BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Berbicara Pengertian Kemampuan Berbicara

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut

II. KAJIAN PUSTAKA. dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. Dari ke empat aspek berbahasa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. gerakan menjadi ujaran. Anak usia dini biasanya telah mampu. mengembangkan keterampilan berbicara melalui percakapan yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

BAB II LANDASAN TEORI. terampil dan cekatan. Kata mampu mendapat imbuhan ke-an menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

I. PENDAHULUAN. Kurikulum nasional untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berorientasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu dinamika kehidupan guru dan murid di sekolah. Masalah itu tidak akan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode merupakan cara yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Setiap guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBAHASA LISAN DI KELOMPOK B1 TK TUNAS BANGSA DESA SIDERA KABUPATEN SIGI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara terencana dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa tersebut

KAJIAN PUSTAKA. Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang artinya suatu cara kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Anak dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing.

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V melalui Pendekatan Pragmatik, (Serang : IAIN SMH Banten, 2012), 1.

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran sikap dan perbuatan dengan menggunakan bahasa. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran keterampilan menyimak

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD FKIP UNP Kediri.

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kecerdasan Interpersonal

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

Penggunaan Alat Peraga Boneka Wayang Untuk Meningkatkan Kemampuan Bercerita Pada Anak Kelompok B TK Aisyiyah 56 Baron Tahun Ajaran 2011/2012

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewariskan nilai-nilai luhur budaya bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan keterampilan dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan, pengajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PAUD

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN DENGAN METODE BERCERITA MELALUI WAYANG KERTAS DI TK MAKEDONIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUALA TUNGKAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA SKRIPSI OLEH SONIA PRYANKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan menggunakan model picture and

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA DINI MELALUI METODE CERITA GAMBAR SERI

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan manusia dalam pergaulan sehari-hari dalam mencapai tujuan sangat

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini tumbuh dan berkembang lebih pesat dan fundamental pada awalawal

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS. kepandaian dalam melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Spencer

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FILM ANIMASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TERPADU UNTUK MEMACU KEAKSARAAN MULTIBAHASA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Pengaruh Menyimak Cerita terhadap Kemampuan Bercerita Fiksi pada Anak

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. yang akan menghasilkan produk-produk unggulan yang memiliki daya saing pada. merupakan kunci keberhasilan pembangunan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. menulis seperti membuat ikhtisar, menulis puisi, mencatat pelajaran, menulis

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Usia ini merupakan masa emas atau Golden Age, dimana seluruh. aspek pertumbuhan dan perkembangan sangatlah pesat.

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah membentuk pribadi anak menjadi seorang dewasa yang. berdiri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

K A R M I NIM. A53B111043

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intan Mara Mutiara, 2013

2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Berbicara 2.1.1 Pengertian Kemampuan Berbicara Kemampuan berbicara adalah kemampuan anak untuk berkomunikasi secara lisan dengan orang lain. Kemampuan ini memberikan gambaran tentang kesanggupan anak menyusun berbagai kosakata yang telah dikuasai menjadi suatu rangkaian pembicaraan secara berstruktur (Depdiknas, 2005: 15). Sedangkan menurut Dhieni (2007 : 36) bahwa perkembangan berbicara pada anak berawal dari anak menggumam maupun membeo, perkembangan berbicara memberikan kontribusi terbesar tehadap perkembangan menulis pada anak. Secara bertahap kemampuan anak meningkat, bermula dari mengekspresikan suara saja, sehingga mengekspresikan nya dengan komunikasi. Pada anak usia dini, kemampuan berbahasa yang paling umum dan efektif dilakukan adalah kemampuan berbicara. Hal ini selaras dengan karakteristik umum kemampuan bahasa anak pada usia tersebut. Karakteristik ini meliputi kemampuan anak untuk dapat berbicara dengan baik, melaksanakan tiga perintah lisan secara berurutan dengan benar; mendengarkan dan menceritakan kembali cerita sederhana dengan urutan yang mudah dipahami; menyebutkan nama, jenis kelamin dan umurnya; menggunakan kata sambung seperti : dan, karena, tetapi, menggunakan kata tanya seperti bagaimana, apa, mengapa, kapan, membandingkan dua hal, memahami konsep timbal balik, menyusun kalimat, mengucapkan lebih dari tiga kalimat, dan mengenal tulisan sederhana (Dhieni 2005: 39) 5

Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak baik bahan pembicaraan maupun para penyimaknya, apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia mengkombinasikan gagasan-gagasannya apakah dia waspada serta antusias ataukah tidak. 1.1.2 Peran penting kemampuan bahasa lisan anak Di dalam kelas, anak-anak yang fasih dalam bahasa lisan menjadi pembelajar yang lebih sukses dibanding anak yang tidak fasih. (Fey, Catts & Larrive dalam Otto 2015: 23). Begitu anak belajar membaca dan menulis, anak-anak menggunakan pengetahuan dasar bahasa lisannya sebagai dasar terhadap pengetahuan barunya mengenai sistem bahasa tulis ketika mereka mulai fokus pada fitur dan konsep bahasa tulis. Anak-anak yang fasih dalam bahasa lisan bisa mengkomunikasikan idenya dan mengajukan pertanyaan selama kegiatan pembelajaran. Dan lagi, kemampuan bahasa lisan anak mempengaruhi perkembangan kemampuan membaca dan menulisnya karena baik membaca maupun menulis melibatkan bagaimana memproses dan menggunakan bahasa. Dasar dari kemampuan bahasa lisan yang berkaitan dengan perkembangan kemampuan membaca dan menulis meliputi kosakata, produksi dan pemahaman sintaksis kesadaran fenomik, dan produksi serta kesadaran naratif. ( Loban, Wells dan Windsor dalam Otto 2015 : 23). Kemampuan bahasa lisan anak berkembang baik dalam bentuk reseptif maupun ekspresif. Mendengarkan merupakan kemampuan bahasa reseptif yang penting, karena mendengarkan 6

diperlukan dalam menerima bahasa. Mendengarkan bukanlah suatu kegiatan yang pasif. Agar menjadi efektif, mendengarkan harus menjadi suatu kegiatan yang aktif dan penuh tujuan. Di sekolah, anak-anak menghabiskan lebih banyak waktunya untuk mendengarkan gurunya dan teman sekelasnya. Kemampuan mereka untuk mendengarkan dan memahami arahan serta instruksi gurunya dan kintribusi teman sekelasnya mempengaruhi apa dan seberapa banyak yang sudah dipelajari; tetapi perhatian yang jelas untuk mengembangakan kemampuan mendengarkan bisa saja tidak ada di banyak kelas. (Wolvin & Coakley dalam Otto 2015 : 23) 1.2 Bercerita 2.2.1 Pengertian Bercerita Bercerita merupakan aktivitas menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan, pengalaman, atau kejadian yang sungguh-sungguh terjadi maupun hasil rekaan. Bercerita dikatakan sebagai menuturkan, yaitu menyanmpaikan gambar atau diskripsi tentang kejadian tertentu. Artinya bercerita merupakan kegiatan mendeskripsikan pengalaman atau kejadian yang telah dialaminya. Menurut Rahayu (2013 : 8) Sedangkan menurut Heroman dan Jones dalam Rahayu (2013 :80) Bercerita merupakan salah satu seni, bentuk hiburan dan pandangan tertua yang telah dipercayai nilainya dari generasi ke generasi berikutnya 2.2.2 Manfaat Kegiatan Bercerita Manfaat kegiatan bercerita adalah anak dapat mengembangakan kosakata, kemampuan berbicara, mengekspresikan cerita yang disampaikan sesuai karakteristik tokoh yang dibacakan dalam situasi yang menyenangkan, serta melatih keberanian anak untuk tampil di depan umum. Menurut Rahayu (2013 : 81) kegiatan bercerita bermanfaat untuk : 7

1. Menyalurkan ekspresi anak dalam kegiatan yang menyenangkan 2. Mendorong aktivitas, inisiatif dan kreativitas anak agar berpartisipasi dalam kegiatan, memahami isi cerita yang dibacakan; dan 3. Membantu anak menghilangkan rasa rendah diri, murung, malu dan segan untuk tampil di depan teman atau orang lain. Manfaat lain dalam kegiatan bercerita adalah dapat mengkomunikasikan nilai nilai budaya, sosial, keagamaan, menanamkan etos kerja, etos waktu, etos alam, mengembangkan fantasi anak, dimensi kognisi anak dan dimensi bahasa anak yang dikemukakan oleh Moeslichstoen dalam Rahayu (2013 : 82) Demikian juga yang dikatakan oleh Musfiroh dalam Rahayu (2013 : 82) bahwa manfaat dari kegiatan bercerita adalah mengasah imajinasi anak, mengembangkan kemampuan berbahasa, aspek sosial, aspek moral, kesadaran beragama, aspek emosi, semangat berpresentasi dan melatih konsentrasi anak. Menurut Rahayu (2013 : 83) kegiatan bercarita memiliki sejumlah aspek yang diperlukan dalam perkembangan kejiwaan anak-anak, seperti membantu perkembangan imajinasi anak, mendorong anak untuk mencintai bahasa, memberi wadah bagi mereka untuk belajar berbagai emosi dan perasaan, seperti sedih, gembira, simpati, marah, senang, cemas, serta emosi yang lain. 2.2.3 Pemilihan Cerita Anak Pemilihan cerita sangat diperlukan agar cerita yang dibawakan anak disesuaikan dengan tingkat perkembangannya. Menurut pendapat Whitehead dalam Rahayu (2013 : 84) menyatakan bahwa anak usia Pra- TK sampai usia TK membutuhkan cerita yang pendek dan langsung pada 8

intinya. Cerita tersebut meliputi binatang, rumah, anak-anak, mesin, masyarakat (hal-hal yang ada di sekitar anak) Cerita memiliki berbagai komponen, yang hadir dan tidak dapat dipisahkan. Komponen cerita meliputi : 1) Tema Tema adalah ide utama cerita dan menjadi dasar bagi perkembangan cerita, karena setiap peristiwa-peristiwa yang ada dalam cerita tidak dapat berdiri sendiri tanpa hubungan yang jelas. Oleh karena itu, tema menjadi acuan untuk membangun dan mengmbangkan serta mengarahkan cerita. Tema merupakan ide utama cerita sehingga setiap cerita yang disampaikan tidak boleh menyimpang dari tema tersebut. 2) Latar Latar meliputi hubungan waktu, tempat, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan. 3) Tokoh Tokoh cerita adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa. Tokoh cerita hadir sebagai pembawa pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca. Tokoh cerita memiliki kualitas moral yang mengacu pada perwatakan tokoh cerita. Dalam cerita ada tokoh yang baik dan tidak baik. 4) Alur Alur adalah rangkaian peristiwa atau struktur cerita yang menghubungkan sebab akibat dalam cerita. Cerita tidak hanya menunjukan urutan waktu secara lurus saja, tetapi urutan waktu dapat berjalan ke belakang (flash back). Alur yang biasanya sering digunakan untuk anak-anak dalam cerita adalah alur maju berdasarkan usia dan tingkat konsentrasinya. 5) Gaya Bahasa Penggunaan gaya bahasa dalam cerita perlu diperhatikan. Gaya bahasa mudah dipahami dan dimengerti oleh anak. Cerita yang 9

terlalu diskriptif tidak disukai anak namun cerita yang mengandung rima-tima tertentu sangat disukai anak, seperti piko ingin bermain, piko tidak berkawan. Gaya bahasa tersebut mudah diingat dan dipahami anak. 6) Format Buku Cerita Format buku cerita memegang peranan penting dalam menarik minat anak. Bentuk, gambar, halaman, ilustrasi, pemilihan huruf, perpaduan warna, tata letak serta kualitas kertas sangat diminati anak-anak. 2.2.4 Bentuk-Bentuk Metode Bercerita Untuk Anak Menurut Dhieni (2005:39) pelaksanaannya metode bercerita dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: o Bercerita tanpa alat peraga Di mana pada pelaksanaannya tanpa menggunakan alat peraga sebagai media bercerita dan guru harus memperhatikan ekspresi wajah, gerak-gerik tubuh, dan suara guru harus dapat membantu fantasi anak untuk mengkhayalkan hal-hal yang diceritakan guru. o Bercerita dengan alat peraga Di mana pada pelaksanaannya menggunakan alat peraga sebagai media penjelas dari cerita yang didengarkan anak, sehingga imajinasi anak terhadap suatu cerita tidak terlalu menyimpang dari apa yang dimaksudkan oleh guru. Alat peraga yang digunakan dapat berupa alat peraga langsung, yaitu menggunakan benda asli atau benda sebenarnya (misalnya: kelinci, bunga, piring) agar anak dapat memahami isi cerita dan dapat melihat langsung ciri-ciri serta kegunaan dari alat tersebut. Alat peraga tak langsung, yaitu menggunakan benda-benda yang bukan alat sebenarnya. Bercerita dengan alat peraga tak langsung dapat berupa mainan yang melambangkan benda itu sendiri seperti misalnya panci mainan, setrika mainan dan boneka hewan. 10

2.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Bercerita Adapun kelebihan dan kekurangan metode bercerita (Dhieni, 2005 : 69) Kelebihanya antara lain: 1. Dapat menjangkau jumlah anak yang relatif lebih banyak 2. Waktu yang disediakan dapat dimanfaatkan dengan efektif dan efisien 3. Pengaturan kelas menjadi lebih sederhana 4. Guru dapat menguuasai kelas dengan lebih mudah 5. Secara relatif tidak banyak memerlukan biaya Kekuranganya antara lain: 1. Daya serap atau daya tangkap anak didik berbeda dan masih lemah sehingga sukar memahami tujuan pokok isi cerita 2. Cepat menumbuhkan rasa bosan terutama apabila penyajianaya tidak menarik 2.3 Penelitian yang Relevan Adapun penelitian terdahulu yang menggunakan metode yang sama untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak dan penelitian tersebut dapat dikatakan berhasil. 1. Menurut Daroah dalam Meningkatkan Berbicara Melalui Metode Bercerita dengan Media Audio Visual di Kelompok B1 RA Perwanida 02 Slawi tahun 2013, menuliskan bahwa hasil penelitiannya sudah mencapai target peneliti yaitu antara 75% sampai 85%. Sehingga anakanak Kelompok B1 RA Perwanida sudah lebih mudah diajak berkomunikasi, menyampaikan pendapatnya dan mampu menerima bahasa sebagai sumber informasi melalui metode bercerita dengan media audio visual. 11

2. Menurut Yulianti Kurnia dalam Meningkatkan kemampuan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Media Big Book di PPT Tulip Surabaya tahun2014, menuliskan bahwa hasil penelitaianya sudah mencapai target dan kemampuan berbicara anak mengalami peningkatan menjadi 80%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media big book dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada anak usia 2-3 tahun di PPT Tulip Kecamatan Pabean Cantian Surabaya. 3. Menurut Mufarokhatul Jannah dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Gambar Seri Flanel pada Siswa Kelompok A2 TK Muslimat Al-Mustofa Gemekan Sooko Kabupaten Mojokerto tahun 2013, menuliskan bahwa dari hasil penelitiannya diperoleh hasil 85% dengan jumlah 17 anak yang berhasil dapat disimpulkan bahwa metode bercerita gambar seri flanel dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak pada kelompok A2 TK Muslimat AL-Mustofa Gemekan Sooko Mojokerto 12

2.4 Kerangka Berpikir Gambar 2.1 berkomunikasi antar siswa dan guru masih rendah Kondisi awal sebelum menggunakan metode bercerita berkomunikasi antar siswa masih rendah komunikasi antara siswa dan guru meningkat namun belum optimal Dilakukan perbaikan Siklus 1 dengan menggunakan penelitian tindakan kelas komunikasi antara siswa dengan siswa meningkat namun belum optimal Dilakukan perbaikan Siklus 2 dengan menggunakan penelitian tindakan kelas Kondisi akhir berkomunikasi antara siswa dan guru sudah meningkat secara optimal berkomunikasi antara siswa dengan siswa meningkat secara optimal 13

2.5 Hipotesis Tindakan Dengan metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak di KB Virgo Maria 2 Bawen. 14