BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. poitif. Bedasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Statistik Pasar Modal Minggu ke-2 Desember 2012, Bapepam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan operasi sebuah perusahaan bagian yang terpenting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tinggi rendahnya tingkat likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan

: Yoga Wicaksana NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur, dimana perusahaan tersebut bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kemajuan bangsa membiayai

DAFTAR ISI. Halaman. viii

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam berinvestasi. Contoh investasi yang diminati oleh berbagai kalangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tabel 1.1 Omzet Penjualan Sektor Food And Beverage Tahun (dalam Triliun Rupiah) Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur saat ini. konsumen terhadap produk.namun, industri manufaktur di Indonesia belum

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan secara baik dan maksimal. Dalam hal ini menyebabkan. dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi demi memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tersebut yaitu dengan cara memperoleh pendanaan tambahan. Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (Aditama, 2013). Tingginya nilai perusahaan dapat menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin besar juga seiring dengan semakin berkembangnya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang perekonomian negara, hal ini senada dengan

I. PENDAHULUAN. Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi (Obyek) Penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. melalui Pojok Bursa UIN SUSKA dengan data waktu penelitian periode 2009-

BAB I PENDAHULUAN. waktu sepuluh tahun terakhir, dimana kapitalisasi pasar modal Indonesia tumbuh

BAB II LANDASAN TEORI

Tabel 4.1 Daftar Populasi Perusahaan Food and Beverages

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Saham menjadi salah satu alternatif investasi di pasar modal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan (Ginting, 2010). Menurut James C Van. Rasio keuangan dibagi menjadi empat, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. depresiasi mata uang dinegara-negara tersebut, berdampak signifikan terhadap

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakter perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengenai pengaruh antara efisiensi modal kerja terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan. Pertumbuhan industri makanan dan minuman akan tetap baik bahkan

BAB III METODE PENELITIAN. tidak langsung dengan melalui internet. Data sekunder dalam penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad, Komaruddin Dasar Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Edisi Revisi, Cetakan II. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

BAB III METODE PENELITIAN. minumanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian dimulai sejak bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang semakin pesat. Dengan adanya perusahaanperusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimiliki perusahaan secara efisien dan efektif, selain itu juga dituntut untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari penjualan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada dasarnya selalu membutuhkan modal, baik itu modal kerja maupun modal tetap. Modal kerja merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. tersebut cenderung akan bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak orang

BAB III METODE PENELITIAN. Cash Turnover, Receivable Turnover, dan Inventory Turnover terhadap Return On Asset.

SKRIPSI. Diajukan oleh : CANDRA PUSPITA /FE/EA. Kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah wahana untuk mempertemukan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa bukti, catatan atau laporan historis perusahaan. Pengambilan sumber data

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia tahun 2012 telah mencapai

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan electronic research melalui situs IDX dan

Daftar Populasi dan Sampel

digunakan untuk ekspansi perusahaan melalui berbagai kegiatan dimasa terus meningkat setiap periodenya agar mendapat laba terus-menerus demi

Jumlah nilai maksimal 5 0

BAB I PENDAHULUAN. modal Indonesia dianjurkan lebih gencar mempersiapkan diri meningkatkan

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar

BAB I PENDAHULUAN. lembaran saham yang diberi nama pemiliknya tapi sudah berupa account atas nama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Lampiran 1 Daftar Populasi dan SampelPerusahaan Manufaktur Tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keuangan selama periode penelitian yang dilakukan. yang dijadikan bahan kajian penelitian lebih akurat.

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan foods and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (Fama, 1978). Jensen (2001) menjelaskan bahwa untuk memaksimumkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasi. Aktiva ini sekali berputar kembali dalam bentuk semula dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sumber dana bagi pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur terutama pada sektor

Widyakala Volume 4 No.1 Maret 2017 ISSN : print

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dunia. Salah satunya yang terjadi pada capital market atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perusahaan perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah disamping mengarahkan dana dari masyarakat agar dapat

BAB 3 METODE PENELITIAN. consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009.

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PROFITABILITAS, LIKUIDITAS PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE TBK.

BAB I PENDAHULUAN. produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam

ABSTRACT. Keyword: Return on Equity, Operating Cash Flow, Economic Value Added, and Stock Return ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai

Lampiran 1. Sampel Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satunya menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor yang

membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas, sehingga modal kerja sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus mengalami peningkatan rata-rata sebesar 67% per tahun dari

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mendorong keberlangsungan globalisasi dunia dengan cepat dan dinamis. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal terbesar di Indonesia hasil gabungan antara Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta pada tahun 2007. Di Indonesia, terdapat ada beberapa sektor industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Salah satunya merupakan industri manufaktur yang dibagi menjadi 3 sektor industri yaitu (1) Sektor Industri Dasar dan Kimia (2) Sektor Aneka Industri (3) Sektor Industri Barang Konsumsi. Untuk Sektor Industri Barang Konsumsi dibagi menjadi 5 sub sektor yaitu (a) makanan dan minuman (food and beverages) (b) rokok (tobacco manufacturers) (c) farmasi (pharmaceuticals) (d) kosmetik dan barang keperluan rumah tangga (cosmetic and household) (e) peralatan rumah tangga (houseware) (Sumber: http://www.sahamok.comdiakses 3 November 2015) Sub sektor makanan dan minuman sampai 16 Oktober 2015 memiliki 15 perusahaan yang terdaftar di BEI. Namun, tidak semua perusahaan yang dijadikan objek penelitian oleh penulis. Berikut kriteria yang dijadikan objek penelitian: 1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010. 2. Perusahaan yang termasuk di dalam sub sektor makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 3. Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia berturut-turut dari tahun 2011 hingga 2014 Perusahaan yang telah memenuhi kriteria diatas sejumlah 12 perusahaan dan berikut daftar perusahaan: 1

Tabel 1.1 Daftar Perusahaan pada Subsektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Berturut-Turut Selama 2011-2014 No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan 1. ADES PT. Akasha Wira Internasional Tbk 2. CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 3. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk 4. ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 5. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 6. MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 7. MYOR PT. Mayora Indah Tbk 8. PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk 9. ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 10. SKLT PT. Sekar Laut Tbk 11. STTP PT. Siantar Top Tbk 12. ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk Sumber: www.sahamok.com/ diakses tanggal 3 November 2015 (data diolah) 1.2 Latar Belakang Industri di Indonesia, khususnya barang konsumsi mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang cukup pesat dan cepat. Hal ini karena tingginya tingkat konsumsi masyarakat seiring meningkatnya pendapatan kelas menengah dan perubahan gaya hidup. Industri Makanan dan Minuman yang juga merupakan perusahaan yang paling dekat dengan masyarakat dan paling rentan terhadap isu-isu lingkungan yang terjadi sehubungan dengan masyarakat sekitar. Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu yang termasuk ke dalam sektor industri barang konsumsi (consumer goods). Sektor ini merupakan salah satu sektor yang dapat bertahan di tengah kondisi perekonomian Indonesia dan perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu jenis perusahaan yang tidak terpengaruh secara signifikan oleh dampak krisis global, selain itu tingkat 2

konsumsi masyarakat terhadap barang yang dihasilkan dalam industri tersebut sudah menjadi kebutuhan dan relatif tidak berubah, baik kondisi perekonomian membaik maupun memburuk. Walaupun terjadi krisis ekonomi, kelancaran produksi industri makanan dan minuman masih terjamin karena kondisi apapun konsumen tetap membutuhkanproduk makanan dan minuman.(www.neraca.co.id diakses tanggal 20 Oktober 2015). Ditengah kondisi perlambatan ekonomi, industri makanan dan minuman tetap meneruskan ekspansi karena industri makanan dan minuman mempunyai prospek yang baik ke depannya dan potensi industri yang begitu besar antara perusahaannya. Apalagi memasuki pasar bebas bisa mengundang investor asing yang bisa mengembangkan biaya operasional perusahaan (http://www.ift.co.id diakses tanggal 30 oktober 2015). Pelemahan rupiah tidak berdampak kepada investor asing khususnya di sektor makanan dan minuman. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan-Minuman Indonesia mengatakan kalau investor lebih memperhatikan kepastian regulasi dibandingkan pelemahan rupiah (http://bisnis.tempo.co diakses tanggal 30 Oktober 2015).Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan, industri makanan dan minuman masih menjadi sektor yang memiliki potensi investasi cukup besar, dengan rasio investasi periode 2010 2014 sebesar 46% (http://ekbis.sindonews.com/ diakses tanggal 30 Oktober 2015). Menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan-Minuman Indonesia, ada beberapa yang menjadi daya tarik investasi di Indonesia yaitu stabilitas politik yang membaik, momentum pertumbuhan ekonomi yang terjaga diatas 5 persen, jumlah populasi yang tinggi dan terus bertambah serta lalu lintas barang dan jasa yang bebas di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 (http://www.cnnindonesia.com diakses tanggal 30 Oktober 2015). Perusahaan makanan dan minuman merupakan tipe usaha yang mudah untuk dimasuki, oleh karena itu menyebabkan tingginya tingkat persaingan. Menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman seluruh Indonesia Adhi S. Lukman, mengatakan kalau konsumen Indonesia lebih mudah dikenal dan terbuka untuk mencoba produk-produk baru. 3

(http://www.gapmmi.or.id diakses tanggal 20 Oktober 2015). Dengan persaingan yang ketat, dari perusahaan perlu untuk menarik minat investor untuk melakukan investasi di perusahaan agar bisa menambah modal untuk mengembangkan kegiatan operasional perusahaan. Untuk mengukur kinerja perusahaan secara fundamental, investor bisa melihat dari kinerja keuangan perusahaan yang menggambarkan laba operasi dan laba bersih serta rasio keuangan lainnya yang menjadi tolak ukur untuk melihat kekuatan manajemen dalam mengelola perusahaan (Kodrat dan Indonanjaya, 2010:2029). Investor bisa melihat kinerja perusahaan dari pertumbuhan laba, namun dalam prakteknya, laba yang dihasilkan perusahaan belum tentu sama ataupun naik dari laba yang dihasilkan di periode sebelumnya. Dari data yang diolah oleh penulis, terjadi fluktuasi pada pertumbuhan rata-rata laba perusahaan makanan dan minuman dengan data sebagai berikut: Tabel 1.2 Data Pertumbuhan Laba Rata-rata Perusahaan Makanan dan Minuman Tingkat Pertumbuhan Laba 2010-2011 29.9% 2011-2012 50.8% 2012-2013 21.3% 2013-2014 0.6% Sumber: idx.com (data diolah) Berdasarkan data yang berasal dari tabel 1.2 diatas bisa digambarkan melalui grafik berikut ini: 4

60,0% 40,0% 20,0% 0,0% TINGKAT PERTUMBUHAN LABA 29,9% 50,8% 21,3% 0,6% 2011 2012 2013 2014 Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Laba Rata-Rata Perusahaan Makanan dan Minuman tahun 2010-2014 Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa pertumbuhan laba perusahaan makanan dan minuman mengalami fluktuasi. Pada tahun 2010 2011 terdapat pertumbuhan laba sebesar 29.9%. Pada tahun 2011 2012 mengalami kenaikan sebesar 50.8%. Namun pada tahun 2012 2013 mengalami penurunan sebanyak 21.3%. Di tahun 2013 2014 juga mengalami penurunan sebanyak 0.6%. Dari data tersebut bisa dilihat bahwa perusahaan makanan dan minuman mengalami penurunan laba. Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi menurunnya kondisi keuangan perusahaan, baik dalam segi eksternal maupun internal. Menurut Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) ada beberapa tantangan bagi industri makanan dan minuman seperti: kebijakan energi nasional, keterbatasan infrastruktur, tingginya harga bahan baku dan kemasan, belum sinerginya peraturan perpajakan dan retribusi dan masih tingginya suku bunga kredit / pinjaman di Indonesia (http://www.gapmmi.or.id diakses tanggal 20 oktober 2015). Dari sisi internal, bisa disebabkan karena adanya efektif dan efisiensi strategi yang ditetapkan oleh perusahaan. Namun walaupun mengalami penurunan laba, perusahaan makanan dan minuman memiliki prospek yang baik ke depannya dan memiliki potensi industri yang begitu besar antara perusahaannya. Apalagi memasuki pasar bebas bisa mengundang investor asing yang bisa mengembangkan biaya operasional perusahaan (http://www.ift.co.id diakses tanggal 30 oktober 2015). Agar tetap bisa bertahan di tingkat persaingan 5

yang ketat, perusahaan makanan dan minuman harus bisa menarik para investor dengan memberikan informasi keuangan yang baik. Untuk melihat informasi keuangan dilihat dari laporan keuangan perusahaan. Metode yang telah banyak digunakan untuk melihat kinerja keuangan perusahaan adalah dengan rasio keuangan yang bisa dilihat di laporan laba rugi. Perhitungan rasio keuangan dapat dengan mudah dilakukan dan dalam praktisnya analisis rasio keuangan memiliki fungsi dan kegunaan yang cukup banyak untuk perusahaan dalam mengambil keputusan, tetapi bukan berarti analisis rasio keuangan yang dibuat sudah menjamin seluruh kondisi dan posisi yang sesungguhnya (Kasmir, 2010:103). Laporan laba rugi merupakan laporan yang lebih memperhatikan kepentingan direct stakeholders (pemilik modal), berupa pencapaian profit atau laba yang maksimal dengan mengesampingkan pihak lain (karyawan, masyarakat, sosial dan pemerintah). Sehingga profit atau laba yang diperoleh hanya sebatas kepada direst stakeholders saja (Fauzi, 2012:60) dan juga kelemahan dari metode ini adalah tidak memperhatikan risiko yang dihadapi perusahaan dengan mengabaikan biaya modal, selain itu tidak dapat mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan terutama dari sisi nilai perusahaan. Untuk mengatasi kelemahan dari analisis rasio keuangan, maka adanya konsep pengukuran kinerja keuangan menggunakan nilai tambah (value added) (Winarto, 2005:4). Nilai tambah perusahaan dalam menghasilkan profitabilitas dihitung juga dengan memperhatikan kontribusi pihak lain seperti karyawan, masyarakat, pemerintah dan lingkungan, sehingga distribusinya tidak hanya sekedar kepada direct stakeholders tapi juga kepada indirest stakeholders (Fauzi, 2012:60). Dalam hal ini, investor yang ingin berinvestasi pada perusahaan makanan dan minuman dapat membandingkan perusahaan mana yang lebih berpotensi dan terus mengalami kemajuan usaha dengan melihat kinerja dari perusahaan tersebut. Kinerja perusahaan merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja perusahaan bergantung pada bagaimana manajemen suatu perusahaan mengelola keuangannya dengan baik dan melaksanakan aktivitas perusahaan tersebut dengan baik juga. Kinerja 6

perusahaan menurut Harmono (2009:23) umumnya diukur berdasarkan penghasilan bersih (laba) atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham (earnings per share).ada beberapa alat ukur yang dapat digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan dan juga digunakan untuk landasan kedepannya yaitu dengan laporan keuangan.laporan Keuangan (Financial Statements) menurut Hery (2015: 3) merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisiaran data transaksi bisnis. Laporan Keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Salah satu cara untuk menganalisis kinerja keuangan yaitu dengan laporan keuangan menggunakan income statement approach dan value added approach. Laporan laba-rugi (income statement approach) adalah laporan yang merangkum pendapatan dan beban perusahaan selama suatu periode akuntansi, biasanya satu kuartal atau satu tahun (Brigham dan Houston, 2010:93). Value added approach menekankan pada upaya mengenerate kekayaan, karena laba pemegang saham biasanya hanya menggambarkan hak atau kepentingan saham saja bukan seluruh tim yang ikut terlibat dalam kegiatan perusahaan. Value Added adalah kenaikan nilai kekayaan yang degenerate atau dihasilkan dengan penggunaan yang produktif dari sumber-sumber kekayaan perusahaan oleh seluruh tim yang ada termasuk pemilik modal, karyawan, kreditor dan pemerintah (Fauzi, 2012:3). Penelitian yang dilakukan oleh Reza dan Adityawarman (2014) berjudul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Menggunakan Pendekatan Laba Rugi (Income Statement Approach) dan Nilai Tambah (Value Added Statement), penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap income statement approach dan value added statement. Besarnya rasio yang diperoleh oleh value added approachdibandingkan income statement approach. Perbedaannya mengacu pada value added approach yang lebih mengutamakan prinsip keadilan dalam mendistribusikan nilai tambah sehingga penelitian ini memperoleh nilai tambah (laba) yang lebih tinggi dibandingkan laba 7

yang diperoleh berdasarkan income statement approach. Penelitian yang dilakukan oleh Suwanto (2011) berjudul Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dengan Pendekatan Income Statement Approach dan Value Added Approach, Studi pada Bank Syariah di Indonesia. Penelitian ini menunjukkan secara keseluruhan adanya perbedaan yang signifikan antara income statement approach dan value added approach, karena value added approach lebih mengutamakan prinsip keadilan dalam mendistribusikan nilai tambah kepada pemilik modal, karyawan, kreditor dan pemerintah, sehingga nilai tambah lebih tinggi dibandingkan laba yang diperoleh berdasarkan income statement approach. Berdasarkan fenomena dan penelitian terdahulu diatas, penulis tertarik untuk melalukan penelitian mengenai perbandingan kinerja keuangan dengan income statement approach dan value added approach. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan menggunakan Pendekatan Income Statement dan Value Added (Studi pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minumanyang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014) 1.3 Perumusan Masalah Industri makanan dan minuman memiliki potensi yang baik di masa depannya, walaupun terjadi pelambatan ekonomi, industri makanan dan minuman tidak akan terpengaruh, sehingga bagus untuk para investor melakukan investasi di perusahaan makanan dan minuman. Investor dalam berinvestasi ke perusahaan bisa melihat dari kinerja keuangan perusahaan. Untuk mengukur kinerja keuangan bisa dilihat dari pendekatan income statement dan value added. Pendekatan income statement belum menunjukkan kondisi keseluruhan perusahaan, oleh karena itu untuk mengukur kinerja perusahaan digunakan juga pendekatan value added dengan melihat secara keseluruhan kondisi perusahaan terutama dari sisi nilai tambah perusahaan. Dilihat dari penelitian terdahulu yang menunjukkan adanya perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara pendekatan income statement dan value added. Fenomena dan penelitian terdahulu ini menjadi salah satu alasan penulis untuk melakukan analisis kinerja keuangan menggunakan pendekatan 8

income statement dan value added pada sektor industri barang konsumsi khususnya sub-sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Pertanyaan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka pertanyaan penelitian perbandingan kinerja keuangan perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan pendekatan income statement pada tahun 2011-2014? 2. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan pendekatan value added pada tahun 2011-2014? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan antara pendekatan income statement dan value addedpada tahun 2011-2014? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian perbandingan kinerja keuangan perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan pendekatan income statement approach pada tahun 2011-2014. 2. Mengetahui kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan pendekatan value added approach pada tahun 2011-2014. 3. Menguji perbedaan kinerja keuangan perusahaaan antara pendekatan income statement approach dan value addedapproach pada tahun 2011-2014. 1.6 Manfaat Penelitian Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat membandingkan kinerja perusahaan yang signifikan menggunakan 2 metode pendekatan yang berbeda. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan ilmu mengenai kinerja keuangan khususnya pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman dengan menggunakan metode pendekatan income statement dan value added. 9

Penelitian ini dapat membantu pihak perusahaan makanan dan minuman dan para investor. Pihak perusahaan makanan dan minuman bisa mempertimbangkan dalam mengambil keputusan untuk mengembangkan strategi perusahaan untuk melihat dari kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan income statement dan value addedyang tidak hanya memberikan keuntungan atau nilai tambah kepada direct stakeholders (pemilik modal) saja tetapi juga memberikan nilai tambah kepada indirect stakeholders (karyawan, kreditor dan pemerintah) untuk mendapatkan kesejahteraan kepada seluruh bagian perusahaan yang terlibat. Bagi pihak investor untuk membantu pengambilan keputusan untuk melakukan investasi pada perusahaan dengan melihat kinerja keuangan dari perusahaan tersebut. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan penelitian perbandingan kinerja keuangan dengan menggunakan metode pendekatan income statement dan value added. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan perbandingan tentang kinerja keuangan perusahaan menggunakan pendekatan income statement dan value added. Objek Penelitian yang digunakan adalah perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang tercatat di BEI dari tahun 2011 hingga 2014. 1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Untuk memberikan gambaran yang jelas untuk penelitian ini maka disusunlah suatu sistematika penulisan. Sistematika penulisan penelitian adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini merupakan bagian dari penelitian yang berisi teori-teori yang digunakan dan menjadi landasan dari penelitian ini, lalu berisi pula kerangka pemikiran dari penelitian yang dilakukan dan juga bagian yang memaparkan hipotesis yang ada pada penelitian. 10

BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini merupakan bagian dari penelitian yang berisi karakteristik penelitian yang digunakan, alat penumpulan data, tahap-tahap penelitian yang dilakukan, populasi dan sampel yang dijadikan objek penelitian, pengumpulan data dan sumber data, dan juga teknik yang digunakan untuk menganalisis data serta pengujian hipotesis BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil dari penelitian yang dilakukan penulis terhadap objek beserta pembahasan yang terdiri dari analisis responden terhadap variabel, analisis statistik, dan analisis pengaruh variabel. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian dari penelitian yang berisi kesimpulan dari hasil pembahasan penelitian juga berisi saran yang diberikan penulis yang diharapkan dapat bermanfaat baik bagi objek penelitian dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. 11