HUBUNGAN LAMA LATIHAN AEROBIK MENGGUNAKAN PERMAINAN DANCE DANCE REVOLUTION (DDR) TERHADAP NILAI VO 2 MAKS PADA KOMUNITAS DDR DI SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN LAMA BERMAIN PUMP IT UP (PIU) TERHADAP NILAI INDEKS MASSA TUBUH PADA REMAJA

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

HUBUNGAN LAMA LATIHAN AEROBIC MENGGUNAKAN PERMAINAN DANCE DANCE REVOLUTION (DDR) TERHADAP NILAI VO 2 MAKS PADA KOMUNITAS DDR DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2max ini

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Syarat Memperoleh. Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi. Disusun Oleh : DEWI PUTRI WULANDARI NIM: J

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan di dalam 2008 Physical Activity Guidelines dan orang dewasa yang

JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP PENINGKATAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (V MAKS) PADA REMAJA USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN CARDIORESPIRATORY PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA. 1. Gaya Hidup (X1) yang berasal dari data responden

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

PENGARUH LATIHAN LARI INTERVAL TERHADAP KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SEKOLAH SEPAK BOLA RUKUN AGAWE SANTOSA (RAS) KLATEN NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN PENGARUH FREKUENSI LATIHAN SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN BERAT BADAN PADA MEMBERS

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki potensi fisik, mengurangi pemberian obat-obatan, memperbaiki

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik

BAB 1 PENDAHULUAN. ketahanan dan pemulihan kardio-respirasi selama latihan fisik. Hal ini

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB I LATAR BELAKANG. dalam kondisi aktivitas fisik yang kurang. Frekuensi aktivitas fisik yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. dapat berdampak buruk pada kesehatan. Menurut Alder dan Higbee, walaupun

HUBUNGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU DENGAN KONDISI PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKES FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2008 DAN 2009

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

Putu Asti Wulandari 1, Susy Purnawati 2

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PEGAWAI ADMINISTRASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI ATLET PENCAK SILAT DI KLUB SMP NEGERI 01 NGUNUT TULUNGAGUNG JURNAL

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang bertujuan untuk membentuk ketahanan fisik, terutama prajurit TNI

PERBEDAAN LATIHAN FISIK DUA DAN EMPAT KALI PER MINGGU TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNJANI ANGKATAN 2009

LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BERDASAR ILMU OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

LATIHAN AEROBIK BENTUK DAN METODE. Suharjana FIK UNY

PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG

PENGARUH SENAM AEROBIC DI PAGI HARI DAN MALAM HARI TERHADAP KADAR VO 2 MAX

PENGARUH LATIHAN TREADMILL DAN CYCLE ERGOMETRY DAN JOGGING TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh (Giam dan Teh, 1992).

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

BAB I PENDAHULUAN. dan aktifitas fisik, padahal pekerjaan dikantor sebagian besar kerjaan cukup

BAB I PENDAHULUAN. atau kekurangan latihan fisik (Karhiwikarta, 1983). Pada saat berolahraga

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEBUGARAN FISIK PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

Perbedaan Kadar Hemoglobin yang Berolahraga Futsal dan Tidak Berolahraga. Jl. Hariangbangga No.20 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KEBUGARAN. Nani Cahyani Sudarsono. pengantar

I. PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatan seperti: Sea Games, Asean Games, dan Olimpiade, PON,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan gaya hidup dan gaya hidup negatif dapat menyebabkan

Pengaruh Latihan Senam Haji Terhadap Peningkatan Daya Tahan Jantung Paru Pada Calon Jamaah Haji Non Resiko Tinggi

I. PENDAHULUAN. medali pada sejumlah kegiatan perlombaan seperti Sea Games, Asean Games,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP KEBUGARAN KARDIORESPIRASI PADA SISWA SMP DI PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI ZAT BESI DAN VITAMIN C DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu olahraga populer di dunia. Olahraga ini

PENGARUH LATIHAN COUNTINOUS RUNNING TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAK BOLA USIA TAHUN DI AKADEMI SALATIGA TRAINING CENTER

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang.

PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP PERUBAHAN VO 2 MAX PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA TUGU MUDA SEMARANG USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU


I. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Siliwangi Vol.3. No.1, 2017 ISSN Seri Pendidikan

Transkripsi:

HUBUNGAN LAMA LATIHAN AEROBIK MENGGUNAKAN PERMAINAN DANCE DANCE REVOLUTION (DDR) TERHADAP NILAI VO 2 MAKS PADA KOMUNITAS DDR DI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA SAINS TERAPAN FISIOTERAPI Disusun Oleh : DANAR PARAMUDITA J110100061 PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Danar Paramudita NIM : J110100061 Fakuktas/Jurusan : FIK/Diploma IV Fisioterapi Jenis Penelitian : Skripsi Judul : Hubungan Lama Latihan Aerobik Menggunakan Permainan Dance Dance Revolution (DDR) Terhadap Nilai VO 2 maks Pada Komunitas DDR di Surakarta. Dengan ini saya menyatakan bahwa saya menyetujui untuk : 1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi mengembangkan ilmu pengetahuan. 2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan / pengalih formatkan. 3. Mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta. 4. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Surakarta, 21 Juli 2014 Yang Menyatakan Danar Paramudita iii

HUBUNGAN LAMA LATIHAN AEROBIK MENGGUNAKAN PERMAINAN DANCE DANCE REVOLUTION (DDR) TERHADAP NILAI VO 2 MAKS PADA KOMUNITAS DDR DI SURAKARTA ABSTRAK DANAR PARAMUDITA Program Studi Diploma IV Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Surakarta E-mail: danarparamudita@yahoo.com Latar Belakang: Model latihan aerobik salah satunya adalah aerobic dancing. Konami Digital Entertainment Co, Ltd pada tahun 1998 menciptakan latihan fisik ke dalam video game yang disebut Dance Dance Revolution (DDR). Latihan aerobik menggunakan DDR akan melibatkan berbagai organ tubuh yaitu jantung, peredaran darah, dan pernapasan. Kapasitas vital paru sangat berpengaruh pada kesegaran jasmani seseorang. Salah satu cara menilai kebugaran seseorang adalah dengan mengukur VO 2 maks. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan lama latihan aerobik menggunakan permainan Dance Dance Revolution (DDR) terhadap nilai VO 2 maks pada komunitas DDR di Surakarta. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada komunitas DDR di Surakarta sebanyak 60 orang. Design penelitian ini dengan Point Time Approach dimana subyek penelitian diobservasi sekali dan pengukuran dilakukan menggunakan Cooper Test. Analisa data yang digunakan pada penilitian ini adalah uji korelasi Pearson-Product Momment. Hasil Penelitian: Pengukuran nilai VO 2 maks menggunakan Cooper Test pada komunitas DDR di Surakarta didapatkan hasil yang signifikan. Hasil uji Korelasi antara lama latihan aerobik menggunakan permainan DDR terhadap nilai VO 2 maks diperoleh sig. (2-tailed) 0,000 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,720, sehingga disimpulkan ada hubungan kuat lama latihan aerobik menggunakan permainan DDR terhadap nilai VO 2 maks pada komunitas DDR di Surakarta. Kesimpulan: Lama latihan aerobik menggunakan permainan DDR terhadap nilai VO 2 maks pada komunitas DDR di Surakarta terdapat adanya hubungan yang kuat dan signifikan. Kata kunci: Latihan Aerobik, Dance Dance Revolution, VO 2 maks. iv

PENDAHULUAN Olahraga telah menjadi salah satu gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang dalam berolahraga bermacammacam, ada yang bertujuan untuk sekedar mengisi waktu luang, rekreasi, kesehatan, kebugaran (Giriwijoyo, 2012). Menurut World Health Organization (WHO) pada faktor-faktor risiko, menyatakan bahwa gaya hidup duduk terusmenerus dalam bekerja adalah 1 dari 10 penyebab kematian dan kecacatan di dunia. Pada tahun 2010 Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit melaporkan bahwa 82% dari siswa SMA tidak aktif secara fisik untuk melakukan aktifitas fisik 60 menit per hari dan persentase siswa yang menghadiri kelas pendidikan jasmani harian hanya 33%. Aktifitas fisik ada berbagai macam bentuk, salah satunya latihan aerobik. Contoh latihan aerobik adalah lari, jalan, aerobic dancing, bersepeda, renang, dan treadmill (Sukmaningtyas, 2004). Interactive Video Dance Games (IVDGs) menyediakan banyak pilihan untuk berpartisipasi dalam latihan fisik. Dance Dance Revolution, lebih dikenal sebagai DDR adalah salah satu game pertama yang menggabungkan latihan fisik ke dalam video game. Latihan aerobik menggunakan DDR melibatkan kemampuan organ tubuh seperti, jantung, peredaran darah, dan paru. Pada paru-paru akan berperan kapasitas vital paru. Kapasitas vital paru berperan dalam menentukan nilai kebugaran jasmani seseorang. Penilaian kebugaran jasmani seseorang dapat dilihat melalui pengukuran nilai VO 2 maks. Semakin lama melakukan latihan aerobik dampa progresifitas nilai VO 2 maks juga akan meningkat (Guyton, 2006). Melihat latar belakang tersebut peneliti mengambil judul hubungan lama latihan aerobik menggunakan permainan dance dance revolution (DDR) terhadap nilai VO 2 maks pada komunitas DDR di Surakarta. TUJUAN Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan lama latihan aerobik menggunakan permainan dance dance revolution (DDR) terhadap nilai VO 2 maks pada komunitas DDR di Surakarta. 1

2 KERANGKA TEORI A. Latihan Aerobik Latihan aerobik adalah latihan yang menggunakan sistem kerja dengan menggunakan oksigen sebagai kerja utama (Ashadi, 2008). Latihan aerobik juga disebut latihan daya tahan. Untuk kegiatan aerobik, perlu setidaknya tiga menit dalam durasi. Aktivitas aerobik merupakan aktivitas yang bergantung terhadap ketersediaan oksigen untuk membantu proses pembakaran sumber energi (Giriwijoyo, 2012). Manfaat latihan aerobik menurut Junusul Hairy tahun 1989 : terjadi perubahan kardiorespirasi, terjadi perubahan daya tahan otot, meningkatkan kandungan myoglobin, meningkatkan oksidasi karbohidrat dan lemak, menurunkan presentase lemak tubuh dan meningkatkan massa tubuh tanpa lemak, dan menurunkan tekanan darah. B. Dance Dance Revolution (DDR) DDR adalah sebuah permainan dimana pemain berdiri di atas tikar yang luas dan dikelilingi oleh lima anak panah yang berwarna. Sebuah layar di depan pemain akan mengedipkan panah yang diiringi oleh lagu-lagu kesukaan pemain. Pemain harus menyentuh panah yang berada di tikar bersama dengan panah yang bergerak di layar (Curry, 2010). Aliran DDR ada dua speed dan freestyle: aliran speed pemain harus bermain dengan cepat mengikuti gerak panah yang cepat dan aliran freestyle pemain bermain dengan mengikuti gerak panah yang lambat dengan diikuti gerakan menari (Chiang, 2007). C. VO 2 Maks VO 2 maks adalah kapasitas atau kemampuan tubuh untuk menghirup, mengangkut, mengedarkan, membagikan dan menggunakan oksigen secara maksimal yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif (Carolyn, 2007). Faktor yg mempengaruhi nilai VO 2 maks adalah umur, jenis kelamin, suhu, dan keadaan latihan (Giriwijoyo, 2012). Pengukuran VO 2 maks dapat dilakukan berbagai cara misalnya, berjalan, jogging, mengendarai ergometer sepeda, dan treadmill. Penelitian

3 dilapangan bisa dilakukan Cooper Test atau lari 12 menit. Pengukurannya adalah Setiap orang diminta berlari selama 12 menit sesuai kemampuannya (jika tidak mampu berlari dibolehkan berjalan) pada lintasan. Setelah itu pemeriksa mencatat jarak tempuh yang dilalui pasien dalam satuan meter, baru kemudian menghitung nilai VO 2 maks dengan cara melihat tabel (Giriwijoyo, 2012). D. Hubungan Lama Latihan Aerobik Terhadap Nilai VO 2 maks Ketika melakukan latihan aerobik menggunakan DDR akan terjadi proses mekanisme olah daya oksidatif menggunakan ATP melalui siklus Krebs. Pada saat itu akan terjadi perubahan energi dan asupan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh (Giriwijoyo, 2012). Proses tersebut akan mengakibatkan terjadinya perubahan kardiorespirasi. Ketika terjadi perubahan pda kardiorespirasi akan mempengaruhi kapasitas vital paru. Dimana kapasitas vital paru merupakan patokan untuk mengetahui kebugaran seseorang. Untuk mengetahui kebugaran seseorang kita dapat mengukur nilai VO2 maks seseorang (Carolyn, 2007). Takaran latihan aerobik yang dapat dilaksanakan yaitu meliputi frekuensi 3-5 kali/minggu selama 20-60 menit/latihan, secara umum intensitas 65%-75% dari detak jantung maksimal sesuai dengan kondisi dan tingkat keterlatihan (Djoko Pekik, 2004). Dampak progresif lama latihan DDR akan meningkat selama 7 13 minggu, program latihan meningkatan nilai VO2 maks sebesar 10%. Hal ini terjadi karena proses reaksi aerob yang berulang dan secara teratur (Guyton, 2006). METODE Penelitian yang dilaksanakan bulan Mei sampai Juni 2014 di lapangan sepak bola UMS terhadap 60 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Jenis penelitian dilakukan adalah penelitian Observasional dengan pendekatan Cross-Sectional. Desain penelitian ini adalah Point Time Approach artinya pengumpulan data dilakukan sekaligus pada satu kali pertemuan. Responden melakukan Cooper Test, kemudian penelitian melihat kategori nilai VO 2 maks pada tabel. Sebelum dan sesudah Cooper Test peneliti mengukur vital sign

4 responden. Hasil tersebut dicatat sebagai data yang akan diuji dengan uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-smirnov dan uji statistik menggunakan uji Korelasi Pearson-Product Momment. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah sama antara lakilaki dan wanita pada komunitas DDR di surakarta yaitu sebesar 50% laki-laki dan 50% perempuan. Karakteristik responden berdasarkan usia paling banyak pada usia 13-19 tahun sebesar 70%. Karakteristik responden berdasarkan lama bermain DDR paling banyak yang bermain selama lebih dari 13 minggu sebesar 65%. Karakteristik responden berdasarkan intensitas bermain DDR dalam satu minggu paling banyak dengan intesitas 3 kali seminggu sebesar 90%. Karakteristik responden berdasarkan intensitas bermain DDR setiap sesi paling banyak selama lebih dari 60 menit sebesar 43,3%. Karakteristik responden berdasarkan jenis olahraga selain DDR paling banyak adalah renang sebesar 13,3% walaupun 61,6% responden tidak melakukan olah raga selain DDR. Karakteristik responden berdasarkan intensitas olahraga selain DDR paling banyak adalah 1 kali dalam seminggu 20% walaupun 61,6% responden tidak melakukan olahraga selain DDR. Hasil analisa data statistik uji normalitas menggunakan Kolmogorovsmirnov adalah nilai Asymp.Sig. Hasil uji normalitas selengkapnya ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 1.1 Uji Normalitas Kelompok Asymp.Sig. Keputusan Lama DDR 0,485 Data berdistribusi normal Nilai VO2 maks 0,225 Data berdistribusi normal Sumber: Data Primer yang diolah, 2014 Hasil kelompok lama DDR sebesar 0,485 maka lebih besar dari 0,05 sehingga data berdistribusi normal. Nilai Asymp.Sig. pada kelompok Nilai VO 2 maks sebesar 0,225 maka lebih besar dari 0,05 sehingga data berdistribusi normal. Hasil analisa data statistik uji korelasi menggunakan uji korelasi Pearson- Product Momment. Hasil uji korelasi selengkapnya ditampilkan pada tabel berikut:

5 Tabel 4.13 Uji Korelasi Pearson-Product Moment Nilai VO2 maks Lama DDR Pearson Correlation 0,720 Sig. (2-tailed) 0,000 Sumber: Data Primer yang diolah, 2014 Hasil uji korelasi menggunakan uji Korelasi Pearson-Product Momment adalah Sig.(2-tailed) sebesar 0,000 berarti kurang dari 0,05 maka Ho ditolak. Hubungan lama DDR terhadap nilai VO 2 maks termasuk pada tingkat hubungan yang kuat karena dilihat dari nilai koefisien korelasi 0,720 termasuk dalam hubungan kuat. Berdasarkan karakteristik responden menurut jenis kelamin, jumlah laki-laki dan perempuan yang bermain DDR di Surakarta sam. Tetapi jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi nilai VO 2 maks. Hasil penelitian Proctor et al tahun 1998 dan Matthys tahun 2008, Perbedaan mendasar adalah laki-laki mempunyai ukuran tubuh lebih besar. Faktor lain yang berpengaruh adalah kadar Hb, sebagian perempuan mempunyai kadar Hb lebih rendah dibandingkan lakilaki dan biasanya aktivitas fisik perempuan juga lebih rendah daripada laki-laki. Menurut Armstrong tahun 2006 hal ini dipengaruhi adanya perbedaan hormonal yang menyebabkan wanita memiliki konsentrasi hemoglobin lebih rendah dan lemah tubuk lebih besar daripada laki-laki. Selain itu, wanita juga memiliki massa otot lebih kecil daripada pria. Berdasarkan karakteristik responden menurut usia, pada penelitian ini usia 13-19 tahun lebih banyak bermain DDR. Selain jenis kelamin usia juga faktor yang mempengaruhi niali VO 2 maks. Sesuai dengan bertambahnya umur atau proses penuaan maka kapasitas difusi paru, ventilasi paru, ambilan oksigen kapasitas vital dan semua parameter faal paru yang lain akan menurun (Suyono, 2001). Penurunan VO 2 maks ini terjadi karena reduksi denyut jantung maksimal dan isi sekuncup jantung maksimal yang dalam prosesnya mengalami penurunan (Jackson A.S, 2009). Keadaan latihan sangat berpengaruh dalam nilai VO 2 maks. Nilai VO 2 maks akan meningkat ketika kita melakukan latihan sesuai dengan intensitas yang adekuat. Menurut Giriwijoyo tahun 2012, intensitas yang adekuat untuk latihan

6 aerobik adalah 65-80% dari denyut nadi maksimal sesuai umur yang dihitung dari rumus 220 dikurangi umur yang bersangkutan dalam tahun. Keadaan latihan DDR dalam meningkatkan VO 2 maks bisa juga dipengaruhi oleh olahraga rutin selain bermain DDR. Beberapa responden ada yang melakukan olahraga selain bermain DDR tetapi 61,6% dari mereka tidak melakukan olahraga selain bermain DDR secara rutin. Takaran aerobik menurut Djoko Pekik tahun 2004 bahwa latihan aerobik meliputi frekuensi 3-5 kali/minggu selama 20-60 menit setiap latihan. Tetapi, pada penelitian ini responden yang melakukan olahraga tidak memiliki pengaruh dalam nilai VO 2 maks keadaan takaran olahraga yang dilakukan tidak memenuhi takaran latihan aerobik. Hubungan lama latihan aerobik menggunakan permainan DDR terhadap nilai VO 2 maks adalah Lama latihan aerobik menggunakan permainan DDR sangat berpengaruh terhadap nilai VO 2 maks. Dilihat dari responden yang bermain DDR lebih dari 7 minggu sebesar 76,7% dan yang mempunyai nilai VO 2 maks baik sebesar 53,4%. Sistem aerobik yang diproses menggunakan bahan makanan dalam mitokondria akan mengubah ADP dan AMP menjadi ATP melalui siklus Krebs (Guyton, 2006). Dari proses perubahan tersebut akan mengakibatkan terjadinya perubahan dalam sistem tubuh salah satunya perubahan kardiorespirasi. Perubahan yang terjadi pada kardiorespirasi berpengaruh pada kapasitas vital paru. Kapasitas vital paru dapat kita ketahui dengan melihat kebugaran jasmani seseorang dengan cara mengukur nilai VO 2 maks (Giriwijoyo, 2012). Latihan aerobik akan mengembangkan konsumsi oksigen. Menurut Willmore dan Costill (1994) mengatakan bahwa subyek yang belum terlatih, nilai VO 2 maks menunjukkan peningkatan sebesar 20% atau lebih setelah mengikuti program latihan selama 6 bulan. Pada penelitian Guyton tahun 2006 menunjukkan progesifitas peningkatan program latihan selama 7-13 minggu. Program latihan tersebut menunjukkan adanya peningkatan VO 2 maks sekitar 10%. Penelitian Mejia tahun 2011 tentang efek DDR terhadap nilai VO 2 maks mengalami peningkatan sebesar 5,14% dengan pemberian program latihan selama 6 minggu.

7 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan terhadap lama latihan aerobik menggunakan permainan dance dance revolution (DDR) terhadap nilai VO 2 maks pada komunitas DDR di Surakarta. Saran dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik pada penelitian ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambah responden dan lebih memperdalam faktor yang mempengaruhi nilai VO 2 maks atau faktor yang berkaitan dengan permainan DDR misalnya: kelincahan. DAFTAR PUSTAKA Anne Mejia-Downs, PT, MPH, CCS; Stacie J. Fruth, PT, DHS, OCS; Anne Clifford, DPT; Stephanie Hine, DPT; Jeremy Huckstep, DPT; Heidi Merkel, DPT; Hilary Wilkinson, DPT; Jason Yoder, DPT. A Preliminary Exploration of the Effects of a 6-week Interactive Video Dance Exercise Program in an Adult Population, Krannet School of Physical Therapy, University of Indianapolis, Indianapolis, IN. 2004; 4. Armstrong N. Aerobic Fitness of Children and Adolescent. Journal de Pediatria. 2006; 82 : 406. Ashadi, Kunjung. 2008. Kepelatihan Cabang Senam Aerobik I. Surabaya: FIK Universitas Negeri Surabaya. Carolyn, Kisner. 2007. Therapeutic Exercise. United Stated Of America: Davis Company Chiang, Mona. Dance, Dance, Revolution. Science World; Nov 12-Nov 26, 2007; 64, 5/6; ProQuest Agriculture Journals pg. 27. Curry, Andrew. Off the Couch. Diabetes Forecast; Oct 2010; 63, 10; ProQuest Agriculture Journals pg. 72 Djoko P.I. 2000. Panduan Latihan Kebugaran. Yogyakarta: Lukman Offset. Giriwijoyo, Santosa. 2012. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Guyton C. Arthur, 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran. Junusul Hairy. 1989. Fisiologi Olahraga. Jakarta: Departement Pendidikan dan Kebudayaan. Kuntaraf. (1992). Olahraga Sumber Kesehatan, Indonesia Publishing House,Bandung : 105 & 178 Wilmore, H.J., and Costill, DL., (1994). Physiology of Sport And Exercise, USA: Human Kinetics, Champaign Sukmaningtyas H, Pudjonarko D, Basjar E. Pengaruh latihan aerobik dan anaerobik terhadap sistem kardiovaskuler dan kecepatan reaksi. Medika Media Indonesia. 2004; 39: 74-9.