BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan yang dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan, akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. nominal (mata uang) serta dapat diperjual-belikan. Sedangkan menurut Dyah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia perekonomian di Indonesia saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. iklim investasi. Emiten ramai-ramai mengalihkan portofolionya ke saham

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dengan pihak yang memerlukan dana (issuer). Adanya pasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan mempunyai fungsi utama sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas wewenang

BAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. Namun, selain itu manajer juga bertanggung jawab menyajikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa kasus praktik income smoothing (perataan laba) yang pernah terjadi,

BAB I PENDAHULUAN. kinerja atau pertanggung jawaban manajemen perusahaan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman yang semakin pesat telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika. terjadi karena adanya asimetri informmasi.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI JII PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat persaingan di dalam dunia bisnis memaksa. perusahaan untuk mempunyai keunggulan kompetitive untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Informasi laba haruslah menggambarkan keadaan. laba untuk memaksimalkan kepuasan mereka sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pihak pihak yang berkepentingan atau pemakai laporan keuangan. Pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi,

BAB I PENDAHULUAN. karena baik buruknya kinerja perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang efisien dapat mendukung perkembangan ekonomi, karena adanya alokasi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebagai principal dan pihak manajemen sebagai agent. Pihak principal selaku

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Oleh : ARIAWAN PRADANA / EA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2015 tumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. Perataan laba adalah cara yang digunakan manajemen untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan

LABA DAN BUKAN PERATA LABA ATAS PENGUMUMAN INFORMASI LABA PERUSAHAAN. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. principal dengan agent yaitu wewenangan yang diberikan principal kepada agent

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. melalui utang maupun penjualan saham di lantai bursa (Riyanto, 2002). pembiayaan pembangunan nasional (Riyanto, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. optimal bagi perusahaan. Kinerja manajemen dapat tercermin dalam laporan

PERBEDAAN REAKSI PASAR ANTARA PERUSAHAAN PERATA LABA DAN BUKAN PERATA LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada laporan laba rugi (Saidi dalam Christian, 2011). Manajer

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan terhadap good corporate governance semakin meningkat. Banyak. dikarenakan lemahnya corporate governance (Wardhani, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Menurut IAI (2009) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menggunakan hasil penilaian kinerja perusahaan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kondisi perekonomian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan. Laba membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dikeluarkan untuk membiayai sumber pendanaan (source

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suwito dan Herawaty (2005) pasar modal memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. hak atau batil. Rasul SAW selalu menganjurkan kepada umatnya agar

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dan kinerja suatu perusahaan bagi investor. Informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu dan kondisi perusahaan untuk masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. (Brigham Gapensi, 1996 dalam Natalia, 2010). Laporan keuangan merupakan. dan laporan arus kas (standar akuntansi keuangan no. 1).

PENGARUH PERATAAN LABA TERHADAP REAKSI PASAR DAN RESIKO INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Supriyadi, Pasar Modal Syariah di Indonesia (Menggagas Pasar Modal Syariah dari Aspek Praktik), Kudus, STAIN Kudus, 2009, hlm. 30.

BAB I PENDAHULUAN. bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. digunakan investor dalam menilai kinerja perusahaan yang go public. Menurut Ikatan

ABSTRAK. Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Dividen Payout Ratio, Financial Leverage, Profitabilitas, Tipe Industri Dan Perataan Laba.

BAB I PENDAHULUAN. yang memadai kepada seluruh pengguna yang berkepentingan. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kegiatan yang dilakukan manajer dalam pengelolaan keuangan pada

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan pengolahan atau manufaktur adalah perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kegiatan usaha perusahaan.laporan keuangan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kerja manajemen untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bersangkutan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak penyedia dana (investor) dan penerima dana (perusahaan). Sejalan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan sebagai sebuah hasil dari kegiatan operasional sebuah perusahaan yang dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan, akan menjadi sebuah pertanggungjawaban perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan seperti manajemen, stockholders, kreditur, dan pemerintah. Dari laporan keuangan tersebut, pihak ekternal seperti investor, kreditur dan pemerintah maupun internal perusahaan atau manajemen dari perusahaan, bisa mendapatkan gambaran keadaan perusahaan, karena dalam laporan keuangan terdapat banyak informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak tersebut, terutama adalah informasi mengenai laba perusahaan. Informasi laba, merupakan bagian dari laporan keuangan yang selalu menjadi pusat perhatian dari stakeholder. Nilai dan kemampuan perusahaan dalam mengelola asset-asetnya dapat digambarkan hanya dengan melihat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam operasinya. Perusahaan dengan laba yang besar dan stabil akan memberikan rasa aman untuk para investor dalam menginvestasikan uangnya. Kondisi tersebut memotivasi manajer untuk menjalankan perusahaan sebaik mungkin dengan harapan akan mendapatkan laba yang stabil tiap tahunnya sehingga dapat berimbas kepada meningkatnya nilai perusahaan di mata investor (Abiprayu, 2011:16) 1

2 Laporan keuangan merupakan sarana atau alat penting yang digunakan untuk menghubungkan manajer dan pemilik. Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyampaikan informasi yang berguna dalam menilai kemampuan manajemen dalam menggunakan sumber daya perusahaan secara efektif guna mencapai sasaran utama perusahaan (Belkaoui, 2006:217). Karena kinerja manajemen tercermin dalam laporan keuangan perusahaan, maka laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan oleh manajemen atas sumber daya pemilik. Laporan keuangan tersebut harus memuat informasi lengkap. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi 2012:11-15), laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Secara umum, semua bagian dari laporan keuangan tersebut adalah penting dan diperlukan dalam pengambilan keputusan. Namun, perhatian pemakai laporan keuangan lebih terpusat pada informasi tentang laba yang terdapat dalam laporan laba rugi, tanpa memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi laba tersebut (Beattie, et al., 1994 dalam Assih dan Gudono, 2000). Pola manajemen laba menurut Scott (2000: 383-384) terdiri dari taking bath, income maximization, income minimization, dan income smoothing. Salah satu bentuk dari manajemen laba yang merupakan fenomena menarik dalam akuntansi adalah kejadian yang berkaitan dengan perataan laba (income smoothing) yang dilakukan manajer. Aktivitas ini dilakukan karena berbagai

3 alasan. Informasi laba merupakan perhatian utama untuk menilai kinerja dan pertanggungjawaban manajemen. Sebagai agen, manajer secara moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik, dan sebagai imbalannya akan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Dengan demikian, terdapat dua kepentingan yang berbeda dalam perusahaan, dimana masing-masing pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki. Sesuai dengan teori keagenan, perbedaan kepentingan ini akan memicu terjadinya konflik keagenan. Menurut (Ikhsan, 2008:76) teori keagenan menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: 1. manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest). 2. manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa yang akan datang (bounded rationality), dan 3. manusia selalu menghindari resiko (risk averse). Oleh karena itu, berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia akan bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya. Manajer, sebagai pengelola perusahaan, lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu, sebagai pengelola, manajer berkewajiban untuk memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Namun, informasi yang disampaikan kadang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Kondisi ini dikenal sebagai

4 informasi yang tidak simetris atau asimetri informasi. Asimetri antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal) dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba (earnings management) (Richardson, 1998 dalam Ujiyantho, 2007). Perataan laba menurut (Stice, 2004:424) adalah menahan atau mempercepat pengakuan terhadap beberapa jenis pendapatan dan beban, serta meratakan angka laba yang dilaporkan dari tahun ke tahun berikutnya. Dengan kata lain, membuat perusahaan terlihat memiliki angka laba yang tidak terlalu berfluktuasi akan mempermudah perusahaan dalam mendapatkan pinjaman dengan persyaratan yang menguntungkan serta menarik investor. Salah satu motivasi yang mendorong dilakukannya perataan laba adalah untuk memperbaiki hubungan dengan kreditor, investor, karyawan, dan pihak terkait lainnya. Laba periodik yang stabil diasumsikan dapat mendukung tingkat deviden yang lebih tinggi dibandingkan dengan laba yang berfluktuasi. Menurut (Hepworth, 1953 dalam Belkaoui, 2007:193), laba yang stabil membuat pemilik dan kreditor lebih memiliki kepercayaan terhadap manajer. Selain itu, perataan laba bertujuan untuk memperbaiki citra perusahaan di mata luar bahwa perusahaan memiliki risiko rendah dan meningkatkan kepuasan relasi bisnis atas kinerja perusahaan. Rendiawan (2012) laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi perusahaan, karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pihak - pihak yang berkepentingan

5 dalam perusahaan. Laporan keuangan disusun oleh manajemen sebagai pertanggung jawaban hasil kerjanya kepada pihak-pihak eksternal. Menurut Scott (2006) pengelolaan laba (earning management) adalah pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajemen untuk dapat mencapai beberapa tujuan tertentu. Pemilihan kebijakan akuntasi tersebut termotivasi dari tujuan efisiensi maupun oportunistik. Pengelolaan laba bersifat efisien apabila manajemen perusahaan berusaha untuk menambah tingkat transparansi laba dalam mengkomunikasikan hal yang bersifat informasi internal perusahaan. Dan pengelolaan laba bersifat oportunistik apabila manajemen perusahaan berusaha untuk memaksimalkan keuntungan bagi dirinya sendiri Siregar (2005) menyatakan bahwa pengelolaan laba yang dilakukan oleh perusahaan dapat bersifat efisien atau meningkatkan keinformatifan laba dalam mengkomunikasikan informasi privat dan dapat bersifat oportunis, yaitu manajemen melaporkan laba secara optimis untuk memaksimalkan kepentingan pribadinya. Perataan laba merupakan fenomena umum yang bertujuan mengurangi variabilitas atas laba yang dilaporkan guna mengurangi resiko pasar atas saham perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan harga saham perusahaan tersebut. (Michelson dkk, 1995 dalam Dwiatmini, 2001) mengamati bahwa penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengenai perataan laba biasanya difokuskan pada tiga isu pokok, yaitu: 1. apakah perusahaan benar-benar melakukan perataan laba, 2. kemampuan berbagai tehnik akuntansi untuk meratakan laba.

6 3. kondisi yang efektif untuk melakukan perataan laba. Praktik perataan laba tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Dalam beberapa penelitian sebelumnya Rendiawan (2012), Atarwaman (2011) meneliti bahwa variabel profitabilitas berpengaruh pada tindakan perataan laba. Tingkat profitabilitas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dan tingkat efisiensi atas penggunaan aset perusahaan serta merupakan salah satu aspek yang penting sebagai acuan oleh investor atau pemilik dalam menilai kinerja suatu perusahaan. Profitabilitas merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perataan laba, karena tingkat keuntungan terkait langsung dengan obyek perataan laba. Faktor selanjutnya adalah risiko keuangan, beberapa penelitian sebelumnya Rendiawan (2012), Noviana (2012) menggunakan rasio leverage sebagai proksi atas risiko keuangan terhadap praktik perataan laba. Perusahaan dengan tingkat rasio yang tinggi mempunyai risiko yang tinggi pula, maka laba akan berfluktuasi dan perusahaan cenderung untuk melakukan perataan laba agar laba perusahaan terlihat stabil, karena investor cenderung mengamati fluktuasi laba suatu perusahaan yang dijelaskan oleh (Kustini dan Ekawati, 2006 dalam Noviana, 2012). Penelitian Rendiawan (2012) menjelaskan bahwa nilai perusahaan berpengaruh dalam perataan laba. Perusahaan yang memiliki nilai pasar yang tinggi akan cenderung untuk melakukan perataan laba, karena perusahaan

7 cenderung menjaga konsistensinya agar nilai pasar perusahaan tetap tinggi sehinggas dapat lebih menarik arus sumber daya kedalam perusahaannya. Kepemilikan publik dalam penelitian Rendiawan (2012) menunjukkan nilai yang signifikan terhadap perataan laba. menyimpulkan bahwa semakin tinggi kepemilikan publik dalam struktur kepemilikan perusahaan, maka perusahaan cenderung melakukan perataan laba agar menghasilkan variabilitas laba yang rendah mengindikasikan risiko yang rendah. Risiko rendah ini lah yang direspon positif oleh investor. Kepemilikan manajerial dalam struktur kepemilikan perusahaan dalam penelitian Atarwaman (2011) menunjukkan efek positif terhadap perataan laba. Manajemen yang memiliki saham perusahaan memiliki informasi lebih banyak tentang perusahaan dibanding pemegang saham non-institusi lainnya, dengan demikian memiliki kesempatan untuk melakukan perataan laba untuk meminimalisir volatilitas labanya untuk meningkatkan kinerja saham perusahaan. Menurut (Huda dan Heykal, 2010:220) pasar modal Islam secara resmi diluncurkan pada tanggal 14 maret 2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU antara BAPEPAM-LK dengan dewan islam nasional-majelis ulama Indonesia (DSN-MUI). Walaupun secara resmi diluncurkan tahun 2003, namun instrument pasar modal islam telah hadir di Indonesia pada tahun 1997. Hal ini ditandai dengan peluncuran danareksa islam pada 3 juli 1997 oleh PT Dana reksa Investment Management. Selanjutnya Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan PT Dana reksa Investment Management meluncurkan

8 Jakarta Islamic Indeks pada 3 juli tahun 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara islam. Dengan hadirnya indeks tersebut maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi dengan penerapan prinsip islam. Menurut Sitepu (2010) Jakarta Islamic Index (JII) merupakan salah satu indeks yang menjadi indikator bagi para investor yang mencari sahamsaham yang tidak melanggar syariah dalam Islam (halal). JII sering dijadikan tolak ukur mengenai saham-saham prospektif yang halal. Dimana dalam indeks JII tergabung 30 emiten saham yang di review setiap 6 bulan sekali. Diharapkan dengan adanya indeks JII, bisa meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham-saham lokal tanpa takut melanggar syariah. Saham-saham syari ah yang masuk dalam perhitungan Jakarta Islamic Indeks (JII) terus dievaluasi dari sisi ketaatannya terhadap prinsip-prinsip syari ah sebagaimana tertuang dalam fatwa DSN. Apabila saham-saham tersebut tidak memenuhi prinsip-prinsip syari ah, otoritas akan mengeluarkannya dari JII dan kedudukannya digantikan saham lain yang memenuhi prinsip-prinsip syari ah. Dengan demikian, setiap saat ada saham yang keluar dan masuk ke dalam JII. Evaluasi terhadap saham-saham yang masuk dalam perhitungan JII dilakukan setiap enam bulan sekali. Sedangkan perubahan jenis usaha emiten akan terus diawasi berdasarkan data-data publik yang tersedia (Nafik, 2009).

9 Gambar 1.1 Perkembangan Kinerja Jakarta Islamic Index Tahun 2008-2012 www.duniainvestasi.com Selain Jakarta Islamic Index (JII) mengelola saham-saham syariah, JII juga termasuk indek yang kinerjanya cukup bagus hal itu dapat dilihat pada gambar 1.1 tentang perkembangan kinerja JII pada periode 2008-2012. hal tersebut merupakan alasan penulis mengambil JII sebagai objek penelitian dan dikarenakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya tidak adanya penelitian perataan laba dalam JII sesuai dengan prinsip syariah hal ini menimbulkan dugaan apakah terdapat indikasi praktik perataan laba pada Jakarta Islamic Indeks. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap perataan laba berdasarkan penelitian Rendiawan (2012), Atarwaman (2011), dan kurniawan (2012), hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian dari Noviana (2012) dan Abiprayu (2011) yang menunjukkan bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. Profitabilitas yang tinggi akan meningkatkan biaya

10 politis yang harus di tanggung perusahaan khususnya pajak oleh karena itu bila rasio ini tinggi maka perusahaan cenderung menurunkan tingkat laba atau disebut dengan praktik perataan laba. Dari penjelasan tersebut peneliti ingin menguji pengaruh dari profitabilitas terhadap perataan laba. Hasil penelitian Rendiawan (2012), Noviana (2012) dan kurniawan (2012) menunjukkan bahwa Risiko Keuangan berpengaruh terhadap perataan laba, sedangkan hasil penelitian Abiprayu (2011) menyatakan bahwa Risiko Keuangan berpengaruh negatif terhadap perataan laba. Apabila leverage tinggi menunjukkan risiko keuangan atau risiko kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman akan semakin tinggi dan sebaliknya. Dari konsekuensi tersebut peneliti ingin menguji apakah leverage berpengaruh terhadap perataan laba. Berdasarkan penelitian Rendiawan (2012) nilai perusahaan berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. Namun berbeda dengan hasil penelitian Noviana (2012) yang menyatakan bahwa nilai perusahaan tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Struktur kepemilikan baik kepemilikan publik maupun kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap perataan laba berdasarkan penelitian Rendiawan (2012), hal ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Noviana (2012) yang menunjukkan bahwa Struktur kepemilikan baik kepemilikan publik maupun kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap perataan laba. semakin tinggi kepemilikan publik dalam struktur kepemilikan perusahaan, maka perusahaan agar

11 menghasilkan variabilitas laba yang rendah sehingga mengindikasikan risiko yang rendah pula. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan pengujian struktur kepemilikan terhadap perataan laba. Merujuk dari ketidakkonsistenan hasil penelitian sebelumnya yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti ingin mengkonfirmasi kembali hasil penelitian terdahulu dengan menggunakan variabel Profitabilitas, Resiko Keuangan, Nilai Perusahaan dan struktur kepemilikan publik terhadap perataan laba. Selain itu, penelitian-penelitian sebelumnya menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai obyek penelitian seperti penelitian-penelitian dari Rendiawan (2012), Noviana (2012), Abiprayu (2011), Atarwaman (2011) dan Kurniawan (2012). Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti bisa menyimpulkan bahwa belum ada penelitian mengenai perataan laba di Jakarta Islamic Indeks, sehingga masih terdapat kemungkinan untuk melakukan penelitian mengenai Praktik Perataan Laba pada Jakarta Islamic Indeks dan diharapkan dengan di telitinya Praktik perataan laba di Jakarta Islamic Indeks tidak ditemukannya perusahaan yang menggunakan Praktik Perataa Laba. Berdasarkan pada uraian latar belakang permasalahan di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan mengambil judul: PENGARUH PROFITABILITAS, RISIKO KEUANGAN, NILAI PERUSAHAAN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR JAKARTA ISLAMIC INDEKS

12 1.2 Rumusan Masalah Apakah ada pengaruh secara parsial maupun simultan dari variabel Profitabilitas, Risiko Keuangan, Nilai Perusahaan dan Struktur Kepemilikan terhadap praktik Perataan Laba pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks dan apakah Praktik Perataan Laba terjadi pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh Profitabilitas, Risiko Keuangan, Nilai Perusahaan dan Struktur Kepemilikan terhadap Praktik Perataan Laba pada perusahaan baik secara simultan maupun parsial yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks dan untuk mendeteksi adanya Praktik Perataan Laba di Jakarta Islamic Indeks. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis Sebagai sarana belajar, memperdalam ilmu pengetahuan yang diperoleh dalam perkuliahan dan memperoleh wawasan dalam aplikasi pembelajaran di dunia kerja.

13 2. Bagi investor Penelitian ini dapat memberikan pertimbangan dalam menilai kinerja perusahaan yang berguna dalam pengambilan keputusan investasi khususnya investor yang menginginkan saham syari ah. 3. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini sebagai bahan masukan dan sumber acuan bagi para pembaca atau penelitian lain untuk menjadi perbandingan terhadap masalah-masalah yang timbul di masa yang akan datang. 4. Bagi Jakarta Islamic Indeks Bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau evaluasi untuk menetapkan atau mengeluarkan perusahaan yang melakukan Praktik Perataan Laba di Jakarta Islamic Indeks, sehingga semua perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks terbebas adanya Praktik Perataan Laba. 1.5 Batasan Penelitian Batasan penelitian dengan menggunakan laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks Tahun 2008 sampai 2012 agar lebih akurat jika dilakukan dengan periode yang lebih panjang yaitu lima periode akuntansi.