PENGARUH KONDISI PENYIMPANAN DAN BERBAGAI VARIETAS BAWANG MERAH LOKAL SULAWESI TENGAH TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH IF ALL 1 DAN IDRIS 2

dokumen-dokumen yang mirip
VIGOR UMBI BAWANG MERAH (Allium ascallonicum L.) VARIETAS PALASA DAN LEMBAH PALU PADA BERBAGAI KONDISI SIMPAN

VIABILITAS DAN VIGOR BENIH BAWANG MERAH PADA BEBERAPA VARIETAS SETELAH PENYIMPANAN. Viability and Vigor of Red Onion Varieties After Storage

PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) VARIETAS OVAL

DAYA SIMPAN BENIH BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS LEMBAH PALU PADA BERBAGAI PAKET TEKNOLOGI MUTU BENIH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 2. Kondisi Pols (8 cm) setelah Penyimpanan pada Suhu Ruang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

I PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN

MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN

PENENTUAN STADIA KEMASAKAN BUAH NANGKA TOAYA MELALUI KAJIAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI BENIH ABSTRAK

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun

INTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG. Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

STUDI UJI DAYA HANTAR LISTRIK PADA BENIH KEDELAI (Glycine max L. (Merr.)) DAN HUBUNGANNYA DENGAN MUTU FISIOLOGIS BENIH

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri Maulana Malik Ibrahim malang. Pada bulan Desember 2011 sampai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PENGARUH BERBAGAI MEDIA SIMPAN ALAMI TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH KAKAO (Theobroma cacao L.) SELAMA PERIODE SIMPAN ARTIKEL ILMIAH IRMAWATI

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH

Cut Nur Ichsan (2006) J. Floratek 2 : 37 42

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Lot Benih

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

(Glycine max (L. ) Merr. )

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti

Sri Wira Karina 1), Elis Kartika 2), dan Sosiawan Nusifera 2) Fakultas Pertanian Universitas Jambi

HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI PEMOTONGAN UMBI DAN MEDIA TANAM UNTUK PERTUMBUHAN DAN HASIL VERTIKULTUR TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa)

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010)

PENGARUH KOMBINASI KADAR AIR BENIH DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN SIFAT FISIK BENIH PADI SAWAH KULTIVAR CIHERANG

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERLAKUAN PENGAMPLASAN TERHADAP KECEPATAN BERKECAMBAH BENIH AREN

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta dalam suhu ruang. Parameter penelitian di. normal di akhir pengamatan (Fridayanti, 2015).

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung,

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman,

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Justice dan Bass (2002), penyimpanan benih adalah. agar bisa mempertahankan mutunya. Tujuan dari penyimpanan benih

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak Kelompok

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea. sistimatika tanaman jagung yaitu sebagai berikut :

yang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan permintaan tomat rampai yang semakin meningkat dipasaran akan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode

AGROVIGOR VOLUME 7 NO. 2 SEPTEMBER 2014 ISSN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mortalitas. biopestisida berpengaruh nyata terhadap tingkat mortalitas Tribolium castaneum

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG MANIS (Zea Mays Sachaarata Strurt) DI PT. SANG HYANG SERI (PERSERO) SUKAMANDI

PENGARUH BERBAGAIDOSIS PUPUK KClDAN KETINGGIAN TEMPAT PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS BENIH BAWANGMERAH (Allium ascalonicuml.) VARIETAS LEMBAH PALU

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah jenis tanaman sayur umbi

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

PENGGUNAAN KERTAS MERANG DAN KERTAS CD SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH WIJEN (SesamumIndicum L)

KARAKTERISASI SUMBER BENIH BAWANG MERAH DARI BERBAGAI DAERAH SENTRA PRODUKSI DI LEMBAH PALU

KAJIAN WARNA BUAH DAN UKURAN BENIH TERHADAP VIABILITAS BENIH KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.) VARIETAS GAYO 1

I. PENDAHULUAN. pokok bagi sebagian besar rakyat di Indonesia. Keberadaan padi sulit untuk

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH DORMANSI

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

Sumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta.

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. (Allium cepa L.) terhadap viabilitas benih kakao (Theobrema cacao L.) ini bersifat

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,

I. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian Universitas Lampung dari Bulan Agustus 2011 sampai dengan Bulan

Penelitian ini dilaksanakan di Lahan BPTP Unit Percobaan Natar, Desa Negara

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan

Transkripsi:

PENGARUH KONDISI PENYIMPANAN DAN BERBAGAI VARIETAS BAWANG MERAH LOKAL SULAWESI TENGAH TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH IF ALL 1 DAN IDRIS 2 1 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Unisa Email : ipho_fp@yahoo.co.id 2 Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Unisa Email : idrisdoank45@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kondisi penyimpanan yang tepat pada varietas, varietas Palasa dan varietas Tinombo yang mampu mempertahankan vigor daya simpan umbi bawang merah dan Viabilitas benih atau daya hidup benih bawang merah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dua faktor. Faktor pertama adalah kondisi penyimpanan (K), yang terdiri dari tiga taraf, yaitu : K 1 = Ruangan terbuka (dianginkan), K 2 = Ruangan yang diberi AC dan K 3 = Diletakkan di atas dapur (diasap), sedangkan faktor kedua adalah jenis varietas (L), yaitu yang terdiri dari tiga jenis, yaitu : L 1 = varietas lembah palu, L 2 = varietas palasa dan L 3 = varietas tinombo. Maka diperoleh 3 x 3 = 9 kombinasi perlakuan, setiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali, sehingga terdapat 9 x 3 = 27 unit percobaan. Setiap unit percobaan digunakan 20 butir benih, sehingga diperlukan 27 x 20 = 540 butir benih. Pengelompokkan berdasarkan ukuran benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara perlakuan kondisi penyimpanan dan jenis varietas terhadap viabilitas dan vigor benih bawang merah pada kadar air benih. Kondisi penyimpanan diasapi memberikan pengaruh lebih baik terhadap viabilitas dan vigor benih bawang merah. Varietas lembah palu toleran terhadap kondisi penyimpanan, karena tidak menurunkan viabilitas dan vigor benih, meskipun disimpan pada tempat yang berbeda. Kata kunci: kondisi penyimpanan, varietas, viabilitas dan vigor PENDAHULUAN Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman sayuran yang digolongkan ke dalam sayuran penyegar. Pengunaan produk ini cukup luas, yaitu sebagai bahan makanan dan obat-obatan, mengingat kegunaan bawang merah yang cukup penting dalam memenuhi gizi masyarakat dan seiring dengan permintaan dan bertambahnya jumlah penduduk untuk memenuhi kebutuhan industri makanan olahan. Penyediaan bawang merah belum dapat mencukupi yang disebabkan oleh produktivitasnya masih rendah, dan bervariasi di luar Jawa. Setelah dipanen bawang merah tidak dapat dibiarkan begitu saja, melainkan diperlukan penanganan khusus, karena bawang merah mudah rusak dan sulit dipertahankan dalam bentuk segar karena akan mengalami proses perubahan-perubahan akibat proses fisiologi, biologi, fisikokimia, dan mikrobiologi. Apabila penanganan kurang baik, maka akan mengalami kerusakan pada benih, kerusakan ini yaitu terjadi kebusukan atau bahkan berkecambah dan tumbuh di tempat penyimpanan. Untuk itu perlu upaya 26

penanganan pasca panen yang baik untuk memperpanjang masa simpan dan meningkatkan nilai ekonomi dari benih bawang merah tersebut (Maskar, dkk., 1999). Benih bermutu adalah benih yang telah dinyatakan sebagai benih yang berkualitas tinggi dari jenis tanaman unggul. Benih yang berkualitas tinggi memiliki daya tumbuh lebih dari 90 %, sehingga diperlukan kegiatan khusus yang tertuju pada pemeliharaan agar benih yang telah ditentukan kualitasnya dapat mudah, cepat berkecambah dan memiliki viabilitas yang menjamin kepuasan bagi konsumen benih. Tinggi rendahnya viabilitas dan vigor benih ditentukan oleh faktor-faktor pada penyimpanan. Tanpa dilakukan cara dan perlakuan yang tepat pada penyimpanan, maka viabilitas dan vigor benih akan mengalami kemunduran. Benih akan mengalami kecepatan kemundurannya tergantung dari tingginya faktor-faktor kelembaban relatif udara dan suhu (Kartasapoetra, 1989). Provinsi Sulawesi Tengah memiliki dua varietas bawang merah lokal yang telah diakui dan dilepas oleh pemerintah pusat sebagai bawang merah unggul nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor : 480/Kpts/LB.240/8/2004 dan Nomor : 481/Kpts/LB.240/8/2004 tanggal 5 Agustus 2004 tentang pelepasan bawang merah Varietas Palasa dan Varietas Tinombo. Varietas Palasa diperuntukkan sebagai bawang goreng, sedang Varietas Tinombo diperuntukkan sebagai bumbu masak yang memiliki rasa yang khas (TP3VTUD, 2004). Penyimpanan benih selama menunggu masa penanaman sangat mutlak dilakukan secara seksama, karena dapat menimbulkan nampak negatif terhadap daya tumbuh benih selama berlangsungnya penyimpanan. Didukung oleh pendapat Adisarwanto (2010), benih merupakan benda hidup dan viabilitasnya sangat dipengaruhi oleh cara dan kondisi penyimpanannya. Faktor yang harus diperhatikan agar penyimpanan benih bisa bertahan lama yaitu kadar air benih, kelembaban dan suhu. Ketentuan penyediaan dan penyimpanan benih harus sesuai kebutuhan benih agar tidak cepat mengalami kemunduran. Selain itu, ruang penyimpanan benih harus bersih dari kotoran dan bau serta kedap air. Demikian pula aliran udara yang keluar masuk pada ruang penyimpanan. Menurut Rahayu & Berlian (2006), cara penyimpanan benih yang dilakukan petani untuk kebutuhan bibit adalah dengan cara mengikat dan menggantungkan pada ruang terbuka selama kurang lebih enam bulan. Hasil penelitian Priyantono et al (2013) menyatakan bahwa varietas Palasa menghasilkan kecepatan berkecambah dan waktu berkecambah yang lebih baik. Penyimpanan pada kondisi ruang udara bebas menghasilkan daya berkecambah, kecepatan berkecambah dan waktu berkecambah serta bobot kering yang lebih tinggi. Varietas maupun Palasa memiliki vigor daya simpan yang tinggi pada kondisi simpan ruang udara bebas, meskipun pada ruang AC dengan suhu 25 0 C masih menunjukkan vigor yang baik. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan penanganan pasca panen benih bawang merah yang tepat, sehingga benih bawang merah memiliki vigor dan viabilitas yang baik saat diaplikasikan dilapangan setelah masa penyimpanan, akan tetapi jika hanya mengandalkan penyimpanan secara alami maka proses budidaya akan terhambat, hal ini disebabkan oleh masa simpan benih yang memerlukan waktu cukup lama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kondisi penyimpanan dan berbagai varietas bawang merah lokal Sulawesi Tengah terhadap viabilitas dan vigor benih. Penelitian ini menghasilkan luaran sebagai pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu 27

pertanian yang dapat di aplikasikan pada masyarakat. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat di Kelurahan Lere Kecamatan Barat Kota. Penelitian dilaksanakan selama 8 bulan yakni April 2016-Desember 2016. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dua faktor. Faktor pertama adalah kondisi penyimpanan (K), yang terdiri dari tiga taraf, yaitu : K 1 = Ruangan terbuka (dianginkan), K 2 = Ruangan yang diberi AC dan K 3 = Diletakkan di atas dapur (diasap), sedangkan faktor kedua adalah jenis varietas (L), yaitu yang terdiri dari tiga jenis, yaitu : L 1 = varietas lembah palu, L 2 = varietas palasa dan L 3 = varietas tinombo. Maka diperoleh 3 x 3 = 9 kombinasi perlakuan, setiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali, sehingga terdapat 9 x 3 = 27 unit percobaan. Setiap unit percobaan digunakan 20 butir benih, sehingga diperlukan 27 x 20 = 540 buah benih. Pengelompokkan berdasarkan ukuran benih. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang dicobakan dilakukan analisis ragam dan bila hasil analisis ragam tersebut menunjukkan pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji (α = 0,05). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Nilai Susut (%) nyata terhadap nilai susut benih bawang merah setelah disimpan sedangkan perlakuan jenis varietas berpengaruh sangat nyata terhadap nilai susut benih bawang merah setelah disimpan namun interaksi antara kedua faktor berpengaruh tidak nyata terhadap nilai susut benih bawang merah setelah disimpan. Tabel 1. nilai susut (%) benih bawang merah setelah disimpan pada perlakuan berbagai kondisi penyimpanan dan jenis varietas Terbuka 50,50 38,33 31,67 40,17a AC 33,50 30,33 31,67 31,83b 6,43 Diasap 38,67 33,60 31,33 34,53ab 40,89a 38,09a 31,57b 6,43 sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji = 0.05 Hasil uji (Tabel 1) menunjukkan bahwa perlakuan kondisi penyimpanan terbuka menghasilkan nilai susut tertinggi (40,89%) dan berbeda nyata dengan perlakuan kondisi penyimpanan ruang AC namun berbeda tidak nyata dengan kondisi penyimpanan diasap, sedangkan perlakuan kondisi penyimpanan ruang AC berbeda tidak nyata dengan perlakuan kondisi penyimpanan diasap. Nilai susut 28

terendah dihasilkan oleh perlakuan kondisi penyimpanan ruang AC. jenis varietas lembah palu menghasilkan nilai susut tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan varietas tinombo namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan varietas palasa. Kadar Air (%) tidak nyata terhadap kadar air benih bawang merah setelah disimpan sedangkan perlakuan jenis varietas berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air benih bawang merah setelah disimpan sedangkan interaksi antara kedua faktor berpengaruh nyata terhadap kadar air benih bawang merah setelah disimpan. Hasil uji (Tabel 3) menunjukkan bahwa perlakuan jenis varietas lembah palu menghasilkan nilai kadar air terendah dan berbeda nyata dengan perlakuan varietas palasa dan varietas tinombo. Interaksi varietas lembah palu pada kondisi penyimpanan diasap memberikan nilai kadar air terendah berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Daya Kecambah (%) sangat nyata terhadap daya kecambah benih bawang merah dan perlakuan jenis varietas berpengaruh sangat nyata terhadap daya kecambah benih bawang merah sedangkan interaksi antara kedua faktor berpengaruh tidak nyata terhadap daya kecambah benih bawang merah. Hasil uji (Tabel 4) menunjukkan bahwa perlakuan kondisi penyimpanan diasap menghasilkan daya kecambah tertinggi (98,33%) dan berbeda nyata dengan perlakuan kondisi penyimpanan ruang AC namun berbeda tidak nyata dengan kondisi penyimpanan terbuka. Daya kecambah terendah dihasilkan oleh perlakuan kondisi penyimpanan ruang AC (74,78%). jenis varietas lembah palu menghasilkan daya kecambah tertinggi (98,33%) dan berbeda nyata dengan perlakuan varietas tinombo namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan varietas palasa. Kecepatan Tumbuh (%/etmal) tidak nyata terhadap kecepatan tumbuh benih bawang merah dan perlakuan jenis varietas berpengaruh sangat nyata terhadap daya kecambah benih bawang merah sedangkan interaksi antara kedua faktor berpengaruh tidak nyata terhadap kecepatan tumbuh benih bawang merah. Hasil uji (Tabel 5) menunjukkan bahwa perlakuan jenis varietas lembah palu menghasilkan kecepatan tumbuh tertinggi (23,21 %/etmal) dan berbeda nyata dengan perlakuan varietas tinombo namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan varietas palasa. Kekuatan Berkecambah (%) Sidik ragam menunjukkan bahwa sangat nyata terhadap kekuatan berkecambah benih bawang merah dan perlakuan jenis varietas berpengaruh sangat nyata terhadap kekuatan berkecambah benih bawang merah sedangkan interaksi antara kedua faktor berpengaruh tidak nyata terhadap kekuatan berkecambah benih bawang merah. Hasil uji (Tabel 5) menunjukkan bahwa perlakuan kondisi penyimpanan diasap menghasilkan kekuatan berkecambah tertinggi (98,33%) dan berbeda nyata dengan perlakuan kondisi penyimpanan ruang AC namun berbeda tidak nyata dengan kondisi penyimpanan terbuka. Kekuatan berkecambah terendah dihasilkan oleh perlakuan kondisi penyimpanan ruang AC (74,78%). jenis varietas lembah palu 29

menghasilkan kekuatan berkecambah tertinggi (98,33%) dan berbeda nyata dengan perlakuan varietas tinombo namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan varietas palasa. Volume Akar Kecambah (ml) tidak nyata terhadap volume akar kecambah bawang merah dan perlakuan jenis varietas berpengaruh sangat nyata terhadap volume akar kecambah bawang merah sedangkan interaksi antara kedua faktor berpengaruh tidak nyata terhadap volume akar kecambah bawang merah. Hasil uji (Tabel 6) menunjukkan bahwa perlakuan jenis varietas tinombo menghasilkan volume akar kecambah tertinggi (2,44 ml) dan berbeda nyata dengan perlakuan varietas palasa dan varietas lembah palu. Berat Kering Kecambah (g) tidak nyata terhadap berat kering kecambah bawang merah dan perlakuan jenis varietas berpengaruh nyata terhadap berat kering kecambah bawang merah sedangkan interaksi antara kedua faktor berpengaruh tidak nyata terhadap berat kering kecambah bawang merah. Hasil uji (Tabel 7) menunjukkan bahwa perlakuan jenis varietas lembah palu menghasilkan berat kering kecambah tertinggi (2,19 g) berbeda nyata dengan perlakuan varietas palasa namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan varietas tinombo. Pembahasan Hasil penelitian pengaruh berbagai kondisi penyimpanan dan jenis varietas terhadap viabilitas dan vigor benih menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara perlakuan kondisi penyimpanan dan jenis varietas bawang merah terhadap kadar air benih (Tabel 2). kondisi penyimpanan berpengaruh nyata terhadap nilai susut, daya kecambah, kekuatan berkecambah (Tabel 3 dan 5), sedangkan perlakuan berbagai jenis varietas berpengaruh nyata terhadap nilai susut, kadar air benih, daya kecambah, kecepatan tumbuh, kekuatan berkecambah, volume akar kecambah dan berat kering kecambah (Tabel 1-7). Berdasarkan hasil uji menunjukkan bahwa perlakuan kondisi penyimpanan AC memberikan pengaruh lebih baik terhadap nilai susut benih (Tabel 2) tetapi kondisi penyimpanan diasap memberikan pengaruh lebih baik terhadap daya kecambah dan kekuatan berkecambah (Tabel 3 dan 5). varietas tinombo berpengaruh lebih baik terhadap nilai susut dan volume akar (Tabel 1 dan 6) sedangkan perlakuan varietas lembah palu berpengaruh lebih baik terhadap kadar air, daya kecambah, kecepatan tumbuh, kekuatan berkecambah dan berat kering kecambah (Tabel 2, 3, 4, 5 dan 7). Interaksi perlakuan varietas lembah palu pada kondisi penyimpanan diasap berpengaruh lebih baik terhadap kadar air benih (Tabel 2). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi penyimpanan diasap memberikan pengaruh lebih baik terhadap daya kecambah dan kekuatan berkecambah benih, meskipun kondisi penyimpanan pada ruang AC berpengaruh lebih baik terhadap nilai susut benih bawah merah. Hal ini diduga karena faktor kelembaban yang berada disekitar tempat penyimpanan. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Isbagio dalam Rinaldi (2001) bahwa tempat penyimpanan juga berpengaruh terhadap kadar air benih yang disebabkan oleh tempat penyimpanan. Jika kadar air benih tetap rendah dalam batas maksimal selama periode penyimpanan, maka benih akan dapat mempertahankan 30

mutu dan kualitasnya, sehingga viabilitas dan vigor benih tetap baik. Menurut Gardner et al (1991), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi penyimpanan, yaitu antara lain : temperatur rendah, kelembaban rendah dan konsentrasi O 2 yang rendah. Didukung oleh pendapat Saleh (2003), kemampuan benih untuk mempertahankan viabilitasnya tergantung kepada kadar air benih di awal penyimpanan, suhu tempat penyimpanan, sifat-sifat keturunan dan kerusakan mekanis. Hail penelitian memperlihatkan bahwa varietas lembah palu tingkat toleransi terhadap kadar air benih, daya kecambah, kecepatan tumbuh, kekuatan berkecambah dan berat kering kecambah lebih baik hal ini diduga karena sifat umbi varietas lembah palu yang memiliki genotipe umbi yang lebih tebal. Didukung oleh pendapat Gardner et al (1991), lamanya viabilitas atau lama hidupnya biji tergantung pada genotipe, mekanisme dormansi dan lingkungan penyimpanan biji. Salah satu indikasi vigor yang tinggi adalah ditunjukkan dengan kemampuannya untuk tumbuh (daya tumbuh) diatas 80%, vigor benih dicerminkan oleh informasi viabilitas, masing - masing kekuatan tumbuh pada kondisi suboptimum (Sutopo, 2004). Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas lembah palu memiliki bobot kering tanaman yang tinggi. Bobot kering tanaman merupakan salah satu indikator benih mengalami pengaruhdari kondisi simpan, nilai bobot kering bibit bawang merah yang tinggi pada ditunjukkanoleh varietas lembah palu, hal ini di indikasikan oleh tekstur yang lebih padat dan kadar air pada saat penyimpanan umbi bawang merah yang rendah dibandingkan dengan varietas Palasa dan Tinombo. Benih yang memiliki vigor dan viabilitas tinggi adalah benih yang mampu menghasilkan bobot kering normal dalam kurun waktu pertumbuhunya (Sutopo, 2004). Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sadjad dkk, (1999) bahwa benih yang vigor tentu menjadi cepat proses reaktivitasnya apabila kondisi sekeliling (suhu) untuk tumbuh optimum dan proses metabolisme tidak terhambat. Baik proses katabolik dan anabolik normal serta benih menunjukkan kecepatan yang tinggi dalam proses pertumbuhannya KESIMPULAN 1. Terjadi interaksi antara perlakuan kondisi penyimpanan dan jenis varietas terhadap viabilitas dan vigor benih bawang merah pada kadar air benih. 2. Kondisi penyimpanan diasapi memberikan pengaruh lebih baik terhadap viabilitas dan vigor benih bawang merah. 3. Varietas lembah palu toleran terhadap kondisi penyimpanan, karena tidak menurunkan viabilitas dan vigor benih, meskipun disimpan pada tempat yang berbeda. UCAPAN TERIMA KASIH 1. Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia 2. Kopertis Wilayah IX Sulawesi Makassar 3. Rektor Universitas Alkhairaat, Ketua LPPM Universitas Alkhairaat dan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat. DAFTAR PUSTAKA Adisarwanto, T., 2010. Kedelai Budidaya dengan Pemupukan yang Efektif dan Pengoptimalan Peran Bintil Akar. Penebar Swadaya, Jakarta. Gardner, B.R., B.L. Blad, R.E. Maurer, dan D.G. 31

Watts. 1911. Relationship Between Crop Temperature and Physio Logical and Phenological Development of Differentially Irrigated Agron. J. 73: 743-747. Kartasapoetra, A. G., 1989. Teknologi Benih; Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Bina Aksara, Jakarta. Maskar, M. Slamet & J. Limbongan, 2001. Review Hasil Pengujian Teknologi Budidaya Bawang Merah Varietas Lokal. Balai Penelitian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah. Priyantono E., A. Ete dan Adrianton, 2013. Vigor Umbi Bawang Merah (Allium ascallonicum L.) Varietas Palasa dan Pada Berbagai Kondisi Simpan. e-j. Agrotekbis 1 (1) : 8-16 Rahayu, E. & Berlian, N., 2006. Bawang Merah. Penebar Swadaya, Jakarta. Rinaldi. 2001. Pengaruh metoda penyimpanan terhadap viabilitas dan vigor benih kedelai. Jurnal Agronomi, 8 (2):95-98 Sadjad. S., M., Endang.dan I., Satriyas. 1999. DariBenih Kepada Benih. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Saleh, M. S., 2003. Dasar-dasar Ilmu dan Teknologi Benih; Benih 1. Tadulako University Press, Yogyakarta. Sutopo, L., 2004. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada, Jakarta. TP3VTUD, 2004. Varietas Unggul Nasional. Laporan Tim Penilai Pelepasan Varietas Tanaman Unggul Daerah (TP3VTUD), Sulawesi Tengah. Tabel 2. kadar air (%) benih bawang merah setelah disimpan pada perlakuan berbagai kondisi penyimpanan dan jenis varietas Terbuka 72,78bc 74,45b 82,89a 76,71 AC 68,04c 73,62b 81,79ab 74,48 2,24 Diasap 66,23c 76,59b 82,80a 75,21 69,02c 74,87b 82,49a 2,24 5,35 sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji = 0.05 Tabel 3. daya kecambah (%) benih bawang merah pada perlakuan berbagai kondisi penyimpanan dan jenis varietas Terbuka 98,33 98,33 93,33 96,66a AC 96,67 96,67 85,00 74,78b 3,84 Diasap 100,00 100,00 93,33 97,77a 98,33a 98,33a 90,55b 3,84 sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji = 0.05 32

Tabel 4. kecepatan tumbuh (%/etmal) benih bawang merah pada perlakuan berbagai kondisi penyimpanan dan jenis varietas Terbuka 21,05 22,93 14,86 19,61 AC 24,18 21,84 18,98 21,66 2,98 Diasap 24,41 20,02 15,20 19,87 23,21a 21,59a 16,34b 2,98 sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji = 0.05 Tabel 5. kekuatan berkecambah (%) benih bawang merah pada perlakuan berbagai kondisi penyimpanan dan jenis varietas Terbuka 98,33 98,33 93,33 96,66a AC 96,67 96,67 85,00 74,78b 3,84 Diasap 100,00 100,00 93,33 97,77a 98,33a 98,33a 90,55b 3,84 yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji = 0.05 Tabel 6. volume akar kecambah (ml) bawang merah pada perlakuan berbagai kondisi penyimpanan dan jenis varietas Terbuka 1,67 1,00 2,67 1,78 AC 2,00 1,00 2,33 1,77 0,52 Diasap 2,00 1,67 2,33 2,00 1,89b 1,22c 2,44a 0,52 sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji = 0.05 33

Tabel 7. berat kering kecambah (g) bawang merah pada perlakuan berbagai kondisi penyimpanan dan jenis varietas Terbuka 1,91 1,46 1,58 1,65 AC 2,48 1,81 1,87 2,05 0,53 Diasap 2,18 1,21 1,75 1,71 2,19a 1,49b 1,73ab 0,53 sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji = 0.05 34