BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton )

dokumen-dokumen yang mirip
Baja : Tipe 6 x Fibre Core

BAB I PENDAHULUAN. Sistem alat angkat Elevator Barang sangat dibutuhkan pada industri

IV. ANALISA RANCANGAN

BAB II LANDASAN TEORI. Mulai dari jaman kuno sampai jaman pertengahan dan memasuki abad

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

ANALISA KEKUATAN DAN UMUR TALI BAJA KRAN HYDROLIK DENGAN KAPASITAS ANGKAT 25 TON SKRIPSI

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM


MESIN PEMINDAH BAHAN

2.3 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi. Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1. dan z 2

BAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA ELEVATOR BARANG

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

PERANCANGAN ELEVATOR DAN PEMBUATAN PROTOTIPE PENGENDALI OTOMATIS ELEVATOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 8535

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN TOWER CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON, TINGGI ANGKAT 55 METER, RADIUS 60 M, UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT.

MESIN PEMINDAH BAHAN

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB 6 P E G A S M E K A N I S

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN ELEVATOR DENGAN. KAPASITAS 1150 kg

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

PERANCANGAN LIFT PENUMPANG KAPASITAS 1000Kg KECEPATAN 90M/Menit DAN TINGGI TOTAL 80M DENGAN SISTEM KONTROL VVVF

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

PERANCANGAN DAN PENENTUAN JUMLAH KOMPONEN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS ANGKAT 120 TON TINGGI ANGKAT 30 M PADA PROYEK PLTA ASAHAN I

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 120 TON, DAN PERHITUNGAN BAHAN CRANE PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR SKRIPSI

PANJANG PENYALURAN TULANGAN

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. girder silang ( end carriage ) yang menjadi tempat pemasangan roda penjalan.

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC

BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR. 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat pada gambar 4.1 : Gambar 4.1.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

ANALISA TEGANGAN MAKSIMUM WIRE ROPE DAN HOOK PADA OVERHEAD HOISTING CRANE KAPASITAS 7,5 TON

DAFTAR NOTASI. : Tinggi blok tegangan persegi ekuivalen. : Koefisien momen lapangan arah x. : Koefisien momen tumpuan arah y

ANALISA PERHITUNGAN UMUR TALI BAJA PADA MESIN. PENGANGKAT DENGAN TIPE TALI BAJA 6x7. 6x19 DAN 6x37

PERILAKU KOMPONEN STRUKTUR LENTUR PROFIL I BERDASARKAN FORMULA AISC

POROS dengan BEBAN PUNTIR

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

PERANCANGAN SISTEM PENGGERAK KROMATOGRAFI ANULAR

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

MESIN PEMINDAH BAHAN

Analisis Desain Sambungan Balok Kolom Sistem Pracetak Untuk Ruko Tiga Lantai

BAB II TEORI ELEVATOR

BAB IV PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERHITUNGAN ELEVATOR BARANG. gedung.pertama-tama yang harus di hitung adalah spesifikasi teknik.

6. EVALUASI KEKUATAN KOMPONEN

PERENCANAAN SEBUAH TRUCK MOUNTED CRANE UNTUK PEMBANGUNAN PKS YANG BERFUNGSI UNTUK EREKSI DENGAN KAPASITAS ANGKAT ± 10 TON DAN TINGGI ANGKAT ± 15 M

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL

DAFTAR NOTASI. ρ max. Daftar Notasi

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.

Praktikum Total Quality Management

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

PEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON

BAB III INTERFERENSI SEL

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARULITUA SIDAURUK NIM

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak

Perhitungan Struktur Bab IV

M SIN PENGANGKAT PENGANGKA ( o h ist s ing n machi h ne n )

Macam-macam Tegangan dan Lambangnya

PERANCANGAN MEKANISME SPREADER GANTRY CRANE DENGAN KAPASITAS 40 TON DENGAN TINGGI ANGKAT MAKSIMUM 41 METER YANG DIPAKAI DI PELABUHAN LAUT

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

TRANSMISI LIFT KAPASITAS 10 ORANG KECEPATAN 1 METER/DETIK MAKALAH SEMINAR PERANCANGAN MESIN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Mesin pencacah daging merupakan sebuah alat yang berfungsi. menjadi bahan utama pembuatan abon.

BAB VI PERENCANAAN TEKNIS

Perhitungan Transmisi I Untuk transmisi II (2) sampai transmisi 5(V) dapat dilihat pada table 4.1. Diameter jarak bagi lingkaran sementara, d

1.1. Sub Ruang Vektor

KARAKTERISTIK PENGUAT OPERASIONAL

BAB III PERANCANGAN MEKANISME PENGANGKAT

BAB VI POROS DAN PASAK

BAB II LANDASAN TEORI

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

, serta notasi turunan total ρ

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane

hingga akhirnya didapat putaran yang diingikan yaitu 20 rpm.

SAMBUNGAN DALAM STRUKTUR BAJA

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

BAB 3 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM MULTIFASA

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

Transkripsi:

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG 3.1 Perencanaan Beban Total Paa Elevator Barang Q total = Q + WM + WO ( Persamaan 2.1.10 ) Q = Beban kapasitas muatan alam perencanaan ( 1 Ton ) WM WO = Berat sangkar kereta = Berat bobot pengimbang 3.1.1 Perencanaan Berat Sangkar Kereta Paa sangkar elevator barang apat itentukan engan persamaam sebagai berikut : G sangkar = 300 + 100 F untuk Q = 500 kg G sangkar = 300 + 125 F untuk Q = 1000 kg ( Persamaan 2.1.11 ) G sangkar = 300 + 150 F untuk Q = 1500 kg Dengan : F Q = Luas lantai alam m = Kapasitas, alam kg

F ( Luas Sangkar ) = Panjang X Lebar ( Persamaan 2.1.12 ) Panjang sangkar = 1,5 m Lebar sangkar = 1,5 m F ( Luas Sangkar ) = 1,5 m X 1,5 m = 2,25 m 2 Dalam persamaan ipilih sesuai engan kapasitas beban muatan 1 ton G sangkar = 300 + 125 F untuk Q = 1000 kg ( Persamaan 2.1.11 ) G sangkar = 300 + 125. F = 300 + 125. 2,25 = 300 + 281,25 = 581,25 kg Jai iapat WM (berat sangkar / G sangkar aalah ) = 581,25 kg

3.1.2 Perencanaan Berat Bobot Pengimbang Biasanya bobot pengimbang yang itunjukan paa iagram gambar 2.2.10 a, b, c, an ianggap sama engan bobot sangkar itambah 0,4 sampai 0,5 ari muatan maksimum. Sumber referensi gambar : Mesin Pengangkat, Ruenko, N Persamaannya aalah : Gambar 2.2.10 Diagram Bobot Pengimbang G sangkar (WO) = G sangkar + 0,5 Q ( Persamaan 2.1.13 ) G sangkar = 581,25 kg Q (muatan ) = 1000 kg G sangkar (WO) = G sangkar + 0,5 Q = 581,25 kg + 0,5. 1000 kg = 581,25 kg + 500 kg = 1081,25 kg

Jai iapat berat bobot pengimbang (WO) aalah : 1081,25 kg Untuk menentukan beban total paa elevator barang ari persamaan 2.1.10 Q total = Q + WM + WO ( Persamaan 2.1.10 ) Q WM WO = 1000 kg = 581,25 kg = 1081,25 kg Maka beban total paa elevator barang : Q total = Q + WM + WO = 1000 kg + 581,25 kg + 1081,25 kg = 2662,5 kg Jai beban total paa elevator barang aalah 2662,5 kg 3.2 Perencanaan Paa Tegangan Tali Maksimum

Menentukan Tegangan Tali Maksimum Bila Gesekan Diabaikan S = Q total Z η ( Persamaan 2.1.14 ) S = Tegangan tali (kg) Q total = Q + WM + WO = 2662,5 kg Z = Jumlah bagian tali = 4 η = Efisiensi puly system ( 0,94 ) S = S = S = Q total Z η 2662,5 kg 4. 0,95 708,1 kg Jai tegangan tali maksimum yang terjai aalah 708,1 kg

3.3 Perencanaan Menentukan Luas Penampang Tali 3.3.1. Perencanaan Menentukan Luas Penampang Tali Baja Dengan Spesifikasi 6 x19 + 1 FC Dalam perencanaan pemilihan tali baja, aalah engan spesifikasi warington steel 6 x 19 + 1 FC maka alam menentukan luas penampang tali baja maka persamaan yang ipakai aalah persamaan 2.1.6 6 X 19 = 144 + 1 FC A 114 = Ơb K S - X 50.10 7 Dmin ( m 2 ) ( Persamaan 2.1.6 ) Ơb = 160 kg/mm 2 = 16.10 7 kg/m 2 lihat ( Lampiran 1 ) K = Faktor keamanan lihat ( Lampiran 2 ) S = Tarikan paa tali, alam kg = 708,1 kg A = Penampang berguna tali, alam m 2 /min = Ditentukan berasarkan NB ari system puli = 1/23 ( Lampiran 3 )

6 X 19 = 144 + 1 FC A 114 = 16.10 7 5,5 708,1 1 - X 50.10 7 23 6 X 19 = 144 + 1 FC A 114 = 16.10 7 5,5 708,1-50.10 7 23 6 X 19 = 144 + 1 FC A 114 = 708,1 368.10 7 126,5-275.10 7 126,5 6 X 19 = 144 + 1 FC A 114 = 708,1 93.10 7 126,5 6 X 19 = 144 + 1 FC A 114 = 708,1 x 126,5 93.10 7 6 X 19 = 144 + 1 FC A 114 = 9,63.10-5 m 2 = 0,96 cm 2 = 96 mm 2 Jai Luas penampang tali engan spesifikasi 6 x 19 + 1 FC aalah 0,96 cm 2 = 96 mm 2

3.3.2. Perencanaan Menentukan Luas Penampang Tali Baja Paa Tali Baja Dengan Spesifikasi Tiller 6 x 6 x 7 Berasarkan teori tali engan jenis tiller 6 x 6 x 7 (ilarang untuk lift), kita apat menganalisa engan perhitungan menggunakan persamaan 2.1.5 6 x 6 x 7 = 252 A 252 = Ơb K S - X 33,6.10 7 Dmin ( m 2 ) ( Persamaan 2.1.5 ) Ơb = 160 kg/mm 2 = 16.10 7 kg/m2 lihat ( Lampiran 1 ) K = Faktor keamanan lihat ( Lampiran 2 ) S = Tarikan paa tali, alam kg = 708,1 kg A = Penampang berguna tali, alam cm 2 /min = Ditentukan berasarkan NB ari system puli = 1/23 ( Lampiran 3 ) 6 x 6 x 7 = 252 A 252 = 708,1 16.10 7 1 - X 33,6.10 7 5,5 23

6 x 6 x 7 = 252 A 252 = 16.10 7 5,5 708,1-33,6.10 7 23 6 x 6 x 7 = 252 A 252 = 708,1 368.10 7 126,5-184,8.10 7 126,5 6 x 6 x 7 = 252 A 252 = 708,1 183,2.10 7 126,5 6 x 6 x 7 = 252 A 252 = 708,1 x 126,5 183,2. 10 7 6 x 6 x 7 = 252 A 252 = 4,8.10-5 m 2 = 0,48 cm 2 = 48 mm 2

Jai Luas penampang paa tali engan spesifikasi Tiller 6 x 6 x 7 aalah 0,48 cm 2 = 48 mm 2 3.4 Perencanaan Menentukan Diameter Tali 3.4.1 Perencanaan Menentukan Diameter Tali Dengan Spesifikasi 6 x 19 + 1 FC Yaitu engan persamaan 2.1.15. an mencari iameter satu kawat terlbih ahulu engan persamaan 2.1.16 = 1,5 x δ i Dmin 1,5 δ i ( Persamaan 2.1.15 ) A 114 = 6 x 19 x π / 4 x δ 2 δ = 4 x A / 6 x 19 x π ( Persamaan 2.1.16 ) δ A = iameter satu kawat / iameter satu wiyer = Nilai penampang guna tali = 96 mm δ = 4 x A / 6 x 19 x π

δ = 4 x 96 mm 2 / 6 x 19 x 3,14 δ = 384 mm 2 / 114 x 3,14 δ = 384 mm 2 / 357,96 δ = 1,07 mm 2 δ = 1,03 mm aalah 1,03 mm Jai iameter satu kawat / satu wiyer engan spesifikasi 6 x 19 + 1 FC Dengan menapatkan nilai iameter satu kawat maka kita apat menghitung nilai iameter tali baja, engan menggunakan persamaan 2.1.15 = 1,5 x δ i ( Persamaan 2.1.15 ) imana : δ = iameter satu kawat / iameter satu wiyer = 1,03 mm i = Jumlah kawat atau wiyer = 114 = 1,5 x δ i = 1,5 x 1,03 x 114 = 1,5 x 1,03 x 10,67 = 16,4 mm

Jai iameter tali baja engan spesifikasi 6 x 19 + 1 FC yang ipergunakan aalah 16,4 mm engan menggunakan stanar normalisasi i negeri belana holan aalah 17 mm lihat ( Lampiran 4 ) 3.4.2 Perencanaan Menentukan Diameter Tali Dengan Spesifikasi Tiller 6 x 6 x 7 Yaitu engan persamaan 2.1.15. an mencari iameter satu kawat terlbih ahulu engan persamaan 2.1.16 = 1,5 x δ i Dmin 1,5 δ i ( Persamaan 2.1.15 ) A 252 = 6 x 6 x π / 4 x δ 2 δ = 4 x A / 6 x 6 x 7 x π ( Persamaan 2.1.16 ) δ A = iameter satu kawat / iameter satu wiyer = Nilai penampang guna tali = 48 mm δ = 4 x A / 6 x 6 x 7 x π δ = 4 x 48 mm 2 / 6 x 6 x 7 x 3,14

δ = 192 mm 2 / 252 x 3,14 δ = 192 mm 2 / 791,28 δ = 0,24 mm 2 δ = 0,48 mm Jai iameter satu kawat / satu wiyer Dengan Spesifikasi Tiller 6 x 6 x 7 aalah 0,48 mm Dengan menapatkan nilai iameter satu kawat maka kita apat menghitung nilai iameter tali baja, engan menggunakan persamaan 2.1.15 = 1,5 x δ i ( Persamaan 2.1.15 ) imana : δ = iameter satu kawat / iameter satu wiyer = 0,48 mm i = Jumlah kawat atau wiyer = 252 = 1,5 x δ i = 1,5 x 0,48 x 252 = 1,5 x 0,48 x 15,8 = 11,3 mm

Jai iameter tali baja yang ipergunakan paa Tali Dengan Spesifikasi Tiller 6 x 6 x 7 aalah = 11,3 mm. 3.5 Perhitungan Kekuatan Putus Tali Baja 3.5.1 Perhitungan Kekuatan Putus Tali Baja Dengan Spesifikasi 6 x 19 + 1 FC Dengan pemilihan tali baja engan spesifikasi 6 x 19 + 1 FC maka untuk menentukan kekuatan putus tali baja apat ilihat engan persamaan 2.1.19. P 114 = Ơb K S x σb - X 50.10 7 Dmin ( kg) ( Persamaan 2.1.19 ) Ơb = Kekuatan putus bahan kawat tali = 160 kg/mm 2 = 16.10 7 kg/m 2 K = Faktor keamanan tali = 5,5 (Lampiran 2) S = Tarikan paa tali, alam = 708,1 kg /Dmin = Ditentukan berasarkan NB ari system puli = 1/23 (Lampiran 3) P = Kekuatan putus paa penampang total tali

P 114 = 708,1 kg x 16.10 7 kg/m2 16.10 7 kg/m2 1 - - X 50.10 7 5,5 23 ( kg ) P 114 = 368.10 7 126,5 11.329,6. 10 7 275.10 7-126,5 ( kg ) P 114 = 11.329,6. 10 7 ( kg ) 93.10 7 126,5 P 114 = 15.410 ( kg ) Jai kekuatan putus paa tali baja engan spesifikasi 6 x 19 + 1 FC aalah sebesar 15.410 kg 3.5.2 Perhitungan Kekuatan Putus Tali Baja Dengan Spesifikasi Tiller 6 x 6 x 7 Dengan pemilihan tali baja engan spesifikasi 6 x 6 x 7 maka untuk menentukan kekuatan putus tali baja ilihat engan persamaan 2.1.18.

P 252 = Ơb K S x σb - X 33,6.10 7 Dmin ( kg) ( Persamaan 2.1.18 ) Ơb = Kekuatan putus bahan kawat tali = 160 kg/mm 2 = 16.10 7 kg/m 2 K = Faktor keamanan tali = 5,5 (Lampiran 2) S = Tarikan paa tali, alam = 708,1 kg /Dmin = Ditentukan berasarkan NB ari system puli = 1/23 (Lampiran 3) P = Kekuatan putus paa penampang total tali P 252 = 708,1 kg x 16.10 7 kg/m2 16.10 7 kg/m2 1 - X 33,6.10 7 5,5 23 ( kg ) P 252 = 368.10 7 126,5 11.329,6. 10 7 184,8.10 7-126,5 ( kg )

P 252 = 11.329,6. 10 7 183,2.10 7 126,5 ( kg ) P 252 = 7.823 ( kg ) Jai kekuatan putus paa tali baja engan spesifikasi 6 x 6 x 7 aalah sebesar 7.823 kg 3.6 Perhitungan Tegangan Tali Yang Di Izinkan 3.6.1 Perhitungan Tegangan Tali Yang Di Izinkan Paa Tali Baja Dengan Spesifikasi 6 X 19 + 1 Fc Untuk pengecekan terhaap tegangan tarik yang iizinkan sesuai engan persamaan 2.1.23 S = P K ( Persamaan 2.1.23 )

S P = Tarikan paa tali yang iijinkan alam kg = Kekuatan putus tali = 15410 kg K = Faktor keamanan = 5,5 ( Lampiran 2 ) S = 15410 kg 5,5 S = 2.801 kg ( tegangan tali maksimum yang iijinkan ) Jai tegangan tali yang ijinkan engan spesifikasi 6 x 19 + 1 FC aalah 2.801 kg > 708,1 kg ari tegangan tali yang terjai, maka tali beraa alam keaaan yang sangat aman. 3.6.2 Perhitungan Tegangan Tali Yang Di Izinkan Paa Tali Baja Dengan Spesifikasi Tiller 6 x 6 x 7 Untuk pengecekan terhaap tegangan tarik yang iizinkan sesuai engan persamaan 2.1.23 S = P K ( Persamaan 2.1.23 )

S P = Tarikan paa tali yang iijinkan alam kg = Kekuatan putus tali = 7.823 kg K = Faktor keamanan = 5,5 ( Lampiran 2 ) S = S = 7.823 kg 5,5 1.423 kg Jai tegangan tali yang ijinkan engan Spesifikasi Tiller 6 x 6 x 7 aalah 1.423 > 708,1 kg ari tegangan tali yang terjai, maka tali beraa alam keaaan yang cukup aman, karena nilainya lebih besar ari tegangan tali yang terjai 3.7 Perencanaan Perhitungan Umur Tali Baja Paa Tali Baja Dengan Spesifikasi 6 x 19 + 1 Fc Untuk perencanaan analisa perhitungan tali baja paa spesifikasi tali baja 6 x 19 + 1 FC

Dalam menentukan umur tali berhubungan engan jumlah lengkungan tali, an untuk menapatkan secara matematis rumus esain aalah engan menggunakan persamaan 2.1.24, engan mencari nilai m. A = D = m.σ.c.c1.c2 ( Persamaan 2.1.24 ) A = D/ perbaningan iameter rum atau puli engan iameter tali 1/23 ( Lampiran 3 ) m = Faktor yang tergantung paa jumlah lengkungan berulang paa tali z selama perioe keausan sampai tali tersebut rusak. σ = Tegangan tarik sebenarnya paa tali, alam 16.10 7 kg/m 2 = 160 kg/mm 2 = 16000 kg/cm 2 ( Lampiran 1 ) C = Faktor yang memberi karakteristik konstruksi tali an kekuatan tarik maksimum bahan kawat = 0,54 ( Lampiran 5 ) C1 = Faktor tergantung paa tali = 0,97 ( Lampiran 6 ) C2 = Faktor yang menentukan faktor prouksi an operasi tambahan, yang tiak iperhitungakan oleh faktor C an C1 = 1 ( Lampiran 7 )

A = D D = = m.σ.c.c1.c2 m.σ.c.c1.c2 23 = m. 16000. 0,54. 0,97. 1 m = 23 / 160. 0,54. 0,97. 1 m = 23 / 83,08 m = 0,27 Di apat nilai m, faktor yang tergantung paa jumlah lengkungan berulang paa tali z selama perioe keausan sampai tali tersebut rusak, aalah = 0,27 engan penekatan paa nilai (Lampiran 8) = 0,26. 3.8 Perencanaan Menentukan Jumlah Lengkungan Yang Diperbolehkan Paa Spesifikasi 6 x 19 + 1 Fc Untuk menentukan nilai umur tali, maka harus menentukan jumlah lengkungan yang iperbolehkan Z 1, engan perasamaan 2.1.25 Z 1 = a. Z 2. N. β ( Persamaan 2.1.25)

N = Umur tali alarm bulan a = Jumlah siklus kerja rata-rata perbulan = 1000 ( Lampiran 9 ) Z 2 = Jumlah lengkungan berulang per siklus kerja (mengangkat an menurunkan) paa tinggi pengangkatan penuh an lengkungan satu sisi = 4 β = Faktor perubahan aya tahan tali akibat mengangkat muatan lebih renah ari tinggi total an lebih ringan ari muatan penuh = 0,5 ( Lampiran 9 ) Z 1 = Jumlah lengkungan yang iperbolehkan = 300000, ari harga m yang iapat = 0,26 ari ( Lampiran 8 ) N = Z 1 / a. Z 2. β N = 30000 / 1000. 4. 0,5 N = 30000 / 2000 N = 15 Bulan Jai untuk faktor keamanan batas umur alam pemakaian tali baja engan spesifikasi 6 x 19 + 1 FC untuk elevator barang engan kapasitas 1 ton, aalah 15 bulan.

3.9 Perencanaan Perhitungan Umur Tali Baja Paa Tali Baja Dengan Spesifikasi Tiller 6 x 6 x 7 baja 6 x 6 x 7 Untuk perencanaan analisa perhitungan tali baja paa spesifikasi tali Dalam menentukan umur tali berhubungan engan jumlah lengkungan tali, an untuk menapatkan secara matematis rumus esain aalah engan menggunakan persamaan 2.1.24, engan mencari nilai m. A = D = m.σ.c.c1.c2 ( Persamaan 2.1.24 ) A = D/ perbaningan iameter rum atau puli engan iameter tali 1/23 ( Lampiran 3 ) m = Faktor yang tergantung paa jumlah lengkungan berulang paa tali z selama perioe keausan sampai tali tersebut rusak. σ = Tegangan tarik sebenarnya paa tali, alam 16.10 7 kg/m 2 = 160 kg/mm 2 = 16000 kg/cm 2 ( Lampiran 1 )

C = Faktor yang memberi karakteristik konstruksi tali an kekuatan tarik maksimum bahan kawat = 1,04 ( Lampiran 5 ) C1 = Faktor tergantung paa tali = 0,93 ( Lampiran 6 ) C2 = Faktor yang menentukan faktor prouksi an operasi tambahan, yang tiak iperhitungakan oleh faktor C an C1 = 1 ( Lampiran 7 ) A = D D = = m.σ.c.c1.c2 m.σ.c.c1.c2 23 = m. 16000. 1.04. 0,97. 1 m = 23 / 160. 1,04. 0,93. 1 m = 23 / 83,08 m = 0,14 Di apat nilai m, faktor yang tergantung paa jumlah lengkungan berulang paa tali z selama perioe keausan sampai tali tersebut rusak, aalah = 0,14 < engan penekatan paa nilai (Lampiran 8) = 0,26.

4.0 Perencanaan Menentukan Jumlah Lengkungan Yang Diperbolehkan Paa Spesifikasi Tiller 6 x 6 x 7 Untuk menentukan nilai umur tali, maka harus menentukan jumlah lengkungan yang iperbolehkan Z 1, engan perasamaan 2.1.25 Z 1 = a. Z 2. N. β ( Persamaan 2.1.25) N = Umur tali alarm bulan a = Jumlah siklus kerja rata-rata perbulan = 1000 ( Lampiran 9 ) Z 2 = Jumlah lengkungan berulang per siklus kerja (mengangkat an menurunkan) paa tinggi pengangkatan penuh an lengkungan satu sisi = 4 β = Faktor perubahan aya tahan tali akibat mengangkat muatan lebih renah ari tinggi total an lebih ringan ari muatan penuh = 0,5 ( Lampiran 9 ) Z 1 = Jumlah lengkungan yang iperbolehkan i asumsikan 16000 ari harga rata-rata perbaningan nilai m an z alam ribuan ( Lampiran 8 )

N = Z 1 / a. Z 2. β N = 16.000 / 1000. 4. 0,5 N = 16000 / 2000 N = 8 Bulan Jai untuk faktor keamanan batas umur alam pemakaian tali baja engan spesifikasi 6 x 6 x 7 untuk elevator barang engan kapasitas 1 ton, aalah 8 bulan.

TABEL PERBANDINGAN PEMILIHAN TALI BAJA KEBUTUHAN KONSTRUKSI TALI Seal 6 x 19 + 1 FC Tiller 6 x 6 x 7 Konstruksi bahan tali 6 Stran, 19 Steel Wire, 1 inti serat sisal (fibre core) 6 Main Stran, 7 stran, 6 Steel Wire Jenis bahan tali Dilengkapi inti serat sisal atau serat sintetis Tiak ilengkapi kawat sisal atau serat sintetis Diameter wire δ = 1,03 mm δ = 0,48 mm Diameter Tali = 16,4 mm = 11,3 mm Beban muatan 1 Ton 1 Ton Berat sangkar 581,25 kg 581,25 kg Berat bobot pengimbang 1081,25 kg 1081,25 kg Berat beban total 2662,5 kg 2662,5 kg Kekuatan putus bahan kawat tali 16.10 7 kg/m2 16.10 7 kg/m2 Faktor keamanan tali 5,5 5,5 Tegangan tali maksimum 708,1 kg 708,1 kg Kekuatan putus tali baja 15.410 kg 7.823kg Tegangan tali yang i ijinkan 2.801 kg 1423 kg Analisa umur tali 15 Bulan 8 Bulan