BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

TUGAS AKHIR PERIODE 128/

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TRANS STUDIO SEMARANG. Keg. Penerima Gate / Main Entrance Disesuaikan Parkir Pengunjung 16.

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

STADION AKUATIK DI SEMARANG

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

TUGAS AKHIR 131/ BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

Tabel 2.7: Hasil Studi Banding Aspek Kampus Perkapalan Undip Kampus Perkapalan ITS Kampus Perkapalan UI Kesimpulan Aspek Kontekstual

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI Konsep Perencanaan Dan Program Dasar Perancangan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

Tabel 5.1 : Rekapitulasi Program Ruang Depo Lokomotif

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN BUDAYA CIREBON. Tabel 7.1 Total Kebutuhan Luas Bangunan Taman Budaya Cirebon

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

Transkripsi:

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Jenis Ruang Sub Ruang Total (m 2 ) Penerima Lobby Utama 124 Ruang Informasi 12 Jumlah 135 Sirkulasi 10 % 13.5 Total 150 Pameran Ruang Pameran 1350 Ruang Informasi 8 Gudang Koleksi 50 Jumlah 1408 Sirkulasi 30% 422 Total 1830 Teater Lobby 32 Ruang Penonton 50 Panggung 20 Ruang Ganti dan Make Up Ruang Persiapan 8 Ruang Operator 8 Ticket Box 2 Gudang 9 8 Jumlah 133 Sirkulasi 50 % 72 Total 216 Audio Visual Lobby 32 Ruang Penonton 50 Ruang operator 4 Ticket Box 2 Gudang 9 Jumlah 97 Sirkulasi 50 % 48.5 Total 145 Perpustakaan Ruang Baca 37.5 Ruang staff perpustakaan 5 Rak Buku 10 Gudang 9 75

Ruang Arsip 9 Jumlah 70,5 Sirkulasi 50 % 36 Total 106 Jumlah total 2447 Tabel 6.1: Besaran Ruang Kegiatan Utama Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok kegiatan penunjang Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Jenis Ruang Sub Ruang Total (m 2 ) Cafetaria Counter pemesanan 4,5 Ruang Makan 42 Ruang cuci tangan 3,84 Dapur 15 Gudang Kering 9 Gudang Basah 9 Jumlah 84 Sirkulasi 20 % 16,8 Total 100 Souvenir Shop Ruang Display souvenir 44,8 Kasir 6 Gudang 9 Jumlah 60 Sirkulasi 20% 12 Total 72 Jumlah total 172 Tabel 6.2: Besaran Ruang Kegiatan Penunjang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang pengelola Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Jenis Ruang Sub Ruang Total (m 2 ) Kantor Utama R.Tunggu 20 R. Kepala Pimpinan 25 R. Wakil Kepala 5 R.Sekretaris 5 R.Administrasi 10 R. Pelaksanaan 10 R. Humas 10 R. Perlengkapan 10 76

R. Rapat 30 Gudang Arsip 13,2 Jumlah 138 Sirkulasi 20 % 27,6 Total 166 Pameran R.Kepala Divisi 10 R. Staf 10 R. Kurator 10 Jumlah 30 Sirkulasi 20% 6 Total 36 Perpustakaan R.Kepala Divisi 10 R. Staf 10 Jumlah 20 Sirkulasi 20 % 4 Total 24 Teater R.Kepala Divisi 32 R. Staf 50 Jumlah 97 Sirkulasi 20 % 48.5 Total 145 Audio Visual R.Kepala Divisi 10 R. Staf 10 Jumlah 20 Sirkulasi 20 % 4 Total 24 Service Pantry 15 Ruang Keamanan 9 Ruang Cleaning service 9 Jumlah 33 Sirkulasi 20 % 6,6 Total 40 Jumlah total 314 Tabel 6.3: Besaran Ruang Kegiatan Pengelola Jenis ruang dan kebutuhan luasan Kegiatan servis dan teknis Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Jenis Ruang Sub Ruang Total (m 2 ) Lavatory Pengunjung Lavatory Pria 80 Lavatory Wanita 80 Jumlah 160 77

Sirkulasi 30 % 48 Total 208 Lavaatory Karyawan Lavatory Pria 20 Lavatory Wanita 20 Jumlah 40 Sirkulasi 30% 12 Total 52 Musholla Ruang sholat 22,5 Ruang wudhu 12 Jumlah 35 Sirkulasi 30 % 10,5 Total 46 Teknis R. Genset 50 R.Panel Listrik 24 R. Pompa 30 R.Teknisi 10 Pembuangan sampah 6 Jumlah 124 Sirkulasi 10 % 12 Total 136 Jumlah total 314 Tabel 6.4: Besaran Ruang Kegiatan Servis dan teknis Jenis ruang dan kebutuhan luasan Kegiatan parkir Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Jenis Ruang Sub Ruang Total (m 2 ) Parkir Pengunjung Mobil 450 Motor 180 Jumlah 630 Sirkulasi 100 % 630 Total 1.260 Parkir Karyawan Mobil 105 Motor 42 Jumlah 147 Sirkulasi 100% 147 Total 294 Jumlah total 1554 Tabel 6.5: Besaran Ruang Kegiatan Parkir 6.1.2. Kebutuhan Besaran Luas dan Besaran Tapak 78

Kebutuhan luasan total untuk bangunan Pusat Informasi Budaya Baduy adalah sebagai berikut : Kegiatan Luas (m 2 ) Kegiatan Utama 2447 Kegiatan Penunjang 172 Kegiatan Pengelola 314 Kegiatan Servis dan Teknis 442 Parkir 1554 Jumlah Luas 4929 Sirkulasi 30 % 1479 Luas Total Keseluruhan 6408 Tabel 6.6: Rekapitulasi besaran ruang Dari kriteria pemilihan tapak pada bab sebelumnya, maka tapak terpilih berada di jalan Gambar 6.1: Tapak terpilih Berikut batas-batas lahan : Utara : Jalan Batara Selatan : Hutan Timur : Permukiman Barat : Hutan Kondisi Fisik : Lahan kosong Luas Lahan : 18.000 m 2 Tata Guna Lahan : permukiman, perdagangan, dan pariwisata Luas Lahan : 18.000 m 2 KDB : 30% KLB : 0,9 Ketinggian Bangunan Maks : 3 lantai 79

Dengan memperhatikan peraturan bangunan seperti KDB, KLB, ketinggian maksimal, dan Garis Sempadan Bangunan, maka bangunan Pusat Informasi Budaya Baduy ini akan menggunakan pendekatan terhadap peraturan bangunan setempat sebagai berikut : Luas lantai dasar yang boleh terbangun : KDB x Luas Lahan = 30% x18.000 m 2 = 5.400 m 2 6.2 Program dasar perancangan 6.2.1 Aspek Kinerja a. Sistem pencahayaan Sistem pencahayaan pada bangunan Informasi Budaya Baduy direncanakan menggunakan dua sistem pencahayaan yaitu pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan Alami Dalam upaya penghematan energi dan biaya maka digunakan sistem pencahayaan alami pada ruang-ruang yang memungkinkan untuk memperoleh sinar matahari. Upaya pencahayaan alami secara maksimal namun tetap menjaga agar kenyamanan ruang tidak terganggu. Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan dalam mengendalikan pencahayaan alami agar tidak melampaui batas kenyamanan, misalnya dengan menggunakan sun shading atau bahan khusus lainnya. Pencahayaan buatan Diterapkan pada ruang-ruang yang kurang terjangkau pencahayaan alami dari matahari, pada ruang-ruang yang digunakan pada malam hari, dan pada saat matahari tidak stabil (kondisi cuaca). Untuk aktifitas pameran dan pertemuan, pencahaan buatan sangat penting dalam memberi efek-efek visual tertentu. b. Sistem Penghawaan / Pengkondisian Ruang Sistempengkondisian udara yang diterapkan dalam perencanaan dan perancangan Pusat Informasi Budaya Baduy dilakukan dengan dua cara yaitu : Penghawaan alami Sistem ini diterapkan untuk efisiensi sehingga pada ruangan-ruangan tertentu tidak harus menggunakan pengkondisian udara. Penghawaan alami berasal dari lubang-lubang dinding seperti jendela dan lubang angin. Penghawaan buatan Penghawaan buatan diterapkan pada ruangan-ruangan yang di dalamnya dibutuhkan kenyamanan tinggi untuk melakukan kegiatan dan pada ruanganruangan yang tidak mungkin mendapatkan penghawaan alami. c. Sistem Jaringan Air Bersih Kebutuhan air bersih dapat diambil dari jaringan air bersih yang bersumber dari sumur artesis dan PDAM. Ada dua sistem yang dapat digunakan untuk pendistribusian air bersih yaitu down feed system dan up feed system. 80

d. Sistem Pembuangan Sampah Sistem pembuangan sampah yang direncanakan bertujuan untuk keefisiensian dengan tetap menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan Pusat Informasi Budaya Baduy. e. Sistem Pencegahan Kebakaran Sistem pencegahan kebakaran yang diterapkan dalam perencanaan Pusat Informasi Budaya Baduy terdiri dari dua jenis, yaitu : Pencegahan aktif kebakaran Terdiri dari Fire hydrant, Portable fire extinguisher dan Pylar hydrant. Fire hydrant mempunyai luas pelayanan 800 m², ditempatkan pada koridor dan tempat-tempat yang mudah dicapai sedangkan Portable fire extinguisher, mempunyai luas pelayanan 200 m², ditempatkan di daerah umum atau pada ruangan yang kecil dan Pylar hydrant, mempunyai luas pelayanan 25 m², ditempatkan untuk penanggulangan kebakaran pada tingkat awal yang bekerja secara otomatis karena pengaruh suhu. Digunakan sprinkler warna jingga atau merah. Pencegahan pasif kebakaran Pencegahan pasif kebakaran dapat berupa tangga darurat kebakaran atau ruangan tertentu yang disediakan untuk evakuasi orang-orang dari kebakaran, keduanya dikondisikan tahan tehadap api dan dapat terhindar dari panas serta asap kebakaran. f. Sistem Komunikasi Dalam melakukan kegiatan diperlukan komunikasi secara verbal dan non verbal. Perlu diterapkannya sistem komunikasi di dalam Audio visualtek untuk dapat berkomunikasi secara mudah dan lancar. Ada dua macam sistem komunikasi berdasarkan lokasi terjadinya komunikasi yaitu: Sistem Komunikasi Internal Sistem komunikasi ini diterapkan untuk komunikasi yang terjadi antar ruang atau dalam satu ruang yang dilakukan antar pengelola dan pengelola ke pengunjung. Sistem Komunikasi Eksternal Sistem komunikasi ini diterapkan untuk komunikasi yang terjadi dari dan ke luar bangunan Pusat Informasi Budaya Baduy. g. Sistem Penangkal Petir Alternatif sistem penangkal petir yang dapat digunakan sebagai sistem pengamanan bangunan adalah sistem Franklin dan sistem Faraday. Sistem penangkal petir Franklin efektif untuk bangunan dengan atap yang tidak lebar karena bekerja melindungi area kerucut dengan sudut 120 pada puncaknya, dan system penangkal petir Faraday yang cocok diterapkan pada bangunan dengan atap lebar. 81

h. Sistem Keamanan Pengamanan dilakukan dengan dua cara yaitu pengamanan secara manual dan mekanikal pada tempat-tempat yang membutuhkan tingkat keamanan biasa seperti ruang publik yaitu hall, shop, cafetaria dll, ataupun pada tempat-tempat yang membutuhkan pengamanan ekstra. i. Sistem Transportasi Vertikal Sebagai bangunan umum yang bertingkat, Pusat Informasi Budaya Baduy memerlukan keberadaan transportasi vertical. Transportasi vertikal tersebut dapat berupa tangga dan ramp. 6.2.2 Aspek Teknis a. Sistem Struktur Sistem struktur yang dibutuhkan pada bangunan ini adalah sistem struktur yang dapat memberikan kekokohan, kekakuan dan daya tahan terhadap gangguan alam, misalnya gempa, angin dan kebakaran serta sesuai dengan iklim dan kondisi setempat. Struktur bangunan terbagi menjadi tiga : a. Sub struktur Struktur pondasi harus diperhitungkan mampu menjamin kinerja bangunan sesuai fungsinya dan dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban hidup dan gaya-gaya luar seperti tekanan angin dan gempa termasuk stabilitas lereng apabila didirikan di lokasi berlereng. Untuk massa bangunan yang tidak bertingkat menggunakan pondasi batu kali dan beton bertulang, sedangkan untuk bangunan bertingkat atau banguna yang membutuhkan bentang lebar menggunakan pondasi footplat. b. Struktur badan bangunan Sistem struktur berdasarkan persyaratan bentang yang dibutuhkan dan kebutuhan estetis arsitektural. Sistem struktur konvensional yaitu dengan struktur rangka beton dengan modul pendek, efektif digunakan untuk ruangruang yang tidak memiliki persyaratan bentang lebar seperti pameran, ruang pengelola, dll. Sistem struktur advance, efektif digunakan untuk ruang yang membutuhkan bentang lebar seperti ruang audio visual, teater, hall serbaguna. Sedangkan dari segi arsitektural kedua sistem ini dapat diolah untuk dapat menghasilkan bentuk yang beragam dan estetis. c. Stuktur atap Untuk struktur atap bangunan, pemilihan sistem strukturnya didasarkan pada pertimbangan bentang yang dibutuhkan, bentuk atap dan citra bangunan yang direncanakan. Atap bangunan Pusat Budaya dan Pariwisata ini menggunakan struktur atap rangka baja yang ditutup oleh bahan penutup yang sesuai dengan persyaratan struktur dan untuk menyesuaikan dengan citra bangunan yang ingin ditampilkan. b. Sistem Modul Penentuan sistem modul struktur pada suatu banguna merupakan hal yang penting karena dapat menjadikan bangunan ini memiliki ruang yang optimal sehingga 82

dapat memengaruhi fleksibilitas dalam pengembangan bangunan, kenyamanan bangunan karena tercipta ruang yang baik, keefektifan ruang dan terbentuknya estetika yang diperoleh dari pola yang tercipta dari modul struktur tersebut Modul Horizontal Modul horizontal didapatkan dari dimensi panjang dan lebar ruang sehingga menjadikan ruang tersebut efektif dan efisien dan menghasilkan ruang yang memiliki aktivitas yang efektif, perletakan perabot yang memadai, hemat bahan bangunan karena sesuai dengan modul, pola sirkulasi yang nyaman Modul Vertikal Modul vertikal ini merupakan jarak antar satu lantai dengan lantai lainnya secara vertikal. Dengan modul vertikal ini kita dapat memperkirakan ketinggian tiap lantai setelah ditambah dengan ducting, pemipaan, dan sebagainya. Modul vertikal ini dipengaruhi oleh aktivitas yang ada dalam ruang, ketebalan balok atau struktur horizontal dan kebutuhan ruang untuk perbaikan utilitas yang ada di balik plafon 6.2.3 Aspek Visual Arsitektur a. Bentuk Bangunan Bentuk luar bangunan Pusat Informasi Budaya ini mempertimbangkan unsur: Wujud, dimensi, warna dan tekstur, posisi, orientasi. Sehingga bangunan Pusay Informasi Budaya ini dapat menarik perhatian masyarakat dan berbeda dari bangunan lainnya. Dengan pertimbangan unusur-unsur di atas, tampilan bangunan menjadi menarik namun dengan ciri suku Baduy. b. Massa Bangunan Massa bangunan dengan bentuk vertikal memberikan view ke luar yang luas dan memiliki efisiensi yang tinggi karena untuk mencapai suatu ruang tidak harus berjalan jauh namun menggunakan alat transpostasi vertikal seperti tangga atau lift. Sedangkan massa bangunan yang menyebar dapat dengan efektif digunakan bila memiliki lahan yang luas. Dengan bentuk menyebar, ruangan di dalamnya menjadi lebih akrab, namun jangkauan menuju ruangan lain menjadi jauh. c. Tata Ruang Luar Sirkulasi pada tapak merupakan hal penting karena sirkulasi yang ada harus sesuai. Maka sirkulasi pada tapak untuk bangunan Pusat Informasi Budaya harus memberikan kemudahan, kenyamanan dan keamanan saat menuju pintu masuk tapak yang mengarah pada pintu masuk utama. Sirkulasi menuju tiap bangunan harus mudah dilihat dan dijangkau, memisahkan antara sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan. d. Tata Hijau Tata hijau pada area bangunan Pusat Informasi Budaya dapat digunakan sebagai penentu sirkulasi, peneduh, menciptakan iklim mikro serta untuk estetika. Hal ini dikarenakan suku Baduy yang merupakan Objek dari Pusat Informasi Budaya selalu 83

bersinergi dengan alam. Mereka selalu menghormati dan menjaga alam sekitar sesuai dengan peraturan adat. 84