FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA TAHUN 2009

dokumen-dokumen yang mirip
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo. Puskesmas Tapa didirikan pada tahun 1963 dengan luas

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN DI KLINIK RAWAT INAP SUHERMAN PERIODE JANUARI SAMPAI AGUSTUS 2012

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan yang lebih penting lagi. kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi karena

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR RESIKO KEJADIAN PENYAKIT HIPERTENSI DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAT PALEMBANG

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

Hubungan Jenis Kelamin dengan Intensitas Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Lakbok Kabupaten Ciamis

BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PENDERITA RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DOKTER PIRNGADI MEDAN

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI UPK PUSKESMAS PURNAMA. Eka Apriani, Widyana Lakshmi Puspita

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT JALAN POLIKLINIK PENYAKIT SYARAF RSUD

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN FAKTOR KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG

Stikes Muhammadiyah Gombong

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU SENJA CERIA SEMARANG TAHUN 2013

Transkripsi:

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA TAHUN 2009 Yufita Yeni, Sitti Nur Djannah, Solikhah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan 94 Abstract Background: Hypertension or high blood pressure is heart and blood vessel disorder marked by increasing of blood pressure. Consequence from this incident is occurrence of other accompanying illness. Hypertension may occur in people without age and sex limitation until it needs good handling. High prevalence of childbearing age woman suffer from hypertension in Puskesmas Umbulharjo I (Public Health Service) has drove writer to make study about factors related with hypertension incident in childbearing age woman in Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta. Objective of this research is to recognize correlation between history of hypertension family, obesity, and hormonal contraception usage, and hypertension incident of childbearing age woman in Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta. Method: This was observational analytic research using cross sectional approach. Population of this study is age group which medicinize in common polyclinic of Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta. Sample was taken using Accidental Sampling method. Sample comprised of childbearing age woman who suffering hypertension (having problem) and those who have not hypertension problem (having not problem), and meet respondent inclusion criterion, that resulted of 88 women. Result: Result of this study showed there is no correlation between history of hypertension family with hypertension incident, that is p=0,158, > α=0,05, calculated chi square is 1.992 < tabulated chi square of 3,481. There is correlation between obesity and hypertension incident with p value of 0,007 < α=0,05, and calculated chi square is 7,298 > tabulated Chi Square of 3,481. There is no correlation between hormonal contraception and hypertension incident with value of p= 0,762 > α=0.05, and calculated Chi Square of 0.091 < tabulated Chi Square of 3,481. Conclusion: There was no correlation between history of hypertension family and hormonal contraception with hypertension incident. There is correlation between obesity and hypertension incident. Keywords: hypertension, history of hypertension family, obesity, hormonal contraception. 1. PENDAHULUAN Penyakit kardiovaskuler merupakan problema kesehatan utama dinegara maju dan berkembang, sehingga menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia begitu juga di Indonesia, baik untuk laki-laki maupun untuk perempuan. Data dari WHO, pada tahun 2005, sekitar 17,5 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskuler atau 30 persen dari kematian diseluruh dunia. 1 Salah satu penyakit kardiovaskuler tersebut adalah Hipertensi, hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal. Hasil Riskesdas 2007 menyebutkan, bahwa stroke, hipertensi dan penyakit jantung meliputi lebih dari sepertiga penyebab kematian, dimana stroke menjadi penyebab kematian terbanyak 15,4 persen, kedua hipertensi 6,8 persen, penyakit jantung iskemik 5,1 persen, dan penyakit jantung 4,6 persen. 2

95 ISSN : 1978-0575 Pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop, akan menghasilkan dua buah angka hasil pencatatan, yaitu tekanan darah sistole dan tekanan darah diastole. Angka pertama yang lebih besar nilainya, menunjukkan tekanan darah sistole, dan angka kedua yang lebih kecil nilainya, menunjukkan tekanan darah diastoel. Sistole adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi (saat jantung mengkerut). Diastole adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah kembali atau pembuluh nadi mengempis kosong. 2 Data Riskesdas 2007 juga disebutkan prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar 30 persen dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskular lebih banyak pada perempuan sekitar 52 persen dibandingkan laki-laki yaitu sebanyak 48 persen. 2 Umumnya penderita hipertensi adalah orang yang berusia diatas 40 tahun, namun pada saat ini tidak menutup kemungkinan diderita oleh orang usia muda. Hipertensi pada wanita usia subur sebagian besar terjadi pada usia 25 45 tahun, dan hanya pada 20 persen terjadi dibawah usia 20 tahun. 3 Terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan, ini dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang selalu menginginkan kehidupan yang serba instant. Perbandingan antara perempuan dan pria bila ditinjau, ternyata hipertensi yang disebabkan oleh pengaruh gaya hidup ini juga lebih banyak terjadi pada wanita, khususnya wanita usia subur 4. Wanita usia subur merupakan wanita yang berusia 15-45 tahun, pada masa ini sering terjadi perubahan hormonal didalam tubuh yang disebabkan karena pola hidup yang salah 5. Hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta atau komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. 1 Terdapat 478 kasus pada usia subur, yaitu pada usia 15-45 tahun, untuk hipertensi pada wanita usia subur berjumlah 466 orang. Jumlah tersebut tergolong tinggi, hal ini disebabkan karena wanita pada usia subur kurang memperhatikan kesehatan, misalnya gaya hidup yang tidak sehat seperti penggunaan obat obatan hormonal atau konsumsi makanan makanan cepat saji. Terlihat bahwa dengan bertambahnya usia maka kemungkinan untuk terjadinya hipertensi akan semakin tinggi. Laki laki lebih banyak menderita hipertensi pada usia 40 tahun keatas. 6 Hipertensi merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko yang sebagian besar merupakan faktor prilaku dan kebiasaan hidup. Apabila seseorang mau menerapkan gaya hidup sehat, maka kemungkinan besar akan terhindar dari hipertensi. Penyakit ini berjalan terus seumur hidup dan sering tanpa adanya keluhan yang khas selama belum terjadi komplikasi pada organ tubuh. Faktor risiko hipertensi antara lain adalah faktor genetik, umur, jenis kelamin, etnis, stress, obesitas, asupan garam, penggunaan obat hormonal, dan kebiasaan merokok. 1 Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini bertujuan untuk mencari Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta Tahun 2009. KES MAS Vol. 4.No. 2, JUNI 2010 : 76-143

2. METODE PENELITIAN 96 Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita semua kelompok umur yang berobat di Poliklinik Umum Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta. Analisis Univariat dengan menyajikan distribusi frekuensi dari variabel-variabel yang diteliti. Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variabel yang diteliti dan disajikan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Analisis Bivariate yaitu menganalisis dua varibel yang diduga mempunyai hubungan atau berkolerasi. Analisis kedua variabel tersebut menggunakan uji statistik X 2 (chi square), apabilah nilai X 2 (chi square) hitung > X 2 (chi square) tabel maka artinya ada hubungan yang bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Hasil Penelitian 1) Usia Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta Tahun 2009 No Umur Frekuensi 1 15-24 Tahun 3 2 25-34 Tahun 41 3 35-45 Tahun 44 Total 88 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa range umur responden adalah 34.5 tahun, dengan umur tertinggi 45 tahun dan umur terendah 20 tahun. 2) Pekerjaan Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta Tahun 2009 No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) 1 Wiraswasta 85 96.6 2 PNS 3 3.4 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden rata rata adalah seorang wiraswasta, yaitu sebanyak 85 orang. Wiraswasta disini mencakup ibu rumah tangga dan pekerja tidak tetap, seperti buruh.

97 ISSN : 1978-0575 3) Distribusi responden berdasarkan status hipertensi Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Status Hipertensi Responden di Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta Tahun 2009 No Status hipertensi Frekuensi Persentase (%) 1 Hipertensi 26 29.5 2 Tidak hipertensi 62 70.5 Berdasarkan tabel 3 diatas, menjelaskan bahwa dari 88 responden yang diteliti, sebanyak 26 responden (29.5%) menderita hipertensi, sedangkan yang tidak menderita hipertensi sebanyak 62 responden (70.5%). 4) Distribusi responden berdasarkan riwayat keluarga Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Keluarga Hipertensi di Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta Tahun 2009 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa dari 88 responden, sebanyak 58 responden (65.9) memiliki riwayat keluarga yang menderita hipertensi. 5) Distribusi responden berdasarkan status obesitas Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Obesitas di Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta Tahun 2009. Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini kebanyakan tidak mengalami obesitas, yaitu sebanyak 53 responden (60.2%). 6) Distribusi variabel kontrasepsi hormonal No Riwayat Keluarga Frekuensi Persentase (%) 1 Ada 58 65.9 2 Tidak ada 30 34.1 No Status Obesitas Frekuensi Persentase (%) 1 Obesitas 35 39.8 2 Tidak obesitas 53 60.2 Tabel 6. Distribusi Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Pada Responden di Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta Tahun 2009. No Kontrasepsi hormonal Frekuensi Persentase (%) 1 Menggunakan 52 59.1 2 Tidak menggunakan 36 40.9 KES MAS Vol. 4.No. 2, JUNI 2010 : 76-143

98 Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa responden yang menggunakan kontrasepsi hormonal sebanyak 52 orang (59.1%), dan responden yang tidak menggunakan kontrasepsi hormonal sebanyak 36 orang (40.9%). Responden yang menggunakan kontrasepsi hormonal rata rata memakai alat kontrasepsi hormonal jenis Suntik. Alasan kenapa masyarakat memilih suntik karena disamping harganya terjangkau, pemakaiannya juga lebih mudah dan tingkat keefektifannya cukup tinggi. 7) Hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi Tabel 7. Hubungan Riwayat Keluarga Penderita Hipertensi dengan Kejadian Hipertensi di Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta Tahun 2009 Riwayat hipertensi Kejadian hipertensi Ya Tidak Total p α Chi-square hitung df Positif 20 38 58 Negatif 6 24 30 0,158 0.05 1.992 1= 3.481 Total 26 62 88 Tabel 7 dilihat bahwa terdapat 20 responden yang positif hipertensi dan memiliki riwayat keluarga hipertensi, responden yang tidak mengalami hipertensi tetapi memiliki riwayat keluarga yang menderita hipertensi adalah sebanyak 38 responden, responden yang mengalami hipertensi tetapi tidak memiliki riwayat keluarga yang menderita hipertensi 6 responden, responden yang tidak mengalami hipertensi dan tidak memiliki riwayat keluarga yang menderita hipertensi adalah 24 responden. Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa nilai p= 0.158 > α=0.05, dan Chi Square hitung 1.992 < Chi Square tabel 3,481, berarti secara statistik tidak ada hubungan antara riwayat keluarga hipertensi dengan kejadian hipertensi. 8) Hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi Tabel 8. Hubungan antara Obesitas dengan Kejadian Hipertensi di Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta Tahun 2009. Kejadian hipertensi Ya Tidak Total p α Chi-square hitung df Obesitas 16 19 35 Tidak obesitas 10 43 53 Total 26 62 88 0,007 0.05 7,298 1= 3.481 Tabel 8 diatas menunjukkan terdapat 16 responden yang obesitas mengalami hipertensi, responden yang tidak mengalami hipertensi tetapi obesitas berjumlah 19 orang. Responden yang mengalami hipertensi tetapi tidak obesitas berjumlah 10 orang, dan responden yang tidak mengalami hipertensi dan tidak

99 ISSN : 1978-0575 obesitas berjumlah 43 orang. Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa nilai p= 0.007 < α=0.05, dan Chi Square hitung 7.298 > Chi Square tabel 3,481, berarti secara statistik ada hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi. 9) Hubungan antara kontrasepsi hormonal dengan kejadian hipertensi Tabel 9. Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Kejadian Hipertensi di Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta Tahun 2009 Kontrasepsi hormonal Kejadian hipertensi Total p α Chi-square hitung Ya Tidak Menggunakan 16 36 52 df Tidak menggunakan 10 26 36 Total 26 62 88 0,762 0.05 0.091 1= 3.481 Tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa terdapat 16 responden yang menderita hipertensi dan menggunakan kontrasepsi hormonal, responden yang tidak hipertensi dan menggunakan kontrasepsi hormonal sebanyak 36 orang, responden yang hipertensi tetapi tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, dan sebanyak 10 orang, responden yang tidak mengalami hipertensi dan tidak menggunakan kontrasepsi hormonal sebanyak 26 orang. Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa nilai p= 0.608 > α=0.05 dan Chi Square hitung 0.091 < Chi Square tabel 3,481, berarti secara statistik tidak ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian hipertensi. b. Pembahasan 1) Hubungan antara Riwayat Keluarga Hipertensi dengan Kejadian Hipertensi. Hasil penelitian tentang hubungan antara riwayat keluarga hipertensi dengan kejadian hipertensi yaitu dari 88 responden, terdapat 20 responden yang mengalami hipertensi dan memiliki riwayat keluarga hipertensi. didapatkan nilai p= 0.158 dengan α = 0.05, karena nilai p lebih besar dari nilai α, dan Chi Square hitung 1.992 < Chi Square tabel 3,481, berarti secara statistik tidak ada hubungan antara riwayat keluarga menderita hipertensi dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur di Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta Tahun 2009. Riwayat keluarga (orang tua, kakek/nenek, dan saudara kandung) yang menunjukkan adanya tekanan darah yang tinggi merupakan faktor risiko paling kuat bagi seseorang untuk mengidap hipertensi di masa yang akan datang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ini, menunjukkan bahwa riwayat keluarga tidak memilki hubungan dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur di Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta. Penyebab hipertensi karena faktor riwayat keluarga ini diketahui disebabkan oleh pola hidup yang kurang baik, dikaitkan dengan pola makan, jika seseorang menerapkan pola makan yang baik, kemungkinan orang tersebut akan terhindar dari hipertensi 7. Seperti terlihat dari data distribusi responden berdasarkan status obesitas bahwa responden dalam penelitian ini kebanyakan tidak mengalami obesitas, hal ini berarti bahwa pola KES MAS Vol. 4.No. 2, JUNI 2010 : 76-143

100 hidup responden sudah baik, sehingga responden tidak mengalami hipertensi meskipun mempunyai riwayat keluarga yang menderita hipertensi. 2) Hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi Hasil penelitian tentang hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi didapat responden yang obesitas dan mengalami hipertensi sebanyak 16 orang. Nilai p= 0.007 dengan α = 0.05 karena nilai p lebih kecil dari nilai α, dan Chi Square hitung 7.298 > Chi Square tabel 3,481, berarti secara statistik ada hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur di Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta Tahun 2009. Orang yang memiliki berat badan berlebih cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada orang yang memiliki berat badan normal atau kurus. Obesitas sangat erat kaitannya dengan pola makan yang tidak seimbang. Di mana seseorang lebih banyak mengkonsumsi lemak dan protein tanpa memperhatikan serat. Kelebihan berat badan meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular karena beberapa sebab. Makin besar massa tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat sehingga memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri. Seseorang yang gemuk lebih mudah terkena hipertensi. Wanita yang sangat gemuk pada usia 30 tahun mempunyai risiko terserang hipertensi 7 kali lipat dibandingkan dengan wanita yang langsing dengan usia yang sama. 8 3) Hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian hipertensi Hasil penelitian tentang hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian hipertensi didapat responden yang menggunakan kontrasepsi hormonal dan mengalami hipertensi sebanyak 16 orang. Nilai p= 0.762, dengan α=0.05, p lebih besar dari nilai α, dan Chi Square hitung 0,091 < Chi Square tabel 3,481, berarti secara statistik tidak ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur di Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta Tahun 2009. Hal ini berarti bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal tidak berpengaruh terhadap kejadian hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ini yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian hipertensi dapat dikaitkan dengan faktor gaya hidup seperti kurang berolahraga dan pola makan yang salah, dimana biasanya pada pengguna kontrasepsi hormonal terjadi peningkatan berat badan, tetapi tidak semua penggunanya yang mengalami obesitas. Orang yang kurang berolahraga atau kurang beraktivitas dan tidak memperhatikan asupan makanan yang masuk ketubuh biasanya sulit untuk menurunkan berat badan, sehingga cenderung meningkatkan tekanan darah, jadi pengguna kontrasepsi hormonal tidak perlu merasa takut menderita hipertensi, selama pengguna kontrasepsi hormonal tersebut sering melakukan aktivitas fisik seperti olahraga dan selalu memperhatikan makanan yang masuk ke tubuhnya dengan mengurangi asupan kolesterol jahat dan mengkonsumsi makanan yang sehat, maka akan dapat terhindar dari penyakit hipertensi.

101 4. SIMPULAN DAN SARAN a. Simpulan ISSN : 1978-0575 1) Tidak ada hubungan antara riwayat keluarga hipertensi dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur di Puskesmas Unbulharjo I, Yogyakarta Tahun 2009. 2) Ada hubungan yang bermakna antara faktor obesitas dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur di Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta Tahun 2009. 3) Tidak ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur di Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta Tahun 2009. b. Saran 1) Bagi Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta Sebagai salah satu Puskesmas Induk di Kecamatan Umbulharjo sebaiknya bisa memberikan informasi lebih tentang hipertensi kepada masyarakat, mulai dari pengertian, faktor risiko dan bahaya terjadinya komplikasi penyakit disebabkan oleh hipertensi. Bekerjasama dengan petugas petugas lapangan yang mengkoordinasi disetiap wilayah kerja, pemberian informasi tersebut dapat diberikan melalui penyuluhan atau pembagian informasi dengan promosi kesehatan, media media tertentu seperti leaflet, dan iklan iklan layanan masyarakat di Televisi. 2) Bagi FKM UAD Yogyakarta Menggalakkan mahasiswa untuk bisa meneliti faktor faktor risiko yang lain, yang diperkirakan berhubungan dengan kejadian hipertensi, misalnya faktor gaya hidup sebagai pemicu terjadinya tekanan darah tinggi, seperti kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan kopi. 3) Bagi Masyarakat Umbulharjo I Yogyakarta Masyarakat Umbulharjo Yogyakarta khususnya yang ada di wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta, agar bisa lebih memperhatikan kesehatan mulai dari yang sekecil kecilnya, dan melakukan tindakan pencegahan hipertensi, sehingga dapat menghindari terjadinya bahaya penyakit atau komplikasi di kemudian hari. DAFTAR PUSTAKA 1. Susalit, E., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FK UI, Jakarta. 2001 2. Dhianingtyas, Y., Hendrati, L.Y., Risiko Obesitas, Kebiasaan Merokok, dan Konsumsi Garam terhadap Kejadian Hipertensi pada Usia Produktif, The Indonesian Journal of Public Health, 1 (1) : 105-109. 2006 3. Wiryowidagdo, S., Sitanggang, M., Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi, dan Kolesterol, Agro Media Pustaka, Jakarta. 2002 4. Suryati, A., Faktor faktor yang berhubungan dengan terjadinya Hipertensi Essensial, Jurnal Kedokteran dan kesehatan, 2 (1) : 183-193. 2005 5. Supariasa, I.D.N., Bakri, B., Fajar, I., Penilaian Status Gizi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 2002 6. Puskesmas Umbulharjo I, Data Sistem Pencatatan dan Pelaporan Penyakit, Yogyakarta. 2008 KES MAS Vol. 4.No. 2, JUNI 2010 : 76-143

102 7. Hembing, D., Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Darah Tinggi, Swadaya, Cetakan VIII, Jakarta. 2001 8. Purwati, S., Salimar, R., Perencanaan Menu untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi, Penerbit Swadaya, Jakarta. 2005.