Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik

dokumen-dokumen yang mirip
GERAKAN REFORMASI. (Kuliah ke 10) 1

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Peran. Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status)

Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEMOKRASI PANCASILA. Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH.

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

REFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA. Drs. ZAKARIA

2015 PERKEMBANGAN SISTEM POLITIK MASA REFORMASI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mungkin belum sepenuhnya dimengerti dan dihayati sehingga perbincangan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN.. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum

Reformasi Kelembagaan MPR Pasca Amandemen UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

BAB III Pastikan proses penetapan calon terpilih berdasarkan rekapitulasi hasil penghitungan suara sesuai tingkatannya

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

Berdasarkan Pasal 22E ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PONTIANAK

MEMAKNAI ULANG PARTISIPASI POLITIK WARGA: TAHU, MAMPU, AWASI PUSAT KAJIAN POLITIK FISIP UNIVERSITAS INDONESIA 28 JANUARI 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. penentuan strategi komunikasi, jika tidak ada strategi komunikasi yang baik efek

BAB V PENUTUP. sistem-sistem yang diterapkan dalam penyelenggaraan Pemilu di kedua Pemilu itu

PP 33/1999, PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

APA DAN BAGAIMANA PEMILU 2004?

Pimpinan dan anggota pansus serta hadirin yang kami hormati,

KODIFIKASI UNDANG-UNDANG PEMILU

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 130/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilu Anggota DPR, DPD & DPRD Tata cara penetapan kursi DPRD Provinsi

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

BAB I PENDAHULUAN. sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat sebagai bentuk konkret dari konsep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

PUTUSAN Perkara Nomor 002/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

Jakarta, 12 Juli 2007

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rak

BAB I PENDAHULUAN. dikelola salah satunya dengan mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi

PEMILU & PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM POLITIK. MY ESTI WIJAYATI A-187 DPR RI KOMISI X Fraksi PDI Perjuangan

KOMISI PEMILIHAN UMUM

P U T U S A N. Perkara Nomor 002/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Hasil amandemen Undang-undang Dasar (UUD) 1945 telah membawa

BAB VIII Politik Hukum Pada Masa Reformasi Oleh: Prof.Gunarto.SH.SE,Akt.Mhum. Pada masa reformasi, konfigurasi politik di DPR dan MPR tidak berubah,

-2- demokrasi serta menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mesk

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

APA ITU DAERAH OTONOM?

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pemaparan dalam hasil penelitian dan pembahasan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

BAB IX oleh : Prof.Gunarto.SH.SE,Akt.M.Hum Politik Hukum Pasca Pemilu 1999

RINGKASAN PUTUSAN. 2. Materi pasal yang diuji: a. Nomor 51/PUU-VI/2008: Pasal 9

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

d. Mendeskripsikan perkembangan politik sejak proklamasi kemerdekaan.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

RINGKASAN PUTUSAN.

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 35/PUU-XII/2014

BAB I PENDAHULUAN. untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat

UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 008/PUU-IV/2006 Perbaikan Tgl. 12 Mei 2006

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DAN PARTAI POLITIK LOKAL

BAB II KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. A. Sejarah Singkat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Labuhan Batu

PEMILIHAN UMUM. R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 6 Juni 2008

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

Transkripsi:

Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik Kuliah ke-11 suranto@uny.ac.id 1

Latar Belakang Merajalelanya praktik KKN pada hampir semua instansi dan lembaga pemerintahan DPR dan MPR mandul, tidak mampu mengemban amanat rakyat, justru menjadi kroni pemerintah. Penegakan hukum lemah, demokrasi tertekan. Pancasila yang seharusnya menjadi sumber nilai dan dasar moral bagi negara dan aparatur pemerintah, dalam kenyataannya digunakan sebagai alat legitimasi politik dengan sekedar mengatasnamakan Pancasila. suranto@uny.ac.id 2

Rasional Pada era reformasi seruan dan tuntutan rakyat terhadap perubahan politik sudah merupakan suatu keharusan, karena proses reformasi yang melakukan penataan kembali tidak mungkin sukses tanpa melakukan perubahan terhadap bidang politik. Agenda yang secara konkret ingin direformasi adalah demokrasi dan kedaulatan rakyat yang cenderung dibatasi pada era ORBA. suranto@uny.ac.id 3

Indikasi adanya pembatasan demokrasi dan kedaulatan rakyat Keanggotaan MPR pada era ORBA (khususnya dari utusan golongan dan utusan daerah) tidak dipilih oleh rakyat, melainkan diangkat oleh presiden. Dari keanggotaan DPR terdapat fraksi ABRI yang secara otomatis mendapat jatah 100 kursi. Padahal, UUD 1945 mengamanatkan bahwa rakyat pemegang kedaulatan tertinggi dalam negara. Rakyat adalah asal mula dan tujuan kekuasaan negara. suranto@uny.ac.id 4

Indikasi adanya pembatasan demokrasi dan kedaulatan rakyat (lanjutan) Pada era ORBA peserta pemilu hanya dibatasi tiga peserta, yaitu PPP, Golkar, dan PDI yang diwajibkan menggunakan azas tunggal Pancasila, sehingga otomatis akan mematikan proses demokratisasi dalam negara. Setiap upaya kritik, aspirasi serta koreksi dari unsur infra struktur dalam masyarakat akan divonis bertentangan dengan ideologi Pancasila, sehingga Pancasila diperalat untuk mempertahankan kekuasaan penguasa pada saat itu. suranto@uny.ac.id 5

Langkah awal reformasi politik Sidang Istimewa MPR tahun 1999 mencabut P4 dan asal tunggal Pancasila tersebut dan mengembabalikan kedudukan yang sebenarnya yaitu sebagai dasar negara Republik Indonesia. UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai politik memiliki jiwa lebih demokratis dan memberikan keleluasaan untuk menyalurkan aspirasinya. suranto@uny.ac.id 6

UU No.2 Tahun 1999 Ayat (1) sekurang-kurangnya 50 orang warga negara Republik Indonesia yang telah berusia 21 tahun dapat membentuk partai politik. Ayat (2) partai politik sebagaimana dimaksud ayat (1) harus memenuhi syarat: a. mencantumkan Pancasila sbg dasar negara dalam anggaran dasar partai. b. Asas, aspirasi dan program partai tidak bertentangan dengan Pancasila. c. Keanggotaan bersifat terbuka. suranto@uny.ac.id 7

Sistem Pemilu Mulai tahun 2004 dilakukan Pemilu yang demokratis. Pemilu 2004 adalah Pemilu dengan sistem baru. Pemilu tersebut tidak hanya untuk memilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kab/Kota, tetapi juga untuk memilih DPD. Presiden dan wakil presiden juga dipilih oleh rakyat. suranto@uny.ac.id 8

Sistem Pemilu (lanjutan) Pemilu DPR/DPRD dan Pemilu DPD menggunakan sistem berbeda. Pemilihan DPR/DPRD menggunakan sistem proporsional dengan daftar terbuka. Sedangkan Pemilu anggota DPD menggunakan sistem distrik berwakil banyak. suranto@uny.ac.id 9

Bagaimana hubungan DPR dengan DPD? DPR dan DPD akan menjadi lembaga yang berdiri sendiri secara otonom, dan punya tugas dan kewenangan sendiri-sendiri. Pada saat-saat tertentu keduanya punya forum bersama (join session). Forum ini disebut MPR. Karena itu sistem ini disebut dengan sistem dua kamar (bikameral). Jadi DPR dan DPD masing-masing menjadi dirinya sendiri, sebagai DPR dan DPD, sepanjang berada dalam kamar masing-masing dan menjalankan tugas dan kewenangan masing-masing. Namun otomatis akan berubah menjadi MPR, ketika terjadi pleno antar keduanya. suranto@uny.ac.id 10

Pemilu dengan sistem proporsional dengan daftar terbuka Proporsional, artinya jumlah anggota DPR sebanding dengan jumlah penduduk. Terbuka, memungkinkan bagi pemilih untuk secara terbuka mengetahui nama calon anggota legislatif yang dijagokan oleh parpol peserta pemilu. Surat suara disamping memuat nomor dan tanda gambar Parpol peserta pemilu, juga menampilkan daftar caleg. Dengan demikian pemilih dapat langsung memilih nama caleg yang diinginkannya. suranto@uny.ac.id 11

Bagaimana Sistem Pemilu Presiden dan Wakil Presiden? Pemilihan presiden dan wakil presiden juga dilakukan secara langsung. Rakyat selaku pemilih secara langsung memilih calon presiden dan wakil presiden yang maju dalam bursa pencalonan. Hal ini sebagai perwujudan dari pemberian hak politik pada setiap warga negara. Rakyat adalah asal mula kekuasaan. suranto@uny.ac.id 12

Bagaimana Sistem Pemilihan Kepala Daerah? Pemilihan kepada daerah, baik gubernur maupun bupati/walikota diselenggarakan dengan pemungutan suara secara langsung oleh rakyat, sehingga rakyat dapat menentukan sendiri pilihannya. suranto@uny.ac.id 13