PERENGKAHAN FRAKSI BERAT MINYAK BUMI MENGGUNAKAN Ni-H-FAUJASIT DARI ABU LAYANG BATU BARA

dokumen-dokumen yang mirip
Adsorpsi Logam Nikel dan Analisis Kristalinitas H-Faujasit dari Abu Layang Batubara

HIDRORENGKAH FRAKSI BERAT MINYAK BUMI MENGGUNAKAN KATALIS LEMPUNG TERPILAR ALUMINIUM BERPENGEMBAN NIKEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

Hidrocracking Tir Batubara Menggunakan Katalis Ni-Mo-S/ZAA untuk Menghasilkan Fraksi bensin dan Fraksi Kerosin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA SIFAT KEASAMAN, LUAS PERMUKAAN SPESIFIK, VOLUME PORI DAN RERATA JEJARI PORI KATALIS TERHADAP AKTIVITASNYA PADA REAKSI HIDROGENASI CIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HIDRODESULFURISASI TIOFEN MENGGUNAKAN KATALIS CoMo/H-ZEOLIT Y

Hidrogenasi Katalitik Metil Oleat Menggunakan Katalis Ni/Zeolit dan Reaktor Sistem Fixed Bed. Dewi Yuanita Lestari 1, Triyono 2 INTISARI

KONVERSI ABU LAYANG BATU BARA MENJADI ZEOLIT DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI ADSORBEN MERKURI (II)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

Studi Pengaruh Logam Aktif Mo Terhadap Karakteristik Dan Aktivitas Katalis Bimetal Mo-Ni/ZAAH Dalam Perengkahan Metil Ester Minyak Sawit

THE ACTIVITY AND SELECTIVITY OF CATALYST Ni/H 5 NZA FOR HYDROCRACKING OF PALMITIC ACID INTO HYDROCARBON COMPOUNDS OF SHORT FRACTION SCIENTIFIC ARTICLE

AKTIVITAS KATALIS CR/ZEOLIT ALAM PADA REAKSI KONVERSI MINYAK JELANTAH MENJADI BAHAN BAKAR CAIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB I PENDAHULUAN I.1.

K. D. Nugrahaningtyas, et al., ALCHEMY jurnal penelitian kimia, vol. 11 (2015), no. 2, hal

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KATALIS NIKEL PADA PADATAN PENDUKUNG ZEOLIT

Oleh : ENDAH DAHYANINGSIH RAHMASARI IBRAHIM DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA NIP

SINTESIS KATALIS Ni-Cr/ZEOLIT DENGAN METODE IMPREGNASI TERPISAH

OPTIMATION OF TIME AND CATALYST/FEED RATIO IN CATALYTIC CRACKING OF WASTE PLASTICS FRACTION TO GASOLINE FRACTION USING Cr/NATURAL ZEOLITE CATALYST

Regenerasi Katalis Ni-Zeolit Alam Aktif Untuk Hidrocracking Minyak Jarak Pagar

Sains dan Terapan Kimia, Vol.1, No. 1 (Januari 2007), 20-28

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL B KARAKTERISASI LIMBAH FLY ASH BATUBARA SEBAGAI MATERIAL KONVERSI ADSORBEN DAN UJI KETAHANAN PANAS STRUKTURPADATAN

PERENGKAHAN PRODUK CAIR BATUBARA DENGAN KATALIS Ni/ZEOLIT

Kata kunci : Aktivitas, hidrorengkah parafin, katalis ZAA, katalis Ni/ZAA

KIMIA FISIKA (Kode : C-15) MODIFIKASI ZEOLIT ALAM MENJADI MATERIAL KATALIS PERENGKAHAN

KIMIA FISIKA (Kode : C-09)

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3

HIDRORENGKAH FRAKSI ASPALTEN DARI ASPAL BUTON MENJADI FRAKSI BENSIN DAN DIESEL MENGGUNAKAN KATALIS NI-MO/ZEOLIT ALAM AKTIF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Studi Keberadaan Unsur Logam Ni, Pb, Cr dan Cd Pada Hasil Zeolitisasi Abu Terbang Dengan Larutan NaOH

Jayan Adhi Wiguna, Fajril Akbar, Ida Zahrina

Sintesis dan Analisis Spektra IR, Difraktogram XRD, SEM pada Material Katalis Berbahan Ni/zeolit Alam Teraktivasi dengan Metode Impregnasi

PREPARATION OF Ni-Mo/MORDENITE CATALYSTS UNDER THE VARIATION OF Mo/Ni RATIO AND THEIR CHARACTERIZATIONS FOR STEARIC ACID CONVERSION

AKTIVASI ABU LAYANG BATUBARA DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN TIMBAL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING

Sintesis Biogasoline dari CPO Melalui Reaksi Perengkahan Katalitik pada Fasa Gas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA)

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pemenuhan energi semakin meningkat seiring dengan

PEMBUATAN ZEOLIT Y DAN USY UNTUK KOMPONEN AKTIF KATALIS PERENGKAHAN

4 Hasil dan Pembahasan

Sintesis ZSM-5 Mesopori menggunakan Prekursor Zeolit Nanocluster : Pengaruh Waktu Hidrotermal

Sintesis Zeolit 4A dari Fly Ash Sawit Dengan Variasi Waktu Pengadukan dan Waktu Pemanasan Gel

I. PENDAHULUAN. Salah satu tantangan besar yang dihadapi secara global dewasa ini adalah krisis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

Diterima tanggal 19 September 1998, disetujui untuk dipublikasikan 5 April 1999

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi sampel dan

SINTESIS METIL AMINA FASA CAIR DARI AMONIAK DAN METANOL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

KONVERSI CASHEW NUT SHELL LIQUID (CNSL) DARI KULIT BIJI METE MENJADI FRAKSI BAHAN BAKAR CAIR MELALUI PROSES CATALYTIC HYDROCRACKING

PENGARUH PERLAKUAN HIDROTERMAL TERHADAP KOMPOSISI MINERAL PENYUSUN ZEOLIT ALAM Taslimah, Tono Eko Prayitno, Muharom, Damin Sumardjo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging

ZAHRA NURI NADA YUDHO JATI PRASETYO

PERENGKAHAN PRODUK CAIR BATUBARA DENGAN KATALIS NI/ZEOLIT

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

Instructor s Background

OPTIMASI REAKSI PERENGKAHAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT/NIKEL

ARTIKEL ILMIAH. Oleh Lisa Purnama A1C112014

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi.

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

MODIFIKASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS MELALUI PENGEMBANAN LOGAM TEMBAGA

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

Sunardi 1, Kholifatu Rosyidah 1 dan Toto Betty Octaviana 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Pengaruh Waktu Sonikasi terhadap Konduktivitas Listrik Zeolit Berbahan Abu Dasar Batubara Menggunakan Metode Peleburan Alkali Hidrotermal

PEMBUATAN KATALIS HZSM-5 DENGAN IMPREGNASI LOGAM PALLADIUM UNTUK PERENGKAHAN MINYAK SAWIT

REAKSI AMOKSIMASI SIKLOHEKSANON MENGGUNAKAN KATALIS Ag/TS-1

PERENGKAHAN KATALITIK MINYAK JELANTAH UNTUK MENGHASILKAN BIOFUEL MENGGUNAKAN KATALIS NI- MO/ZEOLIT

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi meningkat seiring dengan meningkatnya perkembangan

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA

PENGGUNAAN ZEOLIT ALAM TERDEALUMINASI SEBAGAI ADSORBEN SENYAWA AROMATIK. Sriatun, Adi Darmawan

Iis Siti Jahro*, Siska Winti Aprilla, Jihan Purnama. FMIPA, Unimed, Medan * ABSTRACT

KIMIA FISIKA (Kode : C-11) PEMECAHAN BERKATALIS (CATALYTIC CRACKING) DARI MINYAK SAWIT MENJADI BAHAN BAKAR PENGGANTI

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KATALIS CU/ZEOLIT DENGAN METODE PRESIPITASI

BAB III METODE PENELITIAN

AKTIVITAS DAN SELEKTIVITAS KATALIS Sn, Pd DAN Sn-Pd BERPENDUKUNG ZEOLIT NaA YANG DISINTESIS DARI SEKAM PADI PADA REAKSI DENITRIFIKASI

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

3 Percobaan. Peralatan yang digunakan untuk sintesis, karakterisasi, dan uji aktivitas katalis beserta spesifikasinya ditampilkan pada Tabel 3.1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

(in CATALYST TECHNOLOGY Lecture ) Instructor: Dr. Istadi.

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X PEMAKAIAN MICROWAVE UNTUK OPTIMASI PEMBUATAN ZEOLIT SINTETIS DARI ABU SEKAM PADI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Hidrorengkah Aspal Buton dengan Katalisator Ni/Mo dengan Kapasitas 90,000 Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

PENGARUH SIFAT KEASAMAN KATALIS ZOLITE Y PADA PROSES KONVERSI LIMBAH PLASTIK MENJADI BAHAN BAKAR CAIR

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Cation Exchange Capacity of Zeolite X from Bagasse Ash against Magnesium(II)

ISSN No Media Bina Ilmiah 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin

kimia MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran

Transkripsi:

15 PERENGKAHAN FRAKSI BERAT MINYAK BUMI MENGGUNAKAN Ni-H-FAUJASIT DARI ABU LAYANG BATU BARA Hydrocracking of Heavy Fraction Petroleum using Ni-H-Faujasite Synthesized from Coal Fly Ash Sunardi Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru, Kalimantan Selatan 7714 sunardi_unlam@yahoo.co.id ABSTRAK Telah dilakukan reaksi perengkahan fraksi berat minyak bumi dengan titik didih 15-3 o C menggunakan katalis Ni-H-Faujasit dari abu layang batubara. Pembuatan katalis meliputi sintesis faujasit dari abu layang, pembentukan H-Faujasit serta pengembanan logam nikel ke dalam faujasit. Uji aktivitas katalis dilakukan pada proses perengkahan fraksi berat minyak bumi. Hasil perengkahan fasa cair dikarakterisasi menggunakan kromatografi gas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses amoniasi dan pengembanan logam nikel menyebabkan kerusakan struktur faujasit. Hasil uji aktivitas katalis Ni-H-Faujasit untuk reaksi perengkahan fraksi minyak bumi menunjukkan bahwa katalis dalam bentuk H-Faujasit mempunyai aktivitas perengkahan yang lebih besar dibanding perengkahan termal dan peningkatan kandungan logam nikel teremban kurang dominan peranannya dalam meningkatkan aktivitas perengkahan katalis Ni-H-Faujasit dari abu layang. Kata kunci: H-Faujasit, perengkahan, abu layang ABSTRACT Hydrocracking process of heavy fraction petroleum with boiling point 15-3 o C with Ni-H-Faujasite from coal fly ash has been conducted. The preparations of catalyst consist of faujasite synthesis from fly ash, the forming of H-Faujasite and loading of nickel metal. The catalytic activity test was done on the hydrocracking process of petroleum fraction. The yielded liquid phase was analyzed by gas chromatography method. The study showed that the increase of nickel nitrate solution concentration decreased the catalyst crystallinity. The result of catalytic cracking of the petroleum fraction with boiling point in the 15-3 o C showed that the Ni- H-Faujasite had higher activity than thermal cracking. The result of catalytic cracking also showed that the increase of nickel content in catalyst was not so dominant in increasing the catalytic activity of catalysts. Keywords: H-Faujasit, hydrocracking, fly ash

16 PENDAHULUAN Sampai saat ini kebutuhan dunia terhadap bahan bakar minyak bumi semakin meningkat akan tetapi produksinya semakin turun karena keterbatasan sumber minyak bumi yang ada. Salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut adalah memproduksi minyak bumi dengan cara memanfaatkan fraksi berat dan residu minyak bumi yang merupakan sisa dari proses destilasi minyak bumi. Minyak bumi fraksi berat dan residu merupakan hidrokarbon rantai panjang yang komplek dengan kandungan sulfur, nitrogren dan logam berat yang cukup tinggi (Rana et al., 28) Minyak bumi fraksi ringan untuk bahan bakar dapat diperoleh dari fraksi berat dan residu minyak bumi dengan reaksi perengkahan termal dan perengkahan terkatalisis. Perengkahan termal kurang ekonomis karena bekerja pada suhu dan tekanan tinggi sedangkan reaksi perengkahan terkatalisis secara umum merupakan reaksi yang dikatalisis oleh permukaan asam dan logam dari katalis melalui tahap pembentukan intermediet, ion karbonium. Reaksi konversi minyak bumi fraksi berat menjadi fraksi ringan dapat dilakukan dengan bantuan katalis oksida logam yang didukung oleh zeolit (Mann et al., 1988). Keberadaan zeolit sebagai material pendukung cukup efektif karena sifat zeolit yang mampu memberikan situs asam yang bermanfaat pada proses katalisis (Corma, 23). Abu layang merupakan limbah sisa pembakaran batu bara yang mengandung oksida-oksida logam dengan komponen utama SiO 2 dan Al 2O 3, dimana hal tersebut menunjukkan adanya kemiripan komponen kimia antara abu layang dengan zeolit. Adanya kemiripan tersebut telah mendorong para peneliti untuk memanfaatkan abu layang sebagai bahan dasar sintesis zeolit. Zeolit merupakan material yang tersusun dari kerangka silikat, aluminat dan kation yang menetralkannya. Struktur yang berongga dan luas permukaan yang besar menyebabkan material ini banyak dipakai pada beberapa bidang aplikasi seperti penukar ion, saringan molekul, adsorben, media kromatografi dan katalis atau pengemban katalis ( Hamdan, 1992 ). Zeolit tipe H-Faujasit telah berhasil disintesis dari abu layang batu bara melalui proses hidrotermal yang dilanjutkan dengan proses amoniasi menggunakan ammonium nitrat dan uji adsorpsi terhadap logam nikel (Sunardi, 21). Pembentukan H-Faujasit dalam hal ini berperan untuk meningkatkan jumlah situs keasaman dari zeolit yang dihasilkan Sains dan Terapan Kimia, Vol.5, No. 1 (Januari 211), 15-25

17 sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan adsorpsi dan aktivitas katalis. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dalam penelitian ini dipelajari penggunaan Ni-H-Faujasit untuk katalis dan pengemban katalis dalam proses perengkahan minyak bumi fraksi berat dengan titik didih antara 15-3 o C. Pada penelitian ini variabel kajian akan ditekankan pada selektivitas dan kemampuan konversi katalis dalam reaksi perengkahan minyak bumi fraksi berat menjadi fraksi ringan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat utama yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain autoklaf, hot plate stirrer, seker penukar ion, satu set alat kalsinasi dan satu set reaktor perengkahan. Alat yang dipergunakan untuk analisis meliputi spektrometer sinar X (Shimadzu XD-3H) dan kromatografi gas (Hitachi 263-5). Beberapa bahan utama yang digunakan antara lain abu layang batu bara, minyak bumi fraksi berat (titik didih 15-3 C), NaOH (E.Merck), NH 4NO 3 (E.Merck) dan Ni(NO 3) 2.6H 2O (E.Merck). Sintesis Faujasit dari Abu Layang Sintesis faujasit dilakukan berdasarkan metode hidrotermal yang dilakukan oleh Yulianto (2). Sebanyak 1 gram abu layang dan 14 gram NaOH dilebur pada suhu 55 o C selama 6 menit. Hasil peleburan ditambah 1 ml akuades dan diaduk selama 12 jam dan dihidrotermal pada temperatur 9 o C selama 72 jam. Fasa padat hasil reaksi hidrotermal dipisahkan, dinetralkan dengan akuades dan dikeringkan pada suhu 9-1 o C. Analisis perubahan struktur H-Faujasit dilakukan menggunakan difraktometer sinar-x. Sintesis Ni-H-Faujasit Bentuk H-Faujasit dibuat dari faujasit hasil sintetis dari abu layang yang direndam ke dalam larutan NH 4NO 3 1 M dan dimasukkan ke dalam botol seker penukar ion lalu diputar selama 24 jam. Hasil dari proses tersebut dicuci dengan akuades hingga diperoleh filtrat yang mempunyai ph netral. Padatan hasil dikeringkan pada temperatur 125 o C selama 6 jam dan kemudian dikalsinasi pada temperatur 3 o C selama 4 jam untuk menghilangkan gas NH 3 sehingga diperoleh bentuk H-Faujasit. H-Faujasit yang diperoleh kemudian dilakukan pengembanan ion nikel melalui metode pertukaran ion dengan variasi konsentrasi larutan nikel nitrat,5;,1 dan,15 M

18 selama 24 jam. Padatan yang diperoleh dicuci dan dikeringkan pada temperatur 125 o C. Kemudian dilakukan aktivasi katalis melalui proses kalsinasi, oksidasi dan reduksi masing-masing dengan mengalirkan gas N 2, O 2 dan H 2 pada temperatur 45 o C selama 5 jam dengan laju alir 1 ml/menit. Proses Perengkahan Minyak Bumi Fraksi Berat. Uji aktivitas katalis abu layang termodifikasi dilakukan untuk proses perengkahan senyawa-senyawa komponen minyak bumi pada fraksi berat dengan titik didih 15-3 o C menggunakan set reaktor perengkahan. Sebanyak 4 gram fraksi berat minyak bumi dimasukkan kedalam reaktor, kemudian 2 gram katalis bentuk pelet ditempatkan pada tempat katalis lalu dimasukkan ke dalam reaktor. Proses perengkahan dilakukan pada temperatur 3-32 o C selama 45 menit dengan mengalirkan gas hidrogen dengan laju alir 1ml/menit. Hasil perengkahan fraksi cair dianalisis dengan menggunakan kromatografi gas. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa untuk mempelajari pengaruh pertukaran ion terhadap kristalinitas pengemban katalis dilakukan dengan metode difraksi sinar X. Pola difraktogram sinar X untuk mengetahui tingkat kerusakkan setiap katalis H-Faujasit setelah pertukaran ion dengan logam nikel dapat diamati pada gambar 1. Gambar 1 menunjukkan bahwa kerusakan kristal pengemban katalis semakin tinggi dengan bertambahnya konsentrasi larutan nikel nitrat, atau dengan kata lain kenaikkan kandungan nikel dalam katalis akan diikuti oleh kenaikkan kerusakkan struktur kristal katalis pengemban. Kerusakkan struktur akibat pertukaran ion nikel bergantung terhadap jumlah ion nikel yang dapat masuk ke dalam faujasit tersebut. Uji aktivitas katalis dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan katalis yang ada dalam mengubah reaktan menjadi produk yang diinginkan. Reaktan atau umpan yang dipergunakan adalah fraksi berat minyak bumi yang mempunyai rentang titik didih 15-3 o C, yaitu fraksi minyak bumi yang memiliki rantai karbon C 11-C 25. Reaksi perengkahan dilaksanakan dengan waktu dan temperatur yang sama, yaitu selama 45 menit dan pada temperatur sekitar 3 o C, analisis terhadap produk fasa cair hasil perengkahan dilakukan dengan kromatografi gas. Uji aktivitas dari masing-masing katalis dilakukan dengan membandingkan antara kromatogram Sains dan Terapan Kimia, Vol.5, No. 1 (Januari 211), 15-25

19 fraksi minyak bumi dengan kromatogram hasil perengkahan. Besarnya aktivitas katalis dinyatakan sebagai besaran konversi dan selektifitas individu. Konversi individu dinyatakan sebagai prosentase berkurangnya suatu komponen hasil katalisis terhadap komponen mulamula. Sedangkan selektifitas individu dinyatakan sebagai besaran yang menggambarkan prosentase penguatan suatu komponen hasil katalisis ataupun prosentase pembentukan komponen baru dalam produk (Arroyo et al., 2). Pembentukan H-Faujasit bertujuan untuk meningkatkan keasaman katalis yang diperoleh. Peningkatan keasaman pada katalis diharapkan akan menambah jumlah situs aktif pada permukaan katalis, sehingga akan meningkatkan aktivitas katalis dalam perengkahan minyak bumi. Kurva konversi individu hasil perengkahan dengan menggunakan katalis bentuk H-Faujasit dengan Kurva selektifitas individu untuk katalis H-Faujasit menunjukan pola selektifitas yang cenderung sama untuk keempat katalis dengan variasi konsentrasi larutan nikel nitrat variasi konsentrasi nikel nitrat menunjukan perengkahan umpan mulai terjadi pada waktu retensi sekitar 23 menit dan mengalami kenaikan prosentase konversi dengan naiknya waktu retensi (Gambar 2). Pada kurva konversi individu katalis H- Faujasit terlihat bahwa keempat katalis tidak memperlihatkan pola kecenderungan tertentu yang berhubungan dengan kenaikan kandungan nikel dalam katalis. Kenaikan kandungan nikel pada katalis kurang signifikan pengaruhnya terhadap aktivitas konversi minyak bumi. Hal tersebut diperkirakan aktivitas katalis tidak hanya dipengaruhi oleh faktor keasaman dan kandungan nikel saja, namun terdapat faktor lain yang juga berpengaruh antara lain adalah struktur kristal pengemban. Proses amoniasi menyebabkan terjadinya kerusakan struktur faujasit yang cukup besar, sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap aktivitas katalis. (Gambar 3). Selektifitas terjadi pada waktu retensi 15 sampai 27 menit dengan prosentase selektifitas terbesar pada waktu retensi sekitar 2 menit.

2 12 Konversi Individu (%) Konversi individu (%) Konversi Individu (%) Gambar 1. Difraktogram sinar-x Ni-H-Faujasit 12 Ni-H-Fau,15 12 H-Fau 1 1 8 8 6 6 4 4 2 2 1 2 3 4 1 2 3 4 Ni-H-Fau,1 12 Ni-H-Fau,5 1 8 6 Konversi Individu (%) 1 8 6 4 4 2 2 1 2 3 4 Waktu 1 Retensi 2 (menit) 3 4 Gambar 2. Kurva konversi individu hasil perengkahan dengan katalis H- faujasit Sains dan Terapan Kimia, Vol.5, No. 1 (Januari 211), 15-25

Selektifitas individu (%) Selektifitas individu (%) Selektifitas individu (%) Selektifitas individu (%) 21 25 H-Fau 25 Ni-H-Fau,5 2 2 15 15 1 1 5 5 1 2 3 4 1 2 3 4 25 Ni-H-Fau,1 25 Ni-H-Fau,15 2 2 15 15 1 1 5 5 Waktu 1 Retensi 2 (menit) 3 4 1 2 3 4 Gambar 3. Kurva selektifitas individu hasil perengkahan dengan katalis H-Faujasit Pengaruh kenaikan kandungan logam nikel dalam katalis juga belum dapat diamati berdasarkan kurva selektifitas individu tersebut, karena diperkirakan kerusakan struktur pada pengemban juga akan berpengaruh terhadap selektifitas perengkahan yang terjadi. Namun pada penelitian ini belum dapat dijelaskan sejauh mana pengaruh kerusakan kristal tersebut terhadap aktivitas katalis. Katalis tersebut mampu melakukan perengkahan terhadap molekulmolekul hidrokarbon dengan jumlah atom C besar menjadi molekulmolekul yang lebih kecil. Hal tersebut ditandai dengan terjadinya konversi pada waktu retensi 24 menit ke atas meskipun perengkahan tersebut diperkirakan masih disertai dengan reaksi isomerisasi yang ditandai dengan bertambahnya jumlah fraksi

22 dengan waktu retensi 24 menit ke atas pada kurva selektifitas individu. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa kenaikan konsentrasi larutan prekursor nikel nitrat pada katalis H- Faujasit belum memegang peranan dominan dalam meningkatkan konversi dan selektifitas individu. Pada penelitian ini dilakukan reaksi perengkahan termal pada sampel umpan minyak bumi yang sama sebagai pembanding terhadap aktivitas perengkahan terkatalisis, dimana pada reaksi perengkahan termal faktor yang dominan adalah temperatur. Kurva konversi individu hasil perengkahan termal pada gambar 4 menunjukan fenomena yang berbeda dengan yang terjadi pada reaksi perengkahan menggunakan katalis (perengkahan katalitik). Gambar 4 menunjukkan bahwa pada perengkahan termal konversi umpan minyak bumi terjadi pada waktu retensi 18 sampai 24 menit dengan kecenderungan prosentase konversi individu yang semakin kecil dengan naiknya waktu retensi. Data tersebut menunjukan berkurangnya jumlah hidrokarbon yang memiliki rantai C relatif kecil akibat reaksi yang terjadi. Kurva selektifitas individu hasil perengkahan secara termal menunjukan fenomena berbeda dengan selektifitas individu reaksi terkatalisis. Untuk reaksi perengkahan secara termal, selektifitas individu terjadi pada waktu retensi yang relatif tinggi yaitu sekitar 22 menit ke atas. Prosentase selektifitas yang terjadi relatif tinggi, mencapai maksimum pada waktu retensi sekitar 25 menit dengan prosentase mencapai 2%. Hal tersebut menunjukkan bahwa reaksi perengkahan secara termal pada temperatur 3 o C menghasilkan produk fraksi hidrokarbon dengan jumlah atom C lebih besar. Produk tersebut diperkirakan berasal dari reaksi polimerisasi fraksi hidrokarbon dengan jumlah atom C yang lebih kecil yang ditandai dengan pengurangan puncak pada fraksi tersebut. Reaksi perengkahan secara termal mempunyai aktivitas yang rendah, karena tidak adanya senyawa sebagai pendonor hidrogen yang berperan penting dalam tahap inisiasi untuk pembentukan ion karbonium. Pada reaksi secara termal akan terbentuk radikal bebas yang sangat reaktif, dimana radikal bebas tersebut dapat bereaksi lebih lanjut dengan radikal bebas lain atau molekul lain menjadi molekul yang lebih stabil (March, 199). Reaksi polimerisasi terjadi saat terjadi reaksi antar radikal bebas atau radikal bebas dengan molekul karbon yang mempunyai ikatan rangkap sehingga menghasilkan produk dengan jumlah atom C lebih besar. Sains dan Terapan Kimia, Vol.5, No. 1 (Januari 211), 15-25

Konversi Individu (%) Selektifitas individu (%) 23 12 25 1 2 8 15 6 1 4 2 5 1 2 3 4 1 2 3 4 (a) Gambar 4. Kurva konversi individu (a) dan selektifitas individu (b) hasil perengkahan termal. (b) Data reaksi perengkahan dari keempat katalis H-Faujait menunjukkan bahwa hampir semua katalis memiliki pola konversi dan selektifitas individu yang cenderung sama kecuali pada reaksi perengkahan secara termal. Pada reaksi perengkahan terkatalisis, ratarata terjadi konversi individu pada waktu retensi di atas 24 menit, yang mengakibatkan pertambahan puncak pada waktu retensi yang lebih pendek. Hal tersebut menunjukan terjadinya reaksi perengkahan hidrokarbon dengan jumlah atom C besar menjadi hidrokarbon dengan jumlah atom C yang lebih kecil. Bila dibandingkan dengan reaksi termal tanpa katalis, maka kehadiran katalis faujasit dari abu layang untuk perengkahan minyak bumi Minas pada temperatur 3 o C cukup efektif untuk mendorong terjadinya reaksi perengkahan minyak bumi fraksi berat tersebut. Analisis terhadap aktivitas masing-masing katalis H-Faujasit dari abu layang dalam mengkonversi fraksi berat minyak bumi dilakukan dengan membandingkan komposisi akhir produk yang terbentuk pada setiap reaksi perengkahan yang dilakukan. Pada tabel 1 ditampilkan data produk hasil uji aktivitas katalis pada fasa cair (C 5-C 25) dari setiap reaksi perengkahan berdasarkan data kromatografi gas. Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa untuk reaksi perengkahan terkatalisis Ni-H-Faujasit dari abu layang akan mengurangi jumlah fraksi berat minyak bumi terutama pada fraksi minyak gas berat (C 18-C 25) membentuk fraksi-fraksi yang lebih pendek, meskipun selektifitas

24 pembentukan fraksi bensin (C 5-C 1) dan kerosin (C 11-C 12) masih relatif rendah dan cenderung sama untuk setiap katalis. Kondisi tersebut berbeda dengan reaki perengkahan secara termal, di mana pada reaksi termal tanpa katalis ini terjadi pengurangan fraksi kerosin (C 11-C 12) dan terjadi pertambahan fraksi minyak gas berat (C 18-C 25) pada produk yang diperoleh. Dalam reaksi termal pada temperatur 3 o C, reaksi polimerisasi yang terjadi cenderung lebih dominan daripada reaksi perengkahan sehingga pada akhir reaksi dihasilkan sedikit fraksi cair dengan jumlah atom C rendah. Informasi dari tabel 1. menunjukkan bahwa jumlah fraksi minyak gas berat relatif kecil setelah mengalami perengkahan terkatalisis H-Faujasit. Data tersebut menunjukan bahwa proses pembentukan H- Faujasit cenderung akan meningkatkan aktivitas katalis dalam merengkah fraksi berat minyak bumi terutama pada fraksi minyak gas berat (C 18-C 25). Hal tersebut dikarenakan dengan adanya peningkatan situs asam Bronsted berarti terjadi pula peningkatan pendonor hidrogen sehingga pada reaksi yang terjadi akan terdapat peningkatan jumlah hidrokarbon umpan yang dapat berinteraksi dengan katalis. Semakin banyak umpan yang dapat berinteraksi dengan katalis tersebut menyebabkan reaksi perengkahan yang terjadi akan semakin efektif sehingga persen perengkahan fraksi C 18-C 25 semakin besar. Secara teoritis adanya kenaikan kandungan ion logam dalam pengemban juga akan meningkatkan jumlah situs aktif dalam katalis sehingga diharapkan aktivitas katalis yang diperoleh semakin meningkat. Dari tabel 1. tersebut ternyata belum nampak hubungan yang positif antara kenaikan kandungan ion nikel teremban dengan peningkatan aktivitas perengkahan fraksi C 18-C 25 baik untuk bentuk katalis H-Faujasit.. Tabel 1. Komposisi produk fraksi cair minyak bumi hasil perengkahan (%) Fraksi Cair Minyak Bumi (%) Jenis Katalis Bensin (C 5 C 1) Kerosin (C 11 C 12) Minyak Gas (C 13 C 17) Minyak Gas Berat (C 18 C 25) Minyak Bumi 5,83 82,91 11,26 Termal 1,7 82,73 15,57 H-Fau,69 5,98 87,17 6,16 Ni-H-Fau,5 5,68 9,75 81,59 2,98 Ni-H-Fau,1 2,5 7,78 83,6 6,66 Ni-H-Fau,15 1, 9,29 84,49 5,22 Sains dan Terapan Kimia, Vol.5, No. 1 (Januari 211), 15-25

25 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di depan dapat disimpulkan bahwa reaksi perengkahan minyak bumi fraksi berat menggunakan katalis Ni- H-Faujasit menunjukkan hasil konversi total dan selektivitas individu yang lebih baik dibanding reaksi perengkahan termal sedangkan jumlah nikel teremban belum menunjukkan perbedaan yang signifikan pada proses katalisis menggunakan Ni-H-Faujasit DAFTAR PUSTAKA Arroyo, J.A.M., Marten, G.G., Froment, G.F., Marin, G.B., Jacobs, P.A., and Marten, J.A., 2, Hydrocracking and Isomerization of n-paraffin mixtures and a gasoil on Pt/ZSM-22: confirmation of pore mouth and keylock catalysis in liquid phase, App. Catal. A: General., 192, 9-22 Corma, A, 23, State of the art and future challenges of zeolites as catalysts, J. Catal. 216: 298 312 Mann, R.S., Sambi, I.S., and Khulbe, K.C., 1988, Hydrofining of heavy gas oil on zeolite-alumina supported nickel-molybdenum catalyst, Ind. Eng. Chem. Res. 27:1788 1792. March, J., 199, Advanced Organic Chemistry, Reactions, Mechanisms and Structure, Fourth Edition, John Wiley and Sons, New York. Rana, M.S., Ancheyta, J., Maity, S.K., and Rayo, P., 28, Heavy crude oil hydroprocessing: A zeolite-based CoMo catalyst and its spent catalyst characterization, Catalysis Today 13 : 411 42 Sunardi, 21, Adsorpsi Logam Nikel dan Analisis Kristalinitas H-Faujasit dari Abu Layang Batubara, FLUX, Vol.V, No. 2 Yulianto, I., 2, Pengaruh Peleburan dengan Natrium Hidroksida pada Sintesis Faujasit dari Abu Layang, Skripsi, F.MIPA UGM, Yogyakarta Hamdan, H, 1992, Introduction to Zeolites Synthesis, Characterization and Modification, First Edition, University Teknologi Malaysia, Kualalumpur