KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn)

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat tanaman pisang, hal ini dikarenakan tanaman cepat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN BONGGOL PISANG RAJA SERE. SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

BAB I PENDAHULUAN. produk bakery dengan kombinasi bahan pangan lokal Indonesia. diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber daya pangan lokal.

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. buahan juga bersifat spesifik lokasi, responsif terhadap teknologi maju, produk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia kaya akan sumber daya alam, termasuk di dalamnya kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan, seperti bagian biji yang dibuang begitu saja.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

BAB I PENDAHULUAN. panjang cm dan garis tengah cm. Buah nangka terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. familiar, selain familiar dodol juga terasa enak dan banyak macamnya. Di

EFEK PEMBERIAN AIR PERASAN WORTEL (Daucus carota L) UNTUK MEMPERTAHANKAN KADAR VITAMIN A DALAM PENGASINAN TELUR SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya terus meningkat secara global, termasuk di Indonesia.

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi DIAH AYU FITRIANI

I. PENDAHULUAN. tidak ada sama sekali. Saat produksi ikan melimpah, belum seluruhnya

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

I. PENDAHULUAN. Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

TANAMAN PENGHASIL PATI

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan pangan menurut Indrasti (2004) adalah dengan

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. satu keanekaragaman tersebut adalah bunga Tasbih (Canna edulis Ker.) dan ikan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Llatar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUALITAS NATA DE CASSAVA LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

BAB I PENDAHULUAN. populer di Indonesia. Buah dengan julukan The King of fruits ini termasuk dalam

PENGARUH PEMBERIAN PEKTIN DARI KULIT JERUK MANIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya sudah sangat popular dan digemari sebagai buah segar.

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis.

PEMANFAATAN BONGGOL PISANG KEPOK. SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pola Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat Tahun Sumber : Susenas ; BPS diolah BKP Kementan

PENDAHULUAN. terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

PENDAHULUAN. kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian cukup tinggi untuk digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. baik di daerah tropis salah satunya yaitu tanaman munggur. Tanaman ini

lain-lain) perlu dilakukan (Suryuna, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk bertekstur garing dan

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit pada konsumen (Silalahi, 2006). Salah satu produk yang. makanan ringan, jajanan atau cemilan. Makanan ringan, jajanan atau

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subtitusi pati ganyong pada

I. PENDAHULUAN. hewani. Selain sebagai komoditi ekspor, ikan juga banyak dikonsumsi oleh

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga mempunyai fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh (Khomsan, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. kandungan protein yang tinggi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang

PENDAHULUAN. Pada tahap awal pembangunan, ekspor setiap negara didominasi oleh hasil hasil

I. PENDAHULUAN. Tenggara yang beriklim tropis basah seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan palawija sumber karbohidrat yang memegang peranan penting kedua setelah beras.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kerupuk adalah salah satu produk olahan tradisional yang digemari

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai negara agraris (Simatupang et al, 2002)

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan

Transkripsi:

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Biologi MAEMUNAH A. 420 040 089 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008 i

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk daerah tropis yang memiliki kekayaan hasil alam seperti buah-buahan dengan berbagai bentuk, rasa, aroma dan warna yang khas. Jenis buah-buahan di daerah ini ada yang musiman dan non musiman. Yang termasuk tanaman buah musiman adalah buah nangka, mangga, rambutan dan durian, sedangkan tanaman buah non musiman misalnya pisang dan pepaya. Dilihat dari gizi, mengkonsumsi buah-buahan termasuk sebagai zat pengatur tubuh yang mengandung vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Zat gizi pada buah-buahan, dapat diperoleh dari kulit, biji dan daging buah. Sebagian besar gizi tersebut terdapat pada daging buah. Oleh karena itu, daging buah banyak dikonsumsi, sedangkan kulit dan bijinya dibuang begitu saja. Dengan kemajuan teknologi banyak dari biji buah-buahan yang mulai dikonsumsi antara lain biji nangka, semangka, waluh, durian dan rambutan. Biji buah-buahan yang sering dibuang berserakan tersebut, dapat dijadikan sumber pati (tepung) dengan penanganan khusus, sehingga dapat bermanfaat dan mengurangi tingkat pencemaran lingkungan. Buah rambutan (Nephelium lappaceum) dalam bahasa Inggrisnya disebut Hairy fruit termasuk Famili Sapindaceae yang merupakan tanaman asli Indonesia dan Negara Jiran. Tanaman ini tumbuh menyebar di daerah rendah hingga ketinggian 300-600 m di atas permukaan laut dengan iklim

basah merata sepanjang tahun sampai tipe iklim yang memiliki 1-3 bulan kering dan curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun. Umumnya buah rambutan masih bersifat pekarangan. Buah rambutan ini juga menyebar di berbagai wilayah terutama di Jawa, Kalimantan dan Sumatera. Di Pulau Jawa rambutan hampir dikembangkan di semua propinsi. Buah rambutan memiliki bentuk dan struktur yang bervariasi tergantung dari varietasnya. Hanya ada beberapa varietas rambutan yang disukai dan dibudidayakan oleh masyarakat karena memiliki nilai ekonomi yang relatif tinggi diantaranya: rambutan rapiah, rambutan aceh lebak bulus, rambutan cimacan, rambutan binjai dan rambutan sinyonya. Biji merupakan tempat adanya cadangan makanan (endosperm) dan bakal tumbuh menjadi individu baru sebagai perbanyakan selain batang, akar dan buah. Biji buah rambutan mengandung karbohidrat, protein dan lemak (Winarti, 2006). Dengan adanya kandungan gizi tersimpan pada biji rambutan tersebut, sehingga dapat dijadikan zat tepung (pati) yang tidak kalah nilainya dengan zat tepung lainnya. Tepung sendiri dapat diolah menjadi olahan makanan seperti bubur, dodol, roti, kue, keripik ataupun produk lainnya. Karbohidrat merupakan penyusun utama cadangan makanan tumbuhtumbuhan. Oleh karena itu dilakukan pengolahan biji dari buah-buahan yaitu dengan menggiling/menghaluskan biji menjadi tepung untuk membuat produk olahan yang bernilai tinggi sehingga diharapkan dapat mengurangi import terigu yang berdampak pada pengeluaran devisa negara. Biji rambutan dapat diolah menjadi tepung biji rambutan sehingga dapat dijadikan sebagai

alternatif pengganti tepung terigu yang sekarang ini semakin mahal yang harganya mencapai Rp. 5.500,00-Rp. 6.000,00 per kg. Tepung biji rambutan dapat diperoleh dengan harga yang relatif murah sebab, biji rambutan dapat diperoleh dengan mudah jika pada saat musim rambutan tiba. Pemanfaatan biji rambutan sebagai tepung dapat menambah informasi tentang gizi pada masyarakat. Biji rambutan dapat dijadikan makanan ringan berupa emping (Komala, 2004). Dengan dibuatnya tepung dari biji rambutan, maka diversifikasi makanan olahan dari bahan tepung biji rambutan semakin beragam. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan tepung dari biji rambutan. Selanjutnya tepung tersebut diolah menjadi cake kemudian diuji kualitas gizi yaitu kandungan karbohidrat dan organoleptiknya. Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian dengan judul Komparasi Uji Karbohidrat Pada Produk Olahan Makanan Dari Tepung terigu dan Tepung biji Rambutan (Nephelium lappaceum) Varietas Aceh Lebak Bulus. B. Batasan Masalah 1. Subjek penelitian adalah tepung biji rambutan (Nephelium lappaceum) Varietas Aceh Lebak Bulus. 2. Objek penelitian adalah produk olahan makanan berupa cake. 3. Parameter meliputi uji karbohidrat, uji organoleptik meliputi warna, bau, rasa dan tekstur dari produk olahan berupa cake

C. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah perbandingan kadar karbohidrat dari cake tepung terigu dan tepung biji rambutan (Nephelium lappaceum) varietas aceh lebak bulus? 2. Bagaimanakah perbandingan organoleptik cake dari tepung terigu dan cake tepung biji rambutan (Nephelium lappaceum) varietas aceh lebak bulus? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perbandingan kadar karbohidrat cake dari tepung terigu dan cake tepung biji rambutan (Nephelium lappaceum) varietas aceh lebak bulus. 2. Untuk mengetahui perbandingan organoleptik (tekstur, warna, bau dan rasa) cake dari tepung terigu dan tepung biji rambutan (Nephelium lappaceum) varietas aceh lebak bulus. E. Manfaat Panelitian 1. Bagi peneliti, dapat mengetahui perbandingan kadar karbohidrat cake tepung terigu dan tepung biji rambutan. 2. Bagi masyarakat, menambah ilmu pengetahuan bahwa biji rambutan dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti makanan yaitu sebagai dasar tepung untuk membuat produk olahan.

3. Bagi ilmu pengetahuan, dapat menambah informasi bahwa tepung biji rambutan mempunyai nilai karbohidrat yang rendah sehingga cocok untuk konsumen yang menghindari karbohidrat yang tinggi.