SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN LAS ALUMINIUM 6061 HASIL FRICTION WELDING ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH WAKTU GESEK FRICTION WELDING TERHADAP KARAKTERISASI BAJA AISI 1045 DENGAN SUDUT CHAMFER 15 o ABSTRACT

PENGARUH VARIASI BENTUK PERMUKAAN FORGING SAMBUNGAN LAS GESEK ROTARY TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA MILD STEEL. Abstract

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 1 Tahun 2012 : ISSN X

PENGARUH KECEPATAN PUTAR TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN ALUMINIUM 1XXX DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING. Tri Angga Prasetyo ( )

Kekuatan Puntir dan Porositas Hasil Sambungan Las Gesek AlMg-Si dengan Variasi Chamfer dan Gaya Tekan Akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Eksperimen Pengaruh Durasi Gesek, Tekanan Gesek Dan Tekanan Tempa Pengelasan Gesek (FW) Terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Pada Baja Aisi 1045

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

Gambar 4.1. Hasil pengelasan gesek.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PROFIL PIN DAN TEMPERATUR PREHEATING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN MATERIAL AA5052-H32 FRICTION STIR WELDING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penyambungan Aluminium 6061 T6 dengan Metode CDFW. Gambar 4.1 Hasil Sambungan

PENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

PENGARUH KECEPATAN SPINDLE DAN FEED RATE TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LAS TIPE FRICTION STIR WELDING UNTUK ALUMINIUM SERI 1100 DENGAN TEBAL 2 MM

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh : SUPRIYADI NIM. I

KUALITAS REPAIR WELDING MENGGUNAKAN METODE PENGELASAN TIG DENGAN PERLAKUAN PREHEATING DAN POST WELD HEAT TREATMENT PADA CAST WHEEL ALUMINIUM

STUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU AGING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR KOMPOSIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Oleh : Dwi Agus Santoso

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DURASI GESEK, TEKANAN GESEK DAN TEKANAN TEMPA TERHADAP IMPACT STRENGTH SAMBUNGAN LASAN GESEK LANGSUNG PADA BAJA KARBON AISI 1045

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract

Aryo Cahyo T 1, Budi Agung K, ST, M.Sc 2, Ir Rochman Rochiem, M.Sc 2

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS PENGELASAN ASTM A790 DAN ASTM A106 Gr. B HASIL PROSES PENGELASAN GTAW YANG DIAPLIKASIKAN PADA PIPA GEOTHERMAL

Gambar 4.1 Penampang luar pipa elbow

PENGARUH PENAMBAHAN Mg DAN PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SiO 2

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

BAB IV DATA DAN ANALISA

PENGARUH WAKTU DAN JARAK TITIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP KEKUATAN GESER HASIL SAMBUNGAN LAS

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

ANALISA KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 6110

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

ANALISA PENGARUH KONDUKTIVITAS TERMAL BACKING PLATE TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK SAMBUNGAN FRICTION STIR SPOT WELDING AA 5052-H32

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

BAB I PENDAHULUAN. penting pada proses penyambungan logam. Pada hakekatnya. diantara material yang disambungkan. Ini biasanya dilakukan

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Pengelasan Gesek Baja Tahan Karat Austenitik AISI 304

PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN PELAT AA5083 PADA PROSES FRICTION STIR WELDING

Studi Komparasi Sambungan Las Dissimilar AA5083- AA6061-T6 Antara TIG dan FSW

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kolbi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Program Studi S-1 Teknik Mesin Fakultas Teknik, Yogyakarta 55183, Indonesia

PENGARUH PENGUNAAN PIN TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALMUNIUM (Al)

PENGARUH KECEPATAN PUTAR TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN ALLUMUNIUM 1XXX DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

TUGAS AKHIR MN

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

PENGARUH KECEPATAN PUTARANDAN DWELL TIME FLAT TOOL TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK SAMBUNGAN FSSW AA5083DANGALVANIZED STEEL

I. PENDAHULUAN. terjadinya oksidasi lebih lanjut (Amanto & Daryanto, 2006). Selain sifatnya

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

BAB I PENDAHULUAN. cukup berat. Peningkatan akan kualitas dan kuantitas serta persaingan

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )

PENGARUH KECEPATAN PUTAR TOOL TERHADAP KEKUATAN MEKANIK SAMBUNGAN LAS ALUMUNIUM 1XXX KETEBALAN 2 MM DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING

PENGARUH PROFIL PIN DAN JARAK PREHEATING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN MATERIAL AA5052-H32 FRICTION STIR WELDING JUDUL

Kajian Struktur Mikro Sambungan Las TIG Al-13,5Si

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dengan pesat. Ditemukannya metode-metode baru untuk mengatasi

SNTMUT ISBN:

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Final Project Draft by Asep Asikin 1 TUGAS SARJANA

ANALISA KETANGGUHAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA DAERAH LAS DAN HAZ HASIL PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS ( TIG ) PADA ALUMINIUM ALLOY 6061 SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kekuatan Tarik dan Porositas Hasil Sambungan Las Gesek Aluminium 6061 dengan Berbagai Suhu Aging

Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN :

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG

Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN CU PADA MATRIKS KOMPOSIT ALUMINIUM REMELTING

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

ANALISIS PENGARUH IN SITU COOLING TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN DUA SISI FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5083 PADA KAPAL KATAMARAN

PENGARUH BENTUK PROBE PADA TOOL SHOULDER TERHADAP METALURGI ALUMINIUM SERI 5083 DENGAN PROSES FRICTION STIR WELDING

VARIASI POSISI PENGELASAN DAN GERAKAN ELEKTRODA TERHADAP BAJA VCN 150

PENGARUH WAKTU DAN TEKANAN GESEK TERHADAP KEKUATAN TARIK SAMBUNGAN PADUAN ALUMINIUM DAN BAJA KARBON PADA PENGELASAN GESEK CONTINUOUS DRIVE

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Uji Tarik

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK AISI 304 SEBAGAI MATERIAL FRICTION WELDING

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA PENGARUH PENGELASAN FCAW PADA SAMBUNGAN MATERIAL GRADE A DENGAN MATERIAL GRADE DH 36. Oleh :

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

DYAN YOGI PRASETYO I

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

LAPORAN HASIL PENELITIAN FUNDAMENTAL

ANALISA PENGARUH VARIASI MEDIA QUENCHING DAN PENAMBAHAN SILIKON PADA PADUAN Al-Si REMELTING VELG SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIS SKRIPSI

ANALISA PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PADA PENGELASAN TIG TERHADAP KEKERASAN DAERAH HAZ ALUMUNIUM ALLOY 6063 SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH SUDUT KERJA TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5083 KAPAL KATAMARAN

Pengaruh Parameter Post Weld Heat Treatment terhadap Sifat Mekanik Lasan Dissimilar Metal AISI 1045 dan AISI 304

KARAKTERISASI FISIK MEKANIK PROSES PENGELASAN MATERIAL BLOK MESIN DENGAN LAS OXY-ACETYLENE

PENGARUH FEED RATE TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA FRICTION STIR WELDING ALUMUNIUM

PENGARUH ARUS LISTRIK DAN HOLDING TIME TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN SPOT TIG WELDING MATERIAL TAK SEJENIS ANTARA BAJA DAN PADUAN ALUMINIUM

Transkripsi:

SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN LAS ALUMINIUM 6061 HASIL FRICTION WELDING Hendry Wicaksana S 1, Santoso Mulyadi 2, Ahmad Syuhri 2 1 Alumni Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember, Jl. Kalimantan 37 Jember 68121 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember, Jl. Kalimantan 37 Jember 68121 Email: Santosomulyadi32@yahoo.com ABSTRACT The study of the interface mechanical strength of metal alloy friction welded is essential for increasing of the quality of bonding between two materials. In the present study the material is 6061 aluminium alloy and the variation are friction time and chamfer angle. The purpose is to increase the mechanical strength of aluminium 6061 friction welded by combining friction time parameter and chamfer angle. The friction time variations were 60 and 120 second. Whereas the chamfer angles were 0 o, 30 o, 60 o. The joined aluminium then tensile tested, hardness tested and also observed under microscope. The result of mechanical test shows that the variation 30 o /120 second give the best result wich the Ultimate Tensile Strength as value as 15.86 N/mm 2 and the brinell hardness as value as 92 BHN on Zud areas, 99 BHN on Zpd areas and 91 BHN on Zpl areas. Microstructure observation shows that there were porosity and crack on some testing spesimen. Keyword Chamfer angle, friction time, friction welding, mechanical test, microstructure PENDAHULUAN Aluminium paduan seri 6061 atau Al-Mg-Si adalah logam yang mempunyai sifat mampu las yang baik, kekuatan mekanik yang tinggi, serta tahan korosi. Aluminium seri 6061 banyak digunakan sebagai komponen mesin, alat berat, serta material konstruksi gedung [1]. Namun penyambungan aluminium menggunakan metode las fusi menghasilkan efisiensi sambungan yang rendah [2]. Friction welding adalah proses penyambungan solid state dimana penyambungan terjadi akibat gerakan relatif antara dua benda kerja yang akan disambung [3]. Sambungan terjadi akibat kontak antara benda kerja yang diputar pada rpm tinggi yang digesekkan dengan benda kerja yang diam. Dengan penambahan tekanan axial selama fase gesekan, temperatur permukaan benda kerja akan meningkat hingga mencapai temperatur plastis. Setelah temperatur plastis tercapai maka putaran dihentikan dan tekanan axial ditambahkan pada benda kerja. Kombinasi antara tekanan dan temperatur tempa akan membuat benda kerja tersambung [4]. Dengan metode friction welding ini kita dapat melakukan penyambungan dalam waktu yang singkat dengan sedikit energi [5]. Dari penelitian friction welding yang sudah dilakukan sebelumnya, [6] peneliti menggunakan sudut chamfer pada satu sisi spesimen aluminium paduan (Al-Mg-Si) yang disambung dengan metal matriks komposit (Al-SiC). Hasilnya kekuatan tarik dari spesimen yang disambung dengan penambahan sudut chamfer memiliki kekuatan yang lebih tinggi dari pada spesimen yang disambung tanpa penambahan sudut chamfer. Terdapat juga penelitian lain yang meneliti tentang kekuatan tarik sambungan friction welding Aluminium A6061 dengan variasi sudut chamfer pada dua sisi spesimen [7]. Dengan luas kontak permukaan yang berbeda kekuatan tarik maksimal dihasilkan dari spesimen dengan variasi sudut kontak 30 o. Penelitian dengan variasi waktu gesek telah dilakukan oleh peneliti terdahulu [1]. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kekuatan dari sambungan las aluminium 6061 dengan mengkombinasikan parameter waktu gesek dan sudut chamfer. METODOLOGI PENELITIAN Material yang digunakan pada penelitian ini adalah silinder pejal aluminium paduan seri 6061 dengan komposisi kimia ditunjukkan pada Tabel 1. Pembuatan spesimen dikerjakan dengan menggunakan mesin konvensional, dengan ukuran seperti pada Gambar 1. Mesin yang digunakan pada penelitian ini adalah mesin bubut aciera dengan memodifikasi chuck pada kepala lepas yang berfungsi sebagai penahan sekaligus sebagai pengukur tekanan ketika kedua benda kerja digesek dan diberikan tekanan. Parameter penelitian ini disajikan pada Tabel 2. Untuk pengujian tarik menggunakan standar ASTM E8. Sementara untuk pengujian kekerasan Brinell menggunakan standar ASTM E10 dengan alat uji universal hardness tester. Dilakukan tiga kali pengulangan untuk setiap variasi pengelasan pada pengujian tarik dan kekerasan. Pengamatan mikro dilakukan untuk mengamati struktur mikro yang terbentuk pada bagian sekitar sambungan yang terbentuk dengan menggnakan Mikroskop Olympus U-MSSP4 pada perbesaran 100X. Data hasil pengujian mekanik yang didapat dari alat uji diolah dengan 40

menggunakan software Microsoft Excel, kemudian untuk mempermudah dalam menganalisa maka data juga ditampilkan dalam bentuk grafik. Tabel 1. Komposisi kimia Al 6061 Tabel 2. Parameter percobaan Friction welding tarik maksimal spesimen dengan variasi parameter waktu gesek 120 detik lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata kekuatan tarik maksimal spesimen dengan variasi parameter waktu gesek 60 detik. Untuk variasi sudut chamfer nilai kekuatan tarik maksimal tertinggi dihasilkan dari spesimen dengan sudut chamfer 30 o, kemudian sudut chamfer 0 o, dan spesimen dengan sudut chamfer 60 o menghasilkan rata-rata kekuatan tarik terendah. Tabel 4. Hasil pengujian kekerasan Gambar spesimen (a) Gambar spesimen (b) Gambar spesimen (c) Gambar 1(a) Spesimen tanpa sudut chamfer, (b) Spesimen dengan sudut chamfer 30 o, (c) Spesimen dengan sudut chamfer 60 o Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata kekerasan spesimen dengan variasi parameter waktu gesek 120 detik lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata kekerasan spesimen dengan variasi parameter waktu gesek 60 detik. Untuk variasi sudut chamfer nilai kekerasan tertinggi dihasilkan dari spesimen dengan sudut chamfer 30 o, kemudian sudut chamfer 0 o, dan spesimen dengan sudut chamfer 60 o menghasilkan rata-rata kekerasan terendah. Daerah pengelasan yang memiliki kekerasan rata-rata tertinggi adalah daerah Zpd, kemudian daerah Zud dan rata-rata kekerasan terendah berada di daerah Zpl. PEMBAHASAN PENGAMATAN VISUAL HASIL PENELITIAN Tabel 3. Hasil pengujian tarik Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil pengujian tarik untuk variasi parameter waktu gesek 60 detik mempunyai karakteristik yang sama dengan variasi parameter waktu gesek 120 detik. Rata-rata kekuatan Gambar 2. Tampilan melintang dari hasil sambungan Friction welding Hasil sambungan dari Friction welding ditampilkan pada Gambar 2. Dari pemeriksaan hasil penyambungan secara visual dapat diketahui bahwa hasilnya simetris. Dua buah benda kerja yang telah tersambung kaku seperti disambung dengan menggunakan metode pengelasan fusi. Gambar 2 menunjukkan bahwa pada daerah lasan terbentuk upset. Upset adalah bagian logam yang mengalami deformasi plastis akibat terjadinya temperatur yang tinggi dari gesekan antar permukaan dan tekanan yang diberikan. Gambar 2 mengindakisan bahwa upset terbentuk dengan bagus karena kedua permukaan spesimen mampu mengalir keluar. Besar kecilnya upset yang terbentuk juga

dapat mengindikasikan kondisi pengelasan dan hal ini juga berpengaruh pada kualitas sambungan. Selain itu makin besar upset yang terbentuk maka panjang sampel uji juga akan berkurang [2]. PENGUJIAN TARIK base metal mencapai 32.61 Kgf/mm 2 sementara nilai UTS hasil pengelasan dengan metode friction welding menghasilkan kekuatan sebesar 15.8 Kgf/mm 2. Penurunan kekuatan tarik spesimen hasil penyambungan ini diakibatkan oleh panas yang terjadi di daerah sambungan las pada saat proses pengelasan. Semakin tinggi panas yang dikenakan pada material aluminium 6061 maka kekuatan tariknya akan menurun [8]. Gambar 4 dan 5 menunjukkan karakteristik patahan spesimen uji tarik. PENGUJIAN KEKERASAN Pengujian kekerasan dilakukan pada tiga daerah pengelasan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6. Sementara hasil pengujiannya ditunjukkan pada Tabel 3 dan Gambar 7. Gambar 3. Grafik rata-rata UTS Gambar 3 menunjukkan hasil pengujian tarik hasil sambungan friction welding. Spesimen yang menghasilkan kekuatan tarik maksimal (UTS) tertinggi adalah spesimen dengan variasi 30 o /120 detik dengan nilai kekutan tarik maksimal sebesar 15.86 N/mm 2. Gambar 6. Ilustrasi daerah pengujian kekerasan Gambar 4. Bentuk patahan spesimen hasil uji tarik Gambar 7. Grafik hasil pengujian kekerasan Gambar 5. Bentuk permukaan patahan hasil uji tarik Spesimen yang tidak memiliki sudut chamfer, material plastis yang terjauh dari titik pusat akan terdorong keluar dan mengurangi luasan daerah lasannya. Peningkatan kekuatan tarik pada spesimen dengan sudut chamfer 30 o diakibatkan karena material plastis hasil dari fase gesekan tidak seluruhnya terdorong keluar melainkan mengisi sudut chamfer sehingga akan meningkatkan daerah lasannya. Sementara pada sudut chamfer 60 o terjadi penurunan kekuatan. Sudut chamfer yang semakin besar membuat material plastis semakin banyak terdorong ke belakang daerah pengelasan, sehingga daerah lasan yang terbentuk juga semakin sempit. Efisiensi kekuatan tarik maksimal tertinggi (UTS) yang didapatkan dari hasil pengelasan dengan metode friction welding ini mencapai 48% dibandingkan dengan nilai kekuatan tarik maksimal (UTS) dari base metal. Nilai UTS dari Gambar 7 menunjukkan rata-rata kekerasan spesimen. Secara keseluruhan hasil pengujian kekerasan tertinggi terdapat pada variasi parameter pengelasan 30 o /120 detik. Sementara hasil pengujian kekerasan terendah terdapat pada variasi pengelasan 60 o /60 detik. Hasil pengujian kekerasan menunjukkan bahwa penggunaan sudut chamfer yang tepat dan waktu gesek yang semakin lama akan menghasilkan nilai kekerasan yang optimal. Hal ini dapat terjadi karena heat input yang terjadi selama proses pengelasan akan mempengaruhi struktur metalurgi AA 6061 terutama di daerah Zpd. Struktur mikro pada daerah Zpd akan mengalami penghalusan butir (grain growth), dimana butir akan semakin rapat dan jumlah batas butir meningkat, secara tidak langsung mengakibatkan butir-butirnya jadi lebih halus dibandingkan dengan butir pada AA 6061 sebelum dilakukan proses pengelasan. Peningkatan nilai kekerasan pada daerah sekitar sambungan las disebabkan karena mikrostruktur yang terbentuk lebih kecil daripada mikrostruktur base metal. Semakin kecil ukuran butir berarti semakin banyak jumlah butir. Jumlah butir yang semakin banyak mengakibatkan area

batas butir semakin luas sehingga semakin banyak terjadi mekanisme pile up atau penumpukan dislokasi pada batas butir akibatnya material menjadi semakin keras. Semakin banyak batas butir maka pergerakan dislokasi akan semakin sulit atau terhambat [4]. PENGAMATAN MIKRO Mikrostruktur dari setiap daerah pengelasan diamati menggunakan mikroskop optik dengan perbesaran 100 X. Pengamatan mikro ini dilakukan pada daerah sambungan las dan daerah sekitarnya. Hasil foto mikro masing-masing hasil pengelasan dari setiap variasi ditampilkan pada Gambar 8. Dari hasil foto mikro terlihat daerah gelap disekitar daerah sambungan lasannya. Daerah gelap tersebut merupakan bagian dari spesimen yang mengalami deformasi. Pada Gambar 8a terlihat adanya porositas pada daerah lasan. Hal ini disebabkan karena gas hidrogen tidak dapat terdorong keluar pada saat pengelasan terjadi. Pada saat temperatur pengelasan tinggi, gas hidrogen yang berasal dari sekeliling akan mudah larut ke dalam logam pada derah lasan. Apabila logam pada daerah lasan ini membeku, gas hidrogen yang terlarut akan terjebak di dalam daerah lasan sehingga menyebabkan timbulnya porositas. Gambar 8. Foto mikro sambungan spesimen (a) 0 o /60 detik, (b) 30 o /60 detik, (c) 60 o /60 detik, (d) 0 o /120 detik, (e ) 30 o /120 detik, (f) 60 o /120 detik Gambar 8 menunjukkan terdapat material yang mengalami crack (retak). Crack dapat terjadi karena pemanasan awal yang kurang atau laju pendinginan yang cepat. Paduan aluminium seri 6061 akan menghasilkan senyawa karbida Mg 2 Si. Mg 2 Si adalah senyawa yang tidak dapat larut dan tampak sebagai partikel hitam yang terdispersi merata pada matrik aluminium yang berwarna putih. Dari hasil foto mikro dapat diketahui bahwa senyawa partikel Mg 2 Si banyak tersebar pada daerah HAZ dan daerah base metal. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Waktu gesek dan sudut chamfer berpengaruh terhadap kekuatan tarik hasil sambungan las gesek pada Aluminium 6061. Hasil pengujian tarik tertinggi diperoleh dari variasi 30 o /120 detik dengan nilai sebesar 15.86 Kgf/mm 2. Sementara hasil pengujian tarik terendah diperoleh dari variasi 60 o /60 detik sebesar 5.16 Kgf/mm 2. 2. Waktu gesek dan sudut chamfer berpengaruh terhadap kekerasan hasil sambungan las gesek pada Aluminium 6061. Hasil pengujian kekerasan tertinggi diperoleh dari variasi 30 o /120 detik dengan nilai masing-masing Zud 92 BHN, Zpd 99 BHN dan Zpl 91 BHN. Sementara hasil pengujian kekerasan terendah diperoleh dari variasi 60 o /60 detik sebesar dengan nilai masing-masing Zud 79 BHN, Zpd 80 BHN dan Zpl 74 BHN. 3. Pada struktur mikro hasil sambungan las gesek pada Aluminium 6061 untuk variasi waktu gesek 60 detik menunjukkan adanya crack. Hal ini menandakan bahwa pemanasan untuk waktu gesek 60 detik masih kurang. 4. Secara keseluruhan sifat mekanis yang paling baik dari hasil penelitian pengelasan Aluminium 6061 dengan metode Friction welding terjadi pada variasi 30 o /120 detik. SARAN Saran yang dapat diajukan agar percobaan berikutnya dapat lebih baik dan dapat menyempurnakan percobaan yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Perlu adanya pengembangan penelitian lanjutan untuk metode lain dari aspek thermodinamika, manufaktur, desain dan material. 2. Perlu dilakukan pengujian lain seperti pengamatan SEM/TEM, uji impact, uji bending, uji XRD dan lain-lain. 3. Disarankan menggunakan mesin kerja dan alat bantu dengan kemampuan yang lebih tinggi agar mampu mencapai hasil yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA [1] Darsin, M., Sutjahjono, H., Hadi A. 2013. Mechanical Properties and Micro Structure of Aluminum Alloys [Al-Mg-Si] as Results of Variation Time in Friction welding. International Symposium on Mechanical and Maritime Engineering 2013. [2] Kato H, K dan Tokisue, H. 1994. Properties of 6061 aluminium alloy friction welded joints. Welding International1994 8(11)863-8 [3] Uday, M. B., et. al. 2011. Effect of welding speed on mechanical strength of friction welded joint of YSZ alumina composite and 6061 aluminum alloy.

Materials Science and Engineering A528 (2011) 4753 4760. [4] Ahmad Fauzi, M. N., et. al. 2009. Microstructure and mechanical properties of alumina-6061 aluminum alloy joined by Friction welding. Materials and Design 31 (2010) 670 676. [5] Isshiki, Y., et. al. 2007. Numerical analysis of transient temperatur characteristic of Friction welding in 6061 aluminium alloy. Welding International Vol. 22, No. 10, October 2008, 693 700. [6] Lin, C.B., et. al., 1999. The Effect of Joint Design and Volume Fraction on Friction welding Properties of A360/SiC Composites. Welding Journal 78(3), (1999), 100-108. [7] Irawan, Y.S., Wirohardjo, M., Syamsul M, M. 2012. Tensile Strength of Weld Joint Produced by Spinning Friction welding of Round Aluminum A6061 with Various Chamfer Angles. Advanced Materials Research Vol. 576 (2012) pp 761-765 [8] Maisonnette, D., et. al. 2010. Effects of heat treatments on the microstructure and mechanical properties of 6061 aluminium alloy. Materials Science and Engineering Axxx (2010) xxx xxx.