TINJAUAN YURIDIS WANPRESTASI PADA PERJANJIAN LEASING

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN TANAH MILIK PT. KERETA API INDONESIA OLEH MASYARAKAT DESA BATURETNO KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Februari 1974, tentang Perizinan Usaha Leasing, mendorong pelaku bisnis jasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia otomotif di Indonesia dari tahun-ketahun

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan Nasional, peran

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

STUDI TENTANG PERLINDUNGAN MEREK DAGANG DI PT. MONDRIAN

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. adanya modal dalam mengembangkan unit usaha yang sedang dijalankan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang bagi perusahaan. Mengingat bahwa tujuan dari pengadaan

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa memiliki mobil sebagai barang milik pribadi. Rental mobil (persewaan mobil) yang dapat membantu seseorang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. sarana transportasi merupakan salah satu bagian yang memegang peranan yang

KREDIT TANPA JAMINAN

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH KHASANAH, SIDOHARJO WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. sistem pasar dan model investasi menjadi acuan seberapa besar potensi laba dan

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. RADEN SOEDJATI KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

PASSING OFF. (Studi terhadap produksi dan penjualan produk-produk rokok Passing Off di Kecamatan Tayu Kabupaten Pati) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan. Bank sebagai lembaga keuangan ternyata tidak cukup mampu untuk

PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA ANTARA LESSEE DAN LESSOR. Aprilianti. Dosen Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang. menghasilkan berbagai macam produk kebutuhan hidup sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan keberadaan lembaga-lembaga pembiayaan. Sejalan dengan semakin

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN PELANGGAN AIR MINUM DI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan ini, maka banyak lembaga pembiayaan (finance) dan bank (bank

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan hubungan atau pergaulan antar masyarakat memiliki batasan yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN. menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan

A B S T R A K S I PERJANJIAN PEMBIAYAAN DENGAN JAMINAN FIDUSIA DI KPI KOPINDO MULTI FINANCE SURAKARTA

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami pertumbuhan di segala aspek, diantaranya adalah aspek

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. banyak masyarakat yang melakukan cara untuk meningkatkan. kesejahteraannya. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara agar

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak krisis melanda Indonesia, perekonomian Indonesia mengalami

BAB III Hasil Penelitian dan Analisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN BESARNYA SUKU BUNGA PINJAMAN DALAM SENGKETA HUTANG PIUTANG (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

PERJANJIAN KREDIT DENGAN SISTEM REKENING KORAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURAKARTA

Pegadaian dan Sewa Guna Usaha

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

PERLINDUNGAN HUKUM INVESTOR DALAM TRANSAKSI PADA DERIVATIVES MARKET DI ASIA TRADE POIN FUTURE SURAKARTA

PERJANJIAN SEWA BELI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN (Studi Komparatif Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor di Beberapa Perusahaan Finance Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. terkumpulnya uang yang cukup untuk membeli barang tersebut secara tunai.

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pesat, sehingga produk yang dihasilkan semakin berlimpah dan bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

Lembaga Pembiayaan. Copyright by Dhoni Yusra

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa,

KAJIAN PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG DI PEGADAIAN KABUPATEN WONOGIRI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa, perseroan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. terutama di kalangan pebisnis atau pelaku usaha. Kebutuhan akan barang modal

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat beberapa tempat lapangan Futsal. Sebagai sasaran penelitian ini lokasi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN WANPRESTASI. 2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

Bab IV Lembaga Pembiayaan Dalam Kegiatan Bisnis Hukum Bisnis Semester Gasal 2014 Universitas Pembangunan Jaya

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KONTRAK SEWA BELI

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. ADIRA FINANCE. perusahaan pembiayaan non-bank (multi finance).

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) KC SOLO KARTASURA

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun kesejahteraan masyarakat Indonesia seluruhnya, sedangkan

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, perdagangan terutama dalam bidang ekonomi. Merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita lihat dalam praktek sehari-hari, banyaknya peminat dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan penyakit serta karena usia tua, yang dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CITA DEWI COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perekonomian negara. Pada dasarnya bank itu melaksanakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai jumlah aset tetap yang cukup signifikan dalam laporan keuangannya, yaitu

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PERJANJIAN BERBAGAI PIHAK ANTARA CV. SARI REJEKI SUKOHARJO DAN TOKO JEMPOL BARU DALAM USAHA FURNITURE DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat". untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

FERY PRAMONO C

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

Transkripsi:

TINJAUAN YURIDIS WANPRESTASI PADA PERJANJIAN LEASING ( Studi Kasus di PT. Dharmatama Megah Finance Cabang Surakarta) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum dalam Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh : NANANG PRIYANTO C.100.050.042 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan usaha leasing di Indonesia mulai timbul sejak tahun 1974, dengan adanya Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan Republik Indonesia. Bahwa leasing merupakan suatu bentuk usaha di bidang pembiayaan yang relatif masih muda usianya. 1 Lembaga pembiayaan merupakan salah satu sumber pembiayaan jangka waktu menengah dan panjang, termasuk leasing yang telah memperkenalkan metode baru untuk memperoleh dan mendapatkan barang modal, yaitu dengan jalan membayar angsuran tiap bulan atau tiap triwulan kepada perusahaan leasing, dengan demikian perusahaaan-perusahaan dapat menggunakan barang modal tanpa harus memilikinya. Bila perusahaan ingin membeli barang modal tersebut, maka hanya harga sisa yang telah disepakati bersama saja yang dilunasi, sedangkan harga barang modal yang digunakan perusahaan ditanggung oleh pihak leasing. Pihak perusahaan mempunyai hak opsi dimana dapat memilih apakah akan membeli atau memperpanjang pinjaman atau mengakhiri pinjaman leasing tersebut. 1 Soekadi, Eddy P, Mekanisme Leasing, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1986. 1

Melalui lembaga leasing ini suatu perusahaan dapat memanfaatkan keberadaan barang modal yang bersangkutan, dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang optimal, tanpa harus memiliki terlebih dahulu. Berdasarkan pemikiran tersebut diatas dapatlah disimpulkan bahwa laba perusahaan diperoleh melalui penggunaan dari barang modal, bukan dari pemilikan barang modal. Sehingga lembaga atau badan usaha jasa pembiayaan agar dapat terjun ke pasar yang lebih aktif lagi dengan cara mengembangkan dan meningkatkan sumber investasi dan industri seperti anjak piutang, modal ventura, perdagangan surat berharga dan usaha pembiayaan konsumen baik oleh swasta nasional, koperasi, usaha campuran dimana lembaga-lembaga atau badan usaha jasa pembiayaan tersebut harus berbentuk Perseroan Terbatas (P.T), dengan demikian dana yang diputar tidak tergantung lagi kepada Bank. Mengenai definisi leasing, sampai saat ini belum ada satu definisipun yang diterima oleh semua pihak. Ini disebabkan pada kenyataannya, bahwa leasing itu muncul dalam berbagai bentuk, dimana leasing merupakan nama kumpulan dari semua bentuk perjanjian leasing 2 maka untuk mendefinisikan leasing itu sendiri para ahli menemui kesulitan. Apabila dilihat dari latar belakang sejarah leasing itu sendiri, yang berasal dari Amerika Serikat dan banyak diterapkan di Negara-negara dimana situasi, kondisi serta hukumnya sangat berbeda dengan Amerika Serikat, maka kesulitan mencari definisi leasing dapatlah dimengerti. Sedangkan dilihat dari arti katanya, leasing berasal dari bahasa Inggris lease yang berarti 2 Komar Andasasmita, Leasing, Bandung, Ikatan Notaris Indonesia, 1983, Hal.34.

menyewakan, yang merupakan suatu pengertian yang kompleks. Tetapi secara umum leasing dipandang sebagai kontrak antara pemilik atau penyewa barang (lessee), dimana pemilik barang memberikan penempatan sementara dalam penggunaan barang kepada pihak pemakai untuk jangka waktu tertentu. Di Indonesia sendiri lembaga leasing sudah ada sekitar dua puluh tahun terakhir ini. Undang-undang yang secara resmi mengatur belum ada, karena itu masih mengikuti peraturan sesuai dengan yang ditetapkan oleh bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan merupakan lembaga keuangan yang mengatur keuangan secara keseluruhan. Penggunaan lembaga leasing sebagai lembaga pembiayaan yang relatif masih belum lama, ternyata dalam dunia usaha nampaknya cukup menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Tetapi dalam prakteknya penggunaan jasa leasing sering terjadi permasalahan yang antara lessor dan lesse, sehingga mengakibatkan barang modal tersebut diambil kembali oleh lessor tanpa ada tuntutan melalui peradilan perdata. Sedangkan sesuai dengan pasal 1238 KUH-Perdata pihak lessor seharusnya memberikan somasi atas kelalaian lesse dan memberikan surat pernyatan bahwa lesse telah lalai (wanprestasi), kecuali perjanjian leasing yang bersangkutan menyatakan lain. Walaupun demikian dalam praktek perjanjian leasing surat pernyataan lalai tersebut dapat ditiadakan asalkan dalam perjanjiannya dinyatakan dengan ketentuan bahwa wanprestasi yang dilakukan lesse cukup dibuktikan dengan lewatnya waktu pembayaran angsuran sewa atau sejak saat dilakukannya tindakan-tindakan yang dilarang dalam perjanjian leasing itu saja. Jadi dalam

hal ini bila terjadi wanprestasi pada lesse tidak diperlukan lagi pernyataan lalai. Dari berbagai uraian diatas, sepengetahuan penulis bahwa penelitian ini belum pernah diteliti oleh orang lain. Oleh karena itu dengan adanya latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini, dan dalam hal ini penulis memilih judul TINJAUAN YURIDIS WANPRESTASI PADA PERJANJIAN LEASING (Studi Kasus di PT. Dharmatama Megah Finance Cabang Surakarta). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka perlu dipertegas kembali perumusan masalah yang akan diteliti. Maka penulis akan merumuskan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya wanprestasi pada perjanjian leasing? 2. Bagaimanakah cara mengatasi wanprestasi yang dilakukan oleh lesse dalam perjanjian leasing? 3. Bagaimanakah pelaksanaannya dalam menguasai kembali barang-barang modal yang disewakan kepada lesse yang dalam keadaan wanprestasi? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya wanprestasi pada perjanjian leasing. 2. Untuk mengetahui cara mengatasi wanprestasi yang dilakukan oleh lesse dalam perjanjian leasing. 3. Untuk mengetahui pelaksanaannya dalam menguasai kembali barangbarang modal yang disewakan kepada lesse yang dalam keadaan wanprestasi. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademik Memberikan sumbangan kepustakaan di bidang hukum perjanjian khususnya perjanjian leasing sebagai salah satu perjanjian tidak bernama, sehingga perjanjian leasing dapat lebih di sempurnakan. 2. Manfaat Praktis Memberikan sumbangan pemikiran bagi kalangan yang berwenang baik kalangan pemerintah maupun swasta dalam menentukan kebijaksanaan, mengembangkan dan menyempurnakan lembaga leasing sehingga permasalahan yang timbul dapat dikurangi semaksimal mungkin serta memberikan informasi yang jelas kepada pembaca skripsi ini dan masyarakat pada umumnya tentang wanprestasi pada perjanjian leasing. E. Metode Penelitian Untuk mencapai sasaran dan tujuan dalam suatu penelitian ini, maka perlu menggunakan metode penelitian, maka dalam penelitian ini penulis

menggunakan metode penelitian: 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan yuridis sosiologis, yaitu suatu penelitian yang didasarkan pada suatu ketentuan hukum (peraturan-peraturan yang berlaku) dengan fenomena atau kenyataan yang terjadi dilapangan serta aspek hukum yang mengatur penegakan hukum terhadap perjanjian leasing. 2. Jenis Penelitian Pengelompokan jenis-jenis penelitian tergantung pada pedoman dari sudut pandang mana pengelompokan itu ditinjau. Ditinjau dari jenis penelitian ini termasuk diskriptif kualitatif yaitu bertujuan mengambarkan dan memberikan data seteliti mungkin tentang hal-hal yang berhubungan dengan perjanjian leasing, baik tentang pengertian perjanjian dan pengertian leasing itu sendiri. 3. Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada perusahaan leasing PT. Dharmatama Megah Finance, yang berkedudukan di Jalan Kapten Mulyadi No. 87i Pasar Kliwon Surakarta. Dengan pertimbangan bahwa letaknya strategis yaitu berada di pusat Kota Surakarta, sehingga diharapkan dapat lebih lancar dalam pelaksanaan penelitian. 4. Sumber Data Dalam penelitian ini diharapkan dapat diperoleh di tempat penelitian maupun dari luar penelitian adalah sebagai berikut:

a. Sumber Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui studi lapangan dengan mengadakan penelitian dengan pihakpihak yang bersangkutan. Sumber data ini berupa keteranganketerangan yang berasal dari pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terkait dengan obyek yang diteliti secara langsung, yaitu hasil wawancara dengan pihak PT. Dharmatama Megah Finance. b. Sumber Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian, melainkan diperoleh melalui studi kepustakaan. Seperti halnya membaca dan mempelajari berbagai literatur-literatur, peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah dibahas dalam skripsi ini. 5. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang obyektif dalam penelitian ini, maka pengumpulan data yang dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data primer dengan cara terjun langsung ke lapangan. Teknik pengambilan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah: 1) Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan tanya jawab secara lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan secara langsung. Dalam proses wawancara dua orang tersebut menempati kedudukan yang berbeda. Satu pihak sebagai pencari informasi atau interviewer sadangkan pihak lain sebagai pemberi informasi atau informan. 2) Pengamatan (Observasi) Obsevasi adalah suatu teknik pengumpulan data dimana peneliti akan melakukan pengamatan terhadap kenyataan hukum dalam praktek di lokasi penelitian. b. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan menghimpun data dari berbagai literatur baik di perpustakaan maupun di tempat lain. Literatur yang digunakan tidak terbatas pada buku-buku tetapi juga bahan-bahan dokumentasi serta artikel-artikel yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. 6. Metode Analisis Data Studi penelitian ini dengan menggunakan metode analisis data kualitatif, yang mana proses penganalisisan data tersebut dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: a. Data yang diperoleh diproses dan dilakukan penyusunan data dalam satuan-satuan tertentu. b. Analisis Taksonomis (Taxonomic Analysis)

Yaitu suatu analisis dimana fokus penelitian ditetapkan terbatas pada dominan tertentu yang sangat berguna dalam upaya mendeskripsikan atau menjelaskan fenomena yang menjadi sasaran semula penelitian. Dominan-dominan yang dipilih untuk diteliti secara lebih mendalam lagi merupakan fokus studi yang perlu dilacak sacara lebih rinci dan mendalam struktur internalnya masing-masing dominan, penyelesaiannya dengan analisis taksonomis. Pada analisis ini, peneliti tidak hanya terhenti untuk mengetahui sejumlah kategori yang tercakup pada dominan, tetapi juga melacak kemungkinan subsub yang mungkin tercakup pada masing-masing kategori dalam domain termasuk juga yang tercakup pada suatu sub-sub dan begitu seterusnya semakin terperinci. c. Analisis Komponensial (Componential Analysis) Analisis komponensial ini akan dilakukan setelah peneliti memiliki cukup banyak fakta, informasi dari hasil wawancara atau observasi yang melacak kontras-kontras diantara warga satu domain. Kontraskontras tersebut oleh peneliti dipikirkan atau dicarikan dimensidimensi yang bisa mewadahinya. Kontras-kontras yang dimasukkan ke dalam lembaran kerja analisis komponensial tersebut masih perlu dicek kembali guna memastikan apakah terpenuhi secara memadai atau belum. Hasil pengecekan tersebut barangkali tanpa menimbulkan perubahan apapun, tetapi mungkin juga diperlukan penambahan tertentu.

d. Penafsiran Data Tahap ini merupakan tahap dimana teori-teori yang akan diterapkan di dalam suatu data sehingga akan terjadi diskusi antara data di satu pihak dan teori di pihak lain yang pada akhirnya akan diharapkan dan ditemukan beberapa asumsi yang dapat dijadikan dasar untuk mendukung teori-teori yang sudah ada. F. Sistematika Skripsi Untuk mempermudah dalam memahami isi dan tujuan dari penelitian, maka penulis memaparkan rancangan dari bentuk dan isi dari skripsi. Dimana keseluruhannya terdiri dari empat bab, yaitu sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Metode Penelitian F. Sistematika Penulisan Skripsi BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian 2. Asas-asas Perjanjian 3. Syarat Sahnya Perjanjian

4. Jenis-jenis Perjanjian 5. Berakhirnya perjanjian B. Tinjauan Umum Tentang Wanprestasi 1. Pengertian wanprestasi 2. Akibat dari wanprestasi 3. Pengaturan dalam wanprestasi C. Tinjauan Umum Tentang Leasing 1. Pengertian Leasing 2. Jenis-jenis Leasing 3. Peranan dan manfaat perjanjian leasing 4. Pengaturan leasing di Indonesia 5. Perbedaan perjanjian leasing dengan perjanjian lainnya 6. Prosedur Terjadinya Perjanjian leasing 7. Para Pihak Dalam Perjanjian Leasing 8. Hak dan Kewajiban Para Pihak 9. Jaminan BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Singkat Lokasi Penelitian B. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya wanprestasi pada perjanjian leasing di PT. Dharmatama Megah Finance C. Cara mengatasi wanprestasi yang dilakukan oleh lesse dalam perjanjian leasing di PT. Dharmatama Megah Finance.

D. Pelaksanaan PT. Dharmatama Megah Finance dalam menguasai kembali barang-barang modal yang disewakan kepada lesse yang dalam keadaan wanprestasi. BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN