BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga desa di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur yaitu Desa Ciherang, Cipendawa, dan Sukatani. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan rujukan Balai Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPBTPH) yang mengemukakan bahwa tiga dari tujuh desa di Kecamatan Pacet yang memproduksi wortel dalam jumlah besar. Pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan yaitu dari bulan Juni sampai Agustus 2012. 4.2 Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan, pencatatan, dan wawancara langsung dengan petani serta lembagalembaga yang terlibat pada tataniaga seperti pedagang pengumpul, dan pedagang pengecer. Disamping itu juga, pengamatan responden dilakukan dengan menggunakan metode informasi dari pelaku pasar pada saat penelusuran saluran tataniaga, sehingga responden yang diambil adalah responden yang benar-benar memasok sayuran wortel ke pasar. Data lain yang dibutuhkan yaitu data sekunder, data ini dikumpulkan dari instansi terkait seperti, Departemen Pertanian, Badan Pusat Statistik, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bogor serta Perpustakaan LSI Institut Pertanian Bogor, internet dan literatur-literatur atau sumber sumber lain yang terkait dengan judul penelitian. Adapun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk analisis lembaga dan saluran tataniaga, data yang dikumpulkan meliputi : A. Tingkat produsen (petani), yaitu : a. Karakteristik petani : Umur, pendidikan dan pengalaman bertani. 43
b. Gambaran umum usahatani : Luas lahan, jumlah produksi, luas panen, tehnik dan peralatan yang digunakan dalam budidaya. c. Cara penjualan produk. d. Tujuan penjualan produk (dijual kemana). B. Tingkat pengumpul, yaitu : a. Karakteristik pedagang : Umur, pendidikan dan pengalaman berdagang. b. Jumlah pembelian produk : sumber pembelian produk, jumlah pembelian produk, harga beli produk serta frekuensi pembelian produk. c. Tujuan penjualan produk (dijual kemana). d. Volume penjualan dan harga jual. C. Tingkat pedagang besar, yaitu : a. Karakteristik pedagang : Umur, pendidikan dan pengalaman berdagang. b. Jumlah pembelian produk : sumber pembelian produk, jumlah pembelian produk, harga beli produk serta frekuensi pembelian produk. c. Tujuan penjualan produk (dijual kemana). d. Volume penjualan dan harga jual. D. Tingkat pedagang pengecer, yaitu : a. Karakteristik pedagang : Umur, pendidikan dan pengalaman berdagang. b. Jumlah pembelian produk : sumber pembelian produk, jumlah pembelian produk, harga beli produk serta frekuensi pembelian produk. c. Tujuan penjualan produk (dijual kemana). d. Volume penjualan dan harga jual. 2. Untuk menganalisis fungsi-fungsi tataniaga, dianalisis berdasarkan fungsifungsi ditiap lembaga tataniaga yang terlibat. Data-data yang dikumpulkan meliputi : 44
A. Fungsi Pertukaran a. Petani 1) Jumlah atau volume penjualan kepada pedagang 2) Frekuensi penjualan 3) Proses penjualan b. Pedagang pengumpul, besar dan pengecer 1) Jumlah atau volume pembelian dari petani atau pedagang lain 2) Frekuensi pembelian 3) Jumlah atau volume penjualan kepada pedagang selanjutnya atau konsumen 4) Frekuensi penjualan 5) Proses penjualan B. Fungsi Fisik a. Petani 1) Jumlah produk yang disimpan 2) Lokasi penyimpanan 3) Lama penyimpanan 4) Biaya penyimpanan 5) Biaya transportasi atau pengangkutan b. Pedagang pengumpul, besar, dan pengecer 1) Jumlah produk yang disimpan 2) Lokasi penyimpanan produk 3) Lama penyimpanan 4) Biaya penyimpanan 5) Biaya transportasi dan pengangkutan 6) Alat transportasi yang digunakan 7) Biaya pengolahan 8) Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengolahan C. Fungsi Fasilitas a. Petani 1) Proses penyortiran dan grading 2) Jumlah yang disortir 45
3) Kualifikasi produk yang dipilih 4) Pembiayaan usahatani (persiapan lahan sampai panen) 5) Biaya pengangkutan 6) Biaya penyimpanan 7) Biaya penyusutan 8) Risiko yang ditanggung petani 9) Sumber informasi pasar 10) Cara memperoleh informasi pasar b. Pedagang pengumpul, besar dan pengecer 1) Proses penyortiran dan grading 2) Biaya-biaya yang dikeluarkan: biaya pengangkutan, biaya penyimpanan, biaya pengemasan, biaya bongkar muat, biaya penyusutan, biaya tenaga kerja dan lain lain 3) Resiko usaha yang ditanggung pedagang 4) Cara memperoleh informasi pasar 3. Untuk menganalisis struktur pasar, data-data yang dibutuhkan meliputi : A. Jumlah pelaku yang terlibat (jumlah pembeli dan penjual). B. Keragaman produk : Klasifikasi wortel C. Hambatan keluar masuk pasar : a. Hambatan yang dialami petani b. Hambatan yang dialami pedagang pengumpul c. Hambatan yang dialami pedagang besar d. Hambatan yang dialami pedagang pengecer e. Modal yang diperlukan oleh masing-masing lembaga tataniaga f. Jumlah pesaing di pasar D. Informasi pasar a. Sumber informasi pasar/harga b. Cara memperoleh informasi harga ditingkat petani dan pedagang c. Sarana informasi yang digunakan 4. Untuk menganalisis perilaku pasar data yang diperlukan adalah : A. Praktek pembelian dan penjualan antar lembaga-lembaga tataniaga Sistem penentuan harga 46
B. Cara pembayaran harga dari pedagang ke petani C. Cara pembayaran harga diantara lembaga pemasaran D. Praktek kerjasama antar lembaga pemasaran 5. Untuk menganalisis margin pemasaran dan farmer s share, data yang dikumpulkan yaitu : A. Harga jual dari petani B. Harga beli dari pedagang pengumpul C. Biaya-biaya tataniaga yang dikeluarkan pedagang pengumpul D. Keuntungan pedagang pengumpul E. Harga jual dari pedagang pengumpul F. Harga beli dari pedagang besar G. Biaya-biaya tataniaga yang dikeluarkan oleh pedagang besar H. Keuntungan pedagang besar I. Harga jual dari pedagang besar J. Harga beli dari pedagang pengecer K. Biaya-biaya tataniaga yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer L. Keuntungan pedagang pengecer M. Harga jual dari pedagang pengecer ke konsumen 6. Untuk analisis keterpaduan pasar yang terjadi, data yang diperlukan adalah: Data serial waktu (time series data) berupa daftar harga bulanan wortel ditingkat pedagang besar 7. Untuk mengetahui gambaran umum lokasi penelitian, data yang dikimpulkan meliputi: A. Kondisi geografis daerah penelitian B. Tata guna lahan C. Sarana dan prasarana di daerah penelitian D. Kelembagaan Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur E. Data kependudukan meliputi; komposisi jumlah penduduk berdasarkan usia dan mata pencaharian, serta keadaan sosial di masyarakat 47
4.3 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tiga metode utama, yaitu wawancara, identifikasi langsung dan studi kepustakaan. 1. Wawancara Wawancara dilakukan terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam topik penelitian, seperti penyuluh, petani, pedagang pengumpul, pedangang pengecer (lembaga tataniaga lainnya), serta konsumen akhir. Wawancara disertai dengan kuisioner yang telah disediakan untuk keperluan dantujuan dari penelitian. 2. Identifikasi Langsung Identifikasi dilakukan dengan melakukan proses pengamatan langsung dan verifikasi terhadap kondisi yang ada di lapangan. Proses identifikasi dilakukan untuk mengetahui mekanisme pemasaran termasuk saluran tataniaga hingga konsumen akhir. 3. Studi Kepustakaan Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan informasi yang akan diperoleh dari bahan pustaka, hasil penelitian terdahulu, maupun dokumen dari instansi terkait. 4.4 Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan pada tiga desa yang ditentukan secara purposive yakni tiga desa yang menurut Balai Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPBTPH) Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur dan didukung juga data dari Badan Pusat Statistik (Kecamatan Pacet dalam Angka; Lampiran 5) sebagai desa yang memproduksi wortel dalam jumlah yang paling besar. Tiga desa tersebut antara lain Ciherang, Cipendawa dan Sukatani dengan masing-masing produksi mencapai 3.190, 6.780, dan 6.420 ton selama tahun 2010. Penarikan sampel petani menggunakan metode convenience sampling yaitu dalam memilih sampel berdasarkan kemudahan (petani yang kebetulan sedang melakukan panen atau pasca panen). Akhirnya diperoleh jumlah petani responden sebanyak 20 petani yaitu 5 petani dari Desa Ciherang, 6 petani dari Desa Cipendawa, dan 9 petani dari Desa Sukatani. 48
Responden lembaga-lembaga tataniaga dilakukan dengan metode snowball sampling yaitu mengikuti alur pemasaran hingga produk sampai ke konsumen dengan menelusuri saluran pemasaran wortel di daerah penelitian berdasarkan informasi yang diperoleh dari pelaku pasar yaitu mulai dari tingkat petani sampai pedagang pengecer. Petani yang dijadikan sampel sebanyak 20 petani. Jumlah pedagang yang dijadikan responden terdiri dari enam orang pedagang pengumpul kebun yang berlokasi di Kecamatan Pacet, pedagang besar berjumlah lima orang masing-masing satu pedagang besar yang berwilayah di STA dan empat pedagang besar yang berwilayah di Kecamatan Pacet, serta tiga pedagang pengecer yang berlokasi masing-masing di pasar TU Bogor, Pasar Induk Jakarta, Pasar Senen. 4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan pengamatan terhadap karakteristik saluran tataniaga, lembaga dan fungsi-fungsi tataniaga, struktur pasar dan perilaku pasar. Sedangkan untuk analisis deskriptif kuantitatif dilakukan untuk melihat efisiensi tataniaga dengan pendekatan analisis marjin tataniaga, farmer share s, dan rasio keuntungan biaya 4.5.1 Analisis Saluran Tataniaga Saluran tataniaga merupakan serangkaian organisasi yang terlibat dalam proses penyampaian produk dari produsen hingga ke konsumen akhir. Analisis saluran tataniaga wortel di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur dapat dilakukan dengan mengamati lembaga-lembaga tataniaga yang membentuk saluran tataniaga. Pengamatan dilakukan mulai dari petani produsen hingga ke konsumen akhir komoditi wortel. Perbedaan saluran tataniaga dari masing masing responden akan berpengaruh pada pembagian pendapatan yang diterima oleh lembagalembaga tataniaga yang terlibat di dalamnya. Semakin panjang rantai saluran tataniaga semakin tidak efisien karena marjin tataniaga yang tercipta antara produsen dan konsumen akan semakin besar. 49
4.5.2 Analisis Lembaga dan Fungsi-Fungsi Tataniaga Analisis ini dilakukan untuk mengetahui lembaga-lembaga tataniaga yang melakukan fungsi-fungsi tataniaga. Analisis fungsi tataniaga dilakukan untuk mengetahui fungsi-fungsi atau kegiatan yang dilakukan oleh setiap lembaga tataniaga yang terlibat serta mengetahui kebutuhan biaya dan fasilitas yang dibutuhkan. Untuk lebih lanjut, dari analisis ini dapat dihitung besarnya marjin tataniaga. 4.5.3 Analisis Struktur Pasar Struktur pasar dapat diketahui dengan melihat jumlah pembeli dan penjual, heterogenitas produk yang dipasarkan, kondisi atau keadaan produk, mudah tidaknya keluar masuk pasar, serta informasi perubahan harga pasar. Semakin banyak jumlah penjual dan pembeli dan semakin kecilnya jumlah yang diperjualbelikan oleh setiap lembaga tataniaga, maka struktur pasar tersebut semakin mendekati kesempurnaan dalam persaingan. Adanya kesepakatan dalam sesama pelaku tataniaga menunjukkan struktur pasar yang cenderung tidak bersaing sempurna. 4.5.4 Analisis Perilaku Pasar Analisis perilaku pasar digunakan untuk meliputi kegiatan yang tercipta diantara lembaga-lembaga tataniaga. Analisis perilaku pasar dilakukan dengan melihat strategi pemilihan yang ditempuh baik penjual maupun pembeli dalam penentuan harga dan sistem promosi yang dilakukan oleh penjual. Selain itu, analisis perilaku pasar juga dapat dianalisis melalui pembayaran harga dan sistem kerjasama yang terjalin diantara lembaga-lembaga tataniaga yang terlibat pada pemasaran wortel. 4.5.5 Analisis Keragaan Pasar Pada analisis keragaan pasar dapat diketahui melaui perkembangan harga, margin tataniaga serta penyebaran harga ditingkat petani denga harga ditingkat konsumen. 50
4.5.6 Analisis Margin Tataniaga Analisis margin tataniaga digunakan untuk melihat efisiensi operasional tataniaga sayuran wortel. Margin tataniaga terdiri dari biaya tataniaga, keuntungan dan biaya. Oleh sebab itu, besarnya margin tataniaga sangat dipengaruhi oleh jalur tataniaga komoditas yang bersangkutan. Analisis ini dihitung dengan pengurangan harga penjualan dan harga pembelian pada setiap tingkat lembaga tataniaga mulai dari petani, pengumpul, pedagang besar, pedagang pengecer dan konsumen. Berikut merupakan perhitungan dalam bentuk rumus margin tataniaga secara sistematis : Mi = Hji Hbi Mi = Ci + πi Hji Hbi = Ci + πi Berdasarkan margin tataniaga tersebut, maka keuntungan pemasaran pada tingkat ke-i adalah : πi = Hji Hbi Ci Margin tataniaganya yaitu : Mi = Dimana : Mi Hji Hbi Ci πi i Mi : Harga tataniaga pada pasar tingkat ke-i (Rp/kg) : Harga penjualan pada pasar tingkat ke-i (Rp/kg) : Harga pembelian pada pasar tingkat ke-i (Rp/kg) : Biaya pada pasar tingkat ke-i (Rp/kg) : Keuntungan pemasaran pada pasar tingkat ke-i (Rp/kg) : 1,2,3,... n : Total margin tataniaga 51
4.5.7 Analisis Farmer s Share Farmer s share digunakan untuk membandingkan harga yang dibayar konsumen terhadap harga produk yang diterima oleh petani (Limbong dan Sitorus, 1987). Farmer s Share dapat dipengaruhi oleh tingkat pengolahan, keawetan produk, ukuran produk, jumlah produk dan biaya transportasi. Nilai Farmer s Share ditentukan berdasarkan rasio harga yang di terima petani (Pf) dengan harga yang diterima konsumen akhir (Pr) dan dinyatakan dalam bentuk persentase. Farmer s share (Fs) didapatkan dari hasil bagi antara Pf dan Pk, di mana Pf adalah harga di tingkat petani, dan Pk adalah harga yang dibayar oleh konsumen akhir. Berikut merupakan rumus untuk menghitung Farmer s share : Dimana : fs : Farmer s share pf : Harga di tingkat petani pr : Harga yang dibayar oleh konsumen akhir 4.5.8 Analisis Rasio Keuntungan dan Biaya Berdasarkan nilai margin yang diperoleh maka dapat diketahui tingkat rasio keuntungan terhadap biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran tersebut. Rasio keuntungan dan biaya tataniaga mendefenisikan besarnya keuntungan yang diterima atas biaya tataniaga yang dikeluarkan. Dengan demikian semakin meratanya penyebaran rasio keuntungan dan biaya, maka dari segi operasional sistem tataniaga akan semakin efisien (Limbong dan Sitorus, 1987). Berikut merupakan rumus Rasio Keuntungan dan Biaya (R/C) : 52
4.6 Definisi Operasional Untuk menjelaskan pengertian mengenai istilah-istilah yang diguanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pedagang pengumpul kebun (PPK) adalah pedagang yang melakukan pembelian wortel dari petani dan menyalurkannya kepada pedagang besar, pedagang pengecer atau langsung dijual kepada konsumen akhir. 2. Pedagang besar adalah pedagang yang melakukan pembelian wortel dari pedagang pengumpul dan menyalurkannya kepada pedagang pengecer atau langsung kepada konsumen akhir. 3. Pedagang pengecer adalah pedagang yang melakukan pembelian wortel dari pedagang grosir atau pedagang pengumpul dan menyalurkannya kepada konsumen akhir. 4. Sub Terminal Agribisnis (STA) adalah lembaga tataniaga yang menjadi wadah milik pemerintah yang dijadikan sarana tempat pemasaran komoditi pangan dan sayur-sayuran. 5. Margin tataniaga adalah perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani yang dinyatakan dalam Rp/Kg ataupun persentase. 6. Farmer s Share adalah bagian harga yang diterima petani wortel terhadap harga yang dibayarkan konsumen akhir dimana besarnya dinyatakan dalam persentase atau Rp/ Kg. 7. Rasio keuntungan dan biaya adalah keuntungan terhadap biaya tataniaga pada masing-masing lembaga tataniaga dengan melihat penyebarn marjin tataniaga. 8. Biaya tataniaga adalah biaya yang dikeluarkan dalam mendistribusikan produk dari sentra produksi sampai ke konsumen akhir yang dinyatakan dalam Rp/Kg. 9. Keuntungan tataniaga adalah selisih antara harga jual dengan harga beli dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam memasarkan produk. 53