BAB I PENDAHULUAN. dalam situs jejaring sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram telah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam Wahyuningtyas 2013). Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal. penting untuk bertahan hidup dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang

BAB I PENDAHULUAN. Media sosial kini telah berkembang dari komunikasi satu arah menjadi platform

BAB I PENDAHULUAN. ketika akan memutuskan untuk memiliki suatu produk. Keputusan itu akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN INTERAKTIVITTAS TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MELAKUKAN PEMBELIAN MELALUI S-COMMERCE

BAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran dan rumah makan tumbuh subur. Perkembangan bisnis kuliner di. tajam, Indonesia menjadi pasar yang potensial.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pesat teknologi informasi menempatkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bergeser menjadi text-based communication melalui media sosial. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk memfasilitasi transaksi pembelian antarsemua jenis aktor:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan pada era modern ini. Dua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Dikutip dalam portal berita online ANTARAnews.com, Asosiasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. internet sampai pada bulan Juni 2016 melebihi 3,68 miliar. Meskipun penetrasi

1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disediakan oleh pemasar menjadi tidak selalu efektif. informasi yang tidak memihak dan jujur berdasarkan pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial dalam berbagai aspek kehidupan (Al-

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya teknologi internet pada jejaring sosial tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan teknologi e-commerce dalam berinteraksi dengan para

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

, 2015 PENGARUH PERFORMANCE EXPECTANCY, EFFORT EXPECTANCY, DAN SOCIAL INFLUENCE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION INSTAGRAM

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern mendorong berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. ogranisasi. Peningkatan ledakan pengguna internet telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari. Jarak membentang di antara manusia

BAB I PENDAHULUAN. hal meningkatkan bisnis, penjualan dan pembelian produk adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi negara ke-4 setelah China, India dan Jepang dalam penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengguna teknologi internet terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. terakhir menciptakan sebuah paradigma baru e-commerce yang disebut social

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, perdagangan di atur dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya jumlah pengguna internet, telah menarik berbagai

BAB I PENDAHULUAN. seperti sistem perdagangan dan sistem pemasaran. Dahulu jika kita ingin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun Berikut data statistiknya: Statistik Pengguna dan Populasi Internet di

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif bagi pertumbuhan e-commerce. Menurut Asosiasi. Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII, 2013), jumlah pengguna

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan strategi yang bersifat fundamental bagi setiap Online shop

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya gaya hiudp masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. yang membayar harga barang yang dijual. Faktor offline store atau toko

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan internet saat ini menjadi sangat pesat, Ramadhani (2003),

Bab I PENDAHULUAN. salah satunya dengan melakukan belanja secara online. Belanja online atau e-

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi yang pesat memberikan pengaruh yang

adalah sebesar 1,628 milyar US dollar (naik 15% dari tahun sebelumnya), untuk beriklan di koran sebesar 501 juta US dollar (naik 8,5%), di internet 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tersebut dilakukan pada beberapa website belanja online yang menjual berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dapat diakses dengan menggunakan rangkaian seperti Internet atau private local

Gambar 1.1 Logo Shopee (Sumber : Shopee, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin canggih telah merubah sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipastikan terisolasi dari lingkungan sekitarnya.harold D. Lasswell dalam

BAB I PENDAHULUAN. penghematan waktu berbelanja, tenaga, dan transaksi, karena dapat dilakukan. pemeliharaan, tenaga kerja dan lain sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pemasaran yang ketat di era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini teknologi semakin canggih dan terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi seperti mengirim surat elektronik atau saja seperti pada awal

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya gaya hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. penting. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap keuntungan suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Instagram

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era digital, penggunaan internet menunjang manusia di kegiatan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi telah membawa perubahan bagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi terutama dengan adanya teknologi internet. Internet saat ini

PERANCANGAN APLIKASI SOCIAL COMMERCE BERDASARKAN METODE UJI KUALITAS WEBQUAL 4.0

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber: Techinasia, (2014) 1

BAB I PENDAHULUAN. perubahan teknologi telah membuat kegiatan branding pun mengalami perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pesat di seluruh belahan dunia, yakni salah satunya termasuk di Indonesia. Media

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Piramida Hirarki Kebutuhan Maslow. Aktualisasi Diri. Penghargaan. Kasih Sayang. Rasa Aman. Kebutuhan Fisiologis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

2016 PENGARUH ONLINE SHOPPING ENJOYMENT DAN KEPERCAYAAN KONSUMEN TERHADAP MINAT PEMBELIAN PRODUK FASHION HIJAB DI SOCIAL COMMERCE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi dan meningkatnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Internet menjadi salah satu teknologi informasi yang fenomenal belakangan

BAB I PENDAHULUAN. penjual dan pembeli harus saling bertemu atau bertatap muka pada suatu tempat

BAB I PENDAHULUAN. jasa seperti usaha jasa sewa mobil, pariwisata, transportasi, jasa pihak ketiga dan

BAB I PENDAHULUAN. ponsel pintar. Menurut Brahima Sanou, Direktur Biro Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi internet yang pesat membuat aktivitas manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( (Bhardwaj & Fairhurst, 2010) ( internetworldstats.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan kemudahan yang telah disediakan oleh kemajuan teknologi bernama

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang

BAB I. oleh hampir semua orang. Menjamurnya bisnis seperti waralaba (franchise), pusat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM

BAB I. Dalam dunia bisnis, baik perusahaan kecil, sedang, dan besar, orang-orang yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi mempermudah masyarakat untuk mengakses internet

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terhadap proses bisnis di setiap organisasi. Sebagai contoh, dengan

1. BAB I PENDAHULUAN. menjadi pakaian yang menunjukan status sosial dari seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi mendorong perusahaan untuk menampilkan iklan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Internet di Indonesia melesat begitu cepat sejak tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. Hasil analisis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setahun, mulai Januari 2015 sampai Januari 2016, yaitu sekitar 15 persen.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hiburan dan komunikasi bagi setiap individu (Strauss dan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. jaringan komputer yang disebut internet. Internet dapat digunakan untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Web 2.0 telah mengubah cara pengguna dan organisasi saling berinteraksi dan berkolaborasi. Meningkatnya popularitas interaksi sosial dalam situs jejaring sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram telah membuka kesempatan untuk membuka model bisnis baru dalam perdagangan elektronik, yang biasa disebut dengan social commerce (Liang dan Turban, 2011; Hajli, 2013; Jiang, et., al., 2014). Social commerce (s-commerce) memiliki tiga sifat utama, yaitu teknologi media sosial, interaksi komunitas, dan aktivitas komersial (Liang dan Turban, 2011). Para penjual mengetahui adanya peran potensial dari s-commerce sebagai instrumen pemasaran dan model bisnis yang baru. Efektivitas s-commerce bergantung pada kualitas situs web perdagangan melalui jejaring sosial (scommerce) dengan memperhatikan tingkat kepuasan pengalaman konsumen ketika mereka berinteraksi dengan situs Web (Alshibly, 2014; Chu dan Kim, 2011). Persentase aktivitas jejaring sosial Indonesia mencapai 79,72 persen yang merupakan tertinggi di Asia, mengalahkan Filipina (78 persen), Malaysia (72 persen), China (67 persen). Bahkan negara Asia dengan teknologi Internet maju, seperti Korea Selatan dan Jepang pemanfaatan media sosialnya rendah, yaitu sebesar 30% - 45% (merdeka.com, 2014). 1

Saat ini, peningkatan penggunaan teknologi yang dilakukan oleh konsumen dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan pengalaman berbelanja (Pookulangara & Koesler, 2011). S-commerce diisi dengan berbagai interaksi sosial pengguna di dalam komunitas perdagangan online dan saling berbagi informasi dan nasehat mengenai produk yang ditawarkan secara online (Yu, 2012). Lingkungan sosial komunitas online merupakan tempat yang tepat untuk berbagi informasi dan pengetahuan (Chen, et., al., 2011). Komunitas ini dapat menjadi kesempatan bisnis yang menggunakan pemasaran secara digital (Smith, 2011) dan menghasilkan informasi dan emosi pendukung untuk konsumen, komunikasi yang lebih baik, atau meningkatkan nilai dari suatu merek atau produk (Ballantine dan Stephenson, 2011; Ali, 2011; Noort, et., al., 2012). Dalam lingkungan ini, konsumen tidak hanya membeli produk atau jasa, tetapi mereka membuat konten yang dapat menghasilkan nilai secara dua arah untuk penjual dan konsumen (Do- Hyung, et.,al., 2007). Pengguna dapat mengakses dan menangkap pengalaman orang lain serta informasi yang relevan dan komprehensif mengenai produk secara cepat (Jiang, et., al., 2014; Hajli, 2014). Pengguna yang ingin membeli melalui s-commerce dapat saling mempengaruhi pengguna lain dengan word of mouth, rekomendasi, dan perpindahan pengetahuan (transfer knowledge) pada jejaring sosial (Li, et., al., 2013). Misalnya, seorang konsumen yang ingin membeli melalui Instagram biasanya akan berusaha mencari tahu apakah penjual dapat dipercaya dengan melihat testimoni dari pembeli lain yang ada pada akun Instagram penjual. Penjual yang telah terdaftar dalam suatu akun jejaring sosial dapat 2

mempublikasikan produk yang akan dijual apabila calon pembeli telah mengikuti (follow) akun penjual atau calon pembeli berusaha mencari produk yang ia perlukan dalam kolom pencarian. Calon pembeli dapat langsung menuliskan pertanyaan dan saling berkomentar di akun penjual. Penggunaan s-commerce melalui media sosial dengan menggunakan internet membuat komunikasi antara penjual dan konsumen menjadi tanpa batas. Haubl dan Trifts (2002) menyatakan bahwa keunikan dalam lingkungan belanja online adalah memperbolehkan konsumen dan penjual mengimplementasikan tingkat interaktivitas yang tinggi. Interaktivitas dapat meningkatkan tingkat individualitas antara penjual dan pembeli dan dapat memberikan kemampuan kepada penjual untuk melakukan kontak personal semu dengan konsumen (Weiber dan Kollmann, 1998). Yadav dan Varadarajan (2005) menyatakan bahwa interaktivitas yang lebih tinggi akan mengarahkan pembuatan keputusan konsumen, kompetisi harga, privasi dan usaha oleh konsumen, hubungan dengan konsumen, dan strategi pemasaran menjadi lebih baik. Karakteristik penggunaan Instagram pada saat melakukan perdagangan, yaitu penjual akan mengunggah foto dari produk atau jasa yang disertai dengan berbagai informasi, seperti harga, ukuran, dan lokasi penjual. Hasil unggahan foto akan terlihat di akun penjual dan pada bagian explore. Konsumen yang tertarik atau yang mencari barang tersebut di kolom pencarian dengan menggunakan hashtag (#), kemudian langsung berkomentar pada foto yang diunggah atau mencari akun penjual. Pada saat pemesanan barang biasanya konsumen perlu untuk menghubungi penjual melalui media sosial lainnya, seperti WhatsApp, 3

Line, dan Blackberry Messenger karena privasi dan keamanan akan lebih terjaga. Terdapat beberapa penjual yang tidak interaktif atau komunikasi yang lambat, bahkan menanggapi konsumen dengan tidak baik. Konsumen yang sudah menikmati produk dan jasa dari penjual, biasanya akan memberikan komentar atau testimoni. Penjual akan menangkap (capture) testimoni tersebut dan menampilkannya dalam akun penjual. Testimoni konsumen berfungsi untuk meningkatkan kepercayaan konsumen lainnya yang ingin membeli. Kepercayaan merupakan hal yang penting dalam memfasilitasi perdagangan elektronik karena ketiadaan penjual secara fisik membuat transaksi online menjadi lebih mudah diserang ketidakpastian (Lowry, et., al., 2008). Preffer dan Salancik (1978) mendefinisikan ketidakpastian sebagai sejauh mana dampak dari suatu transaksi dapat diprediksi secara akurat oleh konsumen karena adanya informasi yang tidak sempurna. Terdapat kemungkinan bahwa testimoni muncul pada akun Instagram merupakan testimoni palsu karena nama yang tercantum dalam testimoni bisa saja disamarkan oleh penjual. Ketika konsumen melakukan pembelian secara online, mereka tidak memiliki informasi yang sempurna mengenai kualitas produk. Ketidakpastian produk menjadi dimensi yang penting dalam keputusan konsumen untuk membeli secara online yang bergantung pada sejauh mana kelengkapan informasi yang berhubungan dengan produk (Luo, et., al., 2012). Testimoni konsumen terhadap kualitas produk dan layanan penjual dapat menjadi dukungan sosial untuk konsumen baru. Konsumen baru akan berusaha menilai apakah akun penjual dapat dipercaya dan mempertimbangkan kualitas produk. 4

1.2 Pertanyaan Penelitian Media sosial tidak hanya menyediakan sebuah dasar yang baru bagi para penjual untuk berinovasi tetapi juga menciptakan berbagai isu baru untuk peneliti di bidang perdagangan elektronik yang membutuhkan pengembangan teori yang baru (Liang dan Turban, 2011). Setiap jejaring sosial memiliki karakteristik yang berbeda. Salah satu aplikasi jejaring sosial yang dapat digunakan sebagai alat perdagangan adalah Instagram. Instagram menjadi jejaring sosial dengan peningkatan jumlah pengguna aktif terbesar dalam enam bulan terakhir. Jumlah pengguna aktif Instagram melonjak 23 persen, yaitu dari 130 juta pengguna pada Juni 2013 menjadi 150 juta per bulan pada kuartal keempat tahun lalu. Angka ini muncul berdasarkan survei lembaga Global Web Index terhadap 170 ribu pengguna jejaring sosial di 32 negara (tempo.com, 2014). Adanya dukungan sosial dan interaktivitas diharapkan dapat menjadi beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian melalui s- commerce. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini akan mengangkat beberapa masalah sebagai berikut: 1) Apakah dukungan sosial (social support) mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian melalui social commerce? 2) Apakah interaktivitas (interactivity) mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian melalui social commerce? 5

1.3 Batasan Masalah Mengingat bahwa terdapat banyaknya jenis jejaring sosial dan adanya kemungkinan konsumen berasal dari luar negeri, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Penggunaan jejaring sosial hanya terbatas pada Instagram karena mempertimbangkan adanya perbedaan karakteristik berbagai jejaring sosial. 2) Responden yang digunakan hanya terbatas pada konsumen yang ada di Indonesia. 1.4 Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1) Untuk menguji pengaruh dukungan sosial (social support) terhadap keputusan konsumen untuk melakukan pembelian melalui social commerce. 2) Untuk menginvestigasi pengaruh interaktivitas (interactivity) terhadap keputusan konsumen untuk melakukan pembelian melalui social commerce. 1.4.2 Kontribusi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis untuk berbagai pihak yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Kontribusi Teoritis 6

a. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh dukungan sosial dan interaktivitas terhadap keputusan membeli melalui jejaring sosial. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan konseptual serta pengetahuan dalam penelitian perdagangan elektronik khususnya s-commerce. 2) Kontribusi Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran dan bahan pertimbangan, serta masukan bagi penjual (individu) dalam melakukan analisa faktor-faktor yang dapat meningkatkan penjualannya melalui s-commerce dengan menggunakan Instagram. 1.5 Sistematika Penulisan Tesis ini terdiri dari lima bab dimana antara bab satu dengan bab yang lainnya memiliki hubungan yang berkaitan. Gambaran secara umum mengenai isi dari masing-masing bab adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, pertanyaan penelitian, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini menguraikan landasan teori yang menunjang penelitian ini yang meliputi uraian mengenai theory of 7

reasoned action (TRA), social commerce (s-commerce), dukungan sosial (social support), interaktivitas (interactivity). Pada bab ini juga diuraikan mengenai pembahasan hasil penelitian sebelumnya, rumusan hipotesis, dan model penelitian. Bab III Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang lokasi penelitian, obyek penelitian, desain penelitian, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, responden penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum penjualan melalui Instagram, responden penelitian, deskripsi dari masing-masing variabel yang diteliti, hasil dari pengolahan data penelitian, serta menguraikan pembahasan hasil penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan mengenai simpulan penelitian yang diperoleh dari hasil pembahasan, serta memberikan saran yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya. 8