BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. oleh Federal Open Market Committee (FOMC) terhadap return dan volatilitas

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 PENUTUP. tingkat suku bunga SBI, harga emas dunia, harga crude oil, nilai kurs Dollar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan perkembangan pasar modal yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, era globalisasi membawa suatu pengaruh yang sangat

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua

Kebijakan Moneter & Bank Sentral

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

BAB I PENDAHULUAN. berisi masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Tujuan penelitian berisi tentang

BAB V PENUTUP. a. Korelasi (hubungan) antar variabel independen : signifikansi sebesar < Artinya setiap kenaikan inflasi

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BABI PENDAHULU~ Jumlah uang beredar teramat penting karena peranannya sebagai alat

OPTIMISME KINERJA PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA BREXIT. Oleh: Irfani Fithria dan Fithra Faisal Hastiadi Vol. 2. Pendahuluan. Pertumbuhan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. lain. Seperti yang terjadi pada saat krisis keuangan Subprime Mortage yang

Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. arus modal dunia yang dipengaruhi oleh berakhirnya era quantitative easing (QE)

BAB I. Pendahuluan. Penelitian yang meneliti pengaruh variabel makroekonomi terhadap harga

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal 2.2 Harga Minyak Mentah Dunia

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 4-8 Juni 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang dewasa ini

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. 1

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh di dunia. Bursa saham New York (New York Stock Exchange)

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 2-6 April 2012

BAB I PENDAHULUAN. merasakan akibat dari krisis. Dengan adanya globalisasi, pengaruh tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi

BAB VI PENUTUP. diambil dari hasil penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dengan krisis Subprime Mortgage telah merontokkan Amerika, juga sebagian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu bentuk kegiatan penanaman dana dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.8 Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari minat masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang paling popular di mata sebagian besar manajer investasi global. Trading

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN. dari penelitian yang akan dilakukan yang berhubungan dengan pengaruh. manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Huruf b. Contoh perhitungan GWM Sekunder dalam Rupiah:

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

PENGARUH KURS VALUTA ASING DAN DOW JONES

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016

BAB I PENDAHULUAN. yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi sudah banyak dilakukan. Untuk mengukur kondisi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan masing-masing sebesar 3,2 persen dan 3,0 persen.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak tahun 1997, Indonesia mengalami dampak atas memburuknya kondisi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 225, dan Indeks FTSE 100 terhadap pergerakan Indeks LQ45 Periode

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

4. Hasil Penelitian. Tabel 4.1 Koefisien Korelasi Inflasi, Suku Bunga dan Return Kurs terhadap

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan, hanya saja yang membedakan pasar modal adalah barang barang

BAB II PENDAHULUAN...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

1 Universitas indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Pasar modal merupakan. yang bersangkutan (Ang,1997). Pasar Modal memiliki peran penting

BAB V PEMBAHASAN. a. Pengaruh Simultan Variabel Makroekonomi terhadap IHSG

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dan sarana

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN. tahun (Samsul, 2006:43). Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan informasi bagi pihak-pihak yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, pasar modal telah menjadi bagian penting pada perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan

Transkripsi:

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk melihat dampak komunikasi yang dilakukan oleh Federal Open Market Committee (FOMC) terhadap return dan volatilitas return indeks harga saham di Amerika Serikat, Meksiko, Tiongkok, Jepang, Singapura, dan Indonesia pada periode 1 Januari 2008 hingga 31 Desember 2014. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah return indeks harga saham di enam negara sampel dan return indeks harga saham di pasar saham di Hong Kong dan India. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan variabel-variabel dalam negeri masing-masing negara sampel yaitu: pertumbuhan PDB, inflasi, suku bunga acuan, dan neraca transaksi berjalan. Analisis utama dalam penelitian ini menggunakan metode GARCH (1,1). Dari regresi return pasar saham dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Tiga dari empat variabel dummy komunikasi FOMC terbukti berpengaruh signifikan terhadap return saham. Outlook ekonomi yang negatif hanya terbukti berpengaruh positif terhadap return saham di Amerika Serikat, sedangkan outlook ekonomi yang positif tidak terbukti berpengaruh terhadap return saham di enam negara sampel. Dua variabel dummy lainnya yaitu kebijakan moneter longgar dan kebijakan moneter ketat, terbukti berpengaruh positif terhadap return saham. kebijakan moneter longgar berpengaruh positif terhadap return saham di Amerika Serikat dan Indonesia, sedangkan kebijakan moneter ketat berpengaruh positif terhadap return saham di Jepang. 78

Sedangkan dari hasil regresi volatilitas return saham dapat disimpulkan sebagai berikut: Variabel outlook ekonomi yang positif, kebijakan moneter longgar, dan kebijakan moneter ketat terbukti berpengaruh terhadap volatilitas return saham. Namun tidak ditemukan bukti bahwa variabel outlook ekonomi yang negatif berpengaruh terhadap volatilitas return saham. Variabel outlook ekonomi yang positif terbukti berpengaruh negatif signifikan terhadap volatilitas return saham di Tiongkok, Jepang, Singapura, dan Indonesia. Variabel kebijakan moneter longgar juga terbukti berpengaruh negatif signifikan terhadap volatilitas return saham Amerika Serikat, Tiongkok, dan Indonesia. Pengaruh variabel kebijakan moneter ketat terhadap volatilitas return saham bersifat ambigu, karena kebijakan moneter ketat berpengaruh positif signifikan terhadap volatilitas return saham di Jepang, namun berpengaruh negatif signifikan terhadap volatilitas return saham di Tiongkok. Selain menggunakan variabel komunikasi FOMC sebagai variabel independen, penelitian ini juga memasukkan variabel makroekonomi masingmasing negara sampel sebagai variabel independen untuk mengontrol dampak dari variabel-variabel tersebut terhadap return dan volatilitas return saham di masing-masing negara. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan variabel return dari empat negara dengan pasar saham yang nilai kapitalisasi pasarnya terbesar di Asia. Berdasarkan hasil regresi variabel-variabel makroekonomi dan return saham dari empat negara dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Asia diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 79

1. Hanya dua dari empat variabel makroekonomi dalam negeri masingmasing negara sampel yang berpengaruh signifikan terhadap return saham. Variabel pertumbuhan PDB terbukti berpengaruh signifikan terhadap return saham di Amerika Serikat dan Tiongkok, meskipun pengaruhnya masih bersifat ambigu. Sedangan variabel makroekonomi lain yang berpengaruh signifikan adalah inflasi. Variabel inflasi terbukti berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham di Amerika Serikat. 2. Variabel return saham di Hong Kong terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap return saham di Amerika Serikat dan Meksiko. Akan tetapi, variabel independen return yang lain tidak terbukti berpengaruh terhadap return saham di negara-negara sampel. 3. Pertumbuhan PDB terbukti berpengaruh negatif signifikan terhadap volatilitas return saham di Amerika Serikat, Meksiko, Singapura, dan Indonesia, namun berpengaruh positif signifikan terhadap volatilitas return saham di Tiongkok. Sedangkan inflasi terbukti berpengaruh negatif signifikan terhadap volatilitas return saham di Amerika Serikat, Meksiko, Singapura dan Indonesia. Suku bunga acuan hanya terbukti berpengaruh negatif signifikan terhadap volatilitas return saham di Tiongkok, dan neraca transaksi berjalan terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap volatilitas return saham di Tiongkok dan Indonesia. 4. Return saham Hong Kong, Jepang, dan Tiongkok terbukti berpengaruh negatif signifikan terhadap volatilitas return saham. Return saham Hong Kong terbukti berpengaruh negatif terhadap volatilitas return saham di Amerika Serikat dan Tiongkok. Di sisi lain, return saham Jepang terbukti 80

berpengaruh negatif signifikan terhadap volatilitas return saham di Amerika Serikat dan Indonesia, sedangkan return saham Tiongkok berpengaruh negatif signifikan terhadap volatilitas return saham di Jepang dan Indonesia. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka terdapat beberapa saran terutama untuk penelitian selanjutnya yaitu: 1. Penelitian selanjutnya perlu memasukkan variabel makroekonomi Amerika Serikat secara eksplisit ke dalam model. Hal ini dilakukan untuk mengontrol dampak dari variabel makroekonomi Amerika Serikat terhadap return dan volatilitas return dari indeks harga saham di negaranegara sampel. 2. Penelitian selanjutnya perlu menganalisis jalur komunikasi FOMC selain pernyataan pasca pertemuan resmi, sehingga analisis mengenai komunikasi FOMC menjadi lebih kuat. 3. Penelitian selanjutnya perlu menggunakan data intra harian untuk dapat melihat respon pasar terhadap komunikasi FOMC dengan lebih cepat. Hal ini dilakukan karena respon pasar saham terhadap suatu berita bisa terjadi hanya dalam waktu yang sangat singkat, sehingga ambiguitas hasil analisis dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu, terdapat beberapa saran yang dapat diberikan untuk pemerintah maupun pihak-pihak terkait, terutama di Indonesia yaitu: 81

1. Hasil penelitian menemukan bukti bahwa kondisi perekonomian Amerika Serikat yang baik dan kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat yang bersifat ketat akan menurunkan volatilitas di pasar saham Indonesia. Hal ini berarti bahwa pemerintah dan Bank Indonesia perlu mengantisipasi berita-berita terkait dengan kondisi perekonomian dan kebijakan moneter di Amerika Serikat. 2. Penelitian ini juga menemukan bukti bahwa pertumbuhan PDB akan menurunkan volatilitas di pasar saham Indonesia. Oleh sebab itu, maka pemerintah perlu memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kondisi sehat, karena perlambatan pertumbuhan PDB kurang favorable bagi penurunan volatilitas di pasar saham. 3. Kenaikan return saham di pasar saham Jepang dan Tiongkok menyebabkan penurunan volatilitas di pasar saham Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pasar saham di Indonesia dengan pasar saham di Jepang dan Tiongkok, sehingga pemerintah dan pihak terkait perlu mengikuti perkembangan pasar saham di negara lain agar bisa mengantisipasi dampak dari gejolak di pasar saham negara lain. 82