PRAKTIKUM MESIN LISTRIK DASAR (TEE 200P)

dokumen-dokumen yang mirip
PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : GENERATOR SINKRON

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : GENERATOR ARUS SEARAH (DC)

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : TRANSFOMATOR

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : MOTOR ARUS SEARAH (DC)

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : GENERATOR ASINKRON/INDUKSI

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

PRAKTIKUM KONVERTER AC-AC TRIAC

PRAKTIKUM KONVERTER DC-AC INVERTER

PRAKTIKUM KONVERTER DC-DC CHOPPER

PRAKTIKUM KONVERTER AC DC THYRISTOR

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

MODUL 1 GENERATOR DC

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

PRAKTIKUM KENDALI ELEKTRONIS SISTEM TENAGA LISTRIK (TEE 309P)

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

TUGAS PERTANYAAN SOAL

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

GENERATOR SINKRON Gambar 1

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

Mekatronika Modul 7 Aktuator

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

Politeknik Negeri Sriwijaya

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Medan Putar dan Arah Putaran

MODUL I TRANSFORMATOR SATU FASA

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

Universitas Medan Area

Transformator (trafo)

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Politeknik Negeri Sriwijaya

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA PHASA. berupa putaran menjadi energi listrik bolak-balik (AC).

BAB II LANDASAN TEORI

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

BAB II LANDASAN TEORI

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan 1

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

BAB VIII MOTOR DC 8.1 PENDAHULUAN 8.2 PENYAJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

MODUL PERCOBAAN I MOTOR DC (ARUS SEARAH)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

METODE PERLAMBATAN (RETARDATION TEST) DALAM MENENTUKAN RUGI-RUGI DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

Mesin Arus Bolak Balik

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

ABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan

Mesin AC. Dian Retno Sawitri

Transkripsi:

PANDUAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM MESIN LISTRIK DASAR (TEE 200P) LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

TATA TERTIB/KETENTUAN PRAKTIKUM KETENTUAN DAN TATA TERTIB : Praktikan dibagi ke dalam kelompok-kelompok masingmasing 3 mahasiswa. Pembagian dilaksanakan pada praktikum yang pertama. Tiap kelompok akan menjalani 1 unit praktikum tiap pekannya. Praktikum akan dibagi ke dalam 2 tahapan : a. Pre-Tes (sesuai bab praktikumnya) : 20 menit b. Pelaksanaan Praktikum (Pengambilan Data) : 160 menit Praktikan harus sudah hadir di tempat 10 menit sebelum praktikum dimulai, jika terlambat lebih dari 5 menit tidak diperbolehkan mengikuti pretest. Apabila terlambat lebih dari 10 menit maka praktikan diharap mengganti jadwal praktikum di hari yang lain. Kemudian jika terlambat lebih dari 15 menit maka tidak diperkenankan inhal/mengganti praktikum pada hari lain. Dalam pelaksanaan praktikum, praktikan harus benarbenar aktif, serius, dan memperhatikan petunjuk-petunjuk asisten demi keamanan dan keselamatan bersama. Laporan Praktikum harus diselesaikan dan dikumpulkan paling lambat 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan praktikum. Keterlambatan pengumpulan laporan akan dikenai sanksi yang melekat padanya. Inhal hanya diizinkan untuk praktikan yang berhalangan hadir dengan alasan yang jelas dan dengan Surat Izin yang ditunjukkan kepada Kepala Laboratorium Teknik Tenaga Listrik. Inhal dilaksanakan pada hari selanjutnya sesuai

kesepakatan dengan asisten dan dengan seijin Laboran. Perlu diperhatikan bahwa, inhal hanya diberikan 1 kali kesempatan dan batas maksimum inhal adalah 3 kali dengan konsekuensi yang melekat di dalamnya. Diwajibkan memakai sepatu dan kemeja (pemakaian kaos berkerah hanya disarankan), apabila memakai kaos oblong tak berkerah dan/atau memakai sandal dan/atau sepatu sandal, serta disarankan tidak memakai jaket. Apabila praktikan menggunakan/memakai salah satunya, praktikan akan diminta menggantinya. PENILAIAN : PRESENSI PRAKTIKUM PRE-TEST LAPORAN RESPONSI TOTAL : 10 poin : 10 poin : 15 poin : 35 poin : 40 poin : 100 poin +

DAFTAR UNIT PRAKTIKUM 1 : UNIT 1. TES POLARITAS DAN PENENTUAN PERBANDINGAN TRANSFORMASI UNIT 2. PENENTUAN NILAI PARAMETER RANGKAIAN EKUIVALEN PADA TRANSFOMATOR PRAKTIKUM 2 : UNIT 3. GENERATOR DC MEDAN TERPISAH UNIT 4. GENERATOR DC SHUNT UNIT 5. MOTOR DC SHUNT PRAKTIKUM 3 : UNIT 6. PENGUJIAN TANPA BEBAN MOTOR INDUKSI (ASINKRON) UNIT 7. PENGUJIAN BLOCK ROTOR MOTOR INDUKSI (ASINKRON) PRAKTIKUM 4 : UNIT 8. PENGUJIAN BERBEBAN MOTOR INDUKSI/ASINKRON SANGKAR TUPAI PRAKTIKUM 5 : UNIT 9. PENGUJIAN TANPA BEBAN DAN BERBEBAN MOTOR SINKRON UNIT 10. PENGUJIAN GENERATOR SINKRON

1. UNIT 1. TES POLARITAS TRAFO DAN PENENTUAN PERBANDINGAN TRANSFORMASI 1.1. Maksud Percobaan a. Menentukan polaritas relatif antara terminal promer dan terminal sekunder sebuah transformator b. Mengetahui kegunaan dan proses tes polaritas c. Menentukan nilai perbandingan transformasi pada suatu transformator d. Mengetahui kegunaan dan proses penentuan nilai perbandingan transformasi 1.2. Dasar Teori Terminal primer trafo/transformator secara bergantian akan bertegangan posistif satu terhadap yang lain, karena sumber memberikan tegangan AC. Hal yang sama juga terjadi pada terminal sekunder. Apabila sebuah trafo atau lebih akan diparalel, atau trafo 1 fase digunakan sebagai trafo 3 fase, polaritas relatif antara terminal primer dan terminal sekunder setiap trafo perlu diketahui agar proses penyambungan dapat dilaksanakan dengan benar. Polaritas trafo relatif terminal primer terhadap terminal sekunder dapat diketahui dari tes polaritas, dimana rangkaian yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 1.1. berikut.

Gambar 1.1. Rangkaian Tes Polaritas suatu Transformator. Apabila hasil dari pengukuran tegangan antara terminal primer dan terminal sekunder menghasilkan: a. Tegangan terukur antara terminal primer dan sekunder lebih besar dari pada tegangan primer atau tegangan terukur antara terminal primer dan sekunder hampir sama dengan penjumlahan tegangan terukur dari tegangan primer dan tegangan sekunder maka polaritas trafo adalah additive b. Tegangan terukur antara terminal primer dan sekunder lebih kecil dari pada tegangan primer atau tegangan terukur antara terminal primer dan sekunder hampir sama dengan pengurangan tegangan terukur dari tegangan primer dan tegangan sekunder maka polaritas trafo adalah substractive

Selanjutnya adalah penentuan nilai perbandingan transformasi. Nilai perbandingan transformasi ini merupakan suatu bilangan yang dinotasikan dalam simbol a yang merupakan suatu nilai perbandingan antara sisi primer dengan sisi sekunder dalam hal tegangan, arus, dan jumlah lilitan. Sehingga diperoleh hubungan seperti berikut. E primer E sekunder = N primer N sekunder = V primer V sekunder = I sekunder I primer =a Penentuan nilai perbandingan transformasi ini sering digunakan untuk pengecekan desain trafo. Selain itu, nilai perbandingan transformasi akan sangat berguna pada saat melakukan perhitungan nilai-nilai parameter rangkaian ekuivalen dan juga pada saat menghitung rugi-rugi yang muncul. 1.3. Peralatan Praktikum 1. Trafo 1 Fase 220/110V 2. Voltmeter AC 3. Amperemeter AC 4. Variac 1 Fase

1.4. Skema Praktikum 1. Tes Polaritas 2. Penentuan Nilai Perbandingan Transformasi 1.5. Langkah Praktikum Di dalam melaksanakan praktikum unit ini ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, antara lain: 1. Baca modul praktikum dan buku teori yang mendukung terlebih dahulu. 2. Mengisi presensi terlebih dahulu, apabila sampai selesai praktikum tidak presensi maka dianggap tidak hadir.

3. Menempati posisi sesuai unit praktikum, unit praktikum disesuaikan dengan urutan kelompok jadwal praktikum. 4. Mengerjakan pretes tertulis yang diberikan oleh Asisten Praktikum yang sifatnya BUKU TERTUTUP, dikerjakan selama 20 menit. 5. Bila telah selesai mengerjakan pretes, dipersilakan merangkai panel sesuai skema rangkaian unit praktikum yang dilaksanakan. 6. Cek kelengkapan alat ukur dan batas alat ukur, yang kemudian dicek oleh Asisten. 7. Asisten mengecek rangkaian yang telah disusun oleh praktikan. 8. Melakukan pengambilan data sesuai kebutuhan data yang diminta pada Lembar Pengamatan. 9. Buatlah kesimpulan sementara, kemudian fotokopi lembar pengamatan (asli untuk praktikan dan fotokopi untuk asisten). 1.6. Pertanyaan 1. Apa manfaat dilakukannya tes polaritas pada trafo? Jelaskan! 2. Apa jenis polaritas trafo yang diuji? Berikan alasannya! 3. Berapa nilai perbandingan transformasinya? 4. Bagaimana pengaruh besar nilai perbandingan transformasi pada desain dan konstruksi trafo tersebut? 5. Sebutkan jenis-jenis trafo beserta fungsinya!

2. UNIT 2. PENENTUAN PENENTUAN NILAI PARAMETER RANGKAIAN EKUIVALEN PADA TRANSFOMATOR 2.1. Maksud Percobaan a. Mengetahui rangkaian ekuivalen trafo dan nilainya b. Mengetahui fungsi dan proses tes hubung buka dan hubung singkat pada trafo c. Mengetahui nilai parameter rangkaian ekuivalen trafo berdasarkan perhitungan 2.2. Dasar Teori Transformator atau trafo adalah salah satu jenis mesin listrik yang termasuk ke dalam kategori mesin listrik non-rotating. Rangkaian ekuivalen trafo dapat dilihat pada Gambar 2.1. berikut. Nilai-nilai pada rangkaian ekuivalen tersebut dapat diperoleh dari persamaan berikut. Pada pengujian hubung singkat akan berlaku hubungan berikut; Z sc R 1 jx 1 R c X m a 2 R 2 jx 2 Kemudian dengan asumsi R c dan X m lebih kecil dari pada a 2 R 2 dan a 2 X 2, maka persamaan di atas menjadi seperi berikut;

Z sc R 1 a 2 R 2 j X 1 a 2 X 2 R eq X eq Gambar 2.1. Rangkaian Ekuivalen Trafo 1 fase. Selanjutnya berdasarkan data yang diperoleh dari pengujian berupa nilai daya trafo pada kondisi hubung singkat (P sc ), tegangan hubung singkat (V sc ) dan arus pada kondisi hubung singkat (I sc ), maka diperoleh hubungan seperi berikut; R eq P sc I2 sc Z sc V sc I sc

X eq Z 2 sc R2 eq Dengan memperhatikan hubungan berikut; R 1 a 2 R 2 R 2 ' X 1 a 2 X 2 X 2 ' Maka persamaan di atas menjadi; X 1 X 2 ' 1 2 X eq Persamaan di atas digunakan apabila nilai R dc belum diketahui. Namun bila nilai R dc diketahui maka nilai kerapatan arus antara sisi primer dan sekunder trafo akan mengalami perbedaan. Sehingga akan berlaku hubungan seperti berikut; R 1 R 1 dc R 1 dc a 2 R 2 dc R eq R 2 ' R eq R 1 Sementara itu, untuk pengujian hubung buka akan diperoleh suatu nilai hasil pengujian, antara lain adalah daya trafo (P oc ), tegangan hubung buka (V oc ) dan arus hubung buka (I oc ). Berdasarkan rangkaian ekuivalen di atas dan kondisi rangkaian yang terhubung buka maka diketahui bahwa nilai I 2 = I 2 = 0, maka diperoleh nilai impedan menjadi;

Z oc R 1 jx 1 R c X m Kemudian dengan asumsi nilai R c dan X m lebih besar dari pada nilai R 1 dan X 1, maka persamaan di atas akan menjadi; Z oc R c X m Sehingga dengan pendekatan seperti persamaan di atas maka; Maka akan diperoleh persamaan berikut; R c V oc 2 P oc Dan; X m V oc I m V oc I 2 oc V oc R c 2 2.3. Peralatan Praktikum 1. Trafo 1 Fase 220/110V 2. Voltmeter AC 3. Amperemeter AC 4. Wattmeter 1 Fase 5. Variac 1 Fase

2.4. Skema Praktikum 1. Tes Hubung Buka 2. Tes Hubung Singkat Pc Ic Vc TT TR 2.5. Langkah Praktikum Di dalam melaksanakan praktikum unit ini ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, antara lain: 1. Baca modul praktikum dan buku teori yang mendukung terlebih dahulu. 2. Mengisi presensi terlebih dahulu, apabila sampai selesai tidak presensi maka dianggap tidak hadir.

3. Menempati posisi sesuai unit praktikum, unit praktikum disesuaikan dengan urutan kelompok jadwal praktikum. 4. Mengerjakan pretes tertulis yang diberikan oleh Asisten Praktikum yang sifatnya BUKU TERTUTUP, dikerjakan selama 20 menit. 5. Bila telah selesai mengerjakan pretes, dipersilakan merangkai panel sesuai skema rangkaian unit praktikum yang dilaksanakan. 6. Cek kelengkapan alat ukur dan batas alat ukur, yang kemudian dicek oleh Asisten. 7. Asisten mengecek rangkaian yang telah disusun oleh praktikan. 8. Melakukan pengambilan data sesuai kebutuhan data yang diminta pada Lembar Pengamatan. 9. Buatlah kesimpulan sementara, kemudian fotokopi lembar pengamatan (asli untuk praktikan dan fotokopi untuk asisten). 2.6. Pertanyaan 1. Apa kegunaan tes hubung buka dan hubung singkat pada trafo? 2. Sebut dan jelaskan rugi-rugi yang muncul di trafo! 3. Sebutkan tes apa saja yang dilakukan untuk sebuah trafo berdasarkan IEC-60076-1! Jelaskan! 4. Mengapa pada tes hubung buka, tegangan sisi primer tidak boleh menggunakan Tegangan Kerja (rated voltage)?

3. UNIT 3. GENERATOR DC MEDAN TERPISAH 3.1. Maksud Percobaan a. Mengetahui watak tanpa beban generator DC medan terpisah b. Menentukan besar tegangan output pada kondisi arus medan (arus pacu/arus eksitasi) diubah, dengan kecepatan tetap dan dalam keadaan tanpa beban c. Menentukan besar tegangan output pada kondisi arus medan (arus pacu/arus eksitasi) diubah, dengan kecepatan tetap dan dalam keadaan berbeban 3.2. Dasar Teori Mesin arus searah merupakan mesin yang menggunakan dan menghasilkan sumber arus searah (DC). Pada konstruksi mesin ini memiliki perbedaan dengan konstruksi pada trafo sebelumnya, pada mesin listrik ini terdapat bagian yang dapat bergerak (rotor) dan yang diam (stator). Namun rangkaian ekuivalen mesin ini dapat didekati menggunakan rangkaian ekuivalen trafo dengan mengalami modifikasi pada bagaian sela/celah udaranya.

Gambar 3.1. Rangkaian Mesin DC. (a) medan terpisah. (b) seri. (c) shunt. (d) kompon. Apabila bekerja sebagai generator maka akan berlaku persamaan berikut. Dengan E merupakan tegangan ggl dan R a adalah resistan jangkar yang menyebabkan jatuh tegangan pada terminal. Dimana nilai E diperoleh dari persamaan berikut. E = c.n.φ atau E = c. k. φ( ) Berdasarkan rangkaian kumparan jangkar dan kumparan medan, mesin DC terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu: a. Generator: 1) Medan terpisah 2) Shunt 3) Seri 4) Kompon (kumulatif dan diferensial) I f

b. Motor: 1) Shunt 2) Seri 3) Kompon (kumulatif dan diferensial) Pada praktikum ini akan digunakan generator DC medan terpisah. Pada generator jenis ini sumber tegangan DC yang mencatu kumparan medan dicatu oleh sumber yang berbeda dengan sumber yang mencatu kumparan armature/jangkar. Kemudian pada praktikum ini akan menguji watak berbeban dan tanpa beban generator DC medan terpisah. Penggerak mula yang digunakan adalah motor DC shunt. 3.3. Peralatan Praktikum 1. Mesin DC 2. Panel Mesin DC 3. Voltmeter DC 4. Amperemeter DC 5. DC-Supply variabel 6. Tachometer

3.4. Skema Praktikum 3.5. Langkah Praktikum Di dalam melaksanakan praktikum unit ini ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, antara lain: 1. Baca modul praktikum dan buku teori yang mendukung terlebih dahulu. 2. Mengisi presensi terlebih dahulu, apabila sampai selesai tidak presensi maka dianggap tidak hadir. 3. Menempati posisi sesuai unit praktikum, unit praktikum disesuaikan dengan urutan kelompok jadwal praktikum.

4. Mengerjakan pretes tertulis yang diberikan oleh Asisten Praktikum yang sifatnya BUKU TERTUTUP, dikerjakan selama 20 menit. 5. Bila telah selesai mengerjakan pretes, dipersilakan merangkai panel sesuai skema rangkaian unit praktikum yang dilaksanakan. 6. Cek kelengkapan alat ukur dan batas alat ukur, yang kemudian dicek oleh Asisten. 7. Asisten mengecek rangkaian yang telah disusun oleh praktikan. 8. Melakukan pengambilan data sesuai kebutuhan data yang diminta pada Lembar Pengamatan. 9. Buatlah kesimpulan sementara, kemudian fotokopi lembar pengamatan (asli untuk praktikan dan fotokopi untuk asisten). 3.6. Pertanyaan 1. Mengapa pada saat arus pacu/eksitasi pada posisi 0 volt masih terdapat tegangan di terminal pembangkit? 2. Bagaimana cara membalik polaritas pembangkit DC? Berikan alasan! 3. Sebut dan jelaskan apa saja yang mempengaruhi besar tegangan terminal pada generator DC medan terpisah! 4. Mengapa neutral zone pada mesin DC harus diperhatikan pada saat pemasangan sikat?

4. UNIT 4. GENERATOR DC SHUNT 4.1. Maksud Praktikum a. Mengetahui watak generator DC Shunt b. Menentukan besar tegangan terminal pada kondisi tanpa beban dengan mengeset kecepatan dan tahanan medan pada kondisi konstan c. Menentukan besar tegangan terminal pada kondisi berbeban dengan mengeset kecepatan dan tahanan medan pada kondisi konstan d. Mampu menyusun grafik unjuk kerja generator DC shunt 4.2. Dasar Teori Pada praktikum ini digunakan generator DC shunt, perbedaan generator jenis ini dengan generator DC medan terpisah (yang digunakan pada unit 3) terletak pada suplai tegangan DC untuk tahanan medan (Rf). Pada generator ini suplai untuk tahanan medan diambilkan dari terminal armature, karena dipasang secara paralel dengan beban. Seperti yang tersaji pada Gambar 4.1. berikut. Pada generator ini juga berlaku yang sama dengan generator DC medan terpisah, apabila bekerja sebagai generator maka akan berlaku persamaan berikut. V t E I a R a

Gambar 4.1. Rangkaian Mesin DC Shunt. Dengan E merupakan tegangan ggl dan R a adalah resistan jangkar yang menyebabkan jatuh tegangan pada terminal. Dimana nilai E diperoleh dari persamaan berikut. E = c.n.φ atau E = c. k. φ( ) I f Kemudian apabila memperhatikan rugi-rugi sikat dan reaksi jangkar maka akan berlaku hubungan berikut. V t = E A I a R a E b e RA Dengan ΔEb adalah rugi pada sikat dan e RA adalah rugi-rugi akibat reaksi jangkar. Apabila mesin dilengkapi dengan kutub bantu atau belitan kompensasi maka e RA = 0.

4.3. Peralatan Praktikum 1. Mesin DC 2. Panel Mesin DC 3. Voltmeter DC 4. Amperemeter DC 5. DC-Supply variabel 6. Tachometer 4.4. Skema Praktikum

4.5. Langkah Praktikum Di dalam melaksanakan praktikum unit ini ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, antara lain: 1. Baca modul praktikum dan buku teori yang mendukung terlebih dahulu. 2. Mengisi presensi terlebih dahulu, apabila sampai selesai tidak presensi maka dianggap tidak hadir. 3. Menempati posisi sesuai unit praktikum, unit praktikum disesuaikan dengan urutan kelompok jadwal praktikum. 4. Mengerjakan pretes tertulis yang diberikan oleh Asisten Praktikum yang sifatnya BUKU TERTUTUP, dikerjakan selama 20 menit. 5. Bila telah selesai mengerjakan pretes, dipersilakan merangkai panel sesuai skema rangkaian unit praktikum yang dilaksanakan. 6. Cek kelengkapan alat ukur dan batas alat ukur, yang kemudian dicek oleh Asisten. 7. Asisten mengecek rangkaian yang telah disusun oleh praktikan. 8. Melakukan pengambilan data sesuai kebutuhan data yang diminta pada Lembar Pengamatan. 9. Buatlah kesimpulan sementara, kemudian fotokopi lembar pengamatan (asli untuk praktikan dan fotokopi untuk asisten).

4.6. Pertanyaan 1. Mengapa penurunan akibat pembebanan pada generator DC shunt lebih besar daripada generator DC medan terpisah? 2. Mengapa apabila terjadi hubung singkat di terminal generator DC shunt tidak mengakibatkan kerusakan? 3. Sebut dan jelaskan hal-hal yang menyebabkan kegagalan dalam pembentukan tegangan pada generator shunt? 4. Apa kelebihan generator DC shunt daripada generator DC seri? Jelaskan!

5. UNIT 5. MOTOR DC SHUNT 5.1. Maksud Praktikum a. Mengetahui watak motor DC shunt b. Menentukan pengaruh pembebanan terhadap kecepatan putar motor DC shunt c. Mampu menggambar grafik watak motor DC shunt 5.2. Dasar Teori Motor DC shunt merupakan salah satu tipe motor DC yang sering digunakan. Secara prinsip rangkaian sama dengan rangkaian pada generator DC shunt. Dimana kumparan medan akan memperoleh suplai yang sama dengan suplai untuk kumparan armatur/jangkar. Gambar 5.1. Rangkaian Mesin DC Shunt.

Pada motor DC shunt berlaku hubungan, seperti berikut: T = K φ I a V = E + I a R a E = c N φ Sehingga akan diperoleh persamaan seperti berikut: N = U I a R c φ a 5.3. Perlatan Praktikum 1. Mesin DC 2. Panel Mesin DC 3. Voltmeter DC 4. Amperemeter DC 5. DC-Supply variabel 6. Tachometer

5.4. Skema Praktikum 5.5. Langkah Praktikum Di dalam melaksanakan praktikum unit ini ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, antara lain: 1. Baca modul praktikum dan buku teori yang mendukung terlebih dahulu. 2. Mengisi presensi terlebih dahulu, apabila sampai selesai tidak presensi maka dianggap tidak hadir. 3. Menempati posisi sesuai unit praktikum, unit praktikum disesuaikan dengan urutan kelompok jadwal praktikum.

4. Mengerjakan pretes tertulis yang diberikan oleh Asisten Praktikum yang sifatnya BUKU TERTUTUP, dikerjakan selama 20 menit. 5. Bila telah selesai mengerjakan pretes, dipersilakan merangkai panel sesuai skema rangkaian unit praktikum yang dilaksanakan. 6. Cek kelengkapan alat ukur dan batas alat ukur, yang kemudian dicek oleh Asisten. 7. Asisten mengecek rangkaian yang telah disusun oleh praktikan. 8. Melakukan pengambilan data sesuai kebutuhan data yang diminta pada Lembar Pengamatan. 9. Buatlah kesimpulan sementara, kemudian fotokopi lembar pengamatan (asli untuk praktikan dan fotokopi untuk asisten). 5.6. Pertanyaan 1. Sebut dan jelaskan kelebihan motor DC shunt dibandingan motor DC tipe yang lain! 2. Sebut dan jelaskan metode pengendalian kecepatan putar motor DC! 3. Sebut dan jelaskan rugi-rugi yang muncul di motor DC! 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan lilitan peng-kompensasi (compensating winding)!

6. UNIT 6. PENGUJIAN TANPA BEBAN MOTOR INDUKSI (ASINKRON) 6.1. Maksud Praktikum a. Mampu menentukan nilai parameter rangkaian ekuivalen motor induksi b. Mengetahui karakteristik/watak motor induksi saat tanpa beban c. Mampu memisahkan rugi-rugi (rugi-rugi stator, rugi tembaga, dan rugi gesek bantalan dan angin d. Mampu menggambarkan karakteristik arus stator pada variasi tegangan input dalam kondisi kecepatan tetap 6.2. Dasar Teori Mesin induksi merupakan mesin dengan catu daya tegangan AC, ada yang menggunakan tegangan 3-fase dan ada pula yang menggunakan tegangan 1-fase sebagai catu dayanya. Di dalam berputarnya, mesin induksi ini memiliki slip. Slip ini timbul karena terdapatnya selisih antara kecepatan putar jangkar (kecepatan mekanis) dengan kecepatan putar medan (kecepatan sinkron). Karena untuk menghasilkan tegangan GGL pada rotor diperlukan perbedaan fluks sehingga untuk mengatasinya kecepatan putar medan dan kecepatan putar jangkar dibuat berbeda.

Guna mempermudahkan di dalam menganalisis, rangkaiann ekuivalen trafo dapat diterapkan sebagai dasar pada rangkaian ekuivalen mesin listrik ini. Hanya saja rangkaian tersebut mengalami modifikasi. Gambar 6.1. Rangkaian Ekuivalen Mesin Induksi. Parameter yang terdapat pada rangkaian ekuivalen di berdasarkan nilai-nilai yang diperoleh pada pengujian. atas diperoleh Pengujian yang dilakukan untuk mendapatkan nilai tersebut adalah pengujian block-rotor dan pengujian tanpa beban. Pada pengujian block-rotor akan diperoleh beberapa hasil pengujian yaitu: arus masukan (I br ), tegangan masukan (V br ) dan daya masukan per fase (P br ). Pada pengujiann tanpa beban akan diperoleh nilai parameter R c dan X m. Pada kondisi pengujian ini kecepatan putar mekanik akan mendekati kecepatan sinkronnya ( ). Kemudian pada pengujian ini akan diperoleh data hasil pengujian berupa arus masukan kondisi tanpa beban (I nl ), tegangan masukan tanpa beban (V nl ) dan dayaa input per fase

(P nl ) serta kecepatan putar poros (n nl, ω nl ). Frekuensi rated eksitasi digunakan untuk memperbaiki nilai R c yang sensitif terhadap frekuensi. Kemudian sudut fase antara I nl yang mendahului V nl sehingga diperoleh persamaan berikut; θ nl cos 1 P nl V nl I nl Kemudian; E 1 V 1 0 0 I nl θ nl R 1 jx 1 Sehingga akan diperoleh persamaan berikut; I' E 1 2 ' R 2 ' jx s 2 nl Dengan s nl ω s ω nl n s n nl ω s n s Selanjutnya nilai daya terdisipasi dapat dihitung dengan nilai R c, sehingga diperoleh; P c P nl I 1 2 R 1 I 2 ' 2 R 2 ' s Berdasarkan persamaan di atas maka nilai R c dapat dihitung langsung melalui persamaan berikut; R c E 1 2 P c

Untuk parameter lainnya, X m digunakan perhitungan berdasarkan nilai daya reaktif yang mengalir melalui X m tersebut. Sehingga berlaku persamaan berikut; Q m V nl I nl sin θ nl I 2 nl X 1 I ' 2 2 ' X 2 X m E 1 2 Q m Daya input total; P T 3V 1 I 1 cos V 1 I 1 Kecepatan putar rotor; n m 1 s n s Rugi-rugi F dan W; P FW P FWs n n m n s Dengan P FWs merupakan nilai rugi-rugi friksi gesekan bantalan dan angin pada kecepatan sinkron dan n merupakan nilai pangkat eksponen yang sesuai. 6.3. Peralatan Praktikum 1. Mesin induksi 3 fase bertipe rotot lilit

2. Panel Mesin induksi 3 fase 3. Voltmeter AC 4. Amperemeter AC 5. Wattmeter AC 3 fase 6. 3 fase AC-Supply variabel 7. Tachometer 6.4. Skema Praktikum

6.5. Langkah Praktikum Di dalam melaksanakan praktikum unit ini ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, antara lain: 1. Baca modul praktikum dan buku teori yang mendukung terlebih dahulu. 2. Mengisi presensi terlebih dahulu, apabila sampai selesai tidak presensi maka dianggap tidak hadir. 3. Menempati posisi sesuai unit praktikum, unit praktikum disesuaikan dengan urutan kelompok jadwal praktikum. 4. Mengerjakan pretes tertulis yang diberikan oleh Asisten Praktikum yang sifatnya BUKU TERTUTUP, dikerjakan selama 20 menit. 5. Bila telah selesai mengerjakan pretes, dipersilakan merangkai panel sesuai skema rangkaian unit praktikum yang dilaksanakan. 6. Cek kelengkapan alat ukur dan batas alat ukur, yang kemudian dicek oleh Asisten. 7. Asisten mengecek rangkaian yang telah disusun oleh praktikan. 8. Melakukan pengambilan data sesuai kebutuhan data yang diminta pada Lembar Pengamatan. 9. Buatlah kesimpulan sementara, kemudian fotokopi lembar pengamatan (asli untuk praktikan dan fotokopi untuk asisten).

6.6. Pertanyaan 1. Sebutkan jenis/tipe motor induksi beserta keuntungan dan kekurangannya! 2. Carilah dan salinlah nilai-nilai empiris reaktansi ekuivalen yang diberikan oleh NEMA untuk mesin induksi! 3. Bagaimana cara membalik arah putaran motor induksi? Jelaskan! 4. Apakah slip pada motor induksi dapat bernilai 1? Jika ya, jelaskan kapan hal itu terjadi?

7. UNIT 7. PENGUJIAN BLOCK ROTOR MOTOR INDUKSI (ASINKRON) 7.1. Maksud Praktikum a. Mampu menghitung tahanan rotor (R2) dan reaktansi ekuivalen (Xeq) b. Menggambarkan karakteristik arus hubung singkat (Isc) terhadap variasi tegangan dalam kondisi slip 1 c. Menggambarkan karakteristik daya input terhadap variasi tegangan dalam kondisi slip 1 d. Mampu menghitung nilai-nilai parameter rangkaian ekuivalen pada motor induksi 7.2. Dasar Teori Pada pengujian block-rotor akan diperoleh beberapa hasil pengujian yaitu: arus masukan (I br ), tegangan masukan (V br ) dan daya masukan per fase (P br ). Kemudian berdasarkan rangkaian ekuivalen di atas maka diperoleh persamaan seperti berikut. Z br R 1 R 2 ' j X 1 X 2 ' R eq jx eq Dengan asumsi nilai R c dan nilai X m lebih besar daripada nilai R 1, X 1, R 2 dan X 2, maka diperoleh persamaan berikut; R eq P br 2 I Z br V br br I br

X br Z 2 br R 2 eq Kemudian dengan mendasarkan kepada kesepadanan pada rangkaian ekuivalen mesin induksi dengan rangkaian ekuivalen trafo dan persamaanpersamaan di atas sehingga diperoleh persamaan berikut. Dimana nantinya akan diperoleh nilai-nilai parameter rangkaian ekuivalen, seperti: R 1, R 2, X 1, dan X 2. R 1 1 V dc R ' 2 R eq R 1 2 I dc X eq f f br X br Dengan f adalah frekuensi jala-jala dan f br adalah frekuensi pada kondisi pengujian block-rotor. Adapun nilai distribusi X 1 dan X 2 yang diperoleh berdasarkan X eq dapat dilihat pada tabel NEMA design untuk mesin induksi. Berdasarkan tabel tersebut, nilai empiris untuk rotor lilit adalah: X eq = X 1 + X 2 7.3. Peralatan Praktikum 1. Mesin induksi 3 fase bertipe rotot lilit 2. Panel Mesin induksi 3 fase 3. Voltmeter AC 4. Amperemeter AC 5. Wattmeter AC 3 fase

6. 3 fase AC-Supply variabel 7. Tachometer 7.4. Skema Praktikum

7.5. Langkah Praktikum Di dalam melaksanakan praktikum unit ini ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, antara lain: 1. Baca modul praktikum dan buku teori yang mendukung terlebih dahulu. 2. Mengisi presensi terlebih dahulu, apabila sampai selesai tidak presensi maka dianggap tidak hadir. 3. Menempati posisi sesuai unit praktikum, unit praktikum disesuaikan dengan urutan kelompok jadwal praktikum. 4. Mengerjakan pretes tertulis yang diberikan oleh Asisten Praktikum yang sifatnya BUKU TERTUTUP, dikerjakan selama 20 menit. 5. Bila telah selesai mengerjakan pretes, dipersilakan merangkai panel sesuai skema rangkaian unit praktikum yang dilaksanakan. 6. Cek kelengkapan alat ukur dan batas alat ukur, yang kemudian dicek oleh Asisten. 7. Asisten mengecek rangkaian yang telah disusun oleh praktikan. 8. Melakukan pengambilan data sesuai kebutuhan data yang diminta pada Lembar Pengamatan. 9. Buatlah kesimpulan sementara, kemudian fotokopi lembar pengamatan (asli untuk praktikan dan fotokopi untuk asisten).

7.6. Pertanyaan 1. Jelaskan kegunaan tes hubung buka dan hubung singkat pada motor induksi! 2. Jelaskan prinsip kerja motor induksi! 3. Sebutkan macam rugi-rugi yang muncul di motor induksi! 4. Jelaskan mengapa pada motor induksi muncul slip!

8. UNIT 8. PENGUJIAN BERBEBAN MOTOR INDUKSI/ASINKRON SANGKAR TUPAI 8.1. Maksud Praktikum a. Menentukan besar tegangan per fase dan arus motor induksi sangkar tupai pada kondisi tanpa beban dan kumparan stator terhubung delta dan wye b. Menentukan besar tegangan per fase dan arus motor induksi sangkar tupai pada kondisi berbeban dan kumparan stator terhubung delta dan wye c. Menentukan besar slip motor induksi sangkar tupai pada beban yang bervariasi d. Mengetahui pengaruh asutan terhadap besar arus start (starting current) e. Mengetahui pengaruh pembebanan yang bervariasi terhadap kecepatan putar motor induksi 8.2. Dasar Teori Motor induksi sangkar tupai merupakan salah satu jenis mesin asinkron yang cukup banyak digunakan. Nama sangkar tupai diperoleh dari susunan batang konduktor pada bagian rotornya menyerupai sangkar tupai.

Secara rangkaian ekuivalen motor ini sama dengan motor induksi rotor lilit. Kemudian salah satu metode untuk melakukan pengasutan adalah metode starting wye-delta. Motor induksi rotor sangkar tupai mempunyai 3 lilitan stator yang dapat dihubungkan secara wye-delta. Pemilihan hubungan wye-delta ditentukan oleh kemampuan tegangan pada masing-masing lilitan. Pada waktu tegangan jala-jala pada tegangan kerjanya dan kumparan stator dihubung delta maka berlaku: V = Tegangan Kerja (Volt) I p = Arus yang mengalir/ 3 (ampere) Sedangkan bila terhubung wye akan berlaku: V = Tegangan Kerja/ 3 (Volt) I p = Arus yang mengalir (ampere) Kemudian kecepatan motor induksi rotor sangkar tupai dipengaruhi beban. Jika beban motor induksi sangkar tupai bertambah, maka kecepatan putar akan berkurang. Kecepatan rotor lebih kecil dari kecepatan sinkronm timbul slip (S). n S = s n n s m

Adanya slip menyebabkan pemotongan garis gaya fluks medan putar oleh penghantar rotor, sehingga di dalam penghantar rotor timbul ggl induksi. Oleh karena penghantar pada rotor dalam kondisi kalang tertutup sehingga menimbulkan arus pada penghantar tersebut. Arus inilah yang menyebabkan adanya gaya Lorentz pada rotor yang menimbulkan torsi sehingga rotor pun berputar. 8.3. Peralatan Praktikum 1. Mesin induksi 3 fase bertipe rotor sangkar tupai 2. Panel Mesin induksi 3 fase 3. Voltmeter AC 4. Amperemeter AC 5. Wattmeter AC 3 fase 6. Tachometer 7. Beban Resitif geser

8.4. Skema Praktikum 8.5. Langkah Praktikum Di dalam melaksanakan praktikum unit ini ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, antara lain: 1. Baca modul praktikum dan buku teori yang mendukung terlebih dahulu. 2. Mengisi presensi terlebih dahulu, apabila sampai selesai tidak presensi maka dianggap tidak hadir. 3. Menempati posisi sesuai unit praktikum, unit praktikum disesuaikan dengan urutan kelompok jadwal praktikum.

4. Mengerjakan pretes tertulis yang diberikan oleh Asisten Praktikum yang sifatnya BUKU TERTUTUP, dikerjakan selama 20 menit. 5. Bila telah selesai mengerjakan pretes, dipersilakan merangkai panel sesuai skema rangkaian unit praktikum yang dilaksanakan. 6. Cek kelengkapan alat ukur dan batas alat ukur, yang kemudian dicek oleh Asisten. 7. Asisten mengecek rangkaian yang telah disusun oleh praktikan. 8. Melakukan pengambilan data sesuai kebutuhan data yang diminta pada Lembar Pengamatan. 9. Buatlah kesimpulan sementara, kemudian fotokopi lembar pengamatan (asli untuk praktikan dan fotokopi untuk asisten). 8.6. Pertanyaan 1. Mengapa motor induksi induksi ini mendapatkan nama sangakr tupai? 2. Mengapa kecepatan motor induksi pada waktu tanpa beban lebih kecil daripada kecepatan sinkron? 3. Mengapa motor induksi sangkar tupai banyak digunakan di dalam industri? 4. Apakah mesin induksi dapat dijadikan sebagai generator? Jika jawabnya Ya, jelaskan?

9. UNIT 9. PENGUJIAN TANPA BEBAN DAN BERBEBAN MOTOR SINKRON 9.1. Maksud Praktikum a. Mengetahui pengaruh arus pacuan/eksitasi terhadap arus jangkar b. Mengetahui watak motor sinkron (kurva V) c. Mengetahui karakteristik motor sinkron pada saat berbeban dan tanpa beban 9.2. Dasar Teori Motor sinkron hanya bekerja pada kecapatan sinkron saja, dimana kecepatan sinkron ini dipengaruhi oleh frekuensi tegangan jala-jala. 120 f n s = p Dengan p adalah jumlah kutub dan f adalah frekuensi jala-jala dalam Hertz dan n s adalah kecepatan sinkron dalam rpm. Maka dengan perubahan beban, kecepatan motor sinkron tidak mengalami perubahan. Pengaruh perubahan beban pada motor sinkron hanya menyebabkan perubahan kecepatan putar dan fase sesaat saja, lalu kemudian akan kembali menuju ke kecepatan dan fase sinkron.

Factor daya (PF) motor sinkron dapat diubah-ubah melalui pengaturan arus eksitasi/pacuan. Motor sinkron dapat berada dalam kondisi over-exited atau under-exited tergantung arus pemacunya, untuk pemacu yang melebihi normal, terjadi pemacuan lebih, sehingga motor akan mengambil arus Leading. Pemacuan dapat pula dibuat sedemikian rupa sehinggha motor sinkron bekerja dengan P.F = 1. Dalam keadaan tanpa beban dengan pemacuan = 0, tetapi bekerja pada kecepatan sinkron, maka arus jala dapat 150 % dari arus rated atau lebih. Bila arus medan dc dinaikkan dari nol, maka arus input ke motor akan berkurang sampai dicapai arus minimum pada PF = 1 diatas titik ini motor akan bekerja pada PF Leading. Pertambahan selanjutnya pada arus medan akan mengurangi Power Factor dan PF Leading dan arus jala yang ditarik motor akan besar untuk mempertahankan daya input yang sama. Bila motor dibebani lebih kecil dari pada beban penuh, maka untk suatu harga If, arus input yang diperlukan lebih kecil dari arus input pada beban penuh. Dengan pengertian pengertian diatas dapat dibuat bentuk umum watak berbeban motor sinkron yang disebut pula V curve yaitu sebagai berikut

9.3. Peralatan Praktikum 1. Mesin Sinkron 3 fase 2. Panel Mesin sinkron 3 fase 3. Mesin DC 4. Voltmeter AC dan DC 5. Amperemeter AC dan DC 6. Wattmeter AC 3 fase 7. Cos-Phi-meter dan frekuensi-meter 8. Tachometer 9. Beban Resitif 10. Suplai AC 3 fase dan DC

9.4. Skema Praktikum 9.5. Langkah Praktikum Di dalam melaksanakan praktikum unit ini ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, antara lain: 1. Baca modul praktikum dan buku teori yang mendukung terlebih dahulu. 2. Mengisi presensi terlebih dahulu, apabila sampai selesai tidak presensi maka dianggap tidak hadir.

3. Menempati posisi sesuai unit praktikum, unit praktikum disesuaikan dengan urutan kelompok jadwal praktikum. 4. Mengerjakan pretes tertulis yang diberikan oleh Asisten Praktikum yang sifatnya BUKU TERTUTUP, dikerjakan selama 20 menit. 5. Bila telah selesai mengerjakan pretes, dipersilakan merangkai panel sesuai skema rangkaian unit praktikum yang dilaksanakan. 6. Cek kelengkapan alat ukur dan batas alat ukur, yang kemudian dicek oleh Asisten. 7. Asisten mengecek rangkaian yang telah disusun oleh praktikan. 8. Melakukan pengambilan data sesuai kebutuhan data yang diminta pada Lembar Pengamatan. 9. Buatlah kesimpulan sementara, kemudian fotokopi lembar pengamatan (asli untuk praktikan dan fotokopi untuk asisten). 9.6. Pertanyaan 1. Sebutkan hal-hal yang menguntungan dan merugikan pada motor sinkron bila dibandingkan dengan motor asinkron! 2. Sebutkan aplikasi motor sinkron! 3. Jelaskan secara singkat mengenai liku-liku pada karakteristik kurva V! 4. Mengapa pada posisi starting motor sinkron, terminal medan harus dihubung singkat?

10. UNIT 10. PENGUJIAN GENERATOR SINKRON 10.1. Maksud Praktikum a. Menentukan besar tegangan terminal/jepit sebagai fungsi arus penguatan untuk pembangkit sinkron pada arus beban I a, faktor daya P.F dan frekuensi konstan. (menentukan watak berbeban pembangkit sinkron). b. Menentukan besar tegangan terminal sebagai fungsi arus beban Pada arus penguatan, frekuensi dan faktor daya yang konstan. (menentukan watak luar pembangkit sinkron). 10.2. Dasar Teori Pengujian berbeban pembangkit sinkron yaitu pengujian untuk mendapatkan watak berbeban dan watak luar pembangkit. Menentukan watak berbeban pembangkit sinkron Untuk ini, pembangkit dibebani sedemikian rupa sehingga beban besarnya tetap (full load caracteristic pada tegangan rated ). dan arus penguatan I f diubah ubah mulai dari nol hingga mencapai tegangan rated = U Ea Volt IX a N R B tanpa beban Cos Cos Cos = 1 = 0,8 = 0 U Q P N' A. 0 P' Q Fo M F If arus penguatan

Berdasarkan gambar di atas maka diketahui bahwa: Liku ONR Liku Fo P A IX FR NQ RS = liku watak tanpa beban = liku watak beban penuh, faktor daya nol = IX. M reaksi jangkar = FP = tegangan rated = tegangan terminal terbuka, kalau pengatan = CF = Ix a = jatuh tegangan pada reaksi jangkar. = penurunan tegangan karena reaksi jangkar. Jika pembangkit disambung dengan beban induktif murni, diperoleh Liku watak beban penuh, faktor daya fbl (full load zero p.f) (caracteristics), yaitu liku FoP pada gambar. Tetapi jika faktor daya tidak nol, melainkan 0 < P.F < 1, letak liku Yang bersangkutan ada diantara liku ONR dan FoP. Selanjutnya guna menentukan watak luar pembangkit sinkron. Untuk π beban induktif pada 0 < φ <, reaksi jangkar dan penurunan Potensial 2 I a ( R a + j X a ) menyebabkan tegangan terminal turun, oleh Karena itu watak luar untuk keadaan tersebut diatas mempunyai bagi an yang menurun (untuk keadaan Cos ϕ yang lebih kecil maka penurunan tegangan lebih besar). π Untuk keadaan Leading Cos ϕ, pada 0 > ϕ >, dua faktor tersebut 2 diatas bergerak pada penambahan tegangan. Untuk Cos ϕ yang lebih kecil, penambahan tegangannya lebih cepat Pada terminal = 0 ( U = 0, short circuit ) maka liku watak luar untuk berbagai Cos, akan berpotong pada satu titik, yaitu menunjukkan nilai I sc : 3 fase.

Un Cos = 0,8 < 0 Cos = 0 < 0 Cos = 1 = 0 Cos = 0,8 > 0 Cos = 0 > 0 0 Ia Ia Liku watak pembangkit Sinkron Tampak : Untuk keadaan lagging terjadi kenaikan tegangan, untuk keadaan Leading.terjadi penurunan tegangan. Catatan : Untuk mesin sinkron dengan nonsaient pole (turbo pembangkit) armature reaksinya lebih besar dari pada mesin dengan salient pole, maka penurun tegangan pada keadaan beban kapasitif akan lebih besar. 10.3. Peralatan Praktikum 1. Mesin Sinkron 3 fase 2. Panel Mesin sinkron 3 fase 3. Mesin DC 4. Voltmeter AC dan DC 5. Amperemeter AC dan DC 6. frekuensi-meter

7. Tachometer 8. Beban Resitif 9. Suplai DC 10.4. Skema Praktikum

10.5. Langkah Praktikum Di dalam melaksanakan praktikum unit ini ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, antara lain: 1. Baca modul praktikum dan buku teori yang mendukung terlebih dahulu. 2. Mengisi presensi terlebih dahulu, apabila sampai selesai tidak presensi maka dianggap tidak hadir. 3. Menempati posisi sesuai unit praktikum, unit praktikum disesuaikan dengan urutan kelompok jadwal praktikum. 4. Mengerjakan pretes tertulis yang diberikan oleh Asisten Praktikum yang sifatnya BUKU TERTUTUP, dikerjakan selama 20 menit. 5. Bila telah selesai mengerjakan pretes, dipersilakan merangkai panel sesuai skema rangkaian unit praktikum yang dilaksanakan. 6. Cek kelengkapan alat ukur dan batas alat ukur, yang kemudian dicek oleh Asisten. 7. Asisten mengecek rangkaian yang telah disusun oleh praktikan. 8. Melakukan pengambilan data sesuai kebutuhan data yang diminta pada Lembar Pengamatan. 9. Buatlah kesimpulan sementara, kemudian fotokopi lembar pengamatan (asli untuk praktikan dan fotokopi untuk asisten).

10.6. Pertanyaan 1. Apa kelebihan dan kekurangan generator sinkron dibandingkan generator jenis yang lain? 2. Mengapa pembangkit listrik yang berkapasitas besar lebih melilih menggunakan generator sinkron daripada teknologi generator yang lainnya? 3. Sebut dan jelaskan komponen yang menyusun generator sinkron! Beserta fungsinya? 4. Sebutkan teknologi generator sinkron yang didasarkan pada arah flux magnetik rotor!

PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM

I. KERANGKA LAPORAN PRAKTIKUM 1. Bagian Awal Laporan Praktikum Judul praktikum disesuaikan dengan judul unit praktikum yang dilaksanakan dan dibuat laporannya. Pada bagian ini terdiri atas: - Cover Sampul Praktikum-harus berlogo UGM - Judul unit praktikum - Nama dan NIM praktikan - Tanggal praktikum dan sesi praktikum Pada bagian ini diperbolehkan dalam bentuk cetak/printing 2. Pendahuluan Pendahuluan ini terdiri atas: - Dasar teori Tulislah dasar teori seperlunya yang sangat menunjang penulisan pada bagian pembahasan. Bagian ini dapat menyadur dari buku maupun sumber referensi lainnya yang nantinya ditulis pada bagian Daftar Pustaka - Skema Praktikum Gambarlah rangkaian yang digunakan pada praktikum yang dijalankan, baik rangkaian sederhana, rangkaian ekuivalen, dan rangkaian lengkap. Pada bagian Pendahuluan ini harus berupa tulisan tangan dan tidak diperkenankan menggunakan metode cetak/printing. 3. Pembahasan

Pada bagian ini terdiri atas: - Grafik hasil pengamatan Hasil pengamatan yang diperoleh selama praktikum divisualisasikan/digambarkan ke dalam suatu grafik (jumlah dan komposisi grafik terserah praktikan) - Pembahasan hasil pengamatan Bagian ini merupakan bagian batang tubuh dari laporan praktikum. Pada bagian ini harus menjelaskan apa saja yang terjadi dan penyebab terjadinya kejadian yang muncul selama praktikum. Serta menjelaskan hasil praktikum yang telah dilaksanakan. Penjelasan dan pembahasan pada bagian ini harus sejelas-jelasnya namun jangan terlalu banyak. Pada bagian ini harus ditulis dengan tangan dan tidak diperbolehkan menggunakan metode cetak/printing. 4. Kesimpulan Pada bagian ini menyajikan kesimpulan dari hasil pembahasan yang disajikan pada bagian sebelumnya. Kesimpulan bukan merupakan ringkasan pembahasan, sehingga simpulkan secara tepat apa yang dibahas. Bagian ini juga harus ditulis tangan dan tidak diperkenankan menggunakan metode cetak/printing. 5. Jawaban Pertanyaan Pada bagian ini merupakan bagian jawaban atas pertanyaan yang diberikan kepada praktikan yang diambil dari panduan praktikum untuk

setiap unitnya. Bagian ini harus mutlak ada dan harus berupa tulisan tangan (tidak diperkenankan berupa hasil cetak/printing termasuk fotokopi) 6. Daftar Pustaka Merupakan bagian dari laporan praktikum yang menyajikan sumber referensi yang digunakan praktikan untuk menyusun bagian pendahuluan dan pembahasan. Bagian ini harus mutlak ada dan harus berupa tulisan tangan (tidak diperkenankan berupa hasil cetak/printing termasuk fotokopi) 7. Lampiran Laporan Sementara (Hasil Pengamatan) Hasil pengamatan/laporan sementara dilampirkan sebagai bukti praktikan telah melaksanakan praktikum sesuai unit yang dilaksanakan. Apabila bagian ini tidak ada maka laporan praktikum dinyatakan ditolak. Kerangka laporan ini bersifat mutlak dan harus ada pada setiap laporan praktikum. Apabila salah satu poin di atas tidak terdapat di dalam laporan praktikum maka laporan praktikum akan tetap diterima tetapi akan mengalami pengurangan nilai laporan.

II. KETENTUAN DAN TATA TERTIB LAPORAN PRAKTIKUM 1. Batas pengumpulan laporan praktikum adalah 1 (minggu) tanpa ada toleransi, apabila melanggar akan dikenakan sanksi yang berlaku. 2. Laporan merupakan salah satu prasyarat untuk mengikuti praktikum pada minggu selanjutnya. 3. Laporan praktikum adalah hasil karya individu yang dapat/bisa merupakan hasil diskusi bersama (tapi bukan hasil karya bersama), apabila terdapat laporan praktikum yang mem-fotokopi, menyalin, menyadur, meng-plagiat akan dikenakan sanksi. 4. Apabila hendak menggunakan laporan praktikum praktikan lain sebagai referensi harus mencantumkan laporan praktikum referensi. Apabila tidak mencantumkan namun diketahui terdapat kemiripan atau kesamaan dengan laporan praktikum praktikan lain, maka akan dicap sebagai plagiat (lihat poin ke-2 di atas). 5. Laporan praktikum harus menggunakan kertas HVS-A4 dan menggunakan tinta hitam, apabila tidak sesuai maka diminta untuk menyesuaikan. 6. Sanksi yang berlaku: a. Apabila terlambat mengumpulkan laporan; i. Kurang dari 1 jam : pengurangan nilai pada bagian kedisiplinan ii. Lebih dari 1 jam : pengurangan nilai total laporan pada unit bersangkutan

iii. Lebih dari 1 hari : pengurangan nilai total laporan mencapai 50% dari poin yang diperoleh iv. Hingga akhir masa praktikum belum mengumpulkan maka nilai praktikum tidak akan dikeluarkan hingga melengkapi kekurangan yang ada b. Apabila mem-fotokopi, menyalin, mem-plagiat laporan praktikum praktikan lain, maka: i. Membagi nilai maksimal yang diperoleh dengan jumlah laporan yang sama (isi dan tulisannya) ii. Pengurangan nilai total laporan praktikum iii. Pemberian nilai 0 (nol) pada nilai total laporan praktikum iv. Pembatalan nilai harian untuk unit yang bersangkutan

III. CONTOH COVER PRAKTIKUM PRAKTIKUM MESIN LISTRIK DASAR (TEE 200P)

LEMBAR PENGAMATAN

LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIKUM 1 : TRANSFORMATOR 1 FASE 1. TES POLARITAS TRAFO Tegangan Primer (Vp) =. Volt Tegangan Sekunder (Vs) =. Volt Tegangan Antar Terminal (V3) =.. Volt Polaritas Trafo =. 2. PENENTUAN NILAI PERBANDINGAN TRANSFORMASI Sumber tegangan dari sisi Tegangan Tinggi (TT) Percobaan Tanpa Beban Tegangan Primer (Vp) Tegangan Sekunder (Vs) Percobaan Berbeban Tegangan Primer (Vp) Arus Primer (Ip) Tegangan Sekunder (Vs) Arus Sekunder (Is) Nilai Perbandingan Transformasi =. Volt =. Volt =. Volt =. Ampere =. Volt =. Ampere =..:.. 3. PENGUJIAN HUBUNG BUKA Sumber tegangan dari sisi Tegangan Rendah (TR) Daya tanpa beban (P o ) Tegangan kerja (V o ) Arus (I o ) = Watt = Volt =... Ampere

4. PENGUJIAN HUBUNG SINGKAT Sumber tegangan dari sisi Tegangan Tinggi (TT) Daya tanpa beban (P sc ) Tegangan kerja (V sc ) Arus (I sc ) = Watt = Volt =... Ampere Kesimpulan Sementara.................. Tanggal: Nama Praktikan: NIM Asisten: 1... ( ) 1.. 2... ( ) 2.. 3... ( )

LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIKUM 2 : MESIN DC Terpacu Terpisah E = E (I field ) No If (A) E (V) 1 0 2 10 3 20 4 30 5 40 6 50 7 60 8 70 9 80 10 90 11 100 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Generator DC Shunt V Out = f (I Load ) No I Load (A) V Out (V) 1 0 110 2 1, 3 2, 4 3, 5 4, 6 5, 7 6, 8 7, 9 8, 10 9, 11 10, Motor DC Shunt N = f (I A ) No I A (A) N(Rpm) 1 2, 1500 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10

Kesimpulan Sementara.................. Tanggal: Nama Praktikan: NIM Asisten: 1... ( ) 1.. 2... ( ) 2.. 3... ( )

LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIKUM 3 : MESIN ASINKRON (INDUKSI) ROTOR LILIT 1. Test Tanpa Beban 2. Block Rotor Test N : 1400 rpm (dijaga konstan) No V(Volt) I A (A) W(watt) 1 380 2 360 3 340 4 320 5 300 6 280 7 260 8 240 9 220 10 200 11 180 12 160 13 140 14 120 No I A (A) 1 2 2 2.25 3 2.5 4 2.75 5 3 6 3.25 7 3.5 8 3.75 9 4 10 4.25 11 4.5 12 4.75 13 5 14 V(Volt) W(watt)

Kesimpulan Sementara.................. Tanggal: Nama Praktikan: NIM Asisten: 1... ( ) 1.. 2... ( ) 2.. 3... ( )

LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIKUM 4 : MESIN ASINKRON (INDUKSI) ROTOR SANGKAR TUPAI Stator Hubung Y Stator Hubung Arus Start (I s ) : A Arus Start (I s ) :... A Tegangan Sumber (V S ) :. Volt Tegangan Sumber (V S ) :.... Volt No I A (A) N(rpm) P (Watt) 1 1, 2 1,3 3 1,5 4 1,8 5 2, 6 2,3 7 2,5 8 2,8 9 3, No I A (A) N(rpm) P (Watt) 1 4,5 2 4,7 3 4,9 4 5,1 5 5,3 6 5,5 7 5,7 8 6,0 Kesimpulan Sementara......

............ Tanggal: Nama Praktikan: NIM Asisten: 1... ( ) 1.. 2... ( ) 2.. 3... ( )

LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIKUM 5 : MESIN SINKRON 1. Motor Sinkron 1.1. Tanpa Beban No I F (A) I A (A) 1 0 2 0.01 3 0.02 4 0.03 5 0.04 6 0.05 7 0.06 8 0.07 9 0.08 10 0.09 11 0.10 12 0.11 13 0.12 14 0.13 15 0.14 16 0.15 1.2. Berbeban No I F (A) I A (A) 1 0 2 0.01 3 0.02 4 0.03 5 0.04 6 0.05 7 0.06 8 0.07 9 0.08 10 0.09 11 0.10 12 0.11 13 0.12 14 0.13 15 0.14 16 0.15

Kesimpulan Sementara.................. Tanggal: Nama Praktikan: NIM Asisten: 1... ( ) 1.. 2... ( ) 2.. 3... ( )

2. Generator Sinkron 2.1. Arus Jangkar Tetap Arus Jangkar (I A ): 0,150 A N : konstan 1500 rpm R (beban) awalnya minimum No I F (ma) U(V) 1 20 2 25 3 30 4 35 5 40 6 45 7 50 8 55 9 60 10 65 11 12 13 14 15 2.2. Arus Field Tetap Arus Field (I f ) :.. ma N : konstan 1500 rpm No I A (A) U(V) 1 0 380 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Kesimpulan Sementara......

............ Tanggal: Nama Praktikan: NIM Asisten: 1... ( ) 1.. 2... ( ) 2.. 3... ( )