Untuk keberhasilan okulasi perlu diperhatikan syarat-syarat berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

III. METODE PENELITIAN. Serdang Bedagai dengan ketinggian tempat kira-kira 14 m dari permukaan laut, topografi datar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No.12 tahun 1992, pasal 1 ayat 4, benih tanaman yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Penyiapan Bahan Tanam Tanaman Karet

PANDUAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN INDUSTRI. Disusun oleh : Ir. Sarjiyah, M.S. Ir. Titiek Widyastuti, M.S.

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

TINJAUAN PUSTAKA. sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta; Subdivisio : Angiospermae; Class :

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Karet

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

II. TINJAUAN PUSTAKA

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

Okulasi Cokelat Pada Tanaman Karet

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG)

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

III. BAHAN DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Steenis, et. al, (1967) sistematika tanaman karet adalah

MODUL BUDIDAYA KARET

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR. Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BISNIS BUDIDAYA KARET

Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

BAB I PENDAHULUAN. buah ini sudah lama menjadi salah satu makanan khas dari kota Medan.Buah ini

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

Makalah. Tanaman Buah dalam Pot. Tabulampot

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. dikembangkan sehingga sampai sekarang asia merupakan sumber karet alam.

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

Chart Title. Indonesia 3.5 ha Thailand 2 ha Malaysia 1.5 ha

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH

PELAKSANAAN PENELITIAN

PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF CANGKOK. Di Susun Oleh: Kelompok 7 Sony Paula

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Karya Ilmiah tentang Penanaman Pohon Karet

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

III. MATERI DAN METODE

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

KARYA TULIS. Perbanyakan Bibit Durian Melalaui Biji, Penyambungan (Grafting), Dan Okulasi. Oleh Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) I.

Getas, 2 Juni 2009 No : Kepada Yth. Hal : Laporan Hasil Kunjungan Kebun Getas PTP Nusantara IX

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

POLA DASAR SADAPAN POLA DASAR SADAPAN

III. BAHAN DAN METODE

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

PERKEMBANGAN TEKNIK PENYAMBUNGAN PADA PEMBENIHAN TANAMAN KOPI ( TULISAN POPULER )

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

PEMBAHASAN Potensi Pucuk

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

(Gambar 1 Gejala serangan Oidium heveae pada pembibitan karet)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

Cara Menanam Cabe di Polybag

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

Oleh : Ulfah J. Siregar

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Metode Penelitian

Transkripsi:

TEKNIK OKULASI KARET TEKNIK OKULASI 1. Sejarah Sejak awal tibanya tanaman karet di Indonesia sudah di usahakan menggandakan secara vegetatif, tetapi hasilnya tidak memuaskan lalu van helten melakukan percobaan yang intensif dari tahun 1910-1113 untuk mencari teknik perbanyakan, tetapi tidak memiliki nilai praktis kemudian di upayakan kerja sama dengan pengebun bojong datar dan pasir waringin. Akhirnya van helten berhasil menemukan metode yang lebih baik yaitu perbanyakan dengan okulasi. Dewasa ini dikenal 4 cara okulasi untuk penyediaan bibit komersial yaitu: okulasi coklat, okulasi hijau, okulasi bertangkai, dan okulasi mini 2. Pengertian Okulasi adalah salah satui teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman lain yang dapat bergabung( Kompatibel) yang bertujuan menggabungkan sifat-sifat yang baik dari setiap komponen sehingga di peroleh perumbuhan dan produksi yang baik. Prinsip okulasi sama yaitu penggabungan batang bawah dengan batang atas, yang berbeda adalah umur batang bawah dan batang atas yang digunakan sehingga perlu teknik tersendiri untuk mencapai keberhasilan okulasi. Kebaikan yang diharapkan dari batang bawah secara umum adalah sifat perakarannya yang baik, sedang dari batang atas adalah produksi Latex yang baik. Bila bibit yang di okulasi ini di tumbuhkan dilapangan dikatakan tanaman okulasi sedangkan tanaman asal biji yang di tumbuhkan dilapangan disebut tanaman semai. 3. Teknik Okulasi Konvensional Dikatakan teknik okulasi konvensional karena metoda okulasi inilah yang umum digunakan untuk mempersiapkan bentuk bahan tanaman secara komersial hingga munculnya teknik yang baru yaitu: okulasi hijau (Green budding) okulasi konvesional ini disebut juga okulasi coklat ( brown budding) - Batang bawah Untuk keberhasilan okulasi perlu diperhatikan syarat-syarat berikut: a. Batang bawah yang di anjurkan adalah semaian klonaol GT1, AVROS 2037 dan LBC1320 b. Bibit Semaian telah berumur 9 hingga 18 bulan batangnya sudah berwarna coklat dan mempnuyai 4-5 karangan daun dapat juga digunakan yang berumur 6-9 bulan asal sudah berbatang coklat dan mempnyai 3-4 karangan daun 1

c. Diameter batang telah mencapai 1,5-2 cm dan pertumbuhannya normal d. Kulit berada dalam stadia mudah dilepas tidak lengket atau pada daun stadia daun tua Taraf pertumbuhan batang bawah sangat mempengaruhi keberhasilan okulasi, pengokulasian pada stadia flush (bersemi) atau masa pembentukan payung daun sangat rendah persentase okulasi yang jadi 3.2. - Batang Atas atau Entres Sebagai batang atas di pilih klon yang ssesuai dengan likungan ekologi yang bersangkutan dari klon-klon yang dianjurkan terutama klon-klon yangdianjurkan dalam skla besar. Pemilihan klon yang tepat akan menjamin produktivitas dikemudian hari dalam jangka panjang. 3.3. - Mata Tunas Ada 3 jenis mata atau kuncup tidur (Dorman) yang dikenal pada tanaman karet dan satu mata bunga: - Mata Ketiak: atau disebut juga mata prima yang fitandai adanya bekas tangkai daun atau berda pada ketiak daun, bila hendak digunakan terlebih dahulu dipangkas daunnya kira-kira 10 hari sebelum dipotong di gunakan sebagai mata untuk okulasi coklat. - Mata burung: ditandai adanya tangkai daun rudimenter. Yang digunakan untuk okulasi hijau. - Mata sisik: mata yang terdapat dibawah kuncup daun-daun ( Flush) atau pada ujung payung daun. Digunakan untuk okulasi mini. - Mata bunga: terdapat pada tanaman yang sudah masuk umur berbunga tidak dapt digunakan untuk okulasi. 4. Teknik Okulasi Hijau Disamping tekni okulasi konvensional atau okulasi coklat dikembangkan pula metoda okulasi hijau kalau dalam okulasi konvensional digunakan batang bawah yang sudah berwarna coklat maka dalam okulasi hijau digunakan mata okulasi dari entres yang masih berwarna hijau (green budwood). Berdasarkan warna komponen tersebut dikatakanlah okulasi hijau. 4.1. - Batang bawah Syarat-syarat batang bawah okulasi hijau adalah sebagai berikut: 2

- Batang bawah yang di anjurkan adalah semaian klonaol GT1, AVROS 2037 dan LBC1320. - Bibit semaian batang bawah telah berumur 3-5 bulan. Lazimnya berumur 5nulan yang leh mudah dapt juga digunakan asal pertumbuhan dan batangnya sudah cukup besar. - Diamer batang sebesar pensil atau telah mencapai diameter 8-12mm diukur pada pangkal batang - Kulit berada dalam stadia mudah dilepas tidak lengket atau pada stadia daun tua. 4.2. - Batang atas atau entres Entres atau kayu okulasi hijau digunakan tunas-tunas atau taruk-taruk hijau yang ujungnya berdaun yang telah mempunyai diameter 1-1,5 cm dan daun-daun pada karangan daun diujung telah berwarna hijau dan masih lemah. Untuk memproleh taruktaruk hijau pohon batang atas atau pohon entres dipangkas beberapa cm diatas karangan mata, karena pemangkasan tersebut akan tumbuh sejumlah tunas-tunas dari karangan mata yang dibiarkan tumbuh hingga 5-6minggu. Tunas-tunas ini segera dipanen sebagai kayu okulasi hijau. 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi yaitu: a. Keterampilan, kebersihan dan kecepatan mengokulasi b. Pemilihan entres atau kayu okulasi dengan mata tunas yang masih dorman c. Keadaan iklim pada musim kemarau tanaman karet mengalami gugur daun, kurang baik untuk pengokulasian karena adanya gangguan visiologis. Yang baik adalah pada awal dan akhir musim penghujan, pada musim hujan juga tidak baik, air hujan dapat meresap pada luka okulasi yang dapat mengakibatkan busuk. Kelembaban tinggi baik untuk perkembangan jasad renik pada sisa-sisa latex dari luka okulasi, ini dapat dapat menyebabkan kegagalan pengokulasian. Teknik Dan Cara Okulasi Mata Tunas Pada Pohon Karet 3

Cara Menanam Pohon Karet Dengan Stek Mata Tunas Sampai saat ini usaha perkebunan masih sangat menjanjikan dan memiliki prospek yang masih bagus dipasaran apalagi jika target pasar ialah pasar internasional dengan mengekspor produk - produk yang sudah jadi maupun produk - produk yang masih mentah dari hasil perkebunan, mulai dari rempah rempah, kayu, sawit, kopi, karet, dan lain-lain. Dan dimulai dari beberapa tahun yang lalu, hingga sampai sekarang ada perubahan yang cukup signifikan di bidang perkebunan Indonesia. Karena banyak para pemilik perkebunan mengalihkan kebun mereka menjadi perkebunan karet. Hal tersebut jika diamati sangatlah wajar, sebab bisnis perkebunan karet memang sangat menjanjikan. Apalagi harga jual getah karet yang cukup mahal dan pasar yang luas hingga menjadi komoditas ekspor, membuat peluang keberhasilan di perkebunan ini pun semakin besar. Ya... walaupun bisnis perkebunan getah karet membutuhkan usaha dan kesabaran yang lebih di bandingkan bisnis2 lain, yang disebabkan karena untuk memetik hasilnya kita membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu beberapa tahun. Namun jika sudah waktunya, kita tinggal menikmati hasilnya secara terus menerus. Sebab getah karet bisa di ambil setiap 1 atau 2 hari sekali. Dan setiap pohon bisa menghasilkan getah yang cukup banyak,, Akan tetapi banyak juga yang mengalami kegagalan atau hasil getah karetnya kurang maksimal. Hal ini mungkin di sebabkan karena proses perawatan yang kurang maksimal maupun bibit pohon karet yang kurang bagus. Namun jangan kuatir karena telah banyak cara / metode untuk memperoleh bibit pohon karet yang unggul. Salah satunya dengan cara stek mata tunas. Kenapa harus stek mata tunas? karena selain kita bisa mendapatkan pohon yang sesuai dengan pohon induk, proses panen (penderesan / pengambilan getah jauh lebih cepat). Dan metode ini sudah banyak di terapkan di banyak perkebunan karet berskala besar, maupun perkebunan karet milik negara. Nah.. tapi tak banyak orang mengetahui cara tersebut, untuk itu disini saya akan membagikan informasi tentang cara melakukan stek/okulasi mata tunas. Berikut caranya,,, Cara Okulasi Mata Tunas Pohon Karet pada saat okulasi ada beberapa tahap awal yang harus di lakukan yaitu : Enam Tahapan Pelaksanaan Okulasi 4

Kesiapan Batang Bawah Lilit batang tanaman berkisar 5-7 cm diukur pada ketinggian 5 cm dari permukaan tanah Tunas ujung dalam keadaan tidur atau daun tua Pembuatan Jendela Okulasi Tahapan kegiatan pembuatan jendela okulasi : Batang bawah dibersihkan dari kotoran / tanah dengan menggunakan kain lap bersih Batang bawah yang sudah bersih diiris vertikal Irisan sejajar dibuat dua buah sebanyak 25 batang dengan ukuran 5-10 cm dari permukaan tanah Panjang irisan 5-7 cm Lebar irisan 1/3 lilit batang Buatlah potongan melintang di atas irisan vertikal tadi dan dibukakan sedikit ujungnya untuk bukaan dari atas dan di bawah irisan vertikal untuk bukaan dari bawah Penempelan mata dimulai dari batang pertama dan setelah selesai semua, dimulai lagi membuat irisan sebanyak 25 batang, demikian seterusnya. Pembuatan Perisai Mata Okulasi Tahapan kegiatan pembuatan perisai okulasi adalah sebagai berikut: Mata yang terbaik untuk calon perisai okulasi adalah mata yang berada di atas bekas ketiak daun Perisai mata okulasi dibuat dengan mengiris kayu entres yang bermata baik, dengan ukuran lebar 1 cm dan panjang 5-7 cm Untuk bukaan jendela okulasi dari tas maka posisi mata pada kayu entres menghadap ke atas Untuk bukaan dari bawah, posisi mata pada kayu entres menghadap ke bawah Penyayatan perisai mata okulasi dilakukan dengan mengikutsertakan sedikit bagian kayu Lepaskan kulit dari kayu dengan hati-hati dengan cara menarik bagian kayunya perisai mata harus diusahakan tidak memar, dan bagian dalam klitnya tidak terpegang atau terkena kotoran Perisai mata okulasi yang baik adalah perisai mata yang pada kulit bagian dalam ada titik putih yang menonjol Apabila kulit bagian dalam berlubang berarti mata-nya tertinggal pada bagian kayu dan perisai ini tidak boleh ditempelkan pada batang bawah 5

Penempelan Perisai Mata Okulasi Penempelan perisai mata okulasi dilakukan pada batang bawah segera setelah jendela okulasi dibuka. Tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut : Setelah perisai mata okulasi disiapkan, secepatnya jendela okulasi dibuka dan perisai mata dimasukkan ke dalam jendela Jendela okulasi ditutup dengan cara menekan bagian ujung jendela, bersamaan dengan itu bagian ujung perisai yang dipegang dipotong dan dibuang Perisai mata okulasi diusahakan tidak bergerak agar tidak merusak mata Jendela okulasi yang sudah ditutup langsung dibalut Pembalutan (lihat photo) Ditujukan untuk menciptakan agar perisai mata okulasi benar-benar menempel ke batang bawah serta terlindung dari air dan kotoran Bahan untukn pembalut adalah pita plastik okulasi Untuk bukaan dari bawah maka pembalutan dimulai dari bawah, demikian juga sebaliknya Balutan dilakukan dua kali dan dilebihkan sekitar 2 cm di bagian atas dan bawah jendela okulasi Pembukaan dan Pemeriksaan Okulasi Setelah okulasi berumur 2-3 minggu, maka balutan okulasi dapat dibuka untuk diperiksa keberhasilannya 6

Balutan dibuka dengan cara mengiris plastik okulasi dari bawah keatas, tepat disamping jendela okulasi Selanjutnya jendela okulasi dibuka dengan cara memotong lidah jendela okulasi Keberhasilan okulasi dapat diketahui dengan cara membuat cungkilan pada perisai mata okulasi di luar matanya. Apabila cungkilan berwarna hijau berarti okulasi dinyatakan berhasil Okulasi yang berhasil ditandai dengan cara mengikatkan bekas potongan plastik okulasi pada bagian batang. Pencabutan bibit hasil okulasi untuk dijadikan stum mata tidur dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan cangkul dan alat dongkrak bibit (pulling jack) Cara Membuat Bibit Karet Okulasi Bibit karet okulasi didapatkan dengan cara menempel mata-pucuk dari batang entres ke bibit karet batang bawah (biasanya asalnya dari persemaian biji GT). Petani harus mengetahui tipe bahan tanaman (nama klon dan keasliannya: sumber batang entres) untuk mendapatkan bahan tanaman yang terjamin kualitasnya, Batang entres dapat diperoleh dari kebun entres. Kemurnian klon sering bermasalah dalam hal keasliannya, 7

oleh karena itu hanya kebun entres yang terjamin kemurniannya dan kualitasnya yang dapat dipergunakan. Mengolah pembibitan karet Jika petani membeli bibit stump mata tidur, yang paling baik adalah menanam semua bibit dalam polybag yang diatur di tempat pembibitan kecil dan disiram setiap hari. Pertumbuhan tunas harus diawasi untuk menghindari pertumbuhan tunas liar yang tumbuh dari batang bawah. Penanaman bibit karet bisa dilaksanakan setelah bibit karet sudah mendapat 2 payung dengan daun yang sudah matang. Bila petani ingin memproduksikan sendiri bibit karet okulasi, mereka perlu dari awal menyiapkan pembibitan batang bawah yang berasal dari persemaian biji GT yang dibeli atau didapatkan sendiri. Okulasi karet dilakukan pada musim kering setelah bibit karet sudah tumbuh baik, biasanya pada umur bibit 12 bulan. Batang kayu entres harus didapatkan dari sumber terpercaya (kebun dimana kemurnian klon sudah dijamin). Jika menggunakan beberapa jenis klon, sangat dianjurkan untuk memisahkan blok pembibitan berdasarkan jenis klon. Bibit stump mata tidur ditanam di polybag sampai tumbuh 2 payung daun. Mengingat bahwa penanaman dapat dilakukan pada umumnya di awal musim hujan (yaitu pada Oktober), stump sudah harus dipindahkan ke polybag pada awal bulan Juli. MENGENAL CARA OKULASI PADA TANAMAN KARET (HEVEA BRASILIENSIS) Diposkan oleh Bp3k Air manjunto Okulasi adalah salah satu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman lain yang dapat bergabung( Kompatibel) yang bertujuan menggabungkan sifat-sifat yang baik dari setiap komponen sehingga di peroleh perumbuhan dan produksi yang baik. Prinsip okulasi sama yaitu penggabungan batang bawah dengan batang atas, yang berbeda adalah umur batang bawah dan batang atas yang digunakan sehingga perlu teknik tersendiri untuk mencapai keberhasilan okulasi. Kebaikan yang diharapkan dari batang 8

bawah secara umum adalah sifat perakarannya yang baik, sedang dari batang atas adalah produksi Latex yang baik. Bila bibit yang di okulasi ini di tumbuhkan dilapangan dikatakan tanaman okulasi sedangkan tanaman asal biji yang di tumbuhkan dilapangan disebut tanaman semai. Pada saat okulasi ada beberapa tahap awal yang harus di lakukan yaitu : Enam Tahapan Pelaksanaan Okulasi Kesiapan Batang Bawah Lilit batang tanaman berkisar 5-7 cm diukur pada ketinggian 5 cm dari permukaan tanah (photo 3) Tunas ujung dalam keadaan tidur atau daun tua (photo 2). Pembuatan Jendela Okulasi Tahapan kegiatan pembuatan jendela okulasi : Batang bawah dibersihkan dari kotoran / tanah dengan menggunakan kain lap bersih (photo 4) Batang bawah yang sudah bersih diiris vertikal (photo 6) Irisan sejajar dibuat dua buah sebanyak 25 batang dengan ukuran 5-10 cm dari permukaan tanah (photo 5) Panjang irisan 5-7 cm (photo 9) Lebar irisan 1/3 lilit batang (photo 8) Buatlah potongan melintang di atas irisan vertikal tadi dan dibukakan sedikit ujungnya untuk bukaan dari atas dan di bawah irisan vertikal untuk bukaan dari bawah (photo 8) Penempelan mata dimulai dari batang pertama dan setelah selesai semua, dimulai lagi membuat irisan sebanyak 25 batang, demikian seterusnya. Pembuatan Perisai Mata Okulasi Tahapan kegiatan pembuatan perisai okulasi adalah sebagai berikut: Mata yang terbaik untuk calon perisai okulasi adalah mata yang berada di atas bekas ketiak daun (photo 1) Perisai mata okulasi dibuat dengan mengiris kayu entres yang bermata baik, dengan ukuran lebar 1 cm dan panjang 5-7 cm (photo 2) 9

Untuk bukaan jendela okulasi dari tas maka posisi mata pada kayu entres menghadap ke atas (photo 3) Untuk bukaan dari bawah, posisi mata pada kayu entres menghadap ke bawah (photo 4) Penyayatan perisai mata okulasi dilakukan dengan mengikutsertakan sedikit bagian kayu (photo 5&6) Lepaskan kulit dari kayu dengan hati-hati dengan cara menarik bagian kayunya perisai mata harus diusahakan tidak memar, dan bagian dalam klitnya tidak terpegang atau terkena kotoran (photo 7&8) Perisai mata okulasi yang baik adalah perisai mata yang pada kulit bagian dalam ada titik putih yang menonjol (photo 9a) Apabila kulit bagian dalam berlubang berarti mata-nya tertinggal pada bagian kayu dan perisai ini tidak boleh ditempelkan pada batang bawah (photo 9b) Penempelan Perisai Mata Okulasi Penempelan perisai mata okulasi dilakukan pada batang bawah segera setelah jendela okulasi dibuka. Tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut : Setelah perisai mata okulasi disiapkan, secepatnya jendela okulasi dibuka dan perisai mata dimasukkan ke dalam jendela Jendela okulasi ditutup dengan cara menekan bagian ujung jendela, bersamaan dengan itu bagian ujung perisai yang dipegang dipotong dan dibuang Perisai mata okulasi diusahakan tidak bergerak agar tidak merusak mata Jendela okulasi yang sudah ditutup langsung dibalut Pembalutan (lihat photo) 10

Ditujukan untuk menciptakan agar perisai mata okulasi benar-benar menempel ke batang bawah serta terlindung dari air dan kotoran Bahan untukn pembalut adalah pita plastik okulasi Untuk bukaan dari bawah maka pembalutan dimulai dari bawah, demikian juga sebaliknya Balutan dilakukan dua kali dan dilebihkan sekitar 2 cm di bagian atas dan bawah jendela okulasi Pembukaan dan Pemeriksaan Okulasi Setelah okulasi berumur 2-3 minggu, maka balutan okulasi dapat dibuka untuk diperiksa keberhasilannya Balutan dibuka dengan cara mengiris plastik okulasi dari bawah keatas, tepat disamping jendela okulasi Selanjutnya jendela okulasi dibuka dengan cara memotong lidah jendela okulasi Keberhasilan okulasi dapat diketahui dengan cara membuat cungkilan pada perisai mata okulasi di luar matanya. Apabila cungkilan berwarna hijau berarti okulasi dinyatakan berhasil Okulasi yang berhasil ditandai dengan cara mengikatkan bekas potongan plastik okulasi pada bagian batang. Pencabutan bibit hasil okulasi untuk dijadikan stum mata tidur dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan cangkul dan alat dongkrak bibit (pulling jack) SEMOGA BERMANFAAT Teknik Petani Sederhana Berkebun Karet Berbisnis karet sangat memberi kemakmuran bagi masyarakat yang menggeluti bidang tersebut, mulai dari petani atau pekerja, pengepul, hingga agen-agen besar sampai ke pengolah atau pabrik. Begitu pula penggunaannya sesudah menjadi produk, karet diperlukan dalam teknologi, rumah tangga, sampai pada mainan anak-anak. 11

Selain menguntungkan, cara berkebun karet tidak sulit namun membutuhkan biaya yang cukup besar karna butuh lahan yang luas supaya mempunyai penghasilan yang besar. Berikut ini cara-cara bertani karet dari hasil sebuah pengalaman mulai dari penanaman, perawatan, hingga pemanenan atau menyadap karet. Pohon karet ini bisa tumbuh didataran rendah hingga 200 m diatas permukaan laut. Dalam penanaman bibit karet berikan jarak antara baris dan kolom, jarak yang efisien yaitu 4 5, 4m dalam baris dan 5m jarak pada kolom. Karena jika terlalu rapat akan mempengaruhi laju tumbuh karet tersebut. Jika terlalu renggang atau terlalu jauh jarak penanaman tersebut bibit karet akan cepat tumbuh namun kurang efisien lahan bagi petani sederhana. Selanjutnya saat penanaman ada juga teknik menanam bibit karet yaitu pada mata tunas bibit karet tersebut dihadapkan ke arah barat. Hal ini ditujukan supaya bibit karet tumbuh tegak karena dari barat berlawanan ke timur mengikuti sinar matahari, dan hasil sesudah tumbuh pun akan rapi hal ini juga dapat menyenangkan hati petani dan semakin semangat merawat serta memupuknya. Dari kebanyakan para petani-petani sederhana yang dapat dilakukan saat penanaman tidak memberi bahan-bahan kimia lain karna faktor biaya, meski banyak cara-cara teknologi pertanian contoh menggunakan pasta Rootone saat penanaman dan sebagainya. Dalam penanaman ini juga dapat diterapkan sistim tumpang sari. Jadi para petani disela-sela bibit pohon karet ini ditanami berbagai umbi-umbian, singkong, sampai padi. Manfaatnyapun sekaligus dapat dilakukan penyiangan yang komplek baik pada tanaman dan pohon karet tersebut. Namun ada batas kurun waktu 2-3 tahun tanaman-tanaman bisa tumbuh dalam sela-sela pohon karet tersebut. Pemupukan sangatlah penting untuk merangsang laju pertumbuhan pohon karet, serta penyulaman mengganti bibit-bibit yang mati. Perawatan yang rutin selama 2 minggu sekali yaitu mematikan tunas-tunas palsu agar tidak bercabang-cabang. Hingga berumur 8-10 bulan yang sudah tumbuh mencapai 4-6 meter, ujung pohon karet itu di pangkas dan dicek secara rutin 2 minggu sekali agar tumbuh 2-4 mata tunas untuk calon dahan. Dahan yang ideal tersebut ditujukan untuk mengantisipasi batang pohon yang roboh terkena angin akibat terlalu lebat, dan juga agar batang cepat besar. Setelah berumur 5-6 tahun pohon karet siap dipanen atau disadap. Penyadapan pada batang pohon yaitu ½ keliling lingkar pohon karet tersebut, dilakukan pada pagi hari, waktu yang pas yaitu jam 04.00-08.00 karena belum ada angin dan panas terik matahari yang memampatkan pori-pori dari irisan sadapan tersebut. Kendala yang umum bagi para petani yaitu hujan, karena dapat merusak kulit pohon karet, getah tidak mengalir dan tertampung dalam mangkuk, dan jika menunggu kering pasti penyadapan dilakukan siang hari dan hal ini mengurangi hasil sadapan saat hari itu juga. 12

Petani biasa menjual dalam bentuk cetakan yang sudah didiam kan dalam mangkuk berhari-hari yang dipungut sekiranya sudah banyak atau biasa disebut Ce El, namun ironisnya hal itu juga menjadi kendala khusus pada aksi pencurian. Ada juga menjual dalam bentuk getah, dan ada pula yang menjual harian yaitu getah yang cair dalam mangkuk diberi pengental atau biasa disebuttawas dan langsung dipungut. Harga karet berubah-ubah dari daerah satu dengan daerah lain bahkan harga dari pengepul atau pembeli yang satu dengan yang lain itupun relatif tidak sama tergantung penilaian kualitas pembeli atau pengepul tersebut. Kualitas yang bagus itu bersih dari tatal atau sisa pengirisan dan sudah berhari-hari dalam mangkuk biasanya per kilo mencapai Rp.12.000/kg jika harga karet normal. Kendala yang lain yaitu pada saat musim pergantian daun saat daun mulai kering dan rontok, masih bisa disadap, namun saat semi tumbuh daun muda tidak setetespun getah yang bisa diambil. Pada saat ini cocok untuk pemupukan dan perawatan. PERKIRAAN SEDERHANA BIAYA KARET: Meskipun perkiraan biaya sangat tergantung oleh beberapa hal, seperti; dimana, kapan, situasi dan kondisi lainnya. Berikut ini rincian biaya yang harus dikeluarkan: Saya berharap/menghayalkan hasilnya apabila sudah panen., mudah-mudahan tidak berlebihan, Kalau saja satu pohonnya menghasilkan 2 ons, dan dari 650 pohon yang bisa disadap hanya 400 pohon saja, berarti: 2 ons x 400 pohon = 800 ons (80 kg) @ Rp 7.500 (harga sekarang Rp 9.000) maka hasil perhari adalah : 80 kg x Rp 7.500,- = Rp 13

600.000,- karena disarankan menyadapnya sehari sadap-sehari tidak, maka dalam satu bulan berarti 15 hari, jadi saya bergaji dalam satu bulan adalah; 15 hari x Rp 600.000,- = Rp 9.000.000,- wauuuu banyak bangat.. dibandingkan dengan gaji Sarjana Komputer (IT lagi) masa kerja NOL tahun, dengan jumlah jam kerja 8 jam per hari hanya Rp 4.000.000,- apalagi dibandingkan dengan gaji pegawai negeri GOL III masa kerja NOL tahun, tidak lebih dari Rp 2.000.000,- pada hal nyadap karet satu hectare hanya memakan waktu maksimal 3 jam.., dan lebih nikmatnya lagi tidak kena macet. Supaya kelihatan jangan terlalu tinggi menghayalnya, bagaimana kalau saya turunkan lagi hasil per pohonya dari 2 ons menjadi 1 ons, (pada hal tukang bibit menjanjikan hasilnya 3 ons per pohon lho.) Berarti dari 1 ha karet dapat menghasilkan Rp 4.500.000,-/bulan., Pulang kampung aja yuuk! Apa yang Dilakukan Agar Kebun Karet Matang Sadap dalam 3,5 Tahun Bibit Karet Prima Bibit Karet Prima Bibit karet prima adalah bibit karet klonal yang diperoleh dari hasil okulasi antara batang bawah dan mata entres dari klon unggul yang dipersiapkan di pembibitan dan dipelihara dengan proses budidaya yang benar. Bibit karet prima yang siap tanam umumnya 14

merupakan bibit polibag yang telah memiliki dua hingga tiga payung daun (Wibawa, Budi, Ilahang, Akiefnawati, Joshi, Penot, dan Janudianto, 2008). Klon PB. 260 merupakan salah satu klon anjuran untuk batang atas. Klon ini memiliki pertumbuhan yang jagur dengan sifat metabolisme yang tinggi sehingga pada usia 4 tahun mampu mencapai lilit batang 45 cm dan ketebalan kulit 6,3 mm. Selain itu, potensi produksi klon PB. 260 cukup tinggi, yaitu rata-rata 1.063 kg karet kering tiap hektar tiap tahun. Namun demikian, klon PB. 260 memiliki kelemahan yaitu kurang tanggap terhadap stimulan (Daslin, Woelan, dan Suhendry, 2009). Bokor Kecrok Bokor kecrok adalah salah satu perlakuan dalam menejemen akar tanaman karet yang dilakukan dengan mencangkul bokoran tanaman sedalam 10 cm, lebar 20 cm melingkar pohon tegak lurus dibawah kanopi daun bagian luar. Kegiatan ini bertujuan memperbaiki aerasi tanah dan merangsang pertumbuhan akar lateral. Bokor kecrok juga berpengaruh terhadap efektivitas pemupukan. Hal ini terjadi karena tanah yang terangkat saat pembokoran digunakan sebagai penutup pupuk yang diletakan pada lubang di lingkar kanopi tanaman yang dibokor kecrok. Dengan cara demikian, penguapan pupuk dapat ditekan, sehingga penyerapan unsur hara oleh tanaman menjadi optimal. Bokor Kecrok Bokor kecrok dan pemupukan adalah suatu kesatuan perlakuan dalam menejemen akar sebagai upaya optimalisasi pertumbuhan akar dan penyerapan unsur hara oleh 15

tanaman. Perlakuan bokor kecrok diharapkan mampu memutus akar lateral tanaman sehingga merangsang pertumbuhan akar-akar baru yang sangat responsif terhadap unsur hara. Perlakuan bokor kecrok harus diikuti oleh pemupukan tanaman, sehingga sifat responsivitas akar-akar lateral terhadap unsur hara terpenuhi. Pemupukan dilakukan 1-3 hari setelah bokor kecrok. Tujuannya adalah agar tanah yang akan digunakan sebagai penutup pupuk tidak menimbun lubang bokoran yang telah dibuat karena erosi air hujan. Klon yang tergolong quick starter (QS) seperti PB. 260, PB. 280, PB. 320 dan IRR 10 memiliki sifat metabolisme yang tinggi dapat dipacu pertumbuhan akarnya dengan perlakuan bokor kecrok dan pemupukan yang sesuai prosedur. Pertumbuhan akar tanaman pada umumnya selalu diimbangi dengan pertumbuhan bagian tanaman lainnya seperti pertumbuhan batang dan kanopi. Pemupukan Pemupukan merupakan salah satu tindakan dalam agro-management untuk menunjang keberhasilan usaha perkebunan, meningkatkan produktivitas tanaman, mengembalikan unsur hara yang terangkut keluar, menjaga kesehatan tanaman, dan memelihara kesuburan tanah yang berkelanjutan. Biaya pemupukan merupakan biaya yang cukup tinggi dalam pemeliharaan tanaman, bisa mencapai 40-60%. Oleh karena itu, pemupukan harus menjadi perhatian utama dan dilakukan seefektif dan seefisien mungkin dengan memperhatikan jenis pupuk, dosis, waktu, cara, dan kondisi areal yang akan dipupuk (Bagian Tanaman PT. Perkebunan Nusantara VII, 2004). Tujuan utama pemupukan adalah menjamin ketersediaan hara secara optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh peningkatan hasil panen. Penggunaan pupuk yang efisien pada dasarnya adalah memberikan pupuk dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, dengan cara dan pada waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pertumbuhan tanaman tersebut. Efisiensi pemupukan dapat ditaksir berdasarkan kenaikan bobot kering atau serapan hara terhadap satuan hara yang ditambahkan dalam pupuk tersebut (Sagala, 2009). Pada budidaya tanaman karet, penambahan hara dengan cara pemupukan secara teratur, terbukti dapat memenuhi kebutuhan hara tanaman dan peningkatan produksi. Respon pemupukan pada pertumbuhan lilit batang tanaman karet yang belum menghasilkan adalah sebesar 29%, sedangkan pemupukan pada tanaman menghasilkan dapat meningkatkan produksi sebesar 15-25% (Istianto dan Nugroho, 2009). Menurut Siagian, Pasaribu, dan Sohirin (2001), pemupukan yang tepat dapat mempersingkat masa TBM selama 6 bulan atau meningkatkan pertumbuhan hingga 16

30%. Biaya pemupukan TBM menempati urutan pertama dibandingkan dengan biaya pemeliharaan lainnya, karena itu pemupukan memerlukan persiapan dan program yang cermat. Respon tanaman terhadap pemupukan pada masa TBM jauh lebih besar dibandingkan pada masa TM. Pemupukan sebaiknya dilakukan 1-3 hari setelah bokor kecrok. Tujuannya adalah agar tanah yang akan digunakan sebagai penutup pupuk tidak menimbun lubang pada lingkar kanopi yang telah dibuat karena erosi air hujan. Biaya pemupukan menempati urutan kedua setelah biaya panen. Biaya pemupukan cenderung semakin mahal, namun tetap harus dilaksanakan karena terbukti bahwa pemupukan pada TBM mampu meningkatkan pertumbuhan hingga 30% dan pada TM mampu meningkatkan produksi hingga 24% (Istianto dan Nugroho, 2009). Menejemen Percabangan Pada tanaman karet, sistem percabangan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Penunasan dan induksi percabangan yang salah, dapat menyebabkan tanaman terlambat mencapai kriteria matang sadap, peka terhadap terpaan angin, dan tingkat pertumbuhan gulma pada areal pertanaman cukup tinggi. Dalam menejemen percabangan tanaman karet, dikenal 2 kegiatan penting yaitu penunasan dan induksi percabangan. 1. Penunasan (prunning) Menurut Siagian, dkk. (2001), penunasan adalah kegiatan membuang tunas cabang dan tunas yang tumbuh dari batang bawah sepanjang 2,8 3,0 meter. Tujuan dilakukannya penunasan adalah untuk mendapatkan bidang sadap yang mulus dan baik. Tunas dibuang hingga tidak ada lagi bekas yang tersisa dan dilakukan sedini mungkin pada saat jaringan belum mengayu yakni usia 2-4 minggu dari awal tumbuhnya tunas. Lebih lanjut Muda (2007), menjelaskan bahwa menunas tanaman karet adalah kegiatan membuang tunas yang tumbuh sebelum ketinggian 250 cm. Hal ini dimaksudkan agar fotosintat lebih banyak digunakan untuk pertumbuhan diameter batang utama, sehingga lilit batang cepat membesar dan diperoleh bidang sadap yang rata. Pada perkebunan besar nasional, perkebunan swasta dan perkebunan rakyat, biasanya tunas cabang yang tumbuh pada tanaman muda segera dibuang dan dipotong dengan frekuensi 2-4 minggu sekali. Tujuannya untuk memperoleh bidang sadapan yang rata dan baik. Pada sistem penunasan secara bertahap dan terkendali, cabang-cabang 17

tersebut dibiarkan tumbuh untuk beberapa waktu sampai mempunyai beberapa tingkat payung (Prasetya,1997). Tunas yang tumbuh pada ketiak daun seperti yang ditunjukkan gambar 2.(a), menyerap fotosintat lebih banyak dibandingkan dengan yang digunakan untuk pertumbuhan lilit batang. Tunas inilah yang harus dibuang dalam upaya mempercepat tercapainya kriteria matang sadap. Pembuangan tunas harus sedekat mungkin dengan batang, hingga tidak ada bekas tunas yang tersisa dan sedini mungkin yaitu pada usia 2-4 minggu dari awal tumbuhnya tunas, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.(b), tujuannya agar bidang sadap tanaman tetap mulus dan tidak dipenuhi oleh sisa tunas yang mengayu. 2. Induksi percabangan (branch induction) Pada tanaman karet muda sering dijumpai tanaman yang tumbuhnya meninggi tanpa membentuk cabang. Tanaman seperti ini pertumbuhan batangnya lambat sehingga terlambat mencapai matang sadap. Selain itu, pada bagian ujungnya mudah dibengkokkan oleh angin, akibatnya akan tumbuh tunas cabang secara menyebelah, sehingga tajuk yang terbentuk tidak simetris. Keadaan cabang seperti tersebut di atas akan sangat berbahaya karena cabang mudah patah bila ada angin kencang. Ketinggian cabang yang dikehendaki umumnya antara 2,5-3 meter dari atas pertautan okulasi. Bagi klon-klon yang pertumbuhan cabangnya lambat dan baru terbentuk di atas ketinggian tiga meter, perlu dilakukan perangsangan untuk mempercepat pembentukan cabang agar tajuk tanaman lebih cepat terbentuk (Sagala, 2009). Beberapa klon lambat membentuk percabangan yang disebabkan oleh sifat dominasi pertumbuhan tanaman (dominasi apikal) yang sangat kuat. Dominasi apikal mendorong pertumbuhan tunas yang ada dipucuk tanaman (tunas terminal) tapi menghambat pertumbuhan tunas yang ada di ketiak daun (tunas lateral) sehingga menyebabkan tanaman tinggi dan kurus. Untuk tanaman seperti itu diperlukan induksi percabangan. Tujuan induksi cabang adalah mempercepat pertumbuhan lilit batang dan mengurangi kepekaan pohon terhadap angin (Siagian, dkk., 2001). Menurut Setyamidjaja (1993), tujuan dari perangsangan percabangan adalah untuk mendorong tanaman bercabang pada ketinggian yang dikehendaki, untuk memperoleh cabang sesuai dengan yang diperlukan agar tanaman memiliki mahkota yang baik (rimbun) sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung secara optimal, dan untuk menambah kesuburan pertumbuhan tanaman dan memperoleh pertumbuhan yang rimbun. Induksi percabangan dapat dilakukan dengan melakukan pemangkasan daun (clipping), penyanggulan (folding), dan pemenggalan batang (topping). 18

a. Pemangkasan daun (clipping) Pemangkasan daun dilakukan dengan cara memotong tangkai daun pada payung daun teratas dan disisakan 3-4 tangkai daun yang paling ujung. Pemangkasan daun dilakukan pada saat payung daun teratas masih berwarna kuning kemerahan sampai dengan hijau muda yang dimulai pada ketinggian 2,8 meter diatas pertautan okulasi. Keberhasilan pemangkasan daun membentuk membentuk percabangan dapat mencapai 75-80%. b. Penyanggulan (folding) Menurut PT. Perkebunan Nusantara VII (2007), penyanggulan adalah suatu teknik perlakuan dalam rangka pengelolaan percabangan pada TBM karet yang bertujuan merangsang pertumbuhan cabang dan daun, menekan pertumbuhan batang kearah atas (longitudinal), meningkatkan pertumbuhan lilit batang (transversal). Penyanggulan Penyanggulan dilakukan dengan cara melipat daun dewasa pada payung teratas secara berkelompok (6 s/d 8 helaian daun) kearah pucuk tanaman menyerupai sanggul, kemudian lipatan tersebut diikat dengan tali karet. Dengan demikian titik tumbuh pada pucuk terminalnya mati, sehingga batang utama menjadi tidak dominan. Keberhasilan cara sanggul lebih tinggi dibandingkan cara pemangkasan daun (Siagian, dkk., 2001). c. Pemenggalan batang (topping) 19

Pemenggalan batang dilakukan pada ketinggian 2,8-3,0 meter, lebih kurang 5 cm di atas mahkota daun teratas. Pemenggalan batang sebaiknya dilakukan pada saat musim hujan, menggunakan gunting pangkas yang tajam dan tangga berkaki tiga. Setelah cabang terbentuk, dilakukan penunasan ringan terhadap cabang, sehingga tajuk menjadi seimbang. Kelemahan pemenggalan batang adalah jika dilakukan pada jaringan yang masih muda, batang menjadi miring, sehingga peka terhadap serangan angin (Siagian, dkk., 2001). Pemenggalan Batang (topping) Dengan sistem penunasan dan induksi percabangan pertumbahan lilit batang akan lebih cepat, sehingga usia tanaman belum menghasilkan lebih pendek. Selain itu, tindakan ini dapat mencegah tanaman karet doyong dan tumbang. Dengan demikian, tindakan penunasan dan induksi percabangan dapat menghemat biaya pemeliharaan dan mempercepat tanaman berproduksi (PT. Perkebunan Nusantara VII, 2007). 20