Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1

dokumen-dokumen yang mirip
ANALYSIS AND DESIGN ITSM SERVICE OPERATION DOMAIN ON ACADEMIC SERVICES OF INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI (IPDN) USING ITIL VERSION 3 FRAMEWORK

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 5344

ANALYSIS AND DESIGN ITSM SERVICE TRANSITION DOMAIN ON ACADEMIC SERVICES OF INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI (IPDN) USING ITIL VERSION 3 FRAMEWORK

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) A-175

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

ANALISA GAP UNTUK PERANCANGAN TATA KELOLA MANAJEMEN INSIDEN TI BERDASARKAN KERANGKA KERJA ITIL 2011 PADA PT BANK ABC

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

JSIKA Vol. 5, No. 10, Tahun 2016 ISSN X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya merupakan sebuah

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA)

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016

BAB II LANDASAN TEORI

USULAN TATA KELOLA MANAJEMEN INSIDEN DAN MASALAH BERDASARKAN KOMBINASI COBIT 4.1 DAN ITIL V3

INCIDENT MANAGEMENT. Patrisia Anggi A.W ( ) Maulidina Rahmawati S. ( ) Roisyatun Nadhifah ( )


BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pihak, baik dari sisi developer, manajemen perusahaan, operasional

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN TINGKAT MODEL KEMATANGAN PROSES COBIT MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB (Studi Kasus di STMIK AMIKOM Yogyakarta)

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE

PERANCANGAN SERVICE TRANSITION PADA LAYANAN IT PT. XYZ DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK ITIL VERSI 3

1 BAB I PENDAHULUAN. penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat

Seminar Nasional Informatika 2010 (semnasif 2010) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 22 Mei 2010

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGELOLAAN LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN IT INFRASTRUCTURE LIBRARY

SISTEM PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN KUALITAS LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK INFORMATION TECHNOLOGY INFRASTRUCTURE LIBRARY (ITIL)

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

Analisis Penilaian Kesiapan & Implementasi Sistem Informasi dengan ITIL Versi 3 pada Domain Service Transition & Service Operation)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RISK MANAGEMENT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. memberikan layanan kepada stakeholder utama, yaitu mahasiswa, dosen, dan. bisnis Labkom (Sutomo dan Ayuningtyas, 2014).

INFORMATION TECHNOLOGY SERVICE MANAGEMENT

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1

BAB I PENDAHULUAN. disebut Enterprise Governance dan yang kedua merupakan lingkungan yang

PERANCANGAN SERVICE OPERATION PADA LAYANAN IT PT. XYZ DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK ITIL VERSI 3

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X

PEMBUATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SERVICE DESK BERDASARKAN KERANGKA KERJA ITIL V3 (STUDI KASUS: PT XYZ, TANGERANG)

MODEL TATA KELOLA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN COBIT

Manejemen Pusat Data

BAB I PENDAHULUAN. organisasi semakin menyadari manfaat potensial yang dihasilkan oleh Information

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan alur dari serangkaian kegiatan metode penelitian.

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Pengukuran Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh Menggunakan Framework Cobit 4.1 Dengan Pola Sinkronus

ANALISIS PENGELOLAAN SERVICE DESK DAN INSIDEN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (DS8) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO BERDASARKAN FRAMEWORK COBIT 4.

BAB II LANDASAN TEORI. layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas

BAB II DASAR TEORI. Strategi TI terbaik adalah strategi yang selalu baru dan sesuai

RAHMADINI DARWAS. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma Abstrak

PEMBUATAN PROSEDUR PENANGANAN INSIDEN INFRASTUKTUR JARINGAN DENGAN COBIT 4

PERANCANGAN TATA KELOLA SERVICE OPERATION TEKNOLOGI INFORMASI PADA INFORMATIONAL CAPITAL READINESS PT PJB UPHT GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemanfaatan teknologi informasi (TI) saat ini tidak dapat diabaikan, karena

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna

ANALISIS PENGELOLAAN TATA KELOLA TI UNTUK MANAGE SERVICE DESK DAN INCIDENT (DS8) COBIT 4.1 PADA PT NASMOCO MAJAPAHIT SEMARANG

Usulan Incident management menggunakan IT Infrastructure Library version 3 (Studi Kasus Politeknik Telkom)

DAFTAR ISI CHAPTER 5

SOP PENGELOLAAN INSIDEN KETERSEDIAAN LAYANAN IT

AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur *

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 5283

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AUDIT PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI BERBASIS RISIKO DENGAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 DI PERGURUAN TINGGI XYZ

AUDIT PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN MANAJEMEN DATA(DS11) PADA TATA KELOLA IT MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.1 BERBASIS VISUAL BASIC.

pelaksanaan aktifitas dan fungsi pengolahan data pada Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) di STMIK Catur Sakti Kendari. Untuk mengoptimalkan

PENGGUNAAN FRAMEWORK ITIL DALAM AUDIT PERUSAHAAN TELKOMSEL

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Bab IV Usulan Model Pengelolaan Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Analisa Kesenjangan Tata Kelola Teknologi Informasi Untuk Proses Pengelolaan Data Menggunakan COBIT (Studi Kasus Badan Pemeriksa Keuangan RI)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY.

PERANCANGAN SERVICE CATALOGUE MANAGEMENT DAN SERVICE LEVEL MANAGEMENT PADA LAYANAN IT PUSAIR DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK ITIL VERSI 3

PRESENTASI TUGAS AKHIR

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

1. Pendahuluan Teknologi Informasi saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi. Bagaimana teknologi

REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE

BAB 1 PENDAHULUAN. layanan perusahaan terhadap client perlu ditingkatkan. Banyak tantangan yang

PENENTUAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN MASALAH LAYANAN STI DI LABORATORIUM KOMPUTER PERGURUAN TINGGI BERDASARKAN COBIT 5

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Pengukuran Kinerja Aplikasi SLiMS pada Pelayanan Teknologi Informasi Menggunakan Framework

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN A Kuesioner I : Management Awareness

DESIGN OF IT GOVERNANCE AT PT INTI (INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA) USING COBIT 5 FRAMEWORK ON BUILD, ACQUIRE AND IMPLEMENT (BAI) DOMAIN

PENILAIAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN MODEL COBIT 4.1

Dimensi Kelembagaan. Kebijakan Kelembagaan 1. Perencanaan 0.5

Journal of Information System

PERANCANGAN SERVICE OPERATION PADA LAYANAN TI PUSAIR DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK ITIL VERSI 3

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MAKALAH KEAMANAN INFORMASI. Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar. Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc

SOP PENGELOLAAN LAYANAN IT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 5195

BAB I PENDAHULUAN I.1

Transkripsi:

ANALISIS TATA KELOLA DAN PERANCANGAN SOP SERVICE OPERATION PADA LAYANAN AKADEMIK INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI (IPDN) DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK ITIL VERSI 3 1 Aridha Meitya Arifin, 2 Murahartawaty, 3 Ridha Hanafi 1,2,3 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1 aridhameitya99@gmail.com, 2 murahartawaty@gmail.com, 3 ridhanafi@gmail.com Abstrak IPDN sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat mengikuti perkembangan teknologi informasi (TI) untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas serta mensinergikan kekuatan sivitas akademika IPDN. Tetapi, berdasarkan analisis kecukupan komponen tata kelola teknologi informasi dalam IT blueprint IPDN tahun 2015 2019, IPDN belum memiliki tata kelola TI yang memadai, sehingga manfaat teknologi informasi masih belum optimal. Penelitian ini berfokus pada domain service operation, dimana pada domain tersebut diketahui seberapa besar manfaat layanan TI. Analisis tingkat kematangan service operation kemudian dilakukan dan menunjukkan nilai maturity level yang masih berada pada level 1-initial. Berdasarkan permasalahan tersebut, kemudian dilakukan analisis risiko dan analisis prioritas terhadap tata kelola service operation sehingga hasilnya dilakukan perancangan SOP untuk dua proses dalam ITIL Versi 3 service operation yaitu manajemen insiden dan manajemen masalah. Dengan penelitian ini diharapkan dapat membantu IPDN dalam meningkatkan kapabilitas layanannya serta meningkatkan maturity level setidaknya menjadi level 3-defined. Kata Kunci: ITIL Versi 3, Service Operation, Maturity Level, Incident Management, Problem Management, Standard Operating Procedure. I. PENDAHULUAN Teknologi informasi (TI) saat ini sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi hampir semua organisasi karena dipercaya dapat membantu meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses tak terkecuali perguruan tinggi [1]. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi informasi pada bidang layanan administrasi akademik di perguruan tinggi tentunya juga menjadi suatu kebutuhan, bukan hanya sekedar prestise atau lifestyle manajemen pendidikan tinggi modern. IPDN sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat mengikuti perkembangan teknologi informasi (TI) guna menunjang proses tridharma perguruan tinggi, dan membangun sumber daya manusia yang berkualitas serta mensinergikan kekuatan sivitas akademika Institut Pemerintahan Dalam Negeri. Namun, IPDN belum memiliki tata kelola TI yang memadai sehingga manfaat teknologi informasi masih belum optimal. IPDN juga dihadapkan juga pada permasalahan terbatasnya sumber daya manusia bidang TI yang tidak sebanding dengan jumlah pengguna layanan TI khususnya pada layanan akademik di IPDN. Sedangkan, penerapan TI tentunya tidak lepas dari permasalahan yang timbul pada tahap implementasi. Dalam penelitian ini, fokus yang akan diambil yakni domain service operation, karena service operation lebih berfokus pada mengelola aktivitas harian serta penggunaan infrastruktur untuk penyampaian service, selain itu pada domain service operation inilah dimana actual value atau nilai atau manfaat nyata dari layanan TI dapat dilihat [2]. Sehingga, untuk mencapai peningkatan kapabilitas layanan, meminimalisasi insiden dan masalah yang dalam aktivitas harian layanan akademik dan pada akhirya memastikan diperolehnya value atau manfaat layanan TI bagi customer yakni sivitas akademik IPDN, maka diperlukan sebuah analisis dan rancangan terkait tata kelola service operation pada layanan akademik Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dengan menggunakan framework ITIL Versi 3. II. METODOLOGI PENELITIAN Model Konseptual Model konseptual pada Gambar 1 terbagi menjadi tiga bagian yaitu input, proses, dan output. Diperlukan beberapa input untuk merancang tata kelola service operation yaitu IT Blueprint, struktur organisasi serta dokumen mengenai SIAKAD dan pengelolaan layanan atau tata kelola TI. Dari beberapa input tersebut dapat berguna dalam melakukan dua proses pada proses service operation yaitu proses perancangan incident management dan problem management. Hasilnya Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 2, Nomor 4, Oktober 2015 53

berupa dokumen SOP incident management dan SOP problem management. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kondisi Eksisting SIAKAD dan Tata Kelola TI IPDN Berdasarkan Literatur Layanan Akademik dalam hal ini Sistem Informasi Akademik (SIAKAD IPDN) dikembangkan menjadi portal akademik, merupakan sebuah sistem informasi yang berfungsi sebagai integrator informasi akademik yang ada di berbagai unit akademik (program studi/fakultas dan bagian-bagian terkait) sekaligus sebagai sarana komunikasi antar civitas akademika kampus.siakad perlu pengembangan lebih lanjut dalam hal implementasi di lapangan, pengembangan modul baru, integrasi dengan sistem silabus, nilai dan kuliah online, bugs fixing, peningkatan user friendly, pemutakhiran konten data dan integrasi dengan sistem pendukung. Layanan akademik ini dikelola oleh Unit Pelayanan Teknologi Informasi Komunikasi IPDN (UPTIK IPDN) [3]. Berdasarkan data yang diperoleh dari [3], diperoleh Gambaran awal kondisi eksisting tata kelola TI IPDN yang merupakan hasil analisis kecukupan komponen tata kelola TI.Dapat diketahui bahwa secara umum kondisi tata kelola teknologi informasi masih belum memadai, baik dari sisi pengambilan keputusan TI kritikal, struktur tata kelola sampai pada program tata kelola. IPDN kemudian menuyusun rencana program terkait tata kelola TI yang dimana salah satu program yang direncanakan terkait dengan proses pada ITIL service operation yaitu pembuatan standar, prosedur dan panduan untuk incident management (manajemen insiden TI) dan problem management (manajemen permasalahan TI) [3]. Analisis Tingkat Kematangan dan Analisis Kesenjangan Penilaian kematangan dilakukan untuk Gambaran kondisi service management yang lebih mendetil dalam pemahaman dan efektivitas implementasi service management secara umum dan service operation secara khusus. Penilaian kematangan dibagi menjadi tujuh penilaian yaitu [4]: 1. Penilaian pemahaman service management sebagai sebuah practice 2. Penilaian proses - proses di dalam service operation, 3. Prinsip prinsip dalam service operation 4. Aktivitas umum dalam service operation 5. Pengorganisasian service operation 6. Pertimbangan teknologi dalam service operation 7. Implementasi service operation. Adapun tingkat pembobotan terdiri atas lima level, mengambil PMF atau Process Maturity Framework [5]. Masing-masing tujuh penilaian kemudian dikalkulasi dengan rumus:. (1) Keterangan : X : Jumlah Bobot, dimulai dari responden ke-1 sampai responden ke-n n : Total responden y : Jumlah pertanyaan kuesioner Z : Nilai rata-rata keseluruhan responden (tingkat kematangan) Sehingga ketujuh penilaian yang telah dilakukan masingmasing memiliki level kematangan sebagai seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Berdasarkan hasil kuesioner penilaian tingkat kematangan dapat diketahui bahwa ketujuh penilaian yang dilakukan masih berada level 1-initial. Berdasarkan kesepakatan dengan stakeholder dalam hal ini organisasi UPTIK diperoleh bahwa UPTIK berharap maturity level dapat ditingkatkan menjadi level 3- defined. Perbandingan maturity level 1 dan level 3 dapat dilihat pada Tabel I. Analisis Risiko Assessment risiko terkait service operation dilakukan dengan mengambil jenis risiko merujukdari penelitian tentang risk management model in ITIL pada tahun 2012 [6]. Risiko TI adalah kemungkinan terjadinya threat untuk mengeksploitasi vulnerability yang ada pada aset (proses data/informasi, infrastruktur, aplikasi serta organisasi dan sumber daya manusia) dan menghasilkan dampak negatif terhadap organisasi [7]. Risiko ini perlu dikontrol agar aktivitas harian pengelolaan layanan TI atau proses dalam service operation dapat berjalan dengan baik. Parameter untuk nilai kemungkinan (likehood) terhadap munculnya suatu risiko didasarkan antara hubungan threat (likehood of occurance) yang artinya kemungkinan terjadinya ancaman itu sendiri dengan vulnerability (ease of exploitation) yang artinya kemudahan ancaman itu terjadi dilihat dari dilaksanakan atau tidak kontrol atau aksi respon terhadap risiko yang mungkin terjadi [8]. Aset yang dinilai adalah aset yang terkait layanan akademik (Sistem Informasi Akademik IPDN), Pada Tabel II, menunjukkan risiko terkait problem management lalu risiko yang terkait dengan incident management dan event management merupakan risiko yang paling besar. 54 Analisis Tata Kelola dan Perancangan SOP Service Operation pada Layanan Akademik Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dengan menggunakan Framework ITIL Versi 3 Aridha Meitya Arifin, Murahartawaty, Ridha Hanafi (hal.53 58)

Gambar 1 Model konseptual Tingkat Kematangan Implementasi service operation 1.29 1.02 Pertimbangan teknologi service operation 1.49 Pengorganisasian service operation 1.45 Aktivitas umum dalam service operation 1.61 Prinsip-prinsip service operation 1.07 Proses-proses service operation 1.33 Service management sebagai sebuah practice - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 Gambar 2 Diagram tingkat kematangan Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 2, Nomor 4, Oktober 2015 55

TABELI PERBANDINGAN MATURITY LEVEL SAAT INI DAN MATURITY LEVEL YANG DIHARAPKAN Dimensi yang dipertimbangkan Maturity level saat ini ( Level 1- Initial ) Maturity level yang diharapkan ( Level 3- Defined ) Vision &Steering 1. Belum adanya sasaran dan target formal atau indikator kinerja TI yang digunakan sebagai acuan pengukuran performa layanan TI 2. Sumber daya yang masih kurang memadai 3. Aktivitas yang tidak terencana dan pelaporan yang tidak dilakukan secara rutin 1. Sudah terdapat sasaran dan target formal atau indikator kinerja TI yang didokumentasikan dan disetujui dan digunakan sebagai acuan pengukuran performa layanan TI 2. Sumber daya sudah dialokasikan dengan baik 3. Pelaporan dan review yang teratur dan terencana. Process 1. Proses dan prosedur masih didefinisikan dengan buruk,belum ada standar proses formal 2. Seluruh proses bersifat reaktif terkait permasalahan sehingga aktivitas dilakukan secara tidak teratur atau tidak terencana. 1. Proses dan prosedur sudah didefinisikan dengan baik,sudahada standar proses formal 2. Proses sudah bersifat proaktif terkait permasalahan sehingga aktivitas dilakukan secara sudah teratur atau terencana. 3. Dokumentasi sudah dilakukan dengan baik People 1. Peran dan tanggung jawab belum didefinisikan dengan jelas 1. Peran tanggung jawab didefinisikan dengan jelas 2. Pendefinisian secara formal target pencapaian 3. Formalisasi proses perencanaan pelatihan Technology 1. Proses dilakukan secara manual atau hanya sedikit, tools yang berlainan atau tidak terintegrasi. 1. Pengumpulan atau koleksi databerkelanjutan dan pelayanan aktivitas layanan dengan menggunakan alarm dan threshold monitoring/ batasan pengawasan 2. Konsolidasi data dipelihara dan digunakan untuk aktivitas perencanaan formal, peramalan dan tren Culture 1. Penyediaan layanan berorientasi pada tools dan teknologi 1. Penyediaan layanan berorientasi pada layanan dan pelanggan dengan pendekatan formal 56 Analisis Tata Kelola dan Perancangan SOP Service Operation pada Layanan Akademik Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dengan menggunakan Framework ITIL Versi 3 Aridha Meitya Arifin, Murahartawaty, Ridha Hanafi (hal.53 58)

TABEL II HASIL ANALISIS RISIKO Risiko Potensial Likehood Impact Nilai Risiko Event Management Menentukan tingkat / level yang salah untuk filtering Kegagalan dalam memeilihara monitoring agents yang diperlukan oleh seluruh IT Infrastructures Incident Management Overflow of incidents (limpahan insiden) yang tidak dapat tertangani dalam skala waktu yang ditetapkan karena kurangnya sumber daya manusia tersedia atau terlatih Resolusi yang sering tertunda karena inadequate support tools (alat pendukung yang tidak memadai) untuk memberi alert dan memberi progress yang cepat Missmatch dalam tujuan dan tindakan karena tidak adanya OLAs atau UCs Kurangnya sumber informasi yang memadai dan / atau tepat waktu karena alat yang tidak memadai atau kurangnya integrasi. Problem Management Terjadinya problem yang berulang 4 2 6 Ketidakmampuan untuk menggunakan previous knowledge ( pengetahuan sebelumnya) untuk menyelesaikan problem Incident Management dan problem management tidak saling terhubung Access Management Ketidakmampuan untuk membatasi akses untuk unauthorized users Sistem sulit untuk diakses 4 2 6 0 2 2 Ketidakmampuan untuk melacak akses pengguna Request Fullfillment Pendefinisian ruang lingkup yang buruk, yang berarti orang-orang dalam organisasi TI tidak mengetahui dengan jelas tentang proses yang seharusnya ditangani User interfaces yang didesain dan dimplementasikan dengan buruk sehingga users mengalami kesulitan dalam melakukan request Buruknya desain atau operasional proses back-end fullfillment sehingga tidak mampu menangani volume dan sifat request Kemampuan dalam melakukan monitoring (pemantauan ) yang tidak memadai sehingga metrik akurat tidak dapat dikumpulkan Rekomendasi dan Analisis Prioritas Setelah serangkaian analisis yang telah dilakukan, diperoleh rekomendasi seperti pada Tabel III. Lalu setelah diperoleh rekomendasi dilakukan analisis prioritas adapun dalam kasus penelitian ini, analisis prioritas bermanfaat untuk menentukan proses mana yang paling prioritas sehingga harus dilakukan proses perancangan terkait tata kelola service operation terlebih dahulu. Prioritas ini kemudian didasarkan atas: 1. Analisis risiko Dari analisis yang telah dilakukan risiko yang paling besar berada di proses problem management, incident management, dan event management. 2. Arahan IT Blueprint IPDN Tahun 2015 2019 Didalamnya program tata kelola IPDN tahun 2015-2019 yang mengungkapkan bahwa ada dua program utama tata kelola IPDN yang terkait service operation yaitu manajemen insiden dan manajemen masalah, Sehingga prioritas utama yang perlu dirancang adalah: 1. Perancangan Standard Operating Procedure(SOP) untuk manajemen insiden 2. Perancangan Standard Operating Procedure (SOP) untuk manajemen rmasalah Perancangan dan Hasil Pembuatan Standard Operating Procedure (SOP) untuk manajemen insiden dan manajemen masalah dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pengambilan informasi atau penelaahan dokumen terkait tata kelola TI di IPDN serta studi literatur framework ITIL Versi 3, studi jurnal dan literatur lain yang berkaitan dengan pembuatan SOP. Dalam SOP memetakan tujuan dan proses-proses yang terdapat dalam manajemen insiden dan manajemen masalah serta memetakan struktur organisasi atau roles atau responsibilities serta mengusulkan penggunaan template yang mendukung. SOP ini kemudian diverifikasi dan divalidasi oleh pihak UPTIK IPDN. Pada Gambar 3 menunjukkan contoh screenshot dokumen SOP yang telah dibuat. Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 2, Nomor 4, Oktober 2015 57

Dimensi Vision & Steering Process People Technology Culture TABEL III REKOMENDASI Rekomendasi 1. Perlu adanya kebijakan Tata kelola TI dan standar untuk mengukur performa penyediaan layanan dan mekanisme monitoring penyediaan layanan serta pelaporan kinerja layanan 1. Perlu adanya standard operating procedure yang secara formal digunakan untuk setiap proses khususnya service operation 2. Perlunya sebuah dokumentasi terhadap kegiatan penyediaan layanan dalam hal ini proses service operation 1. Perlu adanya mekanisme pembagian peran dan tanggung jawab yang formal dengan penambahan roles seperti service desk sesuai dengan arahan ITIL Versi 3 Service Operation. 2. Perlunya menambah sumber daya TI dalam hal ini penambahan staf 3. Perlu dilakukan pelatihan lebih sering untuk meningkatkan skill staf UPTIK 1. UPTIK perlu membangun sebuah IT Service Management Application guna menunjang proses penyediaan layanan 1. Perlunya dibudayakan continual service improvement (peningkatan layanan secara terus menerus) dengan berorientasi pada kepuasaan pengguna layanan Gambar 3 Screenshot dokumen standard operating procedure manajemen insiden IV. KESIMPULAN Penelitian ini menghasilkan dan mengusulkan dua Standard Operating Procedure (SOP) untuk manajemen insiden dan manajemen masalah. Standard operating procedure ini dapat membantu IPDN meningkatkan keberhasilan tata kelola khususnya pada dimensi proses. IPDN perlu megimplementasikan semua rekomendasi yang diberikan karena keberhasilan tata kelola service operation, peningkatkan kapabilitas layanan dan target tingkat kematangan yakni level 3- defined dapat terpenuhi.tidak hanya ditentukan oleh adanya standard operating procedure tapi ditentukan pula oleh dimensi visi dan arahan, orang, teknologi serta budaya organisasi. DAFTAR PUSTAKA [1] Utomo, A. P., & Mariana, N., Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi ( It Governance ) pada Bidang Akademik dengan Cobit Frame Work Studi Kasus pada Universitas Stikubank Semarang, Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK, Volume 16, Nomor 2, 2011, pp. 139-149. [2] Office of Government, Introduction to ITIL Service Lifecycle, TSO, London, 2007. [3] IT Blueprint IPDN Tahun 2015 2019. [4] Radmanesh, S., Nakhaei, S., Nabhani., P. The Evaluation of Effective Elements in Information Technology Service Operation Based on ITIL Framework (Case Study: South Pars Gas Complex), Joint International Conference of Management, Knowledge and Learning (MakeLearn) and Technology, Innovation and Industrial Management (TIIM), Bari, Italia, Mei, 2015. [5] HM Government., ITIL Service Design 2011 Edition, TSO, London, 2011. [6] Real-Vilarinho, Sarah., Risk Management Model in ITIL. Dissertation, Degree of Master of Information Systems and Computer Engineering, Universidade Téchnica De Lisboa, 2012. [7] Transforma Institute., Manajemen Risiko TI, Materi Kuliah Tata Kelola dan Manajemen TI, Universitas Telkom, Bandung, 2013. [8] BSI., BS ISO/IEC 27005, Edisi 1, 2008. 58 Analisis Tata Kelola dan Perancangan SOP Service Operation pada Layanan Akademik Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dengan menggunakan Framework ITIL Versi 3 Aridha Meitya Arifin, Murahartawaty, Ridha Hanafi (hal.53 58)