BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batubara adalah batuan sedimen yang terbentuk di permukaan bumi dari akumulasi sisa-sisa material organik dan anorganik. Material organik tumbuhan merupakan unsur utama yang membentuk batubara, seperti kayu tumbuhan tingkat tinggi, daun-daunan, batang pohon, ranting pohon, biji-bijian, spora, polen, serta bagian lainnya dari tanaman darat maupun tanaman air. Batubara diendapkan pada lingkungan rawa dengan material organik tumbuhan yang terendapkan secara cepat serta terlindung dari oksidasi. Selama proses pembatubaraan terjadi, gambut terendapkan semakin dalam sehingga meningkatkan tekanan dan temperatur. Tekanan dan temperatur tersebut secara perlahan mengubah gambut menjadi batubara melalui proses pematangan. Untuk menghasilkan batubara setebal 0,3 m diperlukan endapan sisa material tumbuhan setebal kurang lebih 1,65 m (U.S. Department of Energy, 2004). Gas metana batubara dihasilkan melalui proses reaksi kimia maupun aktivitas bakteri. Proses kimia berlangsung terus-menerus selama panas dan tekanan mempengaruhi lapisan batubara, gas yang dihasilkan melalui proses ini dinamakan gas termogenik. Bakteri yang menguraikan sisa-sisa tumbuhan pada batubara menghasilkan gas metana sebagai produk sampingan, gas yang dihasilkan melalui proses ini dinamakan gas biogenik. Gas metana pada batubara tingkat tinggi sebagian besar merupakan gas termogenik sebagai hasil perubahan material organik oleh panas dan tekanan, sedangkan gas metana pada batubara tingkat rendah pada umumnya merupakan gas biogenik sebagai hasil dekomposisi material organik oleh bakteri. Kematangan batubara meningkat dari lignit ke antrasit. Gambut dan lignit memiliki porositas tinggi, kandungan air yang tinggi, dan menghasilkan gas 1
metana biogenik. Ketika kematangan bertambah ke tingkat bituminus, air keluar dari batubara, porositas menurun, gas metana biogenik berkurang. Pada saat yang bersamaan, panas menguraikan ikatan-ikatan kompleks organik dan menghasilkan metana serta hidrokarbon lainnya yang lebih berat (etana, propana, dll). Gas-gas inorganik juga dihasilkan dari proses penguraian ikatan kompleks oleh panas pada batubara. Ketika kematangan meningkat menjadi antrasit, semakin sedikit gas metana yang dihasilkan, porositas menjadi semakin kecil, begitu pula dengan kandungan air yang semakin berkurang. Gambut dan lignit menghasilkan gas metana biogenik yang banyak yang diproduksi oleh bakteri metanogenik. Sangat sedikit eksploitasi gas metana batubara yang berasal dari lignit, pada umumnya eksploitasi gas metana batubara berasal dari sub-bituminus dan bituminus. 1.2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian terletak di Pulau Layangan-Bukuan kompartemen utara, merupakan bagian dari Delta Mahakam, Cekungan Kutai, Kalimantan Timur (gambar 1.1). Pulau Layangan-Bukuan terletak pada koordinat 0 O 47'48.04'' - 0 O 50'24.63'' Lintang Selatan dan 117 O 15'45.26'' - 117 O 18'03.42'' Bujur Timur. Gambar 1.1. Peta indeks lokasi penelitian. 2
1.3. Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi kuantitatif kandungan batubara di Pulau Layangan-Bukuan dan potensi gas metana batubara dari lapisan batubara pada marker Z5, Z5-4, dan Z5-8. Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah: Mengetahui pola penyebaran lapisan batubara Mengetahui analisis genetik lapisan batubara Mengetahui nilai-nilai properti batubara Menghitung potensi gas metana batubara dari lapisan batubara 1.4. Topik Penelitian Penelitian ini berjudul: Inventarisasi Batubara dan Potensinya sebagai Penghasil Gas Metana Batubara pada Marker Z5, Z5-4, dan Z5-8 di Pulau Layangan-Bukuan, Delta Mahakam, Kalimantan Timur. 1.5. Perumusan Masalah Perumusan masalah di daerah penelitian menyangkut keberadaan lapisan batubara, potensi kuantitasnya, properti umum batubara, dan analisis genetik pengendapannya. Kajian tersebut akan menghasilkan data inventarisasi lapisan batubara di daerah penelitian yang dapat membantu dalam penyediaan informasi dan dalam pengembangan lebih lanjut di daerah penelitian. 1.6. Batasan Masalah Pada pembahasan masalah akan dilakukan kajian khusus mengenai potensi gas metana batubara pada lapisan batubara dengan marker Z5, Z5-4, dan Z5-8 yang meliputi: Melakukan korelasi berdasarkan data rekaman lubang bor Membuat peta bawah permukaan penyebaran lapisan batubara dan menganalisis model pengendapannya 3
Melakukan analisis properti batubara Melakukan analisis dan perhitungan potensi batubara sebagai gas metana batubara Menentukan metode terbaik untuk pengembangan lapangan dan eksploitasi gas metana batubara 1.7. Tahapan dan Metode Penelitian Penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap analisis, dan tahap penyusunan laporan (gambar 1.2). Penelitian belangsung selama 4 bulan mulai dari pertengahan September 2007 sampai pertengahan Januari 2008. 1.7.1. Tahap Persiapan Tahap persiapan dilakukan untuk mendapatkan informasi awal dan gambaran mengenai keadaan geologi daerah penelitian. Tahap ini meliputi studi literatur, pengumpulan literatur, dan pembahasan literatur hasil penelitian-penelitian terdahulu serta persiapan perlengkapan penelitian dan administrasi. 1.7.2. Tahap Analisis Tahap analisis dilakukan untuk mengetahui potensi gas metana lapisan batubara di Pulau Layangan-Bukuan, Delta Mahakam, Kalimantan Timur. Lapisan batubara yang dianalisis berada pada zona utama Pulau Layangan-Bukuan dengan kedalaman 1600 2000 m (TVDSS). Tahap analisis dibagi menjadi 2 bagian, yaitu inventarisasi lapisan batubara dan perhitungan potensi gas metana batubara. Inventarisasi lapisan batubara meliputi: Korelasi lapisan batubara antarsumur Pemetaan struktur bawah permukaan alas dan puncak lapisan batubara Pembuatan peta kesamatebalan dan peta fasies lapisan batubara Perhitungan volume lapisan batubara 4
Perhitungan potensi gas metana batubara meliputi: Penentuan nilai-nilai parameter kualitas batubara dari data sekunder hasil penelitian-penelitian terdahulu Memperkirakan nilai parameter Langmuir lapisan batubara Menghitung nilai tekanan lapisan batubara Menghitung nilai kandungan gas lapisan batubara Menghitung potensi gas metana batubara 1.7.3. Tahap Penyusunan Laporan Tahap penyusunan laporan dibuat untuk 2 pihak, yaitu TOTAL E&P Indonesie dan Program Studi Teknik Geologi ITB. Penyusunan laporan di TOTAL E&P dilakukan di bawah bimbingan Hotma Samadi Yusuf dan Ir. Noor Syarifuddin. Penyusunan laporan di Program Studi Teknik Geologi ITB dilakukan di bawah bimbingan Dr. Ir. Eddy Ariyono Subroto. Hasil laporan penelitian kemudian dipresentasikan baik di TOTAL E&P maupun di Program Studi Teknik Geologi. Pengumpulan literatur Studi literatur Pembahasan literatur Persiapan perlengkapan dan administrasi Inventarisir lapisan batubara Korelasi antarsumur Pemetaan struktur bawah permukaan Pembuatan peta kesamatebalan dan peta fasies Perhitungan volume lapisan batubara Perhitungan potensi gas metana Penentuan nilai-nilai parameter kualitas batubara Memperkirakan nilai parameter Langmuir Menghitung nilai tekanan Menghitung nilai kandungan gas Menghitung potensi gas metana batubara Penyusunan laporan di TOTAL E&P Indonesie Penyusunan laporan di Program Studi Teknik Geologi ITB PERSIAPAN ANALISIS PENYUSUNAN LAPORAN Gambar 1.2. Diagram alir metode penelitian. 5