ANALISIS PENENTUAN TARIF POTONGAN IJARAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN IJARAH OLEH PERUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG MALANG.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN. A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. peneliti menemukan beberapa hal penting yang bisa dicermati dan dijadikan acuan penelitian ini.

BAB IV ANALISIS BESARAN UJRAH DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Perbedaan antara Pembiayaan Gadai Syariah pada PT Pegadaian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Dengan menganut sistem yang berbeda dari bank konvensional, bank

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

Juliatyn I. Hulawa, Zulkifli Bokiu, Laode Rasuli Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PULPULAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Paloh Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN. A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk. Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen.

EVALUASI PENERAPAN AKUNTANSI GADAI SYARIAH (RAHN) PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG MANADO

BAB IV TINJAUAN FATWA NO /DSN-MUI/III/2002 TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD IJA>RAH PADA SEWA TEMPAT PRODUK GADAI EMAS BANK BRI SYARIAH KC SURABAYA

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

BAB II KAJIAN TEORITIS. kegiatannya tidak lepas dari proses pencatatan akuntansi yang pada akhir

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Akuntansi Pendapatan, Pegadaian Konvensional, Pegadaian Syariah

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berinteraksi antara satu dengan yang lain. Masing- masing

SKRIPSI ANALISIS PENENTUAN TARIF POTONGAN IJARAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN IJARAH OLEH PERUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG MALANG

RAHN, DAN KETENTUAN FATWA DEWAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan jaminan, hal ini demi keamanan pemberian kredit tersebut dalam

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

BAB V PENUTUP. kepada Kospin Jasa Syariah sebagai agunan atas pembiayaan yang di terima

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

BAB IV ANALISIS APLIKASI RAHN PADA PRODUK GADAI EMAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data

Rahn /Gadai Akad penyerahan barang / harta (marhun) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang

BAB IV ANALISIS PENERAPAN MULTI AKAD DALAM PEMBIAYAAN ARRUM (USAHA MIKRO KECIL) PEGADAIAN SYARIAH (STUDI KASUS DI PEGADAIAN SYARIAH PONOLAWEN KOTA

A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Gadai. emas BSM adalah penyerahan hak penguasaan secara fisik atas

Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Vol. 2, No. 2, Desember 2013 Hal. 1-20

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

Dealin Mahaputri Leonika

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan ekonomi yang berbasis pada ekonomi kerakyatan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang sempurna dengan Al-Qur an sebagai sumber

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dan bagi manusia pada umumnya tanpa harus meninggalkan. prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh syariat Islam.

1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu. akad rahn sebagai produk pelengkap yang berarti sebagi akad tambahan

PENERAPAN AKAD RAHN DAN PENENTUAN BIAYA IJARAH DALAM SISTEM GADAI SYARAIAH MENURUT FATWA DSN-

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah pembiayaan yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syari ah baik

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

BAB III PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA IJARAH DI PERUM PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

Materi: 12 AKUNTANSI IJARAH

BAB I PENDAHULUAN 2002), 8. 1 Zainul Arifin, Dasar- Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet,

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, perekonomian yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam

PENENTUAN BIAYA PEMELIHARAAN BARANG GADAI MENURUT FATWA DSN MUI NO 26 TAHUN 2002 ( STUDI KASUS PEGADAIAN SYARIAH CABANG KOTA LANGSA) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Akad pada produk Gadai Emas di bank Syariah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KAFA<LAH BI AL-UJRAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KAFA<LAH HAJI DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dan suatu sistem yang dibutuhkan dalam suatu negara modern, tak luput

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pinjam meminjam menjadi salah satu cara terbaik untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri

BAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo

BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada Muhammad S.A.W. sebagai petunjuk dan pedoman yang mengandung

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PERUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG PONOLAWEN PEKALONGAN, UPS WONOYOSO DAN UPCS VETERAN PEKALONGAN

Perbankan Syariah. Akuntansi Ijarah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, baik kebutuhan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN GADAI EMAS DI KOSPIN JASA SYARIAH DIPANDANG FATWA DSN NOMOR: 26/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN EMAS.

TANGGUNG JAWAB MURTAHIN (PENERIMA GADAI SYARIAH) TERHADAP MARHUN (BARANG JAMINAN) DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SYARIAH UJUNG GURUN PADANG

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Lembaga Keuangan Syariah Pengertian Lembaga Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. menolong, orang yang kaya harus menolong orang yang miskin, orang yang. itu bisa berupa pemberian maupun pinjaman dan lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Implementasi gadai di PT. Bank BNI Syariah Cabang Dharmawangsa Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah S.W.T. sebagai khalifah untuk memakmurkan

BAB IV ANALISA A. PELAKSANAAN IB RAHN EMAS DI BANK JATENG SYARIAH KANTOR CABANG SEMARANG

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Gadai Secara Umum. Beberapa pendapat mengenai definisi gadai dan pegadaian:

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang sering dipermasalahkan dan merupakan kendala utama adalah

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Lelang Barang Jaminan pada Perum Pegadaian Cabang Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Pelembagaan Bisnis gadai pertama kali di Indonesia sejak Gubernur

Analisis Fatwa DSN-MUI terhadap Penentuan Biaya Ijarah dalam Sistem Gadai Syariah di Pegadaian Syariah Situsaeur Bandung

RAHN DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PROFIL PEGADAIAN SYARIAH DI PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Objek Penelitian (Pegadaian Syari ah Di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam istilah bahasa Arab, gadai di istilahkan dengan rahn dan juga dapat

STUDI IMPLEMENTASI AKUNTANSI PRODUK EMAS MENURUT PSAK 107 DAN 102 PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI TBK CABANG JEMBER

ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN GADAI EMAS BERDASARKAN PSAK 107 (STUDI KASUS PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BANDA ACEH)

BAB IV ANALISA KONSEPTUAL DAN APLIKATIF GADAI EMAS (AR-RAHN) PT. BPRS BHAKTI SUMEKAR SUMENEP

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan kegiatan ekonomi saat ini, kebutuhan akan pendanaan pun

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan pinjam-meminjam. Kegiatan pinjam-meminjam terdapat produk yang dapat

Kartika dan Nur, Analisis Penerapan Akuntansi Gadai Syariah (Rahn) Pada Pegadaian Syariah Cabang Jember

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB

PERBANKAN SYARIAH IJARAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

Transkripsi:

ANALISIS PENENTUAN TARIF POTONGAN IJARAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN IJARAH OLEH PERUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG MALANG Oleh : Nur Kholis Kusuma Atmaja ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui cara penentuan dan perhitungan potongan biaya Ijarah dan perlakukan akuntansi atas pembiayaan Ijarah oleh kantor Pegadagai Syariah cabang Malang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan skunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pihak Pegadaian Syariah Cabang Landungsari. Sedangkan data skunder yang digunakan bukubuku dan dokumen-dokumen terkait dengan tarif potongan ijarah dan perlakukan akuntansi pembiayaan ijarah. Teknik analisis data dilakukan dengan cara analisis deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan objek penelitian dalam bentuk kata-kata atau pernyataan berdasarkan data, menganalisis dan merekomendasikan hasil penelitian kepada Kantor Pegadaian Syariah Cabang Landungsari. Hasil Penelitian Menunjukkan bahwa penentuan tarif potongan Ijarah yang diterapkan oleh Kantor Pegadaian Syariah Cabang landungsari sesuai dengan fatwa DSN, yang mana dalam menetukan tarif potongan ijarah pihak pegadaian tidak didasarkan jumlah pinjaman nasabah melainkan persentase pinjaman dari nilai taksiran barang itu sendiri. Adapun dari sudut pandang bermuamalat penentuan diskon ijarah oleh pihak Kantor Pegadaian Syariah tidak menyalahi ketentuan dalam bermuamalat. hal ini dikarenakan dalam pemberian diskon ijarah pihak pegadaian syariah berlandasan pada empat prinsip muamalat. Adapun dalam perlakuan akuntansi pembiayaan ijarah pihak Pegadaian Syariah Cabang Landungsari tidak melakukan penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan terkait transaksi yang terjadi di Kantor Pegadaian Syariah Cabang landungsari. Adapun pengakuan dan pengukuran dalam jurnal transaksi yang dilakukan oleh Kantor Pegadaian Syariah cabang Landungsari sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada PSAK 107. Kata Kunci : Analisis Penentuan, Tarif Potongan Ijarah, Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Ijarah PENDAHULUAN Pada saat ini perkembangan ekonomi Islam di Indonesia cukup pesat. Muhaimin (2010). Hal ini ditandai dengan banyaknya lembaga keuangan yang berbasis syariah

bermunculan. Salah satu produk syariah yang cukup banyak ditawarkan oleh lembaga keuangan syariah yaitu sewa guna usaha atau disebut Al-ijarah. Adapun salah satu lembaga yang menggunakan akad ini adalah pegadaian syariah. Dalam pelaksanaannya, akad yang sering digunakan oleh pegadaian syariah dalam menjalankan oprasionalnya yaitu akad rahn dan akad ijarah. Akad rahn dilakukan pihak pegadaian untuk menahan barang bergerak sebagai jaminan atas utang nasabah. Adapun Akibat dari penyimpanan inilah timbul biaya-biaya atas barang milik nasabah yang dititipkan kepada pihak pegadaian seperti biaya perawatan dan biaya penyimpanan atas barang yang dititipkan. Biaya-biaya inilah disebut biaya sewa (ijarah) atas jasa penitipan barang oleh pihak pegadaian syariah, yang mana pihak nasabah wajib membayar atas biaya-biaya tersebut. Untuk meringankan beban nasabahnya terkait pembiayaan ijarah, pihak pegadaian syariah mengeluarkan kebijakan untuk memberikan keringan kepada nasabahnya dengan cara pemberian potongan biaya ijarah (diskon biaya ijarah). Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Farisa Aziza (2009) dalam penelitiannya terkait prespektif hukum Islam terhadap penerepan prinsip ijarah pada praktek tarif jasa simpanan di pegadaian syariah cabang Kususmanegara Jogyakarta bahwasanya pegadaian syariah memberikan penghargaan kepada nasabahnya dalam bentuk pemberian diskon pada tarif jasa simpan.yang mana hal ini bertujuan untuk meringankan biaya yang harus di tanggung oleh nasabah. Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Laili Soraya (2010) tentang Penerapan Penentuan Biaya Ijarah. Dalam Sistem Gadai Syariah di Perum Pegadaian Syariah Pekalongan menjelaskan bahwasanya terjadi perbedaan pengenaan biaya ijarah yang harus ditanggung oleh nasabah, yang mana antara dua nasabah yang menggadaikan satu jenis barang yang sama, harga yang sama, taksiran sama, dan kondisi barang sama.terjadinya perbedaan tersebut disebabkan karena adanya perbedaan pemberian potongan/diskon terhadap nasabah oleh pihak pegadaian syariah. Padahal pada ketentuan fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No 25 tahun 2002 menjelaskan bahwasanya besarnya jumlah biaya ijarah bukan berasal dari jumlah pinjaman yang dipinjam melainkan berasal dari taksiran harga barang yang digadaikan. Jadi dari fatwa DSN No 25 tahun 2002 dapat diartikan berapapun pinjaman yang dilakukan oleh dua nasabah yang mempunyai barang yang sama dengan taksiran yang sama maka besarnya biaya ijarah juga sama. Adapun perlakuan akuntansi yang digunakan oleh pegadaian syariah sebagai landasan dalam pencatatan akuntansi mengenai ijarah telah diatur dalam PSAK 107 (ijarah). Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ikhsan (2013) terkait perlakuan akuntansi atas pembiayaan gadai syariah oleh pemegang gadai oleh PT.

Bank Syariah Mandiri, Dian Gunawan (2013) terkait penerapan PSAK 107 atas transaksi ijarah pada PT. BNI syariah cabang Makassar, dan Nur Amaliah Ramadhani (2012) dalam penelitiannya terkait analisis perlakuan akuntansi pembiayaan gadai syariah PT. BNI Syariah menjelaskan bahwa dalam pelaksanan produk gadai di Bank Syariah, PSAK yang digunakan dalam pencatatan pembiayaan sewa (ijarah) oleh pihak bank, menggunakan ketentuan PSAK 107 (ijarah). Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwasanya segala ketentuan terkait pencatatan pembiayaan ijarah yang dilakukan oleh entitas yang melakukan akad ijarah berlandasan pada PSAK 107. Melihat dari Fenomena yang terjadi terkait penetuan potongan ijarah dan perlakuakan akuntansi atas pembiayaan ijarah, menjadikan hal ini menarik untuk dikaji, karena permasalahan tersebut merupakan suatu permasalahan yang memerlukan pemecahan sehingga dapat memberikan kemaslahatan dan pemahaman bagi masyarakat awam terkait pemberian potongan biaya ijarah dan perlakuan akuntansinya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui cara penentuan dan perhitungan potongan biaya ijarah. 2. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi terkait pembiayaan ijarah. Adapun kajian pustaka yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gadai(rahn) adalah harta yang dijadikan oleh pemiliknya sebagai jaminan utang dan kepercayaan terhadap utang, yang dapat dijadikan (seluruh atau sebagiannya) untuk pembayaran utang apabila orang yang berhutang tidak dapat membayar hutangnya. Dalam bukunya Akhmad Sarwat tentang Fiqih Muamalah (Sarwat, 2009:32) menjelaskan bahwa dalam praktek rahn, terdapat beberapa unsur: 1) Ar-Rahin yaitu orang yang menggadaikan barang atau meminjam uang dengan jaminan barang. 2) Al-Murtahin yaitu orang yang menerima barang yang digadaikan atau yang meminjamkan uangnya. 3) Al-Marhun/Ar-Rahn yaitu barang yang digadaikan atau dipinjamkan. 4) Al-Marhun bihi yaitu digadaikan. 5) Al-'Aqdu yaitu akad atau kesepaktan untuk melakukan transaksi rahn. Adapun Syarat-syarat dalam gadai adalah sebagai berikut : 1) Sighat, dengan syarat tidak boleh terikat dengan syarat tertentu dan waktu yang akan datang.

2) Pihak-pihak yang berakad cakap menurut hukum, yang ditandai dengan aqil baligh, berakal sehat dan mampu melakukan akad. 3) Utang (Marhun Bih) mempunyai pengertian bahwa utang adalah kewajiban bagi pihak yang berutang untuk membayar kepada pihak yang member piutang, barang yang dapat dimanfaatkan, jika tidak bermanfaat maka tidak sah, dan barang tersebut dapat dimanfaatkan. 4) Marhun adalah harta yang dipegang oleh murtahin (penerima gadai) atau wakilnya sebagai jaminan utang. Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma jur (obyek sewa) dan musta jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakannya. Adapun Rukun dalam akad ijarah adalah sebagai berikut: 1) Musta jir / penyewa 2) Mu ajjir / pemilik barang 3) Ma jur / barang atau obyek sewaan 4) Ajran atau Ujrah / Harga sewa atau manfaat sewa. 5) Ijab Qabul Adapun Syarat-syarat ijarah adalah: 1) Pihak yang terlibat harus saling ridha 2) Ma jur (barang/obyek sewa) ada manfaatnya : a. Manfaat tersebut dibenarkan agama/halal b. Manfaat tersebut dapat dinilai dan diukur/diperhitungkan c. Manfaatnya dapat diberikan kepada pihak yang menyewa d. Ma jur wajib dibeli Musta jir. (Wiroso, 2011:456) Akuntansi dalam perspektif Islam berhubungan dengan pengakuan, pengukuran, dan pencatatan transaksi-transaksi dan penyajian mengenai kekayaan dan kewajiban. Dalam penentuan biaya dan pendapatan sewa di gadai syariah biasanya pihak pegadaian melakukan berdasarka akad ijarah. Adapun isi dalam PSAK 107 terkait pengakuan dan pengukurannya serta pengungkapannya dan penyajiannya untuk entitas yang melakukan akad ijarah adalah sebagai berikut : a. Pengakuan dan pengukuran Terdapat beberapa ketentuan untuk pengakuan dan pengukuran yang dijelaskan dalam PSAK 107 antara lain sebagai berikut: 1) Pinjaman / kas dinilai sebesar jumlah yang dipinjamkan pada saat terjadinya. 2) Pendapatan sewa selama masa akad diakui pada saat manfaat atas aset (sewa tempat) telah diserahkan kepada penyewa. 3) Pengakuan biaya penyimpanan diakui pada saat terjadinya transaksi.

b. Penyajian dan pengungkapan Berdasarkan penjelasan dalam PSAK 107 terkait penyajian dan pengungkapan atas sewa (ijarah) dapat dapat disimpulkan sebagai berikut 1 )Penyajian, pendapatan ijarah disajikan secara neto setelah dikurangi beban-beban yang terkait dalam pembiayaan ijarah. Seperti beban perbaikan, pemeliharaan dan sebagainya. 2) Pengungkapan, murtahin murtahin mengungkapkan pada laporan terkait transaksi ijarah dan ijarah muntahiyah bit tamlik. 3)Penjelasan umum isi akad. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah Penelitian kualitatif deskriptif, yang mana bentuk penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan fenomenafenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Dalam penelitian ini dilakukan pada obyek tunggal dengan menggunakan beberapa sumber dalam proses pengumpulan data. Peneliti menganalisis penentuan potongan biaya ijarah dan perlakuan akuntansinya terkait pembiaya ijarah yang telah ditetapkan menjadi standar umum pada suatu obyek penelitian. Keseluruh kegiatan tersebut akan peneliti bandingkan dengan ketentuan fatwa sewan syariah nasional (DSN) MUI dan standar akuntansi yang berlaku umum yang kemudian menjadi evaluasi praktek gadai syariah yang selama ini dilakukan pada obyek penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber data primer yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dokumen social seperti catatan-catatan yang dibuat oleh pihak pegadaian syariah, wawancara kepada pihak pegadaian syariah. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasilhasil penelitian dan data-data lain yang berkaitan dengan perhitungan biaya ijarah. Adapun tahapan yang peneliti lakukan dalam melakukan analisis data antara lain: 1) Mengumpulkan berbagai data yang diperlukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi pada obyek penelitian. 2) Melakukan analisa penerapan potongan biaya ijarah pada obyek peneliti. 3) Melakukan perbandingan antara praktik gadai syariah dengan konsep fatwa DSN dan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 4) Menarik kesimpulan dan member rekomendasi terhadap hasil penelitian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran umum pemberian potongan ijarah Diskon ijarah merupakan pemberian potongan atas biaya ijarah yang diberikan oleh pihak pegadaian kepada nasabah yang dikarenakan nasabah meminjam dibawah pinjaman maksimum. Adapun rumus dalam perhitungan diskon ijarah adalah sebagai berikut :

Rumus diskon ijarah = ijarah asal (ijarah asal x diskon yang akan didapat dalam bentu %) Pemberian diskon ijarah oleh pegadaian syariah bertujuan untuk menangani persoalan yang ada dalam pebiayaan ijarah pada nasabah, yang mana apabila pihak pegadaian Syariah memasang tarif yang sama pada taksiran barang yang sama tetapi jumlah pinjaman berbeda maka biaya ijarah yang dikenakan juga akan sama. Sehingga hal ini menyebabkan ketidak adilan dalam pembiayaan nasabah dan juga menyebabkan sirkulasi transaksi pada pegadaian syariah tidak berjalan dengan baik dan pihak pegadaian akan rugi. Maka dari itu pihak pegadaian syariah membuat terobosan dengan pemberian diskon yang mana perhitungan tersebut tidak menyalahi norma dalam Islam. Adapun pemberian diskon ijarah oleh pihak pegadaian syariah diberikan: 1) kepada nasabah yang meminjam pinjaman dibawah pinjaman maksimum. 2) Kepada nasabah yang melakukan cicilan / angsuran pinjaman kepada pihak pegadaian syariah. Adapun perlakuan akuntansi pada pegadaian syariah cabang Landungsari adalah sebagai berikut : 1. Pengakuan dan Pengukuran pengakuan dan pengukuran yang dilakukan oleh pihak Pegadaian Syariah Cabang Landungsari adalah sebagai berikut : 1. Piutang a. Pada saat terjadinya akad pembiayaan gadai syariah yaitu pada saat pihak pegadaian menandatangani dan mencairkan dana sebesar pokok pinjaman yang sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak. b. Pada saat penerimaan angsuran atau cicilan yaitu apabila terdapat penerimaan angsuran atau pembayaran maka pihak pegadaian syariah mengakuinya sebagai pengurang pokok pembiayaan dan namun, jika jumlah yang dibayarkan jumlahnya kurang dari besarnya angsuran yang seharusnya dibayar, maka terlebih dahulu pihak pegadaian mengakuinya sebagai pendapatan sewa atas jasa titip yang telah diberikan oleh pegadaian syariah dan kemudian sisanya diakui sebagai pengurang pokok dari kredit (pinjaman). 2. Pendapatan sewa dan administrasi Dalam oprasionalnya Kantor Pegadaian Syariah Cabang Landungsari mengakui pendapatan sewa atas biaya sewa yang telah dibayarkan oleh nasabah yang telah menggunakan jasanya pada saat manfaat sewa telah diserahkan pada nasabah (Surat Bukti Rahn). Adapun besarnya pendapatan sewa yang diterima oleh pihak Pegadaian Syariah sebesar taksiran dari barang jaminan nasabah.

Adapun pendapatan administrasi diakui oleh Kantor Pegadaian Syariah Cabang Landungsari berdasarkan marhun bih pada saat menerima pembayaran biaya administrasi dari nasabah. Analisis implementasi penentuan potongan ijarah Penentuan dan perhitungan diskon ijarah di Kantor Pegadaian Syariah Cabang Landungsari berlandasan pada Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) nomor :23/DSN-MUI/III/2002 dan nomor: 46/DSN-MUI/II/2005 Perlakuan akuntansi No Perlakuan akuntansi kantor PSC Landungsari Pengakuan dan pengukuran 1 Kantor Pegadaian Syariah Cabang Landungsari mengakui sebagai piutang pada saat penyerahan pinjaman kepada nasabah dan diukur sebesar pinjaman nasabah 2 Kantor Pegadaian Syariah Cabang landungsari mengakui pendapatan sewa atas biaya sewa yang telah dibayarkan oleh nasabah yang telah menggunakan jasanya pada saat manfaat sewa telah diserahkan pada nasabah (Surat Bukti Rahn) 3 Kantor Pegadaian Syariah cabang Landungsari menunjukkan bahwa ternyata tidak ada pembiayaan-pembiyaan yang dilaporkan kepada nasabah terkait pengeluaran biaya pemeliharaan atau perbaikan Penyajian dan pengungkapan 4 dalam hal penyajian pendapatan atas transaksi ijarah dalam laporan keuangan pihak Kantor Pegadaian Syariah cabang Landungsari tidak membuat laporan keuangan, PSAK 107 Pinjaman /kas dinila sebesar jumlah yang dipinjamkan pada saat terjadi Pendapatan sewa diakui pada saat manfaat atas aset telah diserahkan kepada penyewa Pengakuan biaya penyimpanan diakui pada saat terjadinya. Penyajian, pendapatan ijarah disajikan secara neto setelah dikurangi beban beban yang terkait misalnya perbaikan 5 tidak ada laporan keuangan Pengungkapan, pemilik mengungkapkan dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah

KESIMPULAN Berdasarkan dari pembahasan dan data-data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yang berkaitan dengan penentuan pemberian diskon ijarah dan perlakukan akuntansi ijarah di Kantor Pegadaian Syariah Cabang Landungsari maka dapat diperoleh kesimpulan oleh peneliti sebagai berikut: Pemberian diskon ijarah oleh pegadaian syariah bertujuan untuk menangani persoalan yang ada dalam pebiayaan ijarah pada nasabah, yang mana apabila pihak pegadaian Syariah memasang tarif yang sama pada taksiran barang yang sama tetapi jumlah pinjaman berbeda maka biaya ijarah yang dikenakan juga akan sama. Maka dari itu pihak pegadaian syariah membuat terobosan dengan pemberian diskon yangmana perhitungan tersebut tidak menyalahi norma dalam Islam. Pemberian diskon ijarah oleh pihak pegadaian syariah Cabang Landungsari diberikan kepada nasabah yang meminjan pinjaman dibawah pinjaman maksimum, dan kepada nasabah yang melakukan cicilan / angsuran pinjaman kepada pihak pegadaian syariah. Adapun penentuan tarif diskon yang diberikan oleh pihak Pegadaian Syariah Cabang Landungsari melihat dari dua aspek yaitu 1) penentuan tarif diskon ijarah yang diberikan oleh pegadaian syariah berdasarkan persentase pinjaman dari nilai taksiran barang, 2) Penentuan tarif diskon oleh pegadaian juga tak luput dari resiko yang didapat oleh pihak pegadaian syariah sendiri. Penentuan dan perhitungan diskon ijarah di Kantor Pegadaian Syariah Cabang Landungsari barladasan pada ketentuan Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor :23/DSN-MUI/III/2002 dan nomor: 46/DSN-MUI/II/2005. Adapun perlakuan akuntansi dalam pembiayaan Rahn di Syariah Cabang Landungsari kurang sesuai dengan PSAK 107 (akad Ijarah) dalam hal penyajian dan pengugkapan. Adapun uraian terkait penerapan PSAK 107 sebagai berikut : Pada saat terjadinya akad pembiayaan: pengakuan tersebut sesuai dengan PSAK 107 yang mengatakan bahwa pembiayaan gadai dinilai sebesar jumlah yang dipinjamkan pada saat terjadinya dan mengguankan dasar kas (cash basis). Pada saat penerimaan angsuran atau cicilan: apabila terdapat peneriamaan angsuran atau pembayaran maka pihak pegadaian mengakuinya sebagai pengurang pokok pembiayaan dan mengakui pendapatan sewa atas biaya sewa yang telah dibayarkan oleh nasabah yang telah menggunakan jasanya. Pada saat pelunasan pembiayaan gadai: mengenai penyelesaian atau berakhirnya akad pembiayaan gadai syariah diakui padasaat pokok pembiayaan telah dilunasi oleh nasabah. Karena pembiayaan gadai syariah ini hanya terbatas sewa tempat saja, maka pihak pegadaian lebih memprioritaskan pengakuan biaya sewa kemudian pengembalian pinjaman pokok dari nasabahnya.

Adapun pegadaian syariah mengakui pendapatan sewa pada saat pendapatan tersebut diterima yaitu ketika nasabah membayar sewa pada saat pelunasan. Dasar pengakuan pendapatan adalah dasar kas (cash basis). Beban dalam kegiatan pembiayaan yang terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan pihak pegadaian menyangkut pembiayaan gadai syariah yang ditanggung oleh nasabah dan diakui pendapatan oleh pihak pegadaian. Hal ini diakui pada saat terjadinya atau dikeluarkannya biaya tersebut sehingga pegadaian tidak mencatatnya sebagai beban tetapi mencatatnya sebagai pendapatan. Pada Kantor Pegadaian (Persero) Syariah Cabang Landungsari penyajian dan pengungkapan laporan keuangan tidak sesuai dengan ketentuan PSAK 107 tahun 2007 yang mana laporan keuangan dilakukan dengan cara laporan keuangan konsolidasian dengan kantor pusat dan diungkapkan penjelasannya dalam catatan atas laporan keuangan. Saran Berdasarkan hasil yang telah dikemukakan, maka penulis dapat menyarankan terkait penentuan tarif potongan ijarah dan perlakuan akuntansi atas pembiayaan ijarah adalah sebagai berikut : 1)Tarif potongan ijarah sebaiknya ditentukan dalam bentuk nominal bukan persentase. 2)Perlu adanya ketentuan khusus terkait penentuan potongan ijarah yang harus dibuat oleh Majelis Ulama Indonesia dan Dewan Syariah Nasional. 3)Perlu adanya pencatatan buku besar dan laporan keuangan di Kantor Pegadaian Syariah Cabang Landungsari Malang DAFTAR PUSTAKA Amaliah Ramadhani, Nur. 2012. Analisis Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Gadai Syariah Kantor. Bank Bni Syariah, Tbk. Cabang Makassar.Skripsi. Makassar: FE-Universitas Hasanuddin Aziza, fariza.2009.perspektif Hukum Islam Terhadap Penerapan PrinsipIjarah Pada Praktik Tarif Jasa Simpan Di Pegadaian Syari ah Cabang Kusumanegara Yogyakarta.Skripsi. Yogyakarta: FS- Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Diantimala, Yossi dan Jogiyanto Hartono, 2001.Pengaruh Pengumuman Labaterhadap Asimetri Informasi. Makalah Simposium Nasional Akuntansi IVIAIKAPd: 35-52. Bandung: Universitas Padjajaran.. Fatwa Dewan Syariah Nasional Gunawan, Dian. 2013. Penerapan PSAK 107 Atas transaksi Ijarah pada KANTOR. BNI Syariah Cabang Makassar. Skripsi.FEB- Universitas Hasanuddin Makassar.

Mukhlas. 2010. Implementasi Akad Ijarah Pada Pegadaian SyariahCabang Solobaru. Tesis.Surakarta: FH-Universitas Sebelas Maret. Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2012. Akuntansi Syariah di Indonesia, edisi kedua., Salemba Empat., Jakarta. PSAK 107 Ijarah Sarwat Ahmad, Fiqh Muamalat, Kampus, 2009. Soraya, Laili. 2010. Penerapan Penentuan Biaya Ijarah Dalam Sistem Gadai SyariahDi Perum Pegadaian Syariah Pekalongan. Skripsi. Semarang: FS-Institut Agama Islam Negeri Walisongo. Syafei, Rahmat. 2001.Fiqih Muamalah., CV Pustaka Setia.,Bandung. Wiroso. 2011.Akuntansi Transaksi Syariah., Ikatan Akuntan Indonesia., Jakarta.