dipandang oleh anggota masyarakat Indonesia (Wulandari, 2007). serius pada orang-orang yang bukan perokok.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dari abad kedua puluh satu. Menurut badan kesehatan dunia WHO ( World

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan

2015 SIKAP TERHAD AP PICTORIAL HEALTH WARNING D AN INTENSI MEROKOK SISWA SMP D I KOTA BAND UNG

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produk barang atau jasa yaitu sebuah iklan. atau suara, dan simbol simbol agar masyarakat sadar dan mengetahuinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu kebiasaan yang sangat membahayakan bagi kesehatan, yang sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reddi Ladiasalman, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dihembuskan kembali sehingga mengeluarkan asap putih keabu-abuan. Perilaku merokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. utama kanker di dunia. Survei dari WHO 8,2 juta orang meninggal kerena

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

Rivansyah Wirahadiutama (Studi pada perokok di kampus Universitas Gunadarma Depok Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Angkatan 2012)

BAB I PENDAHULUAN. pandang, gaya hidup dan budaya suatu masyarakat, bahkan perseorangan.

Hubungan Terpaan Gambar Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok dan Motivasi dari Pasangan Terhadap Upaya untuk Berhenti Merokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

SKRIPSI. Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan Dan Konseling. untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan masalah yang kompleks. Merokok tidak saja berhubungan

Tabel Validitas Komunikasi Visual Merokok Resiko Merokok

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Teknik Analisis Regresi Linier (Cornelius Trihendradi, 2006). Analisis

Lampiran 1 Lembar Kuesioner Untuk Variabel (X) Efek Iklan. No. Responden (diisi oleh peneliti)

BAB I PENDAHULUAN. dan konsumsi dalam masyarakat/ khalayak. yang menjual jasa pada pengusahan rokok.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. faktor eksternal maupun faktor internal. Beberapa alasan yang diberikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. umum. Saat ini kegiatan merokok adalah kebutuhan bagi sebagian orang, namun

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rokok meningkat secara pesat dari tahun ke tahun, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. Merokok tidak hanya berdampak pada orang yang merokok (perokok aktif)

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: NANDA HASRI PERMATASARI A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain, bahkan merokok dapat menyebabkan kematian. Laporan dari World

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat merugikan. kesehatan baik si perokok itu sendiri maupun orang lain di sekelilingnya.

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia

BAB I PENDAHULUAN. merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tua, status

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. pesat di dunia khususnya di Indonesia menyebabkan banyaknya penguna rokok mulai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rista Mardian,2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sejak dini hingga akhir hayat. Pendidikan bertujuan

Pengaruh Terpaan Peringatan Pesan pada Iklan Rokok terhadap Sikap untuk Berhenti Merokok pada Remaja. Skripsi

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gangguan kesehatan. Beberapa masyarakat sudah mengetahui mengenai bahaya

Kuesioner Penelitian

Hubungan Disonansi Kognitif dan Perilaku Merokok pada Mahasiswa. Linda Lindiawati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 2,7% pada wanita atau 34,8% penduduk (sekitar 59,9 juta orang). 2 Hasil Riset

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu hal yang seringkali menyerang remaja adalah perilaku merokok, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Hubungan Persepsi Terhadap Bahaya Merokok Dengan Frekuensi Perilaku Merokok Pada Mahasiswi Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh : Handoko

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi

SURVEI NASIONAL Penilaian Implementasi Peringatan Kesehatan Bergambar di Indonesia tahun 2015 Kerjasama :

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok masih menjadi kebiasaan banyak orang baik di negara. tinggi. Jumlah perokok di Indonesia sudah pada taraf yang sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Merokok merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang sudah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (remaja). Instagram sekarang banyak sekali bermunculan akun-akun yang

BAB I PENDAHULUAN. Rokok pada dasarnya merupakan tumpukan bahan kimia berbahaya. Satu batang rokok asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Di tahun 2009, Indonesia menempati peringkat ke-4

BAB I PENDAHULUAN. dan meraup keuntungan dari kebiasaan buruk merokok di Indonesia. jumlah perokok 51,1 persen dari total penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia.

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Asrama Polisi Bojong Kota Tasikmalaya Terletak di Propinsi Jawa Barat,

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab gangguan kesehatan dan kematian sebelum waktunya, yang bisa

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merokok merupakan perilaku yang berbahaya, merokok sama dengan mencari mati. Meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Perilaku merokok saat ini merupakan kebiasaan yang sangat wajar dipandang oleh anggota masyarakat Indonesia (Wulandari, 2007). Temuan Global Adult Tobacco Survey (GATS) menyatakan bahwa 86 persen orang dewasa di Indonesia menyadari bahaya merokok bagi kesehatan dan dapat menyebabkan penyakit serius. Bahkan, sebanyak 73,7 persen orang dewasa menyadari bahwa asap rokok sekunder dapat menyebabkan penyakit serius pada orang-orang yang bukan perokok. Temuan ini menunjukkan tingginya pemahaman masyarakat mengenai bahaya merokok bagi kesehatan diri sendiri dan orang lain. Sebanyak 4 dari 10 orang dewasa diketahui melihat informasi anti rokok di TV atau radio. Hasilnya, sebanyak 5 dari 10 orang perokok berencana atau sedang berupaya berhenti merokok (Nafsiah,2012). Sebuah survei yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) dan Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit dari Amerika Serikat menyatakan pada tahun 2009, sebanyak 67 persen dari pria Indonesia berusia diatas 15 tahun telah merokok. Sekitar seperempat anak lelaki Indonesia usia 13 hingga 15 tahun telah mengenal rokok. Peringatan bergambar pada rokok adalah bentuk visual dari peringatan bahaya merokok. Peringatan berbentuk gambar dinilai lebih efektif mencegah seseorang merokok daripada peringatan dalam bentuk tulisan. Meski rokok 1

legal, sebagai produk berbahaya kemasan rokok harus mencantumkan informasi bahaya merokok. Itu ibarat informasi kontraindikasi dan efek samping pada kemasan obat keras. Ketua Bidang Khusus Pengendalian Tembakau Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengatakan, ada hak masyarakat untuk mendapat informasi kesehatan pada kemasan rokok. Karena banyaknya perokok di Indonesia, Pemerintah wajib menyampaikan pesan demi melindungi warganya dari bahaya rokok. Semakin besar peringatan bergambarnya,semakin besar menunjukkan kebenarannya. Gambar kecil atau bahkan menghilangkan gambar artinya menyembunyikan kebenaran. Technical Officer Tobacco Free Initiative Organisasi kesehatan dunia (WHO) memaparkan bahwa bungkus rokok adalah bagian dari pemasaran dan pencitraan produk sehingga rokok dianggap barang normal. Pencantuman peringatan bergambar menjadi langkah mendenormalisasi produk rokok. (Kompas, 31 Maret 2016) PP tembakau no 109 tahun 2012 yang pada 2014 direalisasikan untuk seluruh rokok beredar di Indonesia. Yakni, menyertakan peringatan bergambar tentang bahaya rokok. Menurut Tulus Abadi, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, waktu atau tanggal penerapan peringatan bahasa merokok harus dilaksanakan secara definitif. Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan dan Permenkes No 28 Tahun 2013 Tentang 2

Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau. Jenis peringatan kesehatan terdiri dari jenis gambar sebagai berikut, gambar kanker mulut, gambar perokok dengan asap yang membentuk tengkorak, gambar kanker tenggorokan, gambar orang merokok dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam karena kanker. Dengan melihat gambar ini, diharapkan perokok takut dan bisa menekan jumlah perokok di Indonesia yang makin hari semakin meningkat (Tempo, 2014) Berdasarkan observasi yang dilakukan di lingkungan kampus, diperoleh hasil bahwa mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2013 dan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga lebih dari 20 mahasiswa yang menjadi perokok aktif dan yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti judul ini karena tidak hanya mahasiswa laki-laki saja yang merokok tetapi juga ada mahasiswi yang menjadi perokok aktif. Peneliti lebih tertarik meneliti subjek mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2013 dan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga karena kelak mahasiswa mahasiswi tersebut menjadi calon konselor yang seharusnya menjadi contoh siswa-siswanya disekolah. Didukung oleh penelitian dari Zulkarnaen (2015) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi visual resiko merokok terhadap sikap pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta Jurusan Teknis Mesin. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dengan metode survey. Teknik pengambilan sampel dengan cara sensus, menggunakan keseluruhan populasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan 3

metode analisis Regresi linear. Kemudian data diolah dengan menggunakan perangkat lunak SPSS.20 untuk sistem operasi komputer Windows. Hasil dari penelitian ini menunjukan, terdapat pengaruh yang signifikan anatara Komunikasi Visual Resiko Merokok terhadap Sikap Pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta. Jurusan Teknik Mesin. Berdasarkan Uji Koefisian Determinasi diketahui bahwa Komunikasi Visual Rsiko Merokok memiliki pengaruh sebesar 33,2% pada sikap Pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta Jurusan Teknik Mesin. Dari tiga aspek Sikap yang diteliti, pada aspek Kognitif dapat disimpulkan bahwa pada umumnya pelajar memahami segala resiko akibat merokok. Pada aspek Afektif dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar pelajar acuh tak acuh dan sebagian lain memiliki pesaraan takut,tidak suka dan tidak nyaman terhadap peringatan rokok. Pada Aspek Konatif dapat disimpulkan bahwa pelajar rentan terpengaruh untuk mencoba rokok dan atau merokok kembali. Sebagai calon guru BK yang mampu memberikan teladan yang baik terhadap peserta didiknya alangkah baiknya apabila mengetahui resiko bahaya merokok yang sekaligus memberikan contoh yang baik dengan tidak menjadi seorang perokok. Didukung oleh penelitian dari Permatasari (2015) mengetahui persepsi mahasiswa perokok mengenai gambar bahaya merokok pada kemasan rokok. Subyek penelitian adalah mahasiswa perokok prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa perokok prodi PGSD FKIP Universita Muhammadiyah Surakarta mengenai gambar bahaya merokok pada kemasan rokok tergolong kebijakan 4

pemerintah yang cukup baik, namun dengan adanya gambar bahaya merokok pada kemasan rokok tersebut tidak dapat mengurangi perilaku merokok bahkan berhenti merokok bagi mahasiswa prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. mahasiswa prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta memiliki cara-cara tersendiri untuk menghindari sikap jijik dan takut terhadap gambar tersebut. mahasiswa prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta tidak terpengaruh adanya gambar bahaya merokok yang tertera pada kemasan rokok meskipun sudah dicantumkan gambar bahaya merokok yang menyeramkan bahkan mahasiswa prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta sendiri juga telah mengetahui bahaya-bahaya yang timbul akibat merokok serta mereka juga sudah sedikit merasakan akibat yang ditimbulkan dari rokok bagi kesehatannya masing-masing. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peraturan pemerintah mengenai aturan pencantuman gambar bahaya merokok pada kemasan rokok tersebut merupakan usaha yang bagus namun masih kurang efektif untuk membuat para mahasiswa prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta dapat mengurangi perilaku merokok bahkan berhenti merokok. Penelitian Kurniadi (2014) bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara sikap terhadap label gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan intensi berhenti merokok. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sikap terhadap label visual peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan intensi berhenti merokok. Semakin positif sikap terhadap label visual peringatan 5

bahaya merokok pada kemasan rokok maka akan semakin tinggi intensi berhenti merokok, sebaliknya semakin negatif sikap terhadap label visual bahaya merokok pada kemasan rokok maka semakin rendah intensi berhenti merokoknya. Subjek dalam penelitian ini adalah laki-laki perokok yang berusia berkisar antara 17 sampai dengan 60 tahun, Adapun skala yang digunakan adalah skala intensi berhenti merokok dan skala sikap terhadap label visual peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok yang dibuat sendiri oleh peneliti, untuk skala intensi berhenti merokok mengacu pada teori Ajzen (1988) dan untuk skala sikap mengacu pada teori skema triadik, Azwar (1995) Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS versi 11,0 untuk menguji apakah terdapat hubungan antara sikap terhadap label peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan intensi berhenti merokok. Korelasi product moment dari Pearson menunjukan korelasi sebesar r = 0,757 dengan p < 0,01 yang artinya ada hubungan positif antara sikap terhadap label visual peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan intensi berhenti merokok. Berdasarkan pemaparan dari penelitian Kurniadi (2014) juga berdasarkan penelitian sebelumnya yang memperoleh hasil dan temuan yang berbeda dengan teori, peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Komunikasi Visual Resiko Merokok pada Bungkus Rokok terhadap Perilaku Merokok pada Mahasiswa Angkatan 2013 dan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 6

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah ada pengaruh yang signifikan antara komunikasi visual resiko merokok pada bungkus rokok terhadap perilaku merokok pada mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga?. 1.3 Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara komunikasi visual resiko merokok pada bungkus rokok terhadap perilaku merokok pada mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 1.4 Manfaat Penelitian Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat antara lain sebagai berikut : 1. Secara Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang pengaruh komunikasi visual resiko merokok pada bungkus rokok terhadap perilaku merokok pada mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga b. Dapat mendukung penelitian pengetahuan tentang pengaruh komunikasi visual resiko merokok pada bungkus rokok terhadap 7

perilaku merokok selanjutnya pada kajian yang sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas. 2. Secara Praktis a. Bagi penulis, dapat menambah pengalaman dalam mengetahui pengaruh komunikasi visual resiko merokok pada bungkus rokok terhadap perilaku merokok pada mahasiswa angkatan 2013 dan 2014Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. b. Bagi mahasiswa, panelitian ini dapat memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai pengaruh komunikasi visual resiko merokok pada bungkus rokok terhadap perilaku merokok pada mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. c. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh komunikasi visual resiko merokok pada bungkus rokok terhadap perilaku merokok pada mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 1.5 Sistematika Penulisan Bab I dengan judul Pendahuluan yang berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Bab II dengan judul Landasan Teori, yang berisi Komunikasi visual, Pengertian Komunikasi Visual, Iklan, Pengertian Iklan, Fungsi 8

Iklan, Perilaku Merokok, Pengertian Perilaku Merokok, Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok, Tipe Perokok, Aspek-aspek Perilaku Merokok, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok, S-O-R (Stimulus Organism Response), Pengertian S-O-R (Stimulus Organism Response), Sikap, Temuan Penelitian yang relevan, Hipotesis. Bab III dengan judul Metode Penelitian, yang berisi Jenis Penelitian dan Desain Penelitian, Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian, Definisi Operasional Variabel, Tekhnik Pengumpulan Data, Skala Sikap Komunikasi Visual Resiko Merokok, Skala Perilaku Merokok, Analisis Data, Analisis Uji Validitas, Analisis Uji Realibilitas, Teknik Analisis Data. Bab IV dengan judul Analisis dan Pembahasan, yang berisi Deskripsi Subjek Penelitian, Pelaksanaan Penelitian, Analisis Regresi, Uji Hipotesis, Pembahasan Bab V dengan judul Penutup, yang berisi Simpulan, Saran-Saran. 9