PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang muncul bersumber dari variasi data cross section yang digunakan. Pada

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. ekonomi, variabel pertumbuhan ekonomi yaitu pendapatan asli daerah, investasi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS REGRESI PANEL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA D.I.YOGYAKARTA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas.

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Metode anlisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Dengan pengertian obyek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:38)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jawa Periode tahun karena di Pulau Jawa termasuk pusat pemerintahan

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Bruto, Indek Pembangunan Manusia, Upah Minimum Provinsi daninflasi

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI

BAB III METODE PENELITIAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dilakukan analisis model Fixed Effect beserta pengujian

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALAISIS PENGARUH PDRB, UMK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN TERDIDIK DI D.I YOGYAKARTA. Febriana Nur Rahmawati

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. (Pendapatan Asli Daerah) pada kabupaten/ kota di Provinsi DIY tahun

KETIMPANGAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI BENGKULU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman dan Kota

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis ilusi fiskal dengan pengukuran pendekatan pendapatan (revenue

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan daerah adalah meningkatkan. pertumbuhan sektor ekonomi, dengan pendapatan sektor ekonomi yang tinggi

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISIS MODEL. Tabel 5.1. Output regresi model persentase penduduk miskin absolut (P 0 )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab. Demak 25. Kab.

3. METODE. Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Data yang diperlukan dalam penulisan Skripsi yang berjudul Analisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

III METODE PENELITIAN. Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk

BAB I PENDAHULUAN. belanja modal sendiri terjadi akibat kebutuhan sarana dan prasarana suatu daerah

5. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dan menggunakan data sekunder.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tengah.secara astronomis DIY terletak antara Lintang Selatan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji. Multikolinearitas dan uji Heteroskedastisitas.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengelola sumber daya ekonomi daerah yang berdaya guna dan berhasil

Transkripsi:

1 PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE 2000-2014 THE INFLUENCE OF GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT (PDRB) AND TOTAL POPULATION OF PEOPLE ON REVENUE (PAD) SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA (DIY) IN THE PERIOD 2000-2014 ABSTRACT Esi Kumalawati Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jalan Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, DIY 55183 Telepon +62 274 387656 Fax +62 274 387646 E-mail: dewie.setiyowati2@gmail.com This research aims to find the influence of Gross Regional Domestic Product (PDRB) and Total Population Locally-generated Revenue (PAD) district/city in the province of Yogyakarta special region. The research object is the data of Gross Regional Domestic Product (PDRB), and Total Population, the Locally-generated Revenue (PAD) of each Regency/ Municipality in Special Region of Yogyakarta in 2000-2014. The data collection technique uses documentation method. The analysis technique uses panels data analysis with the Eviews Program. The research result shows that (1) Gross Regional Domestic Product (PDRB) has a positive and significant influence toward the Locally-generated Revenue (PAD) of Regency/ Municipality in Special Region of Yogyakarta. (2) Total Population has a positive and significant influence toward the Locally-generated Revenue (PAD) of Regency/ Municipality in Special Region of Yogyakarta.

2 PENDAHULUAN Latar Belakang Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, menguatkan peranan otonomi daerah dalam mengembangkan dan membangun daerah secara berkelanjutan. Undangundang tersebut memberikan hak otonom kepada daerah secara penuh untuk mengatur dan mengurus keperluan daerahnya sendiri sesuai dengan kebijakan dan aspirasi masyarakat. Sebagai konsekuensi dari pemberian otonomi yang luas kepada daerah maka sumber-sumber keuangan telah banyak yang bergeser ke daerah. Hal ini sesuai dengan arti desentralisasi fiskal yang mengandung pengertian bahwa kepada daerah diberikan kewenangan untuk memanfaatkan sumber keuangan sendiri dalam wadah Pendapatan Asli Daerah dan didukung dengan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah (Haryanto, 2006). Otonomi daerah yang diberikan pemerintah pusat kepada daerah, diharapkan pemerintah daerah dapat lebih leluasa membangun daerahnya, karena pemerintah daerah lebih mengetahui apa yang menjadi kebutuhan daerahnya sehingga dapat ditangani dan dipenuhi dengan cepat. Untuk melaksanakan pembangunan tersebut, pemerintah daerah mengandalkan sumber-sumber penerimaan daerah. Sumber penerimaan daerah yang utama adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD menggambarkan besar kecilnya penerimaan yang diperoleh suatu daerah, yang dapat digunakan untuk melaksanakan pembangunan. Kondisi Pendapatan Asli Daerah Provinsi di Pulau Jawa periode 2011 2013. Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa provinsi D.I Yogyakarta pada tahun 2013 memiliki PAD dengan realisasi terendah dibanding provinsi lainnya, yaitu Rp 1.216.102.750.000. DIY dapat lebih mengoptimalkan pembangunan di semua sektor, sehingga dapat meningkatkan penerimaan PAD. Peningkatan PAD yang dianggap modal, secara akumulasi akan lebih banyak menimbulkan eksternalitas yang bersifat positif dan akan mendorong percepatan pembangunan ekonomi (Pujiati, 2008). Pendapatan Asli Daerah setiap kabupaten/kota di D.I Yogyakarta cenderung mengalami peningkatan dalam setiap tahunnya. Pada tahun 2014 realisasi PAD tertinggi di capai oleh kabupaten Sleman dan terendah diperoleh kabupaten Kulon Progo. Nilai realisasi PAD yang tinggi

3 mengindikasikan bahwa daerah tersebut semakin mandiri dan tidak terlalu bergantung pada pemerintah pusat, sehingga mempunyai kemampuan yang baik untuk menjalankan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah. Suatu daerah dikatakan mempunyai kemampuan menjalankan kebijakan desentralisasi dengan baik, apabila kontribusi PAD terhadap total penerimaan daerah berada di atas angka 30% (Kuncoro, 2004). Persentase kontribusi PAD terhadap total penerimaan dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta selama periode 2010-2014. Selama periode pengamatan tersebut besarnya kontribusi PAD terhadap total penerimaan daerah cenderung mengalami peningkatan. Namun, peningkatan tersebut masih di bawah kriteria yaitu 30%. Hal ini berarti tingkat desentralisasi fiskal di D.I Yogyakarta masih di bawah cukup. Artinya pemerintah daerah harus memperhatikan faktorfaktor yang mampu meningkatkan PAD. Banyak faktor yang diduga mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah, diantaranya adalah PDRB, jumlah penduduk dan pajak daerah. PDRB merupakan gambaran perekonomian secara menyeluruh di daerah (Tarigan, 2005). PDRB memberikan dampak langsung pada perolehan pendapatan daerah. PDRB merupakan fungsi dari PAD. Dengan meningkatnya PDRB maka akan menambah penerimaan pemerintah daerah yang dapat digunakan untuk membiayai program-program pemerintah atau pembangunan sarana dan prasarana, sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitasnya. Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis republic Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap, baik yang produktif atau tidak produktif (Anata, 2008). Jumlah penduduk menunjukkan tinggi rendahnya pertumbuhan penduduk dalam suatu daerah. Penambahan jumlah penduduk yang tinggi disertai dengan perubahan teknologi akan mendorong naiknya tabungan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH PDRB DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE 2000-2014.

4 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh PDRB dan jumlah penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah dengan menggunakan periode penelitian tahun 2000-2014. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengaruh PDRB terhadap pendapatan asli daerah PDRB adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam periode tertentu. PDRB merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan perekonomian di suatu wilayah atau daerah (Sukmaraga, 2011). Selain itu, PDRB suatu daerah yang tinggi mencerminkan tingkat keberhasilan pembangunan di daerah tersebut tinggi. Dengan dilaksanakannya pembangunan di setiap sector, maka akan meningkatkan pendapatan daerah tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi PDRB suatu daerah maka akan semakin tinggi juga PAD daerah tersebut. Penelitian Susanto (2014) membuktikan bahwa PDRB berpengaruh positif signifikan terhadap PAD. Berdasarkan uraian tersebut dapat disusun hipotesis sebagai berikut: Ha1 : PDRB berpengaruh positif signifikan terhadap PAD 2. Pengaruh jumlah penduduk terhadap pendapatan asli daerah Penduduk sangat menentukan perekonomian di suatu daerah. Jumlah penduduk yang besar dan diimbangi dengan kesempatan kerja serta perekonomian yang stabil akan mendorong peningkatan pembangunan daerah. Dengan dibangunnya pusat-pusat pelayanan masyarakat akan meningkatkan aktivitas perekonomian masyarakat, yang pada akhirnya dapat mendorong peningkatan pendapatan asli daerah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin besar jumlah penduduk maka akan semakin tinggi Pendapatan Asli Daerah. Penelitian Susanto (2014) membuktikan bahwa jumlah penduduk berpengaruh positif signifikan terhadap PAD. Berdasarkan uraian tersebut dapat disusun hipotesis sebagai berikut: Ha2 : jumlah penduduk berpengaruh positif signifikan terhadap PAD

5 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berupa kumpulan angka-angka dari PDRB, jumlah penduduk dan PAD sebagai sumber data. Objek dalam penelitian ini adalah data PDRB, jumlah penduduk dan PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun 2000-2014 yang meliputi kabupaten Bantul, Sleman, Kulon Progo, dan Gunung Kidul serta kotamadya Yogyakarta. Teknik pengambilan data menggunakan metode dokumentasi. Uji Hipotesis dan Analisa Data Uji Asumsi Klasik yang digunakan dalam penelitian ini diantarnya Uji Heteroskedastisitas dan Uji Multikolinieritas. Teknik analisis data menggunakan analisis panel data sebagai alat pengolahan data dengan menggunakan software Eviews 7. Analisis dengan menggunakan panel data adalah kombinasi dari data time series dan cross section. Persamaan model dengan menggunakan data cross section dapat ditulis sebagai berikut: Yi = β0 + β1 Xi + εi ; I = 1,2,,N Dimana N adalah banyaknya data cross-section. Sedangkan persaman model dengan time series adalah : Yt = β0 + β1 Xt + εt ; t = 1, 2,, T Dimana T adalah banyaknya data time series Mengingat data panel merupakan gabungan dari time series dan cross section maka model dapat ditulis dengan: Dimana : Yit = β0 + β1 Xit + εit; I = 1, 2,, N ; t = 1, 2,, T N = banyaknya observasi T = banyaknya waktu N x T = banyaknya data panel Pertama yang harus dilakukan adalah melakukan uji F untuk memilih model mana yang terbaik diantara ketiga model tersebut, dilakukan dengan uji Chow dan uji Hausman. Uji Chow dilakukan

6 untuk menguji antara model common effect dan fixed effect, sedangkan uji Hausman dilakukan untuk menguji apakah data dianalisis dengan menggunakan fixed effect atau random effect. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD a. Uji Chow Hasil penghitungan uji Chow disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 9 Hasil Uji Model Menggunakan Uji Chow Effect Test Statistic d.f Prob. Cross-section F Cross-section Chi-square Sumber: data sekunder diolah 18,571381 55,374604 (4,68) 4 0,0000 0,0000 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov pada variabel penelitian, dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan berdistribusi normal. Pada hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas F kurang dari 0,05 atau 0,000 < 0,05 yang berarti signifikan dengan tingkat signifikansi 95% (α = 5%). Model yang tepat adalah model fixed effect, dan dilanjutkan dengan uji Hausman untuk memilih apakah menggunakan model fixed effect atau metode random effect. b. Uji Hausman Hasil pengujian dengan uji Hausman dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 10 Hasil Uji Model Menggunakan Uji Hausman Test Summary Chi-Sq. Statistik Chi-Sq.d.f Prob. Cross-section random 7.114994 2 0,0285 Sumber: data sekunder diolah Pada perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai probability pada test cross section random effect memperlihatkan angka bernilai 0,0285 yang berarti signifikan dengan tingkat signifikansi 95% (α = 5%). Berdasarkan hasil dari pengujian Hausman Test, maka metode pilihan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode fixed effect.

7 2. Uji Asumsi a. Uji Heteroskedastisitas Untuk permasalahan heteroskedastisitas dapat diatasi dengan menggunakan metode GLS (Generalized Least Square). Metode GLS telah diberikan perlakuan white heteroscedasticity-consistent covariance untuk mengantisipasi data yang tidak bersifat homokedastisitas. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut. Tabel 11 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas dengan Uji White Variabel t-statistik Prob. PDRB Jumlah penduduk PDRB kuadrat jumlah penduduk kuadrat PDRB*Penduduk Sumber: data sekunder diolah -1,760101 0,883315 3,246875-0,712781-0,063676 0,0828 0,3801 0,0618 0,4784 0,9494 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa p-value masing-masing variabel independen lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. b. Uji Multikolinieritas Permasalahan multikolinieritas telah dapat terselesaikan ketika menggunakan data panel atau dengan kata lain data panel menjadi solusi jika data mengalami multikolinieritas (Gujarati, 2003). Berikut ini hasil pengujian multikolinieritas dengan korelasi parsial. Tabel 12 Hasil Pengujian Multikolinieritas PDRB PENDUDUK PDRB 1.000000 0.455847 PENDUDUK 0.455847 1.000000 Sumber: data sekunder diolah Tabel di atas memperlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel bebas dengan nilai lebih dari 0,8. Data teridentifikasi multikolinieritas apabila koefisien korelasi antar variabel bebas lebih dari satu atau sama dengan 0,8 (Gujarati, 2003). Dengan demikian data panel dalam penelitian ini telah terbebas dari masalah heteroskedastisitas dan multikolinieritas.

8 3. Pengujian Hipotesis Berdasarkan pengujian pada pemilihan metode estimasi dengan pengujian Hausman, diperoleh data bahwa metode yang tepat adalah metode fixed effect. Berikut ini hasil pengujian regresi data panel dengan fixed effect model. Tabel 13 Hasil Pengujian Regresi Data Panel Fixed Effect Model Variabel Koefisien Std. Error Probabilitas Konstanta PDRB Jumlah penduduk 2183679 0,723035 0,010845 1002206 1,594920 0,001203 Adjusted R square 0,876538 F-statistik 80,46309 Prob (F-statistik) 0,000000 Ket: *** = signifikan 1%; ** = signifikan 5%; * = signifikan 10% Variabel dependen = PAD berikut: Dimana: 0,0328 0,6517*** 0,0000** Berdasarkan Tabel 13 di atas diperoleh persamaan regresi data panel sebagai PAD = 2183679 + 0,723035*PDRB + 0,010845*Penduduk. PAD : Pendapatan Asli Daerah PDRB : Produk Domestik Regional Bruto Penduduk : Jumlah Penduduk Adapun dari hasil estimasi di atas, dapat dibuat model data panel terhadap pengaruh PDRB dan jumlah penduduk terhadap PAD di D.I Yogyakarta yang diinterpretasikan sebagai berikut: PAD Gunungkidul = -57293,19 + 2183679 + 0,723035*PDRB + 0,010845*Penduduk = 2126386,54 PAD Bantul = -229825,5 + 2183679 + 0,723035*PDRB + 0,010845*Penduduk = 1953854,23 PAD Kulonprogo = -1312153 + 2183679 + 0,723035*PDRB + 0,010845*Penduduk = 871526,73

9 PAD Sleman = 946361,5 + 2183679 + 0,723035*PDRB + 0,010845*Penduduk = 3130041,23 PAD Yogyakarta = 652909,1 + 2183679 + 0,723035*PDRB + 0,010845*Penduduk = 2836588,83 Nilai cross section ini menentukan besarnya pengaruh atau efek wilayah terhadap PAD. Apabila diurutkan, wilayah yang paling besar memberikan pengaruh adalah Kabupaten Sleman dan yang paling kecil memberikan pengaruh adalah Kabupaten Gunungkidul. Pembahasan Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa PDRB berpengaruh positif signifikan terhadap PAD, terbukti. Ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,723035 dan p-value t-stat sebesar 0,6517 < 0,05. Artinya semakin tinggi PDRB maka akan semakin tinggi juga pendapatan asli daerah, sebaliknya semakin rendah PDRB maka akan semakin rendah juga pendapatan asli daerah. PDRB adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam periode tertentu. PDRB merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan perekonomian di suatu wilayah atau daerah (Sukmaraga, 2011). Selain itu, PDRB suatu daerah yang tinggi mencerminkan tingkat keberhasilan pembangunan di daerah tersebut tinggi. Dengan dilaksanakannya pembangunan di setiap sector, maka akan meningkatkan pendapatan daerah tersebut. Hal ini dikarenakan PDRB adalah bagian yang penting dari PAD, semakin tinggi PDRB perkapita riil suatu daerah, maka semakin besar pula kemampuan masyarakat daerah tersebut untuk membiayai pengeluaran pembangunan pemerintahnya. Selama tahun penelitian, jika PDRB meningkat, maka berdampak pada meningkatnya PAD. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Susanto (2014), Heruyanto (2016) dan Atmaja (2009) yang membuktikan bahwa PDRB berpengaruh positif signifikan terhadap PAD.

10 Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa jumlah penduduk berpengaruh positif signifikan terhadap PAD, terbukti. Ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,010845 dan p-value t-stat sebesar 0,0000 < 0,05. Artinya semakin tinggi jumlah penduduk maka akan semakin tinggi juga pendapatan asli daerah, sebaliknya semakin rendah jumlah penduduk maka akan semakin rendah juga pendapatan asli daerah. Penduduk sangat menentukan perekonomian di suatu daerah. Jumlah penduduk yang besar dan diimbangi degan kesempatan kerja serta perekonomian yang stabil akan mendorong peningkatan pembangunan daerah. Penduduk yang mampu meningkatkan kualitas maupun keahlian atau keterampilannya akan meningkatkan produksi nasional. Hal ini selanjutnya dapat mendorong peningkatan produksi sehingga akan mengakibatkan adanya perluasan dan pendirian usaha baru pada sektor produksi. Pendirian usaha baru akan menambah angkatan kerja yang bekerja, sehingga pendapatan per kapita masyarakat akan cenderung meningkat. Dengan dibangunnya pusat-pusat pelayanan masyarakat akan meningkatkan aktivitas perekonomian masyarakat, yang pada akhirnya dapat mendorong peningkatan pendapatan asli daerah. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Susanto (2014), Asmuruf, dkk (2015) dan Atmaja (2009) yang membuktikan bahwa jumlah penduduk berpengaruh positif signifikan terhadap PAD. Berdasarkan hasil pengujian terhadap masing-masing koefisien pada setiap Kabupaten diperoleh data bahwa wilayah yang paling besar memberikan pengaruh terhadap PAD adalah Kabupaten Sleman dan yang paling kecil memberikan pengaruh terhadap PAD adalah Kabupaten Gunungkidul. Walaupun secara geografis, Kabupaten Gunungkidul memiliki wilayah yang paling luas diantara kabupaten lainnya, namun karena sebagian besar wilayah tersebut adalah perbukitan dan pegunungan kapur dimana pada musim kemarau sering mengalami kekeringan dan tidak dapat dimanfaatkan untuk menambah pendapatan masyarakat. Hal ini yang menyebabkan pendapatan yang diperoleh Kabupaten Gunungkidul lebih rendah daripada Kabupaten lainnya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel PDRB dan jumlah penduduk berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta periode 2000-2014. Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa kenaikan PDRB dan jumlah penduduk

11 akan memberikan dampak pada kenaikan PAD, sebaliknya terjadinya penurunan PDRB dan jumlah penduduk dapat memberikan dampak pada penurunan PAD. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian regresi data panel diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. PDRB berpengaruh positif signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Jumlah penduduk berpengaruh positif signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Saran Dari hasi analisis pembahasan serta kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Pendidikan dan penyuluhan bagi petani hendaknya terus di tingkatkan agar mampu menghasilkan produksi yang berkualitas sesuai dengan permintaan pasar. 2. Para petani hendaknya menambah luas lahan pertanian mereka agar produksi yang di hasilkan juga meningkat. 3. Sebaiknya pemerintah, lembaga pendidikan dan badan usaha memperhatikan keadaan para petani secara umum dan petani bawang bawang merah secara khususnya, agar petani dapat menghasilkan produk-produk pertanian yang berkualitas. DAFTAR PUSTAKA Atmaja, A.E. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Asli daerah Di Kota Semarang. Naskah Publikasi. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang Gujarati, Damodar, 2003, Basic Econometrics, McGraw Hill, New York. Haryanto, JT dan Astuti E. 2006. Kemandirian Daerah: Sebuah Perspektif dengan Metode Path Analysis. Jurnal Manajemen Usahawan. Nomor 03. Jakarta: Lembaga Management FE UI. Kuncoro, M. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah. Jakarta: Erlangga

12 Pujiati, Amin. 2008. Analisis Pertumbuhan Ekonomi di Karesidenan Semarang Era Desentralisasi Fiskal. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Universitas Negeri Semarang. Rohmana, Yana. 2010. Ekonometrika Teori dan Aplikasi Eviews. Bandung: Laboratorium Ekonomi dan Koprasi Sukmaraga. 2011. Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, PDRB per Kapita, dan Jumlah Pengangguran terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Tengah. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Susanto, I. 2014. Analisis Pengaruh PDRB, Penduduk dan Inflasi terhadap Pendapatan Asli Daerah. Jurnal Ilmiah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya malang Tarigan, R. 2005. Ekonomi Regional (Teori dan Aplikasi). Jakarta: Bumi Aksara