BAB I PENDAHULUAN. Arsitektur Perbankan Indonesia (API) sebagai suatu kerangka menyeluruh arah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2007 telah berkembang

KONSOLIDASI PERBANKAN

ANALISA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA 2012

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, bank berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi

PENGARUH STRUKTUR PASAR TERHADAP KINERJA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga intermediasi yang memiliki arti yaitu Lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang menjadi perantara untuk

BAB I. di Indonesia. Fungsinya sebagai perantara keuangan masyarakat (financial

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Kinerja (LDR) Bank Umum Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

I. PENDAHULUAN. Sistem keuangan terdiri dari lembaga keuangan, pasar keuangan, serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh. masyarakat dan negara kita adalah mencapai keadilan dan kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya Bank adalah suatu industri yang bergerak di bidang

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. 27 Oktober 1988 (PAKTO) yang mencakup bidang keuangan, moneter dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1988 tentang perubahan Undang Undang nomer 7 tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. 2012:3). Pengertian bank dalam undang-undang nomor 10 tahun 1998 yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dilakukan melalui berbagai kebijakan di bidang perbankan tujuan utamanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan Capital

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia mulai percaya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan properti di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai Financial Intermediary yaitu. mendapatkan keuntungan dapat dihitung dengan menggunakan rasio keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris Bank Umum Syariah)

BAB I PENDAHULUAN. dan giro yang merupakan kewajiban bank sebab harus dikembalikan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus) dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kegiatannya meliputi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. bahwa adanya pembangunan ekonomi yang baik dari suatu bangsa. Dalam

PENGARUH STRUKTUR PASAR TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA. Siti Yuhanah Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia

I. PENDAHULUAN. 1 Sejarah Perbankan Indonesia Periode Agustus 2012.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era persaingan yang semakin kompetitif pada industri

BAB III METODE PENELITIAN. (2010:27) metode kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang

BAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. pasar, dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Bain (1951). Paradigma SCP mengatakan ada hubungan yang bersifat kausal antara

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang sangat dinamis seperti sekarang ini menyebabkan

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi keuangan. Menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam lembaga keuangan. Salah satu diantara lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Sebelum krisis moneter pada tahun 1997, sebagian besar. perbankan di Indonesia berekspansi usaha ke kredit korporasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor keuangan di Indonesia masih didominasi oleh industri perbankan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara. Aspek Rentabilitas turut andil didalam

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

PENGARUH BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL) TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

PENGARUH STRUKTUR PASAR INDUSTRI PERBANKAN DAN KARAKTERISTIK BANK TERHADAP PROFITABILITAS BANK KONVENSIONAL DI INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi bank menurut UU No. 10/1998 tentang Perbankan Pasal 1, yaitu. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar

BAB I PENDAHULUAN. baik saat ini maupun untuk masa mendatang, maka kesehatan bank harus

AGUS KURNIAWAN( ) & SUSILOWATI DYAH KUSUMANINGTYAS SE. MM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut merupakan uraian beberapa penelitian terdahulu,

BAB I PENDAHULUAN. ketika Bank Muamalat pertama kali berdiri dan beroperasi tahun Lalu. banking system, yakni sistem konvensional dan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. dana. Dengan demikian, sektor perbankan memiliki peran yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan bank dalam mendapatkan keuntungan yaitu menggunakan Return On

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara unit-unit ekonomi yang surplus dana, dengan

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. penting karena sifatnya sebagai lembaga intermediasi yaitu bertindak sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan memiliki kedudukan

PERBANDINGAN EFISIENSI BANK SKALA BESAR DAN KECIL

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan berbagai macam lembaga keuangan. Lembaga-lembaga keuangan

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat berperan dalam. roda perekonomian masyarakat. Bank bertindak sebagai sebuah lembaga

BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian melalui fungsinya sebagai intermediary service, stabilitas ekonomi di lain pihak.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berpijak dari adanya kebutuhan blue print perbankan nasional dan sebagai kelanjutan dari program restrukturisasi perbankan yang sudah berjalan sejak tahun 1998, maka Bank Indonesia pada tanggal 9 Januari 2004 telah meluncurkan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) sebagai suatu kerangka menyeluruh arah kebijakan pengembangan industri perbankan Indonesia ke depan. Peluncuran API tersebut tidak terlepas pula dari upaya Pemerintah dan Bank Indonesia untuk membangun kembali perekonomian Indonesia melalui penerbitan buku putih Pemerintah sesuai dengan Inpres No. 5 Tahun 2003, dimana API menjadi salah satu program utama dalam buku putih tersebut. Arah kebijakan pengembangan industri perbankan di masa datang yang dirumuskan dalam API dilandasi oleh visi mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Arah kebijakan bagi konsolidasi perbankan secara umum melalui penetapan kriteria Bank Kinerja Baik (BKB). Bank Kinerja Baik (BKB) adalah Bank Umum yang memiliki kriteria memenuhi modal inti lebih besar dari Rp.100 Miliar, memiliki tingkat kesehatan tergolong sehat. BKB apabila telah memenuhi kriteria tersebut akan dapat atau berpotensi menjadi Bank Jangkar (anchor bank). Adapun definisi Bank Jangkar adalah BKB yang telah memiliki kriteria minimum CAR 12% dan rasio 1

modal inti (Tier 1) minimum 6%, memiliki kemampuan untuk tumbuh secara berkesinambungan yang tercermin dari profitabilitas yang baik. Hal ini tercermin dari rasio Return on Asset (ROA) minimal 1,5%, pertumbuhan ekspansi kredit secara riil minimum 22% per tahun atau LDR minimum 50% dan rasio Non Performing Loan di bawah 5% (net), telah menjadi perusahaan terbuka atau memiliki rencana untuk menjadi perusahaan terbuka dalam waktu dekat, memiliki kemampuan dan kapasitas untuk menjadi konsolidator. Bagi Bank-bank yang tidak berhasil memenuhi target, maka Bank-bank tersebut akan dikenakan sanksi seperti tidak dapat bertindak sebagai bank umum devisa, pembatasan penyediaan dana untuk debitur dan harus menutup seluruh jaringan di luar provinsi kantor pusat (Bank Indonesia). Dengan strategi tersebut diharapkan struktur perbankan Indonesia 10 tahun sampai dengan 15 tahun ke depan memiliki bank berstratifikasi sebagai bank kategori internasional dengan modal di atas Rp.50 triliun bank berkategori nasional yang memiliki modal antara Rp. 10 triliun sampai dengan Rp. 50 triliun, bank kategori terfokus yang memiliki modal antara Rp.100 miliar sampai dengan Rp.10 triliun dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang memiliki modal di bawah Rp.100 miliar. Dengan kebijakan Bank Indonesia tersebut dapat mendorong Bank-bank satu dengan yang lainnya menjadi saling bersaing, sehingga terciptalah iklim persaingan antar bank di dalam industri perbankan Indonesia. Persaingan antara bank tersebut menciptakan dominasi pada Bank-bank BUMN dan bank-bank besar lainnya sebagaimana Tabel 1.1, terlihat dominasi 15 Bank Umum di Indonesia tersebut baik dari sisi total aset, penghimpunan dana maupun 2

penyaluran dananya sebagai cerminan terjadi pemusatan konsentrasi pangsa pasar pada sekelompok bank-bank tertentu pada posisi 31 Desember 2011. Tabel 1.1. Pangsa Pasar 15 Bank Umum di Indonesia dilihat dari Total Aset, total kredit dan total dana pihak ketiga pada posisi 31 Desember 2011 No. Nama Bank Pangsa terhadap Pangsa terhadap Pangsa terhadap Total Aset (%) total kredit (%) Dana pihak ketiga (%) 1. PT. Bank Mandiri 13,50 12,37 13,65 2. PT. Bank BCA 10,43 9,07 11,61 3. PT. Bank BRI 12,50 12,90 13,36 4. PT. Bank BNI 7,93 7,15 8,08 5. PT. Bank Danamon 3,48 3,92 3,18 6. PT. Bank CIMB Niaga 4,50 5,55 4,73 7. PT. Bank Panin 3,26 3,12 3,07 8. PT Bank Permata 2,78 3,05 2,98 9. PT Bank BII 2,50 2,85 2,53 10. PT Bank Mega 1,71 1,44 1,78 11. PT Bank BTN 2,44 2,89 2,23 12. PT Bank OCBC NISP 1,64 1,87 1,70 13. Citibank 1,62 1,56 1,37 14. PT Bank UOB Buana 1,52 1,79 1,54 15. Bank Bukopin 1,51 1,76 1,64 Total 71,32 71,29 73,45 Sumber: Bank Indonesia, diolah dari Direktori Perbankan Indonesia Selain itu, implementasi kebijakan API tersebut mendorong bank menengah kecil untuk melakukan merger atau akuisisi. Gelombang merger atau akuisisi tersebut berdampak pada peningkatan efisiensi sekaligus penguatan konsolidasi. Kondisi tersebut di atas, akan memicu pelaku industri perbankan untuk melakukan analisis perilaku individual bank yang berkaitan dengan struktur pasar 3

dimana bank-bank tersebut beroperasi. Analisis kompetisi dan efisiensi bank biasanya merujuk pada analisis mikroekonomi perbankan, yang mencakup perilaku bank dalam kompetisi harga dan kompetisi non harga serta analisis efisiensi yang berkaitan dengan maksimisasi laba, maksimisasi pendapatan dan minimisasi biaya. Terdapat tiga pemikiran dalam menganalisis hubungan antara struktur pasar dan kinerja dengan menggunakan paradigma Structure-Conduct- Performance (SCP). Pertama, dikenal dengan hipotesis tradisional yang mendasarkan pada preposisi yang menyatakan bahwa konsentrasi pasar akan mendorong kolusi di antara perusahaan-perusahaan pada suatu industri yang selanjutnya akan meningkatkan profit. Kedua, hipotesis diferensiasi yang mendasarkan pada preposisi yang menyatakan bahwa pangsa pasar yang diperoleh adalah akibat perilaku diferensiasi produk yang dilakukan dan yang ketiga, hipotesis efisiensi yang mendasarkan pada preposisi yang menyatakan bahwa efisiensi akan meningkatkan pangsa pasar dan pada akhirnya akan meningkatkan konsentrasi pasar, namun peningkatan pangsa pasar dan konsentrasi merupakan akibat dari perilaku yang efisien sehingga akhirnya akan meningkatkan profit atau keuntungan. Pendekatan lain dalam mengamati hubungan antara struktur, perilaku dan kinerja dalam melakukan analisis organisasi industri, ada empat cara untuk mengamati hubungan atau keterkaitan antara struktur, perilaku dan kinerja. Keempat cara tersebut (Hasibuan, 1993: 179-180) dalam Kuncoro (2007: 137): 4

pertama, hanya memperdalam dua aspek, yaitu hanya memperhatikan hubungan antara struktur dan kinerja, tanpa terlalu memperhatikan perilaku. Kedua,,menelaah kaitan antara struktur terhadap perilaku, baru kemudian mengamati kinerja industri. Ketiga, menelaah hubungan antara kinerja dan perilaku dan baru mengaitkan dengan struktur. Ke empat, tidak mengamati kinerja sama sekali karena dianggap sudah terjawab dari menelaah hubungan antara perilaku dan struktur. Salah satu proksi untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan atau industri adalah profit yang dihasilkan oleh perusahaan atau industri tersebut. Secara umum, profitabilitas dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh struktur pasar, perilaku pasar, maupun proksi lain dari kinerja pasar. Secara khusus, profitabilitas dapat dipengaruhi oleh kolusi yang terjadi dalam sebuah industri, diferensiasi produk yang dilakukan dan efisiensi perusahaan. Kolusi yang terjadi dalam sebuah industri biasanya melibatkan beberapa perusahaan besar dalam industri, sehingga tingkat konsentrasi yang lebih tinggi akan membuat biaya kolusi lebih rendah atau murah. Kolusi dilakukan agar perusahaan dapat menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi sehingga profit perusahaan dalam industri akan meningkat. Tingkat harga yang lebih tinggi juga dapat diperoleh perusahaan dengan cara melakukan diferensiasi produk. Diferensiasi produk yang dilakukan kemudian akan berpengaruh positif terhadap profit atau tingkat keuntungan sebagai proksi dari kinerja. Selanjutnya, ketika perusahaan melakukan diferensiasi produk, maka perusahaan tersebut dapat 5

meningkatkan pangsa pasarnya. Profit yang tinggi tidak hanya diperoleh dengan tingkat harga yang tinggi, tetapi juga dapat diperoleh dengan biaya yang rendah. Tingkat biaya yang rendah hanya dapat dicapai bila perusahaan beroperasi secara efisien. Perusahaan yang efisien tersebut akan berkembang dan dapat memperoleh pangsa pasar yang lebih besar, dan pada akhirnya dapat membentuk konsentrasi yang tinggi pula. Hubungan antara struktur, perilaku dan kinerja berbeda-beda pada setiap industri, karena karakteristik dasar yang dimiliki berbeda. Karakteristik dasar dapat diartikan sebagai sistem yang mempengaruhi sebuah industri. Menurut Neuberger (1997) dari hasil penelitian yang berjudul Structure,Conduct and Performance in Banking Market dijelaskan bahwa hubungan struktur-perilakukinerja berbeda pada industri perbankan di Amerika dan di Eropa. Hal tersebut dibuktikan dengan hubungan antara pangsa pasar, konsentrasi dan profitabilitas. Dari hasil penelitian Smirlock (1985) yang berjudul Evidence of The (Non) Relationship between Concentration and Bank Profitability, ternyata konsentrasi tidak mempengaruhi profitabilitas dalam industri perbankan. Hal ini tentu saja berbeda dengan hasil SCP untuk industri lain-lain pada umumnya di mana peningkatan konsentrasi akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Konsentrasi mempengaruhi profit tidak hanya secara langsung melalui kolusi, tetapi juga secara tidak langsung melalui kompetisi non harga. Ini merupakan hasil penelitian Strickland dan Weiss yang berjudul Advertising, Concentration and Price cost margin (1975) dalam Amalia (2007). Berbeda lagi dengan hasil penelitian dari Katib (2004) yang berjudul Market Structure and Performance in 6

the Malaysian Banking Industri: a rebust estimation menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan M. Smirlock bahwa konsentrasi pasar menentukan profitabilitas di industri perbankan Malaysia, sehingga hasil penelitian tersebut masih konsisten mendukung SCP tradisional. Hasil penelitian Naylah (2010)menemukan bahwa industri perbankan Indonesia selama kurun waktu 2004-2008 memiliki nilai CR4 lebih dari 40 persen yang artinya dengan berdasarkan kriteria oligopoli J.S. Bain, maka struktur pasar industri perbankan pada periode tersebut adalah berbentuk oligopoli konsentrasi moderat rendah dan bahkan pada pangsa pasar dana pihak ketiga (DPK) mendekati oligopoli konsentrasi moderat tinggi dengan nilai CR4 mendekati 50 persen. Selanjutnya, berdasarkan analisis regresi pada model panel data tersebut, dengan tingkat signifikansi 5 persen secara statistik konsentrasi pasar sebagai proksi struktur pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas sebagai proksi kinerja pada bank umum di Indonesia periode 2004-2008. Hal ini menunjukkan bahwa industri perbankan di Indonesia yang dalam penelitian ini diwakili oleh 16 bank umum terbesar yang menguasai lebih 75 persen total pangsa pasar ini mendukung tradisional hipothesis yang menganggap bahwa konsentrasi merupakan proksi dari kekuasaan pasar (market power). Peningkatan konsentrasi didukung oleh adanya kebijakan penguatan struktur permodalan sesuai arah kebijakan API dengan merger dan atau akuisisi yang dilakukan perbankan guna memperkuat struktur permodalan. Selain itu, industri perbankan di Indonesia tidak mendukung hipotesis diferensiasi produk yang menyatakan bahwa pangsa pasar sebagai proksi dari struktur pasar akan 7

berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Koefisien yang negatif dari pangsa pasar juga menunjukkan bahwa bank dalam industri tidak dijalankan secara efisien, sehingga ketika pangsa pasar meningkat, profitabilitas yang dihasilkan justru akan berkurang. Kesimpulan ini mempertegas bahwa industri perbankan Indonesia menolak hipotesis diferensiasi produk dan hipotesis efisiensi, sebaliknya mendukung hipotesis SCP tradisional. Naylah (2010) dalam penelitiannya menggunakan variabel struktural dan variabel kontrol. Variabel struktural yang dipergunakan adalah rasio konsentrasi dan market share sedangkan variabel kontrol menggunakan dan variabel lainnya yang mempengaruhi profitabilitas bank, antara lain LDR, CAR dan pertumbuhan dana pihak ketiga. Terdapat keterbatasan jumlah sampel dan variabel, baik variabel kontrol maupun variabel struktural yang mempengaruhi kinerja industri perbankan, sehingga bagi penelitian selanjutnya perlu ditambahkan jumlah sampel, variabel struktural dan variabel kontrol agar lebih mewakili populasi industri perbankan. Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh kebijakan API terutama terkait dengan penguatan struktur modal terhadap struktur industri perbankan Indonesia yang tercermin dari peningkatan kinerja/profitabilitas perbankan. Market share dalam hal ini sebagai proksi struktur pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perbankan sebagai proksi kinerja bank umum di Indonesia. Selanjutnya, perlu juga dilakukan penelitian terhadap profitabilitas sebagai proksi kinerja bank umum diperoleh 8

karena perilaku operasional bank dijalankan dengan efisien. Untuk lebih mewakili industri perbankan, maka di dalam penelitian kali ini akan dilakukan purposive sampling. 1.2. PERUMUSAN MASALAH Dengan menggunakan paradigma Structure-Conduct-Performance (SCP), penelitian ini akan mengungkapkan hubungan antara struktur pasar dan kinerja struktur industri perbankan Indonesia, dimana market share sebagai proksi struktur pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perbankan sebagai proksi kinerja bank umum di Indonesia. Selanjutnya, perlu juga dilakukan penelitian yang mengungkapkan bahwa efisiensi akan meningkatkan pangsa pasar dan pada akhirnya akan meningkatkan operasional bank, artinya bank telah dijalankan dengan efisien. Dari perumusan masalah tersebut dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah struktur pasar industri perbankan Indonesia, sebagaimana dicerminkan oleh pangsa pasar pada periode selama kurun waktu 2004.1-2011.4? 2. Bagaimanakah perilaku pasar industri perbankan Indonesia, sebagaimana dicerminkan oleh rasio BOPO pada periode selama kurun waktu 2004.1-2011.4? 3. Bagaimanakah kinerja industri perbankan Indonesia, sebagaimana dicerminkan oleh rasio ROA pada periode selama kurun waktu 2004.1-2011.4 9

4. Sejauh mana kinerja industri perbankan Indonesia dipengaruhi oleh struktur pasar, perilaku pasar dan variabel lainnya seperti CAR dan LDR? 1.3.TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini secara khusus akan menelaah lebih dalam mengenai : 1. Analisis struktur pasar industri perbankan Indonesia pada periode selama kurun waktu 2004.1-2011.4; 2. Analisis perilaku pasar industri perbankan Indonesia pada periode selama kurun waktu 2004.1-2011.4; 3. Analisis kinerja industri perbankan Indonesia pada periode selama kurun waktu 2004.1-2011.4; 4. Analisis pengaruh kinerja industri perbankan Indonesia terhadap struktur pasar, perilaku pasar dan variabel lainnya seperti CAR dan LDR? 1.4. BATASAN MASALAH Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh kebijakan API terutama terkait dengan penguatan struktur modal terhadap struktur industri perbankan Indonesia yang tercermin dari peningkatan kinerja/profitabilitas perbankan. Dalam hal ini, pangsa pasar sebagai proksi struktur pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perbankan dan rasio BOPO sebagai proksi perilaku pasar yang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas perbankan serta variabel lainnya seperti CAR dan LDR yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perbankan. Untuk lebih 10

mewakili populasi industri perbankan, maka di dalam penelitian kali ini akan dilakukan secara populasi pada seluruh Bank Umum konvensional di Indonesia. Namun karena luasnya ruang lingkup pada penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan tersebut pada periode penelitian triwulan satu tahun 2004 sampai dengan triwulan empat tahun 2011. Bank umum yang akan diteliti adalah Bank Umum konvensional secara populasi yang berjumlah 111 bank. 1.5. MANFAAT PENELITIAN a. Memberikan manfaat bagi Bank Indonesia sebagai acuan untuk menentukan kebijakan-kebijakan strategis dan tepat ditengah berbagai tantangan yang dihadapi perekonomian nasional dan mampu mengarahkan industri perbankan nasional untuk menerapkan prinsip kehati-hatian berdasarkan aturan berstandar Internasional. b. Memberikan manfaat bagi pengelola Bank untuk menentukan kebijakan dalam mencapai kinerja yang baik dan sebagai bahan pengambilan keputusan. c. Sebagai bahan informasi bagi mereka yang berminat masalah perbankan, dan menjadi bahan untuk penelitian lebih lanjut. 1.6. SISTIMATIKA PENULISAN LAPORAN Penulisan laporan penelitian akan mengikuti format sebagai berikut : a. Bab I akan menguraikan mengenai pendahuluan, yang memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika laporan penelitian. 11

b. Bab II, pada intinya merupakan survei literatur, yang menelusuri semua teori yang relevan dengan topik penelitian tentang struktur, perilaku dan kinerja (structure, conduct, performance) dalam industri perbankan. Selain itu, juga akan diidentifikasi studi empiris yang telah dilakukan sebelumnya mengenai topik yang sama dengan penelitian ini. d. Bab III akan menjabarkan metode penelitian yaitu : lokasi dan waktu penelitian, pendekatan penelitian, pemilihan variabel struktural dan varibel kontrol, definisi operasional dari variabel-variabel yang diteliti, tehnik pengumpulan data, tehnik pengolahan dan analisis data. e. Bab IV secara khusus akan menganalisis struktur, perilaku dan kinerja industri perbankan Indonesia pada periode penelitian, serta sejauh mana pengaruh struktur, perilaku, dan variabel lain seperti CAR dan LDR terhadap kinerja industri perbankan Indonesia f. Bab V akan merangkum penemuan hasil studi ini dan menarik kesimpulan serta implikasi kebijakan. 12