian Nasional matematika SMA program IPA tahun ajaran 2015/2016 didominasi oleh domain pengetahuan (knowing). Padahal dari domain pengetahuan (knowing), penerapan (applying), dan penalaran (reasoning) seharusnya tersebar secara merata dalam soalsoal tersebut sebagai salah satu bahan evaluasi yang tepat. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan masukan untuk menambah wawasan dalam pengembangan penelitiannya. Penelitian ini hanya ditinjau berdasarkan aspek kognitif TIMSS 2015, sehingga perlu dikembangkan secara lebih luas, misalnya ditinjau dari domain konten (isi) berdasarkan TIMSS 2015. Daftar Pustaka Arikan, Serkan. (2015). Construct Validity of TIMSS 2011 Mathematics Cognitive Domains for Turkish Students. International Online Journal of Educational Sciences. 7(1), 29-44. Barmoyo, Qurotul Novida, & Wasis. (2014). Analisis Soal-Soal dalam BSE (Buku Sekolah Elektronik), UN (Ujian Nasional), dan TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) Ditinjau dari Domain Kognitif dan Indikator Keterampilan Berpikir Kritis. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. 3(1), 8-14. Ceylan, Eren. (2013). Investigating Science Content and Cognitive Domain Scores with Regard to Low and High Performing Schools in Turkey. Journal of Education and Future. 4, 35-50. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Kablan, Zeynel, & Kaya, Sibel. (2013). Science Achievement in TIMSS Cognitive Domains Based on Learning Styles. Egitim Arastirmalari-Eurasian Journal of Educational Research. 53, 97-114. Karniawati, Ida, & Ramalis, Taufik Ramlan. (2012). Analisis Peta Kompetensi Hasil Ujian Nasional SMA di Jawa Barat. Jurnal Pengajaran MIPA. 17(1), 77-85. 8

Litbang Kemendikbud. 2016. Laporan Hasil Ujian Nasional 2015/2016. Diperoleh dari http://litbang.kemdikbud.go.id Permendiknas No. 19/2005 tentang Ujian Nasional. Pogoy, Angeline, Balo, Vincent Theodore, Jr., Geronimo Obaob, & Chiu, Sonny. (2015). Fractal Correlations on Content and Cognitive Domains and Mathematics Performance Across Countries. European Scientific Journal. 11(16), 344-352. Poorang, Afsaneh, Behzadi, Mohammad Hassan, & Shahvarani, Ahmad. (2014). The Study of the Relation Between Comprehension Process and Cognitive Capasities of Students in Mathematics. Mathematics Education Trends and Research. 1-10. Tilaar, H.A.R. 2006. Standarisasi Pendidikan Nasional: Suatu Tinjauan Kritis. Jakarta: Rineka Cipta. TIMSS 2015 Mathematics Framework. 2015. Diunduh pada 28 September 2016, dari https://timss.bc.edu/timss2015/downloads/t15_frameworks_full_book.pdf Tyumeneva, Yulia, Valdman, Alena, & Karnoy, Martin. (2014). How Well Do You Need to Know It to Use it?. National Research University Higher School of Economics. 1-22. 9