BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan Nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan

MENINGKATKAN NILAI KEINDONESIAN MELALUI UPACARA BENDERA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

Salah satu faktor yang memengaruhi memudarnya sikap nasionalisme adalah kurangnya pemahaman siswa tentang sejarah nasional Indonesia.

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia mengandung nilai-nilai

NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB II PEMBAHASAN. A. Pengertian Identitas Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. harkat dan martabat bangsa dapat terjaga. Pemerintah telah mencanangkan program

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Namun, disisi lain nilai kesetiakawanan sosial semakin berkurang, sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada awalnya merupakan SMPP 51. (Sekolah Menengah Perintis Pembangunan), yang mulai melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ketidak-konsistenan antara pendidikan dan keberhasilan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus, pemuda harus dibina dan dipersiapkan sebaik baiknya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjan S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. dilandasi nilai-nilai agama, moral, dan budaya luhur bangsa.

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai patriotisme. Lunturnya nilai-nilai patriotisme pada sebagian masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

MENGEMBANGKAN RASA CINTA KEPADA TANAH AIR DAN BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu :

PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. Nasionalisme melahirkan sebuah kesadaran melalui anak-anak bangsa. penindasan, eksploitasi dan dominasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

WAKIL BUPATI KULON PROGO Sambutan Pada Acara. UPACARA BENDERA 17 OKTOBER 2013 TINGKAT KABUPATEN KULON PROGO Wates, 17 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

PENANAMAN KARAKTER PATRIOTISME PADA SISWA TUNAGRAHITA (Studi Kasus di SMPLB Bina Karya Insani Cangakan Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 pribadi yang kokoh dan tahan uji, melainkan juga bersifat kuratif secara personal maupun sosial. Pendidikan karakter bisa menjadi salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap warga negara Indonesia hendaknya memiliki sikap dan perilaku untuk

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat pemersatu bangsa demi merebut kemerdekaan (Rawantina,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan harus mampu menumbuhkan karakter yang mencintai dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat tidak dapat dihindari. Dampak positif dari globalisasi antara

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka beberapa hal. yang dapat disimpulkan di antaranya adalah :

I. PENDAHULUAN. karakter bangsa (National and Character Building). Konsekuensinya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit bahkan mungkin masih lebih kaya lagi pada zaman ini. Makna nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. Sebagai warga negara Indonesia, sudah tentu merasa bangga dan mencintai bangsa dan negara Indonesia. Nasionalisme pancasila pada prinsipnya pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah air yang didasarkan pada nilai-nilai pancasila. Prinsip nasionalisme pancasila dilandasi nilai-nilai pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa menempatkan persatuan-kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi. Rasa nasionalisme yang tinggi dapat menjadi tali pengikat antara bangsa dengan warga negaranya. Pengaruh era globalisasi sangat rentan terhadap penurunan rasa nasionalisme. Rasa nasionalisme di kalangan pelajar di Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat terlihat ketika banyak warga negara yang lebih membanggakan budaya bangsa lain dan acuh terhadap kekayaan yang menjadi ciri khas bangsa 1

2 sendiri. Budaya bangsa sering dijadikan makian oleh warga negara sendiri. Selain itu tawuran antara pelajar juga sering terjadi. Keadaan diperparah lagi ketika sosok pemimpin yang tidak dapat dijadikan contoh bagi para generasi muda. Berdasarkan berbagai kenyataan yang ada pada sekarang ini sangat rentan terjadi disintegrasi bangsa yang dapat menghancurkan negara, sehingga perlu ada penguatan nilai-nilai nasionalisme guna memperkuat dan menyatukan bangsa Indonesia. Rasa nasionalisme merupakan bagian terpenting yang harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang dapat digunakan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme kepada generasi muda. Salah satu kegiatan di sekolah yang mampu menumbuhkan rasa nasionalisme yaitu pelaksanaan upacara bendera. Hal ini dikarenakan di dalam proses pelaksanaan upacara bendera terdapat bagian-bagian yang dinilai mampu menumbuhkan semangat nasionalisme, misalnya menyanyikan lagu Indonesia Raya saat pengibaran bendera merah putih, pembacaan teks pancasila dan UUD 1945. Pelaksanaan kegiatan upacara bendera yang biasa dilaksanakan setiap hari Senin diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam menumbuhkan nilai nasionalisme kepada siswa, sehingga tercipta karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai yang tertuang dalam falsafah Pancasila. Upacara dijadikan sebagai solusi untuk memperkuat rasa nasionalisme di kalangan pelajar. Makna dari upacara sendiri adalah segala tindakan atau gerakan yang dirangkaikan serta ditata dengan tertib dan disiplin dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan memimpin serta membiasakan kesediaan dipimpin dan

3 membina kekompakan serta kerjasama dan yang paling penting adalah untuk mengenang jasa para pendiri negara. Selain itu, makna upacara yaitu tetap memelihara nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme. Pelaksanaan kegiatan upacara bendera dapat diharapan siswa belajar lebih tertib, mentaati segala peraturan yang berlaku dalam keluarga, sekolah, lingkungan dan agama. Kemudian siswa dapat belajar lebih disiplin, sholat pada waktunya, mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, membuang sampah pada tempatnya. Siap belajar menjadi pemimpin, minimal pemimpin untuk dirinya sendiri untuk menjadi anak yang lebih baik dan siap dipimpin dengan menjaga kekompakan dan kerja sama, dan siap belajar menjaga nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme, menggunakan produk dalam negeri, melestarikan kebudayaan lokal, menjaga peninggalan nenek moyang kita. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan dan mengisi kemerdekaan dengan hal-hal baik. Adapun maksud dan tujuan upacara bendera yaitu sebagai wadah bagi pelajar SD, SMP, SMA atau sederajat dalam menanamkan semangat nasionalisme dan patriotisme, sikap cinta tanah air dan bangsa, menumbuhkan sikap jasmani yang tegas dan tangkas, disiplin diri, sikap saling hormat menghormati kepada yang lebih dewasa atau sesama baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah, serta meningkatkan pengetahuan-pangetahuan di dalam hal baris berbaris dan tata upcara bendera. Melalui kegiatan upacara bendera dapat membentuk suatu karakter serta jati diri seseorang. Karakter adalah suatu sifat atau watak yang terdapat dalam diri manusia. Juga terbentuk dalam kehidupan individu yang

4 menentukan sikap dalam mengadakan reaksi terhadap rangsangan dengan tanpa terpengaruh oleh situasi lingkungan sewaktu. Kualitas yang menggambarkan suatu karakter bersifat unik, khas, yang mencerminkan pribadi individu atau entitas dimaksud, yang akan selalu nampak secara konsisten dalam sikap dan perilaku individu atau entitas dalam menghadapi setiap permasalahan. Jatidiri Bangsa adalah nilai-nilai luhur bangsa terdapat dalam dasar negara Kesatuan Republik Indonesia. Membangun jatidiri bangsa Indonesia berarti membangun jatidiri setiap manusia Indonesia, yang tiada lain adalah membangun Manusia Pancasila. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, hal ini mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian kualitatif dan pelaksanaannya pada suatu kegiatan upacara. Oleh karena itu dipandang cukup penting untuk mengadakan penelitian tentang penanaman nilai nasionalisme melalui kegiatan upacara hari Senin untuk memperkuat karakter siswa, yang pelaksanannya di SMP Negeri 2 BanyudonoKabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014. Alasan peneliti menggunakan nilai nasionalisme melalui upacara hari Senin karena kedua hal tersebut saling berhubungan. Nilai nasionalisme sering kali ditanamkan melalui kegiatan-kegiatan sekolah yang salah satunya adalah upacara hari Senin. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan permasalahan Penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimanakah nilai nasionalisme dikalangan siswa SMP Negeri 2 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014 selama ini?

5 2. Bagaimanakah pelaksanaan upacara hari Senin di SMP Negeri 2 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014 selama ini? 3. Kendala yang dihadapi dan Solusi dalam Pelaksanaan Upacara Hari Senin di SMP Negeri 2 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014? C. Tujuan Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendiskripsikan nilai nasionalisme dikalangan siswa di SMP Negeri 2 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014 selama ini. 2. Untuk mendiskripsikan pelaksanaan upacara hari Senin di SMP Negeri 2 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014 selama ini. 3. Untuk mendeskripsikan Kendala yang dihadapi dan Solusi dalam Pelaksanaan Upacara Hari Senin di SMP Negeri 2 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014. D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Bahwa hasil Penelitian ini dapat dijadikan pengembangan salah satu teori penanaman nilai nasionalisme melalui kegiatan upacara hari Senin untuk memperkuat karakter siswa sehingga dapat dipakai sebagai referensi dalam upaya pelaksanaan lebih lanjut dalam pengembangan teori yang sama dalam kondisi yang berbeda.

6 b. Penulis ingin mengembangkan tehnik-tehnik dalam proses penanaman nilai nasionalisme yang dapat memberikan dorongan kepada siswa untuk mencintai tanah air. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa 1) Menambah pengetahuan tentang nilai nasionaliseme melalui kegiatan upacara hari Senin pada siswa. 2) Memotivasi siswa untuk memiliki karakter. b. Manfaat bagi guru 1) Untuk menambah wawasan guru dalam mengembangkan nilai nasionalisme. 2) Menanamkan nilai nasionalisme dalam proses upacara hari Senin. c. Manfaat bagi sekolah 1) Untuk mengembangkan nilai nasionalisme. 2) Untuk memperbaiki penanaman nilai nasionalisme. E. Daftar Istilah Menurut Maryadi dkk (2010:11) menjelaskan pengertian daftar istilah adalah, suatu penjelasan istilah yang diambil dari kata-kata kunci dalam judul penelitian. Adapun istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penanaman. Pengertian penanaman sesuai dengan keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia No. 0323/u/1978 tanggal 28

7 oktober 1978 tentang pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda, adalah melaksanakan upaya pendidikan baik formal maupun non formal secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan tanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh dan selaras, berpengetahuan dan memiliki keterampilan sesuai dengan bakat, minat, keinginan, serta kemampuan sebagai bekal selanjutnya atas prakarsa sendiri, menambah dan meningkatkan kemampuan dalam diri. 2. Nilai. Menurut Budiyono (2007:68), nilai itu pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek, bukan objek itu sendiri. 3. Nasionalisme. Menurut Hutauruk (1983:158), kesadaran manusia, bahwa ia hidup bernegara, ternyata mangkin tumbuh dan kuat. Hal itu; biasannya disebut nasionalisme, ternyata bias melebihi kesadaran keturunan (darah), sesuku, sedesa, atau sewilayah, seagama, dan sebagainya 4. Kegiatan. Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008:485), kegiatan merupakan aktivitas, kegairahan, usaha, dan pekerjaan. 5. Upacara. Menurut Geetz (1983:25), upacara adalah Suatu adat atau kebiasaan yang diadakan secara rutin menurut waktu dan tempat, peristiwa atau keperluan tertentu. 6. Hari senin. Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, senin adalah hari kedua dalam jangka waktu satu minggu. 7. Karakter. Menurut Hidayatullah (2010:13), karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan

8 keperibadian khusus yang menjadi pendorong atau penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat kejiwaan akhlak atau individu dalam membedakan kepribadian seseorang dengan yang lain. 8. Siswa. Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia (2013), siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan social, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/pedagogis.