BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Sebagai salah satu televisi berita dengan program andalannya Mata Najwa, Metro TV tak mau ketinggalan membahas isu terhangat. Salah satunya mengenai suasana jelang Pilkada DKI Jakarta 2017. Di penghujung masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, mulai bermunculan berbagai nama yang santer diberitakan menjadi penantangnya. Maka tayanglah episode Para Penantang Ahok di Mata Najwa pada 7 Oktober 2015. Berdasarkan hasil temuan data dan analisis, peneliti menemukan adanya upaya pembentukan wacana pada program Mata Najwa episode Para Penantang Ahok edisi 7 Oktober 2015 di Metro TV. Melihat latar belakang Metro TV yang dipimpin oleh Surya Paloh yang juga Ketua Partai NasDem, serta mulai adanya sinyal dukungan Partai NasDem kepada Basuki Tjahaja Purnama (jelang episode ini tayang) untuk maju pada Pilkada DKI Jakarata 2017, rasanya melihat tayangan ini tak bisa terlepas dari bayang-bayang Partai Nasdem dan suasana politik saat itu. Setelah melakukan serangkaian penelitian program Mata Najwa episode Para Penantang Ahok edisi 7 Oktober 2015 di Metro TV dengan menggunakan metode analisis wacana kritis Teun A. van Dijk dengan melihat struktur teks dan 152
153 konteks, peneliti pun akhirnya dapat menjawab pertanyaan penelitian Apa dan bagaimana wacana yang dibangun dalam program Mata Najwa episode Para Penantang Ahok edisi 7 Oktober 2015 di Metro TV?. Wacana yang dibangun dalam program Mata Najwa episode Para Penantang Ahok edisi 7 Oktober 2015 di Metro TV adalah: 1. Rekam jejak Ahok telah terbukti pemilihan kata (leksikon), metafora, dan maksud, serta struktur teks (skematik) dalam hal ini pengaturan segmen yang diatur sedemikian rupa terutama saat pembuka dan penutup tayangan. Serta pemilihan topik diskusi yang diarahkan pada permasalahan di luar kebijakan. 2. Tidak ada yang salah dengan Ahok, kecuali etika dan cara berkomunikasinya struktur teks (skematik) dalam hal ini pengaturan segmen, pemilihan kata (leksikon), maksud, dan grafis. Penggunaan elemen grafis dalam bentuk teks, foto, video pernyataan, backsound dan footage. 3. Dibandingkan para penantangnya, Ahok yang terbaik pemilihan kata (leksikon), ekspresi, maksud, serta elemen grafis seperti video pernyataan Basuki Tjahaja Purnama yang menanggapi satu persatu para penantangnya.
154 Strategi yang digunakan untuk membangun wacana dalam program Mata Najwa episode Para Penantang Ahok edisi 7 Oktober 2015 di Metro TV adalah: 1. Praktik bahasa Praktik bahasa seperti pemakaian kata-kata tertentu, kalimat, gaya penyampaiannya dipandang bukan hanya sebagai cara berkomunikasi, tetapi dipandang sebagai politik berkomunikasi. Praktik bahasa dengan menggunakan pilihan kata (leksikon), maksud, serta metafora cukup menonjol dalam Program Mata Najwa episode Para Penantang Ahok. 2. Pengaturan segmen Terdapat tujuh segmen dalam tayangan ini dimana semua segmen memiliki keterkaitan sejak awal sampai dengan akhir dalam upaya pembentukan wacana. Pengaturan segmen ini dalam hal penentuan kapan topik tertentu dibicarakan, kapan narasumber bicara, serta kapan grafis baik berupa foto dan video tertentu harus ditayangkan. 3. Penggunaan elemen grafis Grafis yang digunakan pada tayangan ini berupa foto, video, backsound, dan elemen grafis lainnya seperti penempatan teks, warna, dan tipe huruf. Penggunaan elemen grafis mempengaruhi pengertian dan mensugesti khalayak pada bagian mana yang harus diperhatikan dan bagian mana yang tidak dalam upaya pembentukan wacana tertentu. 4. Pemilihan narasumber
155 Narasumber yang dipilih untuk berbicara mengenai topik tertentu memiliki kedekatan dalam hal permasalahan atau isu-isu yang pernah mereka angkat terkait sosok Basuki Tjahaja Purnama. Misalnya, Prasetyo Edi Marsudi (Ketua DPRD DKI Jakarta F-PDIP) dan Muhammad Sanusi (Anggota DPRD DKI Jakarta F-Gerindra) yang secara historis memiliki permasalahan dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Mereka juga termasuk orang yang vokal menyampaikan pendapat terkait sosok Basuki Tjahaja Purnama yang bermasalah dengan etika dan komunikasinya. Pun dengan Bursah Zarnubi sebagai inisiator gerakan Lawan Ahok yang menentang Basuki Tjahaja Purnama dalam hal bicara kotor nya begitu ia menyebutnya. Sedangkan sosok Adhyaksa Dault dianggap sebagai penantang Ahok karena dianggap ingin maju sebab Basuki Tjahaja Purnama bukan seorang muslim. 5.2 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini adalah hanya menganalisis teks dan konteks untuk mengetahui wacana yang ingin dibangun dan membongkar bagaimana wacana itu dibangun tanpa melakukan analisis kognisi sosial. Hal ini terjadi karena peneliti tidak mendapatkan akses wawancara dengan pihak Program Mata Najwa. Padahal pada metode penelitian analisis wacana kritis Teun A. van Dijk untuk menganalisa sesuatu seharusnya melalui analisis teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.
156 5.3 Saran Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, peneliti mengharapkan penelitian selanjutnya yang menggunakan metode analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk dapat menambahkan analisis kognisi sosial. Sehingga, analisis dilakukan secara lengkap dan hasil penelitian akan lebih memuaskan.