BAB I PENDAHULUAN. mengalami ketidakberuntungan (misfortune) dalam menjalankan usaha akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Semakin terglobalisasinya perekonomian menyebabkan persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu bersaing dalam persaingan industri. Perusahaan harus dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor. Dana

BAB I PENDAHULUAN. dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. pihak investor kemudian digunakan pihak emiten untuk pengembangan usaha,

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya. Laporan keuangan tahunan merupakan sumber informasi internal

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, pasar modal memungkinkan pemilik dana memeproleh keuntungan

umum lebih menyukai dividen daripada capital gain. Berarti pula bahwa terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat baik dalam perekonomian, politik, maupun hukum. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

II. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri industri

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan sebuah keputusan investasi. Karena hal ini mempunyai dampak

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor), dapat menyalurkan dananya dengan berinvestasi

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public pasti menerbitkan

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dapat dilihat dan diukur melalui berbagai cara, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan yang cukup besar bagi perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal merupakan salah satu leading indicator dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn

BAB I PENDAHULUAN. bisa hanya mengandalkan kepada satu sumber pendanaan saja, yaitu hutang karena

Pendahuluan. Universitas Esa Unggul

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perekonomian yang terus berkembang, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah korporasi dalam memenuhi dana untuk mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan swasta. Pasar modal menjadi sarana perusahaan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB I PENDAHULUAN. Brown (Investment Analysis snd Portofolio Management,5) mendefinisikan

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi harga saham.

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan. merger, atau menerbitkan saham di pasar modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aliran kas bebas atau lebih sering dikenal dengan free cash flow dapat

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dividend merupakan fungsi yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia pada tahun 2015 meningkat sekitar 5,8 persen.

BAB I PENDAHULUAN. dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

I PENDAHULUAN. pendapatan atau tingkat pengembalian investasi, baik berupa dividen maupun

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini perkembangan terasa begitu cepat, salah satunya

BAB I PENDAHULAN. Investasi dapat dilakukan dalam bentuk investasi pada aspek fisik (real asset)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Hal ini mungkin disebabkan karena tingginya kesadaran penduduk di

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi

BAB I PENDAHULUAN. satu pembiayaan eksternal bagi dunia usaha dan sebagai wadah investasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Modal merupakan aspek penting dalam suatu perusahaan, karena dari situlah

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi. Perekonomian di Indonesia yang semakin membaik. menyebabkan timbulnya gairah bagi para pengusaha untuk mengelola

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang pada akhir-akhir ini menarik minat para investor. Tujuan semua investasi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yaitu aset riil (real asset) dan aset finansial (financial asset), yang sama-sama

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan bisnisnya agar tetap berjalan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengelola seluruh asetnya dengan baik sehingga akan mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi pasar modal inilah maka kebutuhan atas informasi yang relevan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. kelapa sawit, kelapa, pinang, kopi, sagu, kakao diantara produk-produk tersebut yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi dengan teknologi yang serba canggih serta informasi yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi setiap anggota masyarakat termasuk dunia usaha, resiko untuk mengalami ketidakberuntungan (misfortune) dalam menjalankan usaha akan selalu ada. Dalam rangka mengatasi kerugian yang timbul, manusia mengembangkan mekanisme yang saat ini kita kenal sebagai asuransi. Asuransi di Indonesia berawal pada masa penjajahan Belanda, terkait dengan keberhasilan perusahaan dari negeri tersebut di sektor perkebunan dan perdagangan di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan jaminan terhadap keberlangsungan usahanya, tentu diperlukan adanya asuransi. Asuransi dapat diartikan suatu kemauan untuk menetapkan kerugiankerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti/substitusi kerugiankerugian besar yang belum terjadi dengan sebuah perjanjian dengan nama seseorang penenggung yang mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung dengan menerima suatu premi. Pertumbuhan asuransi yang mencapai 30% di tahun 2011 sangat ditunjang dengan adanya peluang bisnis asuransi. Peluang-peluang tersebut yakni peluang pasar asuransi syariah, micro insurance, kemudian kelas ekonomi menengah yang akan terus berkembang. Selain pertumbuhan yang tetap tinggi pada 2011, akan ada perkembangan lain yang mempengaruhi industri atau bisnis asuransi.tak hanya asuransi jiwa yang tumbuh di tahun 2011, asuransi umum juga akan tetap 1

2 tumbuh seiring dengan tumbuhnya perekonomian Indonesia. Pertumbuhan asuransi umum di tahun 2011 sangat dipengaruhi dengan perkembangan krisis di Eropa. (http://www.neraca.web.id, diakses tanggal 7 Desember 2012). Pada tahun 2011 di Indonesia asuransi jiwa mencatat pertumbuhan pendapatan premi (premi penutupan langsung) 26,02%, asuransi umum mencatat pertumbuhan premi penutupan langsung 20,04%, dan reasuransi membukukan pertumbuhan premi penutupan tidak langsung 17,65%, sedangkan dari indikator laba setelah pajak, industri asuransi jiwa mencatat pertumbuhan 41,63%, asuransi umum 43,58%, dan reasuransi 23,51%. Angka-angka itu diperoleh dari 130 perusahaan yang masuk dalam pemeringkatan yang dilakukan Media Asuransi tahun 2012, yakni 44 perusahaan asuransi jiwa, 82 asuransi umum, dan reasuransi empat perusahaan. Saat ini di Indonesia beroperasi empat perusahaan reasuransi, 44 perusahaan asuransi jiwa, 83 perusahaan asuransi umum, lima perusahaan asuransi jaminan sosial, sehingga secara keseluruhan ada 136 perusahaan asuransi dan reasuransi. Lima perusahaan asuransi jaminan sosial dan satu perusahaan asuransi umum yang belum mempublikasikan laporan keuangan, tidak diproses datanya. (http://aaui.or.id, diakses tanggal 7 Desember 2012). Pertumbuhan pendapatan premi asuransi pada tahun 2011 tidak diikuti oleh beberapa perusahaan asuransi umum, diantaranya adalah Lippo General Insurance, Asuransi Ramayana, Asuransi Dayin Mitra, Asuransi Bintang dan Asuransi Jasa Tania. Beberapa perusahaan asuransi tersebut mengalami kemunduran dalam pendapatan premi penutupan langsung hingga 20%.

3 Penurunan pendapatan premi tersebut dikarenakan terjadinya penurunan pendapatan premi kendaraan bermotor dan premi asuransi kesehatan serta yang mengakibatkan terjadinya penurunan pendapatan premi, selain itu penurunan pendapatan premi penutupan langsung pada lima perusahaan tersebut dikarenakan terjadinya pembengkakan biaya-biaya operaional perusahaan yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan hingga mencapai 35%. (http://keuangan.kontan.co.id, diakses tanggal 17 April 2012) Semakin berkembangnya dunia usaha di Indonesia yang semakin pesat, mendorong banyak perusahaan untuk menjalankan bisnis dan usahanya seluas mungkin. Perusahaan-perusahaan di Indonesia dituntut untuk dapat bersaing dengan lawan bisnis, baik perusahaan dalam negeri maupun perusahaan luar negeri. Tuntuan untuk memperluas usaha dan persaingan yang semakin ketat, perusahaan membutuhkan dana lebih atau modal tambahan guna menambah dana yang mereka butuhkan dalam menjalankan usaha mereka. Salah satu cara untuk mendapatkan modal tambahan dalam rangka memperluas usahanya adalah dengan cara melakukan ekspansi ke pasar modal. Dengan ekspansinya ke pasar modal, kemungkinan perusahaan untuk mendapatkan modal tambahan akan semakin besar, karena perusahaan akan mencoba menarik investor di pasar modal untuk menanamkan modal usaha dengan menjual emisi saham kepada para investor, demikan pula termasuk perusahaan asuransi yang mempunyai keinginan untuk memperluas usahanya, hal ini dilakukan dengan mengadakan ekspansi ke pasar modal dalam rangka mendapatkan tambahan modal guna memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar

4 dalam persaingan ketat dunia usaha sektor keuangan terutama sesama perusahaan yang bergerak dalam sektor asuransi. Saat ini terdapat 11 perusahaan dari 136 perusahaan asuransi di Indonesia yang melakukan ekspansi ini ke pasar modal dengan cara listing atau istilah lain go public di Bursa Efek Indonesia. Dengan ekspansinya perusahaan asuransi ke pasar modal ini maka perusahaan asuransi dapat mencari sumber tambahan dana untuk berjalannya aktivitas bisnis asuransi mereka dengan cara menjual saham mereka kepada para investor, di sisi lain investor yang akan menanamkan modal usaha mereka akan melihat gambaran keuangan perusahaan dan pembagian sebagian laba perusahaan kepada para pemegang saham, karena investor yang menanamkan modal usaha atau membeli emisi saham perusahaan berharap mendapatkan bagian dari laba perusahaan dengan jumlah dan porsi yang besar. tersebut, atau dalam istilah keuangan mereka mengharapkan keuntungan berupa dividen, capital gain serta sebagian kepemilikan perusahaan tersebut, dan salah satu dari kebijakan dividen ini adalah dividend per share (DPS) dimana investor dapat mengetahui besarnya dividen yang diterima dari setiap lembar saham. Dividend per share (DPS) merupakan sebuah rasio dimana total semua dividen tunai yang dibagikan kepada pemegang saham dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar berdasarkan besar kecilnya laba setelah pajak. (Weston and Copeland, 2001 :325).

5 Bursa Efek Indonesia mengklasifikasikan perusahaan asuransi go public ke dalam keuangan. Dalam penelitian ini sektor yang diteliti ialah sektor keuangan yang terdiri dari lima subsektor yaitu subsektor bank, subsektor lembaga pembiayaan, subsektor perusahaan efek, subsektor asuransi dan subsektor lainnya. Adapun fokus dari penelitian ini ialah subsektor asuransi. Bursa Efek Indonesia mencatat nilai dividend per share (DPS) pada perusahaan asuransi go public ini mengalami tren naik turun atau fluktuatif. Kondisi ini berbeda bila dibandingkan dengan subsektor bank yang sama-sama merupakan bagian dari sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia yang memiliki kecenderungan dividend per share (DPS) lebih baik dan kecenderungan turun lebih kecil. Kondisi fluktuatif dan penurunan yang besar pada tahun 2011 pada perusahaan asuransi ini diambil dari data keuangan masing-masing perusahaan pada situs Bursa Efek Indonesia. Data empiris mengenai perbandingan dividend per share (DPS) pada perusahaan asuransi dan bank yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2011 bila disajikan dalam bentuk grafik maka dapat dilihat seperti grafik berikut ini :

6 Grafik 1.1 Perbandingan Dividend Per Share (DPS) Perusahaan Asuransi dan Bank Go Public di Bursa Efek Indonesia (Rp.) Rata-rata DPS Asuransi 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 DPS 2009 2010 2011 34,07 56,50 51,67 Rata-rata DPS Bank 56,05 73,45 70,43 Sumber : Indonesia Stock Exchange 2007-2011 (Data diolah kembali) Berdasarkan grafik 1.1 perkembangan dividend per share (DPS) pada perusahaan asuransi go public dari tahun 2007 hingga tahun 2011 adalah naik turun atau fluktuatif dan terjadi penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011. Bila dibandingkan dengan subsektor bank, DPS subsektor perusahaan asuransi mengalami penurunan di tahun 2010 ke tahun 2011 lebih tinggi dan memiliki nilai DPS yang lebih rendah. Kondisi ini jika dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan menurunnya tingkat kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan asuransi.

7 Dengan semakin menurunnya (dividend per share) DPS, investor berpikir bahwa kemungkinan pembayaran dividen yang dilakukan perusahaan tersebut akan semakin kecil, bahkan perusahaan cenderung memilih menahan keuntungan mereka untuk reinvestasi daripada membayar dividen kepada pemegang sahamnya. Hal ini tentu akan membuat investor beralih untuk menanam saham ke perusahaan lain yang lebih menjanjikan. Menurut Ang (1997), profitabilitas merupakan faktor pertama yang menjadi pertimbangan direksi dalam membayarkan dividen. Salah satu faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividend per share (DPS) yaitu earnings per share. Semakin besar laba bersih perusahaan maka akan semakin besar pula kemungkinan dividen yang akan diterima investor. Semakin besar earnings after tax (EAT) maka pendapatan dividen per lembar saham (DPS) yang akan diterima oleh para pemegang saham biasa (common stock) juga semakin besar (Ang, 1997). Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M (2001:216) pengertian laba per lembar saham atau earnings per share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar sahamnya.

8 Berikut ini adalah perkembangan tingkat earnings per share (EPS) pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 bila disajikan dalam bentuk grafik : Grafik 1.2 Perkembangan Earnings Per Share (EPS) pada Perusahaan Asuransi Go Public di Bursa Efek Indonesia (Rp.) 200,00 180,00 160,00 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 Rata-rata EPS 2009 2010 2011 Rata-rata EPS 125,31 175,82 66,08 Sumber : Indonesia Stock Exchange 2009-2011 (Data diolah kembali) Grafik 1.2 menggambarkan tingkat perkembangan earnings per share mengalami naik turun atau fluktuatif dan terjadi penurunan di tahun 2011 dari tahun sebelumnya. Rendahnya tingkat perkembangan nilai earnings per share yang fluktuatif dan menurun diduga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perusahaan cenderung memberikan pembayaran dividend dalam jumlah yang rendah sehingga nilai dividend per share (DPS) menjadi rendah di perusahaan subsektor asuransi yang go public di Bursa Efek Indonesia.

9 Selain profitabilitas yang diukur dengan earnings per share (EPS) sebagai indikator yang diduga mempengaruhi dividen per share (DPS), ukuran perusahaan pun adalah variabel yang diduga mempengaruhi dividen per share. Menurut Riyanto (2010 :313) ukuran perusahaan adalah tolok ukur besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan bersih, atau nilai total aktiva. Menurut Weston dan Copeland (2001: 100), catatan penjualan bersih yang besar mengindikasikan kemapanan sebuah perusahaan dalam menjalankan usahanya, semakin banyak penjualan maka perusahaan semakin banyak melakukan perputaran uang dan pada umumnya semakin banyak perputaran uang suatu perusahaan maka akan semakin besar pula aktivasinya dan perusahaan yang mapan dan besar lebih cenderung membagikan dividen lebih besar dibandingkan perusahaan kecil dan baru. Dalam penelitian ini indikator penilaian ukuran perusahaan akan dilihat dari total penjualan bersih per tahun perusahaan asuransi go public di Bursa Efek Indonesia. Perkembangan penjualan bersih atau net sales tahun 2009-2011 pada perusahaan asuransi go public di Bursa Efek Indonesia bila disajikan dalam bentuk grafik maka akan tampak sebagai berikut :

10 Grafik 1.3 Perkembangan Net Sales pada Perusahaan Asuransi Go Public di Bursa Efek Indonesia (Rp. 000.000.000,00) Rata-rata Net Sales 160,00 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 2009 2010 2011 Rata-rata Net Sales 115,75 133,50 109,75 Sumber : Indonesia Stock Exchange 2009-2011 (Data diolah kembali) Berdasarkan grafik 1.3, net sales pada perusahaan asuransi go public di Bursa Efek Indonesia mengalami fluktuasi atau naik turun. Ini berarti kemampuan perusahaan asuransi dalam menghasilkan penjualan tidak stabil, bahkan di tahun 2011 menurun cukup signifikan. Hal tersebut diduga akan mempengaruhi besarnya pembagian dividend. Berdasarkan pada fenomena penurunan dividend per share (DPS) pada Perusahaan Asuransi go public di Bursa Efek Indonesia, serta fluktuasi faktorfaktor yang mempengaruhinya seperti earnings per share dan net sales maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan.

11 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan data dari IDX 2011, sub sektor asuransi yang termasuk dalam klasifikasi sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia memiliki catatan kebijakan dividen yang kurang baik. Hal tersebut dilihat dari perkembangan kebijakan dividen yang diukur oleh dividend per share (DPS) yang mengalami fluktuasi atau naik turun, bahkan pada periode tahun 2011 tercatat bahwa dividend per share sub sektor asuransi mengalami penurunan yang cukup tinggi dari tahun sebelumnya. Kondisi ini berbeda bila dibandingkan dengan subsektor lembaga pembiyaan yang sama-sama merupakan bagian dari sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia yang memiliki kecenderungan dividend per share (DPS) lebih besar dan kecenderungan turun lebih kecil. Hal ini jika dibiarkan terus menerus maka dapat mengurangi kepercayaan investor terhadap investasi yang ditanamkan di dalam perusahaan dikarenakan salah satu motivasi investor menanamkan modal usahanya adalah untuk mendapatkan dividen. Mereka akan berpikir bahwa catatan dividend per share yang menurun akan berimbas pada pembagian dividen yang kecil untuk mereka dan mereka akan berpikir bahwa keputusan mereka menanamkan investasi pada perusahaan asuransi tersebut adalah keputusan yang salah karena mereka melihat dari fakta laporan keuangan perusahaan yang mencatatkan dividend per share terjadi penurunan yang signifikan dari tahun sebelumnya yang memungkinkan terjadi penurunan kembali atau perusahaan sama sekali tidak membayarkan dividen di tahun berikutnya.

12 Penurunan dividen per share (DPS) ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik itu dari eksternal maupun dari internal perusahaan. Dalam hal ini profitabilitas menjadi salah satu faktor yang diduga mempengaruhi kebijakan dividen. Indikator profitabilitas yang digunakan adalah earnings per share (EPS) karena indikator ini adalah salah satu indikator profitabilitas yang diduga sangat berpotensi mempengaruhi besar kecilnya dividen yang dibagikan pada investor. Faktor lainnya yang mempengaruhi nilai dividend per share (DPS) yaitu ukuran perusahaan. Salah satu rasio untuk mengukur ukuran perusahaan ialah dengan menghitung tingkat penjualan bersih (net sales). Nilai penjualan bersih yang besar mengindikasikan kemapanan dan ukuran sebuah perusahaan dalam menjalankan usahanya, semakin banyak penjualan maka perusahaan semakin banyak melakukan perputaran uang dan pada umumnya semakin besar suatu perusahaan maka akan semakin besar pula aktivasinya. Perusahaan yang mapan dan besar diduga lebih cenderung membagikan dividen lebih besar dibandingkan perusahaan kecil dan baru. Serupa dengan rata-rata nilai dividend per share (DPS), berdasarkan data IDX 2011, nilai earnings per share (EPS) dan net sales pada perusahaan asuransi go public di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 mengalami fluktuasi dan terjadi penurunan di tahun 2011 dari tahun sebelumnya. Ini berarti kemampuan perusahaan asuransi dalam menghasilkan laba dan penjualan tidak stabil, bahkan di tahun 2011 menurun cukup signifikan.

13 Dari identifikasi masalah tersebut, peneliti membatasi ruang lingkupnya dengan berfokus pada pengaruh profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan asuransi go public di Bursa Efek Indonesia. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah penulis sampaikan sebelumnya, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran profitabilitas pada perusahaan asuransi go public di Bursa Efek Indonesia? 2. Bagaimana gambaran ukuran perusahaan pada perusahaan asuransi go public di Bursa Efek Indonesia? 3. Bagaimana gambaran kebijakan dividen pada perusahaan asuransi go public di Bursa Efek Indonesia? 4. Bagaimana pengaruh profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan asuransi go public di Bursa Efek Indonesia?

14 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Gambaran profitabilitas pada perusahaan asuransi go public di Bursa Efek Indonesia. 2. Gambaran ukuran perusahaan pada perusahaan asuransi go public di Bursa Efek Indonesia. 3. Gambaran kebijakan dividen pada perusahaan asuransi go public di Bursa Efek Indonesia. 4. Pengaruh profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan asuransi go public di Bursa Efek Indonesia. 1.5 Kegunaan penelitian Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut : 1. Kegunaan Teoritis a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan literatur dalam bidang manajemen keuangan khususnya mengenai kebijakan dividen serta pengaruhnya terhadap profitabilitas dan ukuran perusahaan.

15 b. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai kebijakan dividen, profitabilitas dan ukuran perusahaan. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh para investor sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan mengenai investasi saham. b. Bagi Pengusaha Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan masukan bagi pengusaha untuk memecahkan masalah terutama mengenai kebijakan dividen, profitabilitas dan ukuran perusahaan. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi bagi peneliti selanjutnya mengenai kebijakan dividen, profitabilitas dan ukuran perusahaan.