dan Desainer yang Berkesadaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. besar di Indonesia.Di jakarta khususnya, pusat perbelanjaan (mall) hampir. menghiasi setiap sudut strategis kota.

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjual barang dan memberikan layanan dalam bentuk informasi yang

Hubungan Etis Konsumen dan Perusahaan. Week 8

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air minum merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling pokok.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini akan dibahas simpulan hasil penelitian, yaitu berupa uraian

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. pandang, gaya hidup dan budaya suatu masyarakat, bahkan perseorangan.

BAB I PENDAHULUAN. desain mendapatkan ilmu-ilmu yang dibutuhkannya untuk terjun di bidang ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan meraup keuntungan dari kebiasaan buruk merokok di Indonesia. jumlah perokok 51,1 persen dari total penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Sejak manusia mulai mengenal sistem perdagangan

Hubungan Etis Konsumen dan Perusahaan. Etika Bisnis (8 th Week)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar manusia secara

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang diakibatkan oleh proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label

Q1 ( Apakah konsumen pernah mendengar istilah Green Product ) Pernyataan Frekuensi % Pernah 61 61% Belum Pernah 39 39% Total %

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada zaman sekarang ini perkembangan dunia bisnis di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari semakin banyaknya perusahaan baru dan jenis atau

Kata Kunci: Teknologi Simulasi, Simulasi Desain, Realitas Virtual, Citra, Posrealitas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belakangan ini hampir seluruh aktivis mengkampanyekan slogan Stop global

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tembakau (Nicotiana rustica dan Nicotiana tabacum) merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PENERAPAN JAJANAN SEHAT DAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL PESERTA DIDIK

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Orisinalitas (State of the Art)

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VIII PENUTUP. Bab ini memuat simpulan dari pembahasan masalah-masalah pokok yang

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. menarik dan menjaga loyalitas konsumen, salah satunya melalui iklan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Raymond Williams dalam Komarudin (2007: 1).

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh adanya kekhawatiran masyarakat akan dampak dari kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di era ekonomi modern seperti saat ini, adanya berbagai isu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB I PENDAHULUAN. mampu menyampaikan pesan kepada audience secara efektif.

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat, dan terhadap kerugian sebagai akibat produksi,

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya lingkungan semakin

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB I. PENDAHULUAN. gizi yang tinggi yang disekresikan oleh kelenjar mamae dari hewan betina

PRODUKSI MEDIA PR CETAK

Nama : Arindasari Npm : Kelas : 3EA01

BAB I PENDAHULUAN. Syafputri (2014). Data ini diperkuat oleh pernyataan Badan Pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini berbagai Negara mulai merespon terhadap bahaya sampah plastik, terutama

Lampiran 1. Angket Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. baik itu berdampak positif ataupun berdampak negatif. Dampak positif yang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Masalah. Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kedelai (sari kacang kedelai). Susu kacang kedelai adalah semacam minuman

BAB IV ANALISA. SIFAT DATA Sekunder (Pendampin g. Primer (utama) Tabel Tabel Kecukupan Data

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pembelian merupakan kesimpulan terbaik konsumen untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dan konsumsi dalam masyarakat/ khalayak. yang menjual jasa pada pengusahan rokok.

BAB I PENDAHULUAN. atau konsumen dari produk mereka. Melalui iklan, produsen berusaha

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam buku Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan (Suyanto, 2004:5-8), tersebut. Ada empat macam tujuan dari iklan, yaitu:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 31/BC/2010

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang penting dalam hidup seseorang, namun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang penampilan seseorang, bahkan bagi masyarakat dengan gaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya

I. PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis saat ini membuat perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Konsumen biasanya membeli suatu produk karena alasan. kebutuhan. Namun ada alasan atau faktor- faktor lain yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Tema Dan Jenis Karya Alasan Pemilihan Tema Alasan Pemilihan Jenis Karya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. plastik, maka akan berkurang pula volume sampah yang ada di Tempat

BAB I PENDAHULUAN. diferensiasi social yang tercipta dari relasi konsumsi. 1 Konsumsi pada era ini

BAB I PENDAHULUAN. suatu produk harus memiliki keunggulan-keunggulan yang mampu membuat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Orang-orang mulai khawatir akan dampak global warming pada

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, mempunyai dampak

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Psikologi Anak. Psikologis anak dan orang dewasa tentu berbeda, oleh karena itu

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai tambah yang lebih agar mampu memenuhi kebutuhan dan

Rivansyah Wirahadiutama (Studi pada perokok di kampus Universitas Gunadarma Depok Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Angkatan 2012)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Sejak era 80-an, permasalahan lingkungan mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir

BAB I PENDAHULUAN. Isu kerusakan lingkungan yang mencuat akhir-akhir ini menimbulkan kesadaran dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa secara sederhana merupakan produk budaya yang dihasilkan dan

BAB I PENDAHULUAN. pesaing baru maupun pesaing yang sudah ada yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas pada produk dagang seperti t-shirt. T-shirt sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, salah satunya adalah pengamanan makanan dan minuman. Upaya

SATUAN ACARA PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK

Mata Kuliah - Etika Periklanan-

BAB IV PRODUKSI MEDIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Poster adalah iklan atau pengumuman yang diproduksi secara massal.

BAB I PENDAHULUAN. yang menghabiskan uangnya untuk pergi ke salon, klinik-klinik kecantikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Survey pada penelitian ini menunjukkan tingkat proporsional jenis

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 9. MEMAHAMI INFORMASI DALAM BENTUK RANGKUMAN, TEKS BERITA, SLOGAN, DAN POSTERLatihan Soal 9.3. Baliho.

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB 4 KONSEP DESAIN Komponen Iklan Layanan Masyarakat

Transkripsi:

Infografik Usulan untuk Desain yang Berkelanjutan dan Desainer yang Berkesadaran Gamaliel W. Budiharga 271 09 017 Magister Desain Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung

2 Setelah teori evolusi fisik manusia yang diperkenalkan oleh Darwin, rupanya ada bentuk evolusi lain yang terus berlanjut sampai hari ini, yaitu evolusi kesadaran. Mulai dari pemikiran filsafat klasik semenjak Sokrates hingga filsafat kontemporer abad 21, pada dasarnya semuanya menendang kesadaran kita sebagai manusia. Segala praktik hidup manusia yang sedang berlangsung dipertanyakan dan diuji lewat berbagai macam sudut pandang. Munculnya terminologi desain berkelanjutan (sustainability design) mungkin bisa dimaknai dalam kerangka proses penyadaran tersebut. Wacana desain berkelanjutan, desain hijau atau desain berwawasan lingkungan sebenarnya adalah kritik tajam terhadap gaya hidup hedon manusia urban pada masa ini. Saat kapitalisme mutakhir telah menawarkan segala macam fatamorgana keindahan namun sebenarnya mengandung kanker yang menggerogoti alam dan kemanusiaan kita selama ini. Wacana desain berkelanjutan menggugah kesadaran desainer untuk mempertanyakan dan mengevaluasi praktik desain yang telah dan tengah berlangsung. Praktik desain yang tengah terjadi saat ini tentu saja didominasi oleh hasrat kapitalistik yang tamak. Maka pendekatan estetis yang muncul pun mengacu kepada hasrat tersebut. Victor Papanek seperti dikutip dalam Piliang (1998) menawarkan sebuah pendekatan estetis baru bagi para desainer yaitu pendekatan estetis yang juga mempertimbangkan moral, ekologis dan spiritual. Berangkat dari wacana tersebut, maka tulisan ini akan memberikan sebuah usulan mengenai apa yang bisa dilakukan oleh desainer khususnya desainer komunikasi visual untuk mengatasi dampak ekologis dan juga untuk menyadarkan

3

4 masyarakat konsumen. Tulisan ini membatasi diri untuk tidak akan membicarakan secara rinci kondisi bumi yang menuju ke pemanasan global, namun kondisi itu dianggap sebagai sebuah pemahaman bersama bahwa bumi sedang mengalami kerusakan yang akut. Penyadaran melalui Infografik Desainer grafis atau komunikasi visual mungkin menjadi salah satu profesi yang banyak membuat sampah, baik sampah visual maupun sampah fisik yang sulit terurai oleh alam. Setidaknya ada dua dosa besar yang dilakukan desainer grafis yang

5 Gambar A Contoh kampanye Hellmann s dengan menggunakan infografik berkait dengan lahan kerjanya. Pertama, desainer grafis mendesain dan memproduksi banyak kemasan yang tidak jujur dan menambah sampah yang tidak ramah lingkungan. Disebut tidak jujur, karena sebagian besar kemasan menjadi telah realitas palsu yang terkadang tidak sesuai dengan kualitas dari sesuatu yang dikemas. Kemasan mie instan yang secara grafis menarik dan tampak menawarkan makanan yang bergizi, nyatanya sangat jauh dari kenyataan mie itu sendiri. Mie instan adalah makanan yang banyak mengandung zat-zat yang merugikan tubuh manusia. Kedua, desainer grafis

6

7 Gambar B Simulasi penerapan infografik yang berisi informasi kemasan yang tidak ramah lingkungan pada kemasan roti tawar. adalah desainer iklan yang selalu menyuruh orang untuk berbelanja. Iklan menjadi media yang punya kuasa untuk menggerakkan masyarakat menjadi masyarakat konsumer. Budaya konsumer inilah yang akhirnya menyebabkan peningkatan jumlah sampah terutama sampah plastik yang sulit diurai alam (membutuhkan waktu sekitar 500-1000 tahun). Karena desainer grafis berada pada ranah komunikasi bujuk rayu, maka kontribusi desain tentunya berada pada ranah tersebut. Iklan layanan masyarakat atau poster yang menggugah kesadaran masyarakat soal bumi yang semakin rusak, mungkin menjadi alternatif dalam menyampaikan keprihatinan akan dampak ekologis. Selain itu, memberikan informasi ekologis pada sebuah produk, juga menjadi hal penting yang bisa dilakukan para desainer grafis. Saya pikir informasi ekologis ini menjadi sesuatu yang mendesak saat ini. Mendesak karena salah satu hal menyebabkan makin parahnya bumi adalah ketidaktahuan masyarakat konsumer terhadap dampak lingkungan dari barang-barang dan makanan yang dibelinya. Terlebih lagi untuk konteks masyarakat dunia ketiga, yang selalu dituduh sebagai perusak alam, informasi ini sangatlah penting. Dalam terminologi desain grafis informasi ini desebut sebagai infografik. Infografik adalah elemen grafis atau teks yang difungsikan untuk memberikan informasi. Kisah Hellmann s mungkin bisa menjadi bahan referensi bagi desainer Indonesia untuk membuat infografik berbasis penyadaran untuk mengurangi dampak ekologis yang negatif. Kampanye Eat Real, Eat Local yang dilakukan

8 oleh Hellmann s, sebuah perusahaan mayonaise dari Kanada, menggunakan infografik yang sangat menarik. Kampanye Hellman s adalah kampanye untuk mengajak penduduk Kanada menggunakan bahan baku lokal (baca: produksi pertanian atau perkebunan Kanada) pada setiap makanan yang dimasak. Infografik yang diaplikasikan berupa semacam rambu yang diberi teks seberapa jauh jarak bahanbahan baku makanan diimpor. Untuk konteks Indonesia, membeli washington apel tentunya menjadi tidak ramah lingkungan jika dibanding kita membeli apel malang. Diharapkan dengan informasi seperti ini masyarakat sadar bahwa masalah pemilihan bahan lokal dibanding bahan impor juga membantu mengurangi jejak karbon kita. * * * Contoh Hellmann s di atas adalah sebuah kampanye yang menggunakan infografik untuk menyampaikan informasi ekologis. Namun selain kampanye semacam itu, sebenarnya infografik sangat mungkin melekat pada sebuah produk. Infografik dengan ikon pohon dan disertai dengan teks ramah lingkungan adalah sebuah infografik yang biasa dijumpai pada kemasan produk-produk saat ini. Memang tidak dapat dipungkiri infografik semacam ini juga bisa menjadi alat jualan baru, namun setidaknya informasi semacam ini memang penting bagi konsumen. Selama ini hanya produk-produk yang ramah lingkungan saja yang diberi infografik soal ramahnya produk atau kemasan itu. Sementara itu, lebih banyak produk yang tidak ramah lingkungan. Seharusnya pemberian infografik atau semacam peringatan bahwa produk tidak ramah lingkungan menjadi sebuah keharusan dalam setiap produk dan kemasannya. Contoh yang baik bisa dilihat pada setiap kemasan

9 Dengan nalar yang sama, saya mengusulkan supaya informasi ini juga berisi informasi bagaimana dampak sebuah produk dan kemasannya terhadap lingkungan. Nalar ini tentu saja mengandaikan bahwa lingkungan juga menjadi bagian dari ekosistem manusia dan proses pemanusiaan manusia. rokok. Selalu ada tulisan peringatan pemerintah soal bahaya rokok bagi orang yang mengkonsumsi. Saya pikir cara yang sama juga bisa dilakukan kepada setiap produk yang tidak memenuhi standar produk hijau. Memang dampaknya bukan dampak jangka pendek. Dalam kasus rokok tadi, nyatanya orang tetap saja mengkonsumsi rokok. Namun, yang penting adalah bahwa orang yang merokok sadar bahwa merokok dapat merugikan kesehatan. Artinya ketika seseorang membeli rokok, dia menerima informasi eksplisit yang menyatakan bahwa rokok tidak sehat. Informasi yang menyadarkan inilah yang diperlukan untuk mendidik masyarakat. Sebaliknya, terjadi hal yang sangat berbeda ketika kita membeli sebungkus mie instan. Pada kemasan mie instan tidak ada informasi soal bagaimana efek mie instan tersebut terhadap kesehatan. Ketidaktahuan konsumen inilah yang dimanfaatkan produsen lewat desainer untuk membangun mitos soal lezatnya mie instan dan menutup dampak buruk mie instan. Dari kedua ilustrasi kemasan makanan dan rokok di atas bisa didapat pemahaman bahwa informasi komposisi produk bisa mempengaruhi preferensi masyarakat untuk membeli atau tidak membeli. Keputusan tersebut terjadi karena informasi ini berimbas terhadap kesehatan manusia. Dengan nalar yang sama, saya mengusulkan supaya informasi ini juga berisi informasi bagaimana dampak sebuah produk dan kemasannya terhadap lingkungan. Nalar ini tentu saja mengandaikan bahwa lingkungan juga menjadi bagian dari ekosistem manusia

10 dan proses pemanusiaan manusia. Diharapkan dengan pencantuman infografik ini dapat memaju setiap produsen untuk memproduksi segalanya dengan menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan. Dari sisi konsumen yang paling penting adalah bahwa dia harus tahu kalau produk yang dibeli tidak ramah lingkungan, dan dengan demikian dia sadar bahwa dia juga turut merusak lingkungan. Pencantuman infografik pada kemasan produk makanan menjadi salah satu hal yang sangat mungkin diperjuangkan oleh para desainer grafis untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat. Pada implementasinya, tentu saja diperlukan kebijakan political will dari pemerintah menyangkut desain yang berkelanjutan dalam rangka menunjang pembangunan yang berkelanjutan pula. Mungkin bisa dilakukan kebijakan yang mirip dengan kasus kemasan rokok yang harus mencantumkan kadar nikotin dan tar serta peringatan bahaya kesehatan. Dengan regulasi yang mengikat pencantuman informasi ini akan selalu menempel pada setiap produk dan bukan hanya menjadi sekadar kampanye layanan masyarakat. Dari sisi konsumen yang paling penting adalah bahwa dia harus tahu kalau produk yang dibeli tidak ramah lingkungan, dan dengan demikian dia sadar bahwa dia juga turut merusak lingkungan. Akhirnya, kembali kepada pernyataan di awal tulisan ini, bahwa wacana desain berkelanjutan adalah sebuah wacana penyadaran bagi para desainer untuk mendesain dengan bijak, bagi para produsen untuk memproduksi dengan bijak serta bagi masyarakat untuk mengkonsumsi dengan bijak. []