I. PENDAHULUAN. mulai bergeser dari pengobatan modern menuju ke pengobatan tradisional.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat mulai menyukai menggunakan ramuan-ramuan tradisional daripada

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan merek suatu produk. Menurut Terence A. Shimp (2003) pemasar harus menyesuaikan endorser dengan karakter produk serta

I. PENDAHULUAN. informed consumer, atau konsumen yang memiliki pengetahuan yang luas

II. LANDASAN TEORI. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, dalam Kotler, dan Keller ( 2009: 6):

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat adalah kartu perdana (Starterpark). Banyak produk kartu perdana

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki daya tarik tersendiri untuk memasarkan

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, dunia periklanan dan pertelevisian di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk brand image yang baik untuk dapat berkompetisi di pasar.

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Intinya adalah promosi merupakan kegiatan yang dapat. produk yang dihasikan perusahaan (Kotler dan Keller, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran kini tak lagi sekedar sarana promosi. Didalamnya mencakup upaya

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Banyak upaya yang dilakukan organisasi atau perusahaan untuk. tuntutan dan persaingan dalam menghadapi perkembangan dunia semakin

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin membaik, mendorong

I. PENDAHULUAN. Salah satu strategi pemasaran yang efektif yaitu melalui promosi. Promosi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, kebutuhan manusia semakin komplek. Hal ini

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memberikan perhatian lebih kepada usaha untuk menciptakan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan menggemanya semangat back to nature, banyak orang

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. yang sangat penting untuk di perhatikan adalah pemasaran produk.

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan arus informasi yang sangat cepat membuat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Periklanan merupakan bagian dari komunikasi pemasaran perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. meluasnya berbagai produk dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan

II. LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif

BAB I PENDAHULUAN. faktor penentu keberhasilan program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan di dunia bisnis saat ini semakin kompleks, dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KOSMETIK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah banyak merubah dan meninggalkan paradigma lama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya, setiap daerah memiliki budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan saat ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dewasa ini dalam kegiatan promosinya dituntut untuk lebih dari sekedar

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan macam-macam pilihan dan keistimewaannya. mereka dalam kaitannya menghadapi persaingan yang ketat dengan competitor.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menawarkan produk-produk yang sejenis baik melalui media

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Di dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat ini, konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka (Lasty, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. menurut penilaian konsumen yang menggunakan produk tersebut. perhatian dan memberikan penjelasan tentang produk-produknya.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terlihat dari data AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari fenomena, pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa yang disertai dengan inovasi-inovasi baru yang dilakukan. Banyak tantangan

BAB I PENDAHULUAN. cara terbaik guna merebut dan mempertahankan pangsa pasar. Pemasaran

BABI PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan yang tak terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis semakin pesat. Perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini dalam persaingan bisnis tidak hanya menyediakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mempertahankan konsumen dan memperluas pangsa pasar.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menetapkan strategi yang tepat bagi perusahaan sehingga dapat menarik

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. membuatnya mudah untuk di dapatkan oleh konsumen sasaran,

penting sejalan dengan perkembangan zaman. Perkembangan teknologi selalu prinsip-prinsip sentral pemasaran. Pemasaran adalah mengenai memahami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suatu produk yang dikeluarkan pada masing masing perusahaan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dewasa ini telah memasuki era globalisasi dan perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB V PENUTUP. besar responden, yaitu orang pintar adalah orang yang berpendidikan. Dapat disimpulkan menurut responden slogan Orang Pintar Minum

BAB 1 PENDAHULUAN. juga semakin ketat hal ini terjadi seiring munculnya beberapa produk obat -

BAB I PENDAHULUAN. serta banyaknya pengguna Gadget di dunia menjadikan produsen Smartphone

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. pastinya dapat mendatangkan keuntungan bagi produsennya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usaha untuk memperkenalkan sebuah produk pada masyarakat pasti dilakukan

PENGARUH PUBLIC FIGURE SEBAGAI SELEBRITY ENDORSER TERHADAP BRAND IMAGE VITAZONE DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat membuat keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. sekarang ini. Perusahaan perusahaan melakukan berbagai cara dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan keadaan perekonomian secara global memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. harus dapat menjawab tantangan tantangan yang ada di pasar saat ini dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memanfaatkan teknologi dan internet. mencapai 63 juta orang ( diakses pada 7 September

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu dari ujung tombak dala m menunjang keberhasilan pemasaran

I. PENDAHULUAN. Setiap wanita menganggap rambut sebagai mahkotanya, karena itu rambut

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia saat ini banyak. perusahaan yang menggunakan iklan untuk mengenalkan ataupun

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. mengeksploitasi sepenuhnya asset yang dimiliki untuk memaksimalkan strategi demi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

I. PENDAHULUAN. empat membuat jalanan di kota-kota menjadi terganggu arus lalu-lintasnya, tidak heran

PENGARUH DEAD ENDORSER PADA KEPRIBADIAN MEREK PADA IKLAN KUKU BIMA ENER G DI TELEVISI (Survei pada Konsumen Kuku Bima Ener G di Purworejo)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia bisnis dan usaha di Indonesia saat ini sangatlah berkembang.

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecendrungan hidup masyarakat dalam bidang pengobatan sepertinya sudah mulai bergeser dari pengobatan modern menuju ke pengobatan tradisional. Masyarakat mulai menyukai menggunakan ramuan-ramuan tradisional daripada obat-obat kimia banyak faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah harga obat-obat kimia yang semakin mahal. Gaya hidup back to nature ini membuat persaingan bisnis jamu menjadi semakin ketat, Banyak produsen jamu berlombalomba untuk dapat memenangkan persaingan dan memperoleh konsumen atau pangsa pasar baru. Penggunaan media-media baik melalui media cetak (surat kabar, majalah,tabloid) maupun media elektronik (televisi, radio) serta media internet akan dimanfaatkan secara optimal guna mengembangkan usaha atau bisnisnya. Persaingan dunia usaha yang semakin ketat khususnya dalam bidang pengobatan mengharuskan para produsen jamu bersaing di pasar untuk mempertahankan produknya. Pemasaran yang terjadi saat ini merupakan pertempuran persepsi konsumen dan bukan lagi sekedar pertempuran produk. Produk yang memiliki kualitas, model dan features yang relatif sama dapat memiliki kinerja yang

2 berbeda pada pasar, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan persepsi di benak konsumen. Salah satu aset yang dapat digunakan untuk membangun persepsi adalah merek (brand). Menurut Kotler (2009 : 258), merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan atau kombinasi hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Produsen dituntut untuk bisa memperlihatkan identitas produknya (merek) dibanding dengan pesaing. Basis pembeda ini sangat penting karena basis pembeda ini akan digunakan konsumen untuk memilih suatu merek daripada produk yang lain. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menekankan basis pembeda adalah melalui asosiasi merek. Asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek (Aaker, 1991: 109). Asosiasi merek sebagai salah satu bagian dari brand equity (kekuatan suatu merek) dapat menjadi pijakan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian dan dapat meningkatkan loyalitas konsumen pada merek tersebut. Perusahaan juga dapat menggunakan asosiasi merek untuk menetapkan positioning produknya Asosiasi-asosiasi terhadap suatu merek (asosiasi merek) jumlahnya sangat banyak, tetapi tidak semuanya mempunyai makna yang berarti. Kumpulan asosiasi yang mempunyai makna akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut brand image (Aaker, 1991 : 109). Brand image yang positif adalah berbagai asosiasi merek sesuai harapan pemilik merek. Tentunya untuk mendapatkan brand image positif sesuai harapan pemiliknya, harus dilakukan upaya untuk mengarahkan persepsipersepsi yang diharapkan muncul dan terkait dengan merek tersebut. Persepsi-

3 persepsi yang diharapkan itu harus, dikomunikasikan secara konsisten di benak target pasar. Keadaan tersebut disadari benar oleh produsen jamu Tolak Angin Sido Muncul. PT Sido Muncul berusaha keras dalam melakukan strategi komunikasinya yaitu dengan mengadakan kampanye iklan di televisi untuk mempromosikan produk dan perubahan-perubahan dalam strategi pemasarannya. Perubahan yang cukup besar telah dilakukan oleh PT Sido Muncul dengan mencoba menggarap pasar yang semula berorientasi pada pasar menengah ke bawah menjadi pasar menengah ke atas melalui perubahan strategi komunikasi, salah satunya dengan mengubah asosiasi merek melalui penggunaan selebriti sebagai model iklan. Perubahan yang cukup besar dan melawan arus telah dilakukan oleh PT Sido Muncul dengan mencoba menggarap pasar menengah keatas melalui perubahan strategi komunikasi. Pada bulan Juli tahun 2001 PT Sido Muncul mengeluarkan iklan Tolak Angin versi Orang Pintar. Pesan yang disampaikan melalui slogannya orang pintar minum Tolak angin sangat terlihat jelas ditunjukkan untuk pasar menengah atas. Perubahan strategi komunikasi dilakukan dengan cara mengganti bintang iklannya yang lebih menyasar segmen menengah kebawah seperti Nunung,doyok dan Polo dengan Sophia Latjuba sebagai model iklan. Konsep iklan juga dirubah jika sebelumnya iklan Tolak Angin lebih bertema lelucon, diubah dengan mulai menampilkan modernisasi pabrik dan informasi bahwa Tolak Angin juga ada di luar negeri. Pemilihan Sophia Latjuba sebagai model iklan jamu Tolak Angin berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh PT Sido Muncul. Artis Sophia Latjuba dianggap dapat diterima oleh semua kalangan

4 baik kalangan atas maupun kalangan bawah, selain itu Sophia juga merupakan sosok wanita indo yang modern hal ini dimaksudkan untuk mempengaruhi konsumen dimana kultur orang Indonesia yang masih westrn minded. Untuk semakin merangkul kalangan menengah atas PT Sido Muncul menggunakan Rhenald Kasali, Wynne Prakusya dan Setiawan Djodi sebagai model iklan Tolak Angin versi orang pintar. Pertegahan tahun 2008 PT Sido Muncul mengeluarkan iklan Tolak Angin dengan versi orang pintar, pesan yang disampaikan melalui peggunaan selebriti Agnes Monica sebagai model iklan. Pemilihan Agnes Monica sebagai model iklan iklan Tolak Angin berkaitan dengan image Agnes Monica sebagai selebriti yang memiliki prestasi yang banyak baik dibidang akademik maupun dibidang kesenian. Direktur utama PT Sido Muncul mengatakan Ia merupakan penyanyi sekaligus pemain film yang kami anggap mewakili segmen Pelajar (C), Pekerja (B), eksekutif (A) tetapi tetap dikenal oleh target pasar kelas Pelajar (C) dan Pengangguran (D) (http://books.google.co.id). Dengan melihat penyempurnaan selebriti sebagai model iklan yang ada, peneliti menggunakan Agnes Monica sebagai sample penelitian. Pemilihan selebriris sebagai model iklan harus dipehatikan oleh pemasar untuk dapat menyelaraskan citra artis dengan citra produk. Ada banyak faktor yang menentukan sukses tidaknya sebuah produk, namun penggunaan artis memang bisa menjadi salah satu faktor terutama sifatnya sebagai model iklan atau pendorong agar konsumen mau membeli. Penggunaan selebriti sebagai bintang

5 iklan bertujuan untuk memperoleh perhatian dari masyarakat yang pada akhirnya akan mendatangkan tanggapan positif. Dalam pandangan masyarakat kita, selebriti masih dianggap menjadi seorang panutan dalam penggunaan produk dan sangat dikagumi. Penelitian membandingkan bahwa dampak pengiklanan dengan atau tanpa selebriti ditemukan dengan keberadaan selebriti tersebut mempunyai nilai positif. Model iklan yang menarik dan populer bisa menambah kepercayaan akan produk,yang pada akhirnya mampu memaksa khalayak sasaran untuk membeli. Tabel 1. Penjualan Jamu Tolak Angin di Bandar Lampung Tahun 2008 2010 Periode 2008 2009 Jumlah Penjualan (karton) 16.864 17.268 Perubahan (%) 4,04 29,27 2010 (s.d Agustus) 14.341 - Jumlah 33,31 Sumber : PT Sido Muncul Bandar Lampung, 2010 Tabel 1 dapat dilihat setiap tahunnya perusahaan mengalami peningkatan penjualan yang cukup signifikan antara tahun 2008 2010. Hal inilah yang merupaka salah satu pengaruh antara artis sebagai model iklan dengan jumlah penjualan produk saling memiliki keterkaitan satu sama lain dalam hal mempromosikan produk itu sendiri. Selain dilihat dari angka penjualan pada PT Sido Muncul dapat juga dilihat dari jumlah konsumen produk jamu Tolak Angin.

6 Tabel 2. Jumlah Konsumen Jamu Tolak Angin di Bandar Lampung Tahun 2008 2010 Periode 2008 2009 Jumlah konsumen (ribu, jiwa) 294,48 475,20 2010 (s.d Agustus) 542,25 Jumlah 171,04 Sumber : PT Sido Muncul Bandar Lampung, 2010 Perubahan (%) 65,44 105,60 - Tabel 2 menunjukkan adanya peningkatan jumlah konsumen jamu Tolak Angin sepanjang tahun 2008-2010 di Wilayah Bandar Lampung. Data yang digunakan tersebut di peroleh dari riset perusahaan kepada agen-agen penjual produk jamu Tolak angin itu sendiri.. Ada banyak faktor yang menentukan sukses tidaknya sebuah produk, namun penggunaan artis memang bisa menjadi salah satu faktor terutama sifatnya sebagai model iklan atau pendorong agar konsumen mau membeli. Data penjualan konsumen menunjukan seberapa melekatnya merek jamu tolak angin ini di kalangan masyarakat sebagai konsumen jamu Tolak Angin. Dengan melihat jumlah konsumen pengguna Jamu Tolak Angin penulis tertarik menganggakat penelitian yang berjudul Analisis Penggunaaan Sebagai Model Iklan Terhadap Asosiasi Merek Produk Jamu Tolak Angin di Bandar Lampung. 1.2. Perumusan Masalah

7 Masalah yang ada dalam penelitian ini adalah pemilihan selebriti sebagai model iklan harus sangat diperhatikan oleh pemasar untuk menyelaraskan antara citra selebriti dangan citra produk. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan maka permasalahan utamanya yaitu : Apakah penggunaan selebriti sebagai model iklan berpengaruh terhadap asosiasi merek produk jamu Tolak Angin Sido Muncul di Bandar Lampung? 1.3. Tujuan Penulisan Untuk mengetahui pengaruh penggunaan selebriti sebagai model iklan terhadap asosiasi merek produk jamu Tolak Angin di Bandar Lampung 1.4. Kegunaan Penulisan 1. Penulisan ini bermanfaat untuk mengetahui selebriti sebagai model iklan terhadap asosiasi merek sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga konsumen merasa puas. 2. Untuk menambah ilmu dan pengetahuan serta pengalaman dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh di perkuliahan. 3. Penulisan skripsi ini dapat sebagai bahan kajian pustaka atau referensi bagi penelitian-penelitian yang akan datang. 1.5. Kerangka Pemikiran

8 Menghadapi persaingan yang semakin ketat atar perusahaan obat-obatan dalam menarik konsumen supaya tertarik menggunakan produknya, perusahaan harus mampu mengembangkan berbagai strategi pemasaran agar dapat bertahan sebagai pemimpin pasar. Promosi merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakoukan oleh perusahaan dalam rangka mengatasi kondisi tersebut. Perusahaan harus melakukan bauran promosi secara terpadu agar dapat mengkonsumsikan produknya dengan baik. Salah satunya melalui iklan, yang didalamnya tercakup strategi penggunaan model iklan untuk presepsi konsumen. Menurut Terence A. Shimp (2002:455) ada tiga jenis daya tarik utama model iklan yang biasa digunakan pada kegiatan promosi dalam pemasaran 1. Selebriti Umumnya orang terpesona melihat yang kaya, sukses dan terkenal, dan biasanya dikenal karena cantik atau tampan dan mempunyai keahlian tertentu, serta mempengaruhi pengagumnya dalam hal cara berfikir, apa yang dibeli,digunakan, ditonton, dimakan, diminum, didengarkan. Selebriti banyak digunakan untuk mengembangkan citra positif produk baru atau mengubah citra produk yang sudah ada, karena untuk melakukan ini diperlukan pengaruh yang kuat. Selebriti mempunyai kekuatan karena mereka menjadi idola banyak orang. 2. Ahli atau pemimpin pendapat Mereka adalah orang-orang yang pendapatnya mengenai suatu produk tertentu dituruti oleh orang-orang yang kurang tahu tentang produk tersebut. Biasanya, mereka mempunyai peran yang penting dalam komunikasi dari mulut ke mulut

9 tentang suatu produk. Para ahli atau pemimpin pendapat juga bisa berupa konsumen yang mengerti betul tentang suatu produk dan oleh karenanya pendapatnya dituruti oleh orang laindi komunitas atau lingkungan tempat tinggalnya. Pemasar mengetahui data para ahli atau pemimpin pendapat ini dari daftar nama dan alamat orang-orang yang pernahmenanyakan melalui surat tentang suatu produk di masa lampau. Biasanya, orang-orang tersebut bertipe inovator. Disamping itu, salesman juga bisa dan diharapkan berperan sebaga pemimpin pendapat. 3. Orang biasa Konsumen yang berpengalaman menggunakan produk, seperti disebutkan sebelumnya, akan diturutipendapatnya oleh calon konsumen. Konsumen juga lebih mudah untuk mengidentifikasikan dirinya terhadap orang biasa yang digunakan di iklan. Banyak sekali contoh iklan yang menggunakan kiat ini dalam mempromosikan produknya. Penggunaan model iklan dalam iklan, baik yang menggunakan selebriti maupun non selebriti (dalam kasus ini menggunakan selebriti sebagai model iklan), harus mampu menciptakan persepsi konsumen terhadap iklan ini. Keberhasilan upaya membangun asosiasi merek sangat ditentukan oleh persepsi konsumen terhadap selebriti yang menjadi ikon produk tersebut. Dengan kata dideskripsikannya seorang selebrtiti model iklan secara positif oleh masyarakat, diharapkan positif pula asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen.

10 Asosiasi merek adalah segala sesuatu yang jauh di dalam pikiran pelanggan tentang merek (Aaker, 1991: 109). Merek harus diasosiasikan dengan sesuatu yang positif sehingga pelanggan berhubungan dengan merek produk untuk menjadi positif. Asosiasi merek adalah atribut merek yang masuk ke dalam benak konsumen ketika merek adalah berbicara tentang produk. Hal ini terkait dengan makna implisit dan eksplisit yang konsumen terkait / asosiasi dengan nama merek tertentu. Asosiasi merek juga dapat didefinisikan sebagai sejauh mana suatu produk tertentu / jasa diakui di dalamnya produk / jasa kelas / kategori. Menurut Aaker (1991 : 144-128) asosiasi merek terbentuk dengan dasar sebagai berikut: 1. Iklan; 2. Promosi dari mulut ke mulut; 3. Harga yang relatif; 4. Selebriti ; 5. Kualitas produk; 6. Competitor / produk pesaing; 7. Kelas produk ; 8. POP (Point pembelian); dll Asosiasi merek positif dikembangkan jika produk yang merek menggambarkan tahan lama, berharga dan diinginkan. Pelanggan harus diyakinkan bahwa merek tersebut memiliki fitur dan atribut memuaskan kebutuhan mereka. Hal ini akan menyebabkan pelanggan memiliki kesan positif tentang produk. Asosiasi merek

11 positif membantu sebuah organisasi untuk memperoleh goodwill, dan menghalangi pesaing masuk ke pasar. Dalam mempengaruhi asosiasi merek produk dapat dilihat dari karakteristik selebriti sebagai model iklan. Menurut Shimp (2004 : 286) Ada 3 faktor penyebab mengapa responden tertarik untuk membeli dan secara signifikan dapat brpengaruh terhadap asosiasi merek produk : 1. Kredibilitas selebriti (celebrity credibility), yaitu menyangkut tingkat pengetahuan terhadap produk atau keahlian dan obyektifitas dari sang selebriti, keahlian merujuk pada pengetahuan si selebriti terhadap produk, sedangkan obyektifitas merujuk pada kemampuannya menarik rasa percaya diri audience. 2. Kepopuleran selebriti (celebrity visibility), yaitu menyangkut seberapa populer selebriti tersebut dikalangan masyarakat. Seorang selebriti yang tenar akan mudah untuk mengundang perhatian masyarakat sehingga sangat menguntungkan apabila menggunakan selebriti tersebut untuk menjelaskan citra produk. 3. Attraction dan Power, yaitu menyangkut daya tarik seorang selebriti sebagai model iklan. Daya tarik ini menyangkut dua hal yaitu tingkat disukai audience (likability) dan tingkat kesamaan dengan personality yang diinginkan pengguna produk (similiarity). Likability dan similiarity ini tidak bisa dipisahkan dan harus ada secara berdampingan. Disukai saja tetapi tidak sama dengan diri si pengguna produk tidak akan mendorong audience untuk membeli.

12 Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Selebriti model iklan credibility visibility Asosiasi merek Attraction dan Power 1.6. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : penggunaan selebriti sebagai model iklan berpengaruh terhadap asosiasi merek produk Jamu Tolak Angin.