INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ACEH SELATAN, PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

dokumen-dokumen yang mirip
INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ACEH SINGKIL DAN SIMELUE PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ROKAN HULU DAN ROKAN HILIR, PROVINSI RIAU

EKSPLORASI UMUM DOLOMIT DI KABUPATEN KARO, PROVINSI SUMA- TERA UTARA. Djadja Turdjaja, Zulfikar, Corry Karangan Kelompok Program Penelitian Mineral

INVENTARISASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN FAKFAK, PROVINSI IRIAN JAYA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah

INVENTARISASI DAN EVALUASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DAN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN MINERAL NON LOGAM KABUPATEN SARMI, PROVINSI PAPUA

INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI IRIAN JAYA BARAT

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA Reza Mochammad Faisal Kelompok Penyelidikan Mineral Logam SARI

BAB II TINJAUAN UMUM

PROSPEKSI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH KELUMPANG DAN SEKITARNYA KABUPATEN MAMUJU, PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN SERUYAN DAN KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB II TINJAUAN UMUM

INVENTARISASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ACEH UTARA DAN KABUPATEN BIREUEN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN BALLCLAY DI KABUPATEN BENGKAYANG, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN KUARSIT DI KABUPATEN GAYO LUES, PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB 2 Tatanan Geologi Regional

INVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN MUSI RAWAS DAN MUSI BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II TINJAUAN UMUM

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ACEH SINGKIL DAN SIMEULUE PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BAB I PENDAHULUAN. bijih besi, hal tersebut dikarenakan daerah Solok Selatan memiliki kondisi geologi

PENELITIAN BATUAN ULTRABASA DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA. Djadja Turdjaja, Martua Raja P, Ganjar Labaik

POTENSI BAHAN GALIAN GRANIT DAERAH KABUPATEN TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN SERUYAN DAN KOTAWARINGIN TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

INVENTARISASI BITUMEN PADAT DAERAH LOA JANAN DAN SEKITARNYA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DAN KOTA SAMARINDA, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Bab III Geologi Daerah Penelitian

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB. I PENDAHULUAN. Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan

BAB II GEOLOGI REGIONAL

REKAMAN DATA LAPANGAN

INVENTARISASI DAN EVALUASI ENDAPAN BITUMEN PADAT DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH DAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Batugamping Bukit Karang Putih merupakan bahan baku semen PT Semen

INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN BAHAN GALIAN INDUSTRI KABUPATEN KEPULAUAN RIAU, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB 2 TATANAN GEOLOGI

.INVENTARISASI MINERAL BUKAN LOGAM DI KABUPATEN POSO DAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB II GEOLOGI REGIONAL

INVENTARISASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN ACEH TIMUR DAN ACEH TAMIANG PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumatera terletak di sepanjang tepi Barat Daya Paparan Sunda, pada perpanjangan

INVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH DAN LAMPUNG TIMUR, PROVINSI LAMPUNG

Daftar Penyuluh Pertanian Kementerian Pertanian Satminkal Bapel Kab. Aceh Selatan Per :

POTENSI ENDAPAN EMAS SEKUNDER DAERAH MALINAU, KALIMANTAN TIMUR

BAB II TINJAUAN UMUM

ENDAPAN ZIRKON DI DAERAH PANGKALAN BATU KECAMATAN KENDAWANGAN, KABUPATEN KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB II TINJAUAN UMUM

EKSPLORASI UMUM BAHAN BAKU SEMEN DI KABUPATEN PASIR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB II GEOLOGI REGIONAL

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN BESI DI KABUPATEN MUARA ENIM, PROVINSI SUMATERA SELATAN

INVENTARISASI MINERAL BUKAN LOGAM DI KABUPATEN MAMUJU DAN KABUPATEN MAMASA, PROVINSI SULAWESI BARAT

SURVEY GEOKIMIA MINERAL LOGAM DI PROVINSI SUMATERA BARAT. Ernowo, Kisman, Armin T, Eko Yoan T, Syahya S. , P.Total, S.Total, H 2. , Al 2.

PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH PRONGGO DAN SEKITARNYA, KABUPATEN MIMIKA, PROVINSI PAPUA. SARI

BAB III Perolehan dan Analisis Data

POTENSI BAHAN GALIAN PASIR KUARSA DI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI, KABUPATEN LAMPUNG TIMUR, PROVINSI LAMPUNG

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

lajur Pegunungan Selatan Jawa yang berpotensi sebagai tempat pembentukan bahan galian mineral logam. Secara umum daerah Pegunungan Selatan ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN 1.3 LOKASI PENELITIAN

BPS Aceh Selatan. Bab I / Geography. Bab I Geografis/Geography

BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL

Bab II Geologi Regional

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN PASIR BESI DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN. PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Bemmelen (1949), lokasi penelitian masuk dalam fisiografi

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BATUBARA DI DAERAH LONGIRAM DAN SEKITARNYA KABUPATEN KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

INVENTARISASI MINERAL BUKAN LOGAM DI KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN DAN KABUPATEN BANGGAI LAUT, PROVINSI SULAWESI TENGAH

PENYELIDIKAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH HALMAHERA DAN SEKITARNYA KABUPATEN HALMAHERA SELATAN - PROVINSI MALUKU UTARA. Oleh.

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan

BAB II GEOLOGI REGIONAL

RESUME HASIL KEGIATAN PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK PULAU LOMBOK SEKALA 1:

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II TINJAUAN UMUM

EKSPLORASI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH PAINAN, KABUPATEN PAINAN PROPINSI SUMATERA BARAT

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. sangat ekonomis yang ada di Indonesia. Luas cekungan tersebut mencapai

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

EKSPLORASI TIMAH DAN REE DI PULAU JEMAJA, KECAMATAN JEMAJA KABUPATEN ANAMBAS, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Geologi Daerah Tajur dan Sekitarnya, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat Tantowi Eko Prayogi #1, Bombom R.

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH

Transkripsi:

INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ACEH SELATAN, PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Zulfikar, Iwan Aswan H., Corry Karangan, Bayu Sayekti Kelompok Program Penelitian Mineral S A R I Dari hasil kegiatan inventarisasi dan penyelidikan ini telah dapat diidentifikasikan keterdapatan 9 (sembilan) jenis bahan galian yang termasuk kelompok mineral non logam. Bahan galian tersebut yakni pasir kuarsa, granit, sirtu, basal, batugamping, kuarsit, lempung, diorit dan andesit. Pasir kuarsa dengan jumlah sumber daya sebesar 850 ribu ton tersebar di dua lokasi di Kabupaten Aceh Selatan. nit dengan jumlah sumber daya sebesar 355 juta ton tersebar pada empat lokasi. Sirtu baik berupa sirtu sungai, sirtu gunung maupun sirtu pantai tersebar di 10 lokasi dengan jumlah sumber daya sebesar 62 juta ton. Basal dengan sumber daya sebesar 95 juta ton tersebar di empat lokasi. Batugamping dengan sumber daya 117 juta ton tersebar di sembilan lokasi. Kuarsit dengan sumber daya sebesar 20 juta ton terdapat pada satu lokasi. Lempung dengan sumber daya hipotetik 8,5 juta ton tersebar di dua lokasi. Diorit dengan sumber daya sebesar 40 juta ton tersebar di dua lokasi. Andesit dengan sumber daya 25,5 juta ton tersebar di dua lokasi. Di antara bahan galian non logam tersebut, beberapa jenis bahan galian yakni pasir kuarsa, granit, batugamping, dan lempung yang terdapat di beberapa lokasi dapat dikembangkan lebih lanjut. PENDAHULUAN Pusat Sumber Daya Geologi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya pada Tahun Anggaran 2006 ini telah melakukan kegiatan inventarisasi dan penyelidikan bahan galian non logam di berbagai lokasi di seluruh wilayah Indonesia. Salah satunya adalah daerah Kabupaten Aceh Selatan. Kabupaten ini terletak di bagian barat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kegiatan inventarisasi dan penyelidikan bahan galian yang dilakukan di daerah ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data dasar potensi bahan galian, baik lokasi keterdapatan, sumber daya (cadangan) maupun kualitasnya. Kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui prospek pemanfaatan dan pengembangan bahan galian yang terdapat di daerah tersebut. Kabupaten Aceh Selatan dengan ibukota Tapaktuan dapat dicapai melalui darat dari kota Banda Aceh ataupun dari kota Medan. Kabupaten Aceh Selatan dengan luas daratan sekitar 3.842 km 2 dan jumlah penduduk sebanyak 193.545 jiwa terbagi atas 16 wilayah kecamatan dan 375 wilayah desa / kelurahan. 1 Penyelidikan lapangan telah dilakukan pada bulan September Oktober 2006 yang lalu.dan dilaksanakan oleh personil dari Kelompok Program Penelitian Mineral, Sub Kelompok Kerja Mineral Non Logam. GEOLOGI UMUM Wilayah kabupaten Aceh Selatan termasuk ke dalam liputan Peta Geologi Bersistem Indonesia dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Skala 1 : 250.000 Lembar Sidikalang dan Sebagian Sinabang (Aldiss, DT. dkk, 1983) dan Lembar Tapaktuan (Cameron, N.R.. dkk., 1982). Berdasarkan Peta Geologi Lembar Sidikalang dan Lembar Tapaktuan tersebut batuan tertua yang terdapat di daerah ini adalah batusabak, arenit kuarsa, dan filit dari Formasi Kluet (Puk) yang berumur Karbon Awal Permian Akhir Di atas formasi batuan ini diendapkan berturut-turut batuan sedimen dan gunungapi dari Formasi Gunungapi Tapaktuan (Mult / Muvt) berumur yang terdiri dari basal, andesit, breksi, dan anggota batugamping. Selanjutnya diendapkan batuanbatuan malihan dari Kampleks Gneis Meukek

(Migm). Formasi-formasi batuan tersebut lalu diterobos oleh Intrusi Sibubung (Mpisb) yang terdiri dari granit fase leukokratik dan mafik. Di atasnya diendapkan batuan dari Formasi Gunungapi Trumon (Tmvt) yang terdiri dari batuan volkanik tersier, breksi, andesit dan batupasir. Selanjutnya adalah terobosan nit Samadua (Tmis) yang terdiri dari granit biotit, porfir dan aplit. Diatasnya diendapkan Formai Sibolga (Tlsb) yang terdiri dari batupasir, batulanau, batulumpur, dan konglomerat serta Formasi Loser (Tll) yang terdiri dari batupasir, serpih, batulanau, dan selingan tufaan. Selanjutnya diterobos oleh Retas (Qpds) yang terdiri dari mikrogabro. Di atasnya diendapkan Formasi Meulaboh (Qpm) yang terdiri dari kerikil, pasir dan lempungt. Terakhir diendapkan endapan Aluvium (Qh) berumur Holosen yang terdiri dari kerikil, pasir, dan lumpur. KEGIATAN PENYELIDIKAN Kegiatan penyelidikan ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kegiatan lapangan dan kegiatan laboratorium. Kegiatan lapangan meliputi pekerjaan pengumpulan data sekunder serta pengumpulan data primer. Pengumpulan data sekunder berupa hasil pekerjaan pihak lain yang diperoleh dari instansi di lingkungan pemerintah daerah, baik berupa data potensi bahan galian mineral non logam ataupun berupa data data penunjang seperti data sarana dan prasarana, keadaan sosial serta budaya masyarakat setempat. Sedangkan pengumpulan data primer yaitu berupa pekerjaan pengamatan langsung terhadap endapan bahan galian yang ditemukan serta dilanjutkan dengan pengambilan conto batuan yang mewakili endapan bahan galian tersebut untuk keperluan analisis laboratorium. Kegiatan laboratorium meliputi pemeriksaan secara fisika dan / atau kimia terhadap beberapa conto batuan yang telah diambil, yang dilakukan di laboratorium baik di dalam maupun di luar lingkungan Pusat Sumber Daya Geologi. Jenis-jenis analisis laboratorium yang dilakukan adalah sebagai berikut : - Analisis kimia unsur major untuk mengetahui kandungan oksida unsur-unsur yang umum terdapat dalam batuan. - Analisis Petrografi untuk memeriksa sifat optik sayatan batuan di bawah mikroskop dan menentukan jenis-jenis mineral atau batuannya. - Analisis mineralogi butir untuk mengetahui komposisi ukuran serta komposisi mineral dari conto batuan berupa pasir lepas. - Analisis poles untuk mengetahui kenampakan permukaan batuan setelah dipoles. - Analisis XRD untuk mengetahui jenis-jenis mineral yang terdapat dalam conto batuan. - Analisis Bakar untuk mengetahui sifat bakar bahan baku keramik. - Analisis Kuat Tekan untuk mengetahui kuat tekan batuan. HASIL PENYELIDIKAN Geologi Daerah Penyelidikan. Secara morfologi, di daerah ini dapat dibedakan dua satuan morfologi, yaitu satuan morfologi pegunungan bergelombang dan satuan morfologi daerah dataran.. Sungai-sungai yang mengalir di daerah ini pada umumnya mempunyai pola aliran sejajar yang dikontrol oleh litologi dan struktur sesar Beberapa satuan batuan yang dapat diamati di daerah Kabupaten Aceh Selatan ini adalah sebagai berikut : a. Satuan Endapan Aluvium Sungai dan Pantai, terdiri dari lempung, pasir, dan kerakal. b. Satuan batugamping, termasuk ke dalam Formasi Gunungapi Tapaktuan yang berumur Jura hingga Kapur. c. Satuan Batuan Basal, termasuk ke dalam Formasi Tapaktuan... d. Satuan Batupasir, termasuk ke dalam Formasi Sibolga yang berumur Oligosen hingga Miosen... e. Satuan Batuan nit, termasuk ke dalam nit Samadua berumur Eosen hingga Jura. f. Satuan Batuan Diorit, termasuk dalam Mikrodiorit Trumon. Potensi Endapan Bahan Galian Dari hasil kegiatan inventarisasi dan penyelidikan ini telah diidentifikasikan sebanyak sembilan jenis bahan galian yang termasuk kelompok mineral non logam. Bahan galian 2

tersebut yakni pasir kuarsa, granit, sirtu, basal, batugamping, kuarsit, lempung, diorit, dan andesit. a. Pasir Kuarsa, terdapat di daerah-daerah : - Desa Lhok Pau, Kecamatan Sawang, sumber daya hipotetik 250.000 ton. - Desa Air Dingin, Kecamatan Samadua, sumber daya hipotetik 600.000 ton. b. nit, terdapat di daerah-daerah : - Desa Lhok Pau, Kecamatan Sawang, sumber daya hipotetik 125.000.000 ton. - Desa Kutablang, Kecamatan Samadua, - Desa Sawang Bunga dan Lubuk Layu, Kecamatan Samadua, sumber daya hipotetik 105.000.000 ton. - Desa Ujung Karang, Kecamatan Sawang, sumber daya hipotetik 100.000.000 ton. c). Sirtu, terdapat di daerah-daerah : - Desa Kasik Putih, Kecamatan Samadua, sumber daya hipotetik 2.500.000 ton. - Desa Mutiara, Kecamatan Sawang, sumber daya hipotetik 250.000 ton. - Desa Krueng Baru, Kecamatan Labuhan Haji Barat, sumber daya hipotetik 2.500.000 ton. - Desa Silolo, Kecamatan Pasie Raja, sumber daya hipotetik 25.000 ton. - Desa Kampung Paya, Kecamatan Kluet Utara, sumber daya hipotetik 5.000.000 ton. - Desa Teupin Gajah, Kecamatan Pasie Raja, sumber daya hipotetik 1.300.000 ton. - Desa Pasie Lembang, Kecamatan Kluet Selatan, sumber daya hipotetik 250.000 ton. - Desa Simpang Dua, Kecamatan Kluet Tengah, sumber daya hipotetik 5.000.000 ton. - Desa Paya Dapur, Kecamatan Kluet Timur, - Desa Lawe Sawah, Kecamatan Kluet Timur, sumber daya hipotetik 20.000.000 ton. d). Basal, terdapat di daerah-daerah : - Desa Gunung Krambil, Kecamatan Tapaktuan, sumber daya hipotetik 37.500.000 ton. - Desa Panton Luas, Kecamatan Tapaktuan, - Desa Batuitam, Kecamatan Tapaktuan, sumber daya hipotetik 7.500.000 ton - Desa Panjupian, Kecamatan Tapaktuan, e). Batugamping, terdapat di daerah-daerah : - Desa Sawang Satu, Kecamatan Sawang, sumber daya hipotetik 750.000 ton. - Desa Simpang Tiga, Kecamatan Sawang, sumber daya hipotetik 12.500.000 ton. - Desa Rot Tengoh, Kecamatan Meukek, sumber daya hipotetik 2.500.000 ton. - Desa Kemumu Hilir, Kecamatan Labuhan Haji Timur, sumber daya hipotetik 18.750.000 ton. - Desa Panton Luas, Kecamatan Tapaktuan, sumber daya hipotetik 15.000.000 ton. - Desa Batuitam, Kecamatan Tapaktuan, - Desa Ujung Batu, Kecamatan Pasie Raja, sumber daya hipotetik 7.500.000 ton. - Desa Pucok Krueng, Kecamatan Pasie Raja, sumber daya hipotetik 20.000.000 ton. - Desa Jambu Keupok, Kecamatan Bakongan, sumber daya hipotetik 5.000.000 ton. f). Kuarsit, terdapat di daerah : - Desa Malaka, Kecamatan Kluet Tengah, sumber daya hipotetik 20.000.000 ton. g). Lempung, terdapat di daerah-daerah : - Desa Bukit Gading, Kecamatan Bakongan, sumber daya hipotetik 7.500.000 ton. - Desa Ladang Rimba, Kecamatan Trumon, sumber daya hipotetik 1.000.000 ton h). Diorit, terdapat di daerah : - Desa Seubadeh dan Lhok Jamin, Kecamatan Bakongan Timur, sumber daya hipotetik 40.000.000 ton. i). Andesit, terdapat di daerah-daerah : - Desa Jambo Dalem, Kecamatan Trumon Timur, sumber daya hipotetik 500.000 ton. - Desa Krueng Luas, Kecamatan Trumon Timur, sumber daya hipotetik 25.000.000 ton. 3

Prospek Pengembangan Bahan Galian. Dari sembilan jenis bahan galian mineral non logam yang terdapat di wilayah Kabupaten Aceh Selatan ini, beberapa bahan galian seperti pasir kuarsa, granit, batugamping, dan lempung yang terdapat di lokasi-lokasi tertentu dinilai mempunyai prospek yang cukup besar untuk dapat segera dimanfaatkan dan dikembangkan di daerah ini. Pemilihan jenis dan lokasi bahan galian tersebut didasarkan kepada beberapa kriteria, yaitu antara lain luas sebaran / besaran jumlah sumber daya, kesampaian lokasi dan kebutuhan / permintaan akan bahan galian tersebut baik lokal maupun regional serta kualitas atau mutu bahan galian yang diketahui dari hasil analisis laboratorium terhadap beberapa conto batuan. Bahan galian yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Pasir kuarsa. Dari dua lokasi pasir kuarsa yang terdapat di wilayah Kabupaten Aceh Selatan yang mempunyai prospek untuk dapat segera dimanfaatkan dan dikembangkan adalah endapan pasir kuarsa di daerah desa Air Dingin, Kecamatan Samadua, dengan sumber daya 600.000 ton. Endapan pasir kuarsa ini lokasinya tidak jauh dari kota Tapaktuan dan terletak di pinggir jalan raya. Bahan galian pasirkuarsa umumnya digunakan secara luas di berbagai bidang industri, seperti semen, gelas, bata tahan api, pengecoran logam, keramik, abrasive, silicon karbit, industri kimia dan lain-lain. Pasirkuarsa merupakan bahan baku utama dalam industri gelas. Untuk keperluan tersebut, umumnya diperlukan pasirkuarsa dengan kadar SiO 2 minimal 98%. Untuk pembuatan gelas berwarna, diperlukan pasir kuarsa dengan kadar SiO 2 minimal 95%, sedangkan untuk gelas optik SiO 2 minimal 99,8%. Ukuran butir pasir kuarsa untuk gelas umumnya antara 20 80 mesh (0,89 0,147 mm). b. nit. Di antara lokasi-lokasi granit yang telah dikemukakan sebelum ini, granit di daerah desa Lhok Pau, Kecamatan Sawang (sumber daya 125 juta ton) dan di desa Sawang Bunga, Kecamatan Samadua (sumber daya 105 juta ton) diperkirakan mempunyai prospek untuk dimanfaatkan dan dikembangkan lebih lenjut. nit di kedua lokasi ini terdapat tidak begitu jauh dari jalan raya dan secara megaskopis mempunyai tekstur warna yang cukup bagus serta tidak banyak memperlihatkan retakan. Penggunaan granit yang mempunyai nilai ekonomi tinggi adalah untuk batu dimensi. Juga digunakan pada konstruksi bangunan sebagai bahan eksterior maupun interior dalam bentuk pelapis dinding, lantai, monumen dan sebagainya. Selain itu tentu saja dapat digunakan sebagai batu pondasi maupun bahan agregat serta batuhias lainnya. c. Batugamping Beberapa lokasi endapan batugamping di daerah ini yaitu yang terdapat di desa Kemumu Hilir, Kecamatan Labuhan Haji Timur (sumber daya 18,75 juta ton), desa Pucok Krueng, Kecamatan Pasie Raja (sumber daya 20 juta ton), dan desa Jambo Keupok, Kecamatan Bakongan (sumber daya 5 juta ton) diperkirakan mempunyai prospek untuk dimanfaatkan dan dikembangkan lebih lanjut. Batugamping di lokasi-lokasi ini secara megaskopis mempunyai warna yang cukup menarik dan tidak banyak mempunyai retakan. Batugamping merupakan salah satu di antara bahan galian non logam yang paling luas penggunaannya dalam berbagai industri. Konsumen terbesar batugamping adalah industri semen dan bahan bangunan (agregat dan ornamen), kemudian diikuti oleh industri-industri lain seperti industri kertas, cat, plastik, kosmetik, farmasi, besi baja, tekstil, gula, kimia, agro industri dan lain-lain. Batugamping dapat digunakan baik dalam keadaan mentah (langsung dari penggalian) ataupun setelah melalui proses pembakaran, hidrasi, dan pengendapan kembali. Batugamping yang memiliki warna dengan motif menarik dapat dipoles untuk diperdagangkan sebagai marmer. d. Lempung Endapan lempung tersebar cukup luas di beberapa lokasi di wilayah Kabupaten Aceh Selatan ini. Di antara lokasi-lokasi tersebut, endapan lempung di daerah desa Bukit Gading, Kecamatan Bakongan 4

(sumber daya sebesar 7,5 juta ton) diperkirakan mempunyai prospek untuk dikembangkan lebih lanjut. Endapan lempung di lokasi ini telah mulai dimanfaatkan oleh penduduk setempat secara kecil-kecilan sebagai bahan baku untuk pembuatan bata merah. Produksi dan penggunaaan lempung yang sangat dominan selama ini dapat dikatakan dilakukan oleh sektor industri (pabrik) semen, yang menjadi salah satu komoditi bahan baku utama dalam produksi semen portland. Sedangkan pengguna lainnya yang tidak kalah penting dan menjadi penyerap utama lempung dalam jumlah relatif cukup besar adalah industri-industri genting, bata merah dan keramik baik yang dikerjakan secara modern/pabrikan industri kecil maupun tradisional atau pengrajin. KESIMPULAN. Bahan galian mineral non logam yang terdapat di daerah Kabupaten Aceh Selatan ini terdiri dari sembilan jenis, yaitu pasir kuarsa, granit, sirtu, basal, batugamping, kuarsit, lempung, diorit dan andesit. Di antara bahan galian non logam tersebut, pasir kuarsa, granit, batugamping dan lempung yang terdapat di beberapa lokasi dapat dipertimbangkan untuk segera dimanfaatkan dan dikembangkan lebih lanjut. Lokasi-lokasi tersebut adalah sebagai berikut : - Pasirkuarsa di daerah desa Air Dingin, Kecamatan Samadua. - nit di daerah desa Lhok Pau, Kecamatan Sawang dan desa Sawang Bunga, Kecamatan Samadua. - Batugamping di daerah desa Kemumu Hilir, Kecamatan Labuhan Haji Timur, desa Pucok Krueng, Kecamatan Pasie Raja, serta desa Jambo Keupok, Kecamatan Bakongan. - Lempung di daerah Bukit Gading, Kecamatan Bakongan. Untuk keperluan tersebut, diperlukan penyelidikan yang lebih sistematis dan lebih terinci untuk bahan galian di lokasi-lokasi tersebut. DAFTAR PUSTAKA a. Bemmelen, RW. van, 1949, The Geology of Indonesia, volume I-A, dan I-B., Government Printting Office, The Haque. b. Cameron, NR., et.all., 1982, Peta Geologi Lembar Tapaktuan, Sumatera, skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. c. Aldiss, DT., et.all., 1983, "Peta Geologi Lembar Sidikalang, Sumatera, skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. d. Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Selatan, 2005, Aceh Selatan Dalam Angka Tahun 2004, Kerjasama Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Selatan dengan Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Aceh Selatan. 5

97 2'00" 97 17'30" 97 33'00" 97 48'30" N W E S 3 33'00" 'W'W 0 4 8 12 Km 3 33'00" 'W #Y 3 17'30" 'W 'W %a (^%a (^ Gr %a #Y Blang Dalam &V%a %a 'W&V #Y &V &V Bs 'W TAPAK TUAN &V'W Si 'W (^ Kota Fajar #Y '] #Y Durian Kawan Qz Kab. Aceh Tenggara 3 17'30" 3 2'00" SAMUDERA INDONESIA Indra Damai #Y &\ 'W'W 3 2'00" PETA LOKASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ACEH SELATAN PROV. NANGGROE ACEH DARUSSALAM #Y Bakongan Seubadeh #Y $Z$Z Cly Dio Dio &\ #Y Trumon $ $ An An 2 46'30" KETERANGAN : Jalan Sungai #Y Batas kabupaten Kota 2 46'30" Litologi: Mineral Non Logam : 2 31'00" Alluvium Formasi Gunungapi Trumon Mikrodiorit Trumon Formasi Sibolga nit Samadua Formasi Gunungapi Tapak Tuan, anggota batugamping Formasi Gunungapi Tapak Tuan, basal dan andesit epidot $An Bs Dio Gr Qz Cly Si &V 'W $Z %a '] &\ (^ Andesit Basal Batugamping Sirtu Diorit nit Kuarsit Lempung Pasirkuarsa #Y Buloh Sama Kab. Aceh Singkil 2 31'00" 97 2'00" 97 17'30" 97 33'00" 97 48'30" 6